BAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan bangsa.

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

BAB V PENUTUP A. Simpulan

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER. Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriani Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. keseharian. Batas-batas teritorial sebuah negara seakan-akan tidak ada lagi. Setiap

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

ARTIKEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULRAL MELALUI MODUL DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI SUPLEMEN PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Pertama, penelitian Nuhraini Palipung (2016) dengan judul Implementasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kompetensi membaca adalah kemampuan memahami gagasan yang

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong adanya perubahan sosial. Taraf kehidupan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dikemukakan

PLURALISASI PEMBELAJARAN MOTIF BATIK NUSANTARA. Oleh: Ismadi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi di era globalisasi menghilangkan jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini menjadikan batas antar Negara tidak terlalu berarti dengan adanya teknologi komunikasi seperti internet. Dengan begitu, dunia yang luas ini dapat disebut kampung global dimana kebudayaan, bahasa, dan perbedaan lainnya bercampur baur menjadi satu, saling memasuki budaya lain melalui perkembangan teknologi. Indonesia merupakan Negara yang majemuk, yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya, dan agama (kemajemukan horizontal) namun juga perbedaan vertikal, seperti pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan tingkat sosial budaya (Mahfud, 2009: 184). Kemajemukan Indonesia yang telah ada dan arus globalisasi tersebut menjadikan Indonesia semakin kaya akan perbedaan, namun juga rawan konflik. Konflik yang ada baik vertikal maupun horizontal lama kelamaan dapat menimbulkan perpecahan dan berbahaya bagi keutuhan suatu bangsa. Dengan keadaan seperti itulah gagasan yang menghargai dan menerima keberagaman baik vertikal maupun horizontal di dalam masyarakat tersebut muncul. Paham yang menganggap perbedaan sebagai kekayaan yang menyatukan bangsa tersebut selanjutnya dikenal dengan paham multikulturalisme. Paham multikulturalisme lahir dalam tuntutan dari budaya-budaya yang beragam untuk mempertahankan eksistensinya dalam arus globalisasi ini (Tilaar,

2 2004: 73). Paham ini sesuai dengan kebutuhan pendidikan, dimana pendidikan dituntut untuk dapat mengakomodasi kemajemukan bangsa Indonesia beserta arus globalisme yang terus bekembang. Pendidikan multikultural meredefinisi orang terpelajar sebagai orang yang mengakui kebudayaannya sendiri dari beragam budaya yang ada, menggunakan pengetahuannya tentang masyarakat dan kebudayaan lain untuk memahami dirinya yang lebih baik, belajar menilai prespektif kultural yang plural dan mengintegrasikan pada prespektifnya sendiri; mentoleransi, memahami, menghargai, mengapresiasi, kebudayaan sendiri dan orang lain (Baidhawy, 2005: 8). Adapun fungsi pendidikan multikultural adalah sebagai pemecah konflik dan menghindarkan siswa agar tidak tercabut dari akar budayanya (Mahfud, 2009: 215). Pendidikan Agama Islam yang merupakan alat yang difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai pribadi dan sosial untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat (Suryana dan Rusdiana, 2015: 320). Keselarasan tujuan untuk membentuk pribadi bertoleransi dan berbudi pekerti luhur tersebut menjadikan Pendidikan Agama Islam perlu diadaptasikan dengan pendidikan multikultural. Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural memiliki nilai-nilai unggul yang menjadi ciri khas dalam penerapannya, yaitu nilai andragogi, nilai perdamaian, nilai inklusivisme, nilai kearifan, nilai toleransi, nilai humanisme, dan nilai kebebasan (Suryana dan Rusdiana, 2015: 323-325). Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural merupakan proses transformasi dan internalisasi perbedaan sebagai sunnah Allah yang harus diterima dengan arif dan bijaksana di dalam kehidupan yang beragam untuk mewujudkan

3 kehidupan yang berkeadilan (Suryana dan Rusdiana, 2015: 325). Dalam Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural, inklusifitas diartikan sebagai sebuah nilai dan pandangan terhadap pluralitas yang ada, bahwa pluralitas agama, keyakinan dan pedoman hidup manusia adalah fakta sosial yang tidak dapat dipungkiri, dan harus dihormati (Suryana dan Rusdiana, 2015: 324). Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan inklusi merupakan usaha-usaha dalam menyatukan anak-anak yang memiliki hambatan dengan cara yang realistis dan komperhensif dalam kehidupan pendidikan yang menyeluruh (Smith, 2015: 45). Penjelasan mengenai inklusifitas dalam PAI berwawasan multikultural dan pendidikan inklusi tersebut bermaksud mengkaitkan bahwa antara PAI berwawasan multikultural dengan pendidikan inklusi akan bisa berkesinambungan dalam mendukung pengakuan dan penghormatan atas keberagaman yang ada. Pendidikan Agama Islam konvensional dinilai kurang bisa mengakomodasi kebutuhan siswa yang beragam. Pendidikan Agama Islam yang merupakan usaha sadar dalam membimbing, mengajar yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam secara berencana dan sadar yang bertujuan menumbuh kembangkan akidah peseta didik sehingga dapat menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah SWT dan membentuk manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia (Suryana dan Rusdiana, 2015: 321) pada prakteknya lebih terfokus pada pengetahuan (kognisi) saja. Sedangkan pada ranah afeksi kurang dilakukan eksplorasi, yang mengakibatkan tujuan tersebut sulit tercapai. Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural memberikan solusi terhadap problematika pendidikan di Indonesia saat ini. Berbeda dengan

4 Pendidikan Agama Islam konvensional, Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural memiliki strategi tersendiri untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Strategi tersebut merupakan pendekatan umum mengajar yang berlaku pada tiap kegiatan pembelajaran dan digunakan untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Eggen dan Kauchak, 2012: 6). Melalui pembelajaran, pendidikan agama berusaha membuat peserta didik merasa sebagai pengamat dan yang diamati. Pendidikan agama berwawasan multikultural berbeda dengan pendidikan agama pada kurikulum normal. Pembelajaran lebih terfokus pada pengkayaan pengalaman keagamaan siswa yang unik dan berbeda pada setiap individu. Proses kreatif tersebut akan menghadirkan kesadaran personal siswa yang akan mendorong siswa mencari pengetahuan dan ajaran agama, memperkaya pengetahuan tersebut, dan mentaati ajaran Allah SWT dengan kebahagiaan dan penuh kesadaran (Mahfud, 2009: 273). Namun, sedikitnya sekolah yang menerapkan pendidikan multikultural menjadikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural jarang diterapkan. Langkanya penelitian tentang penerapan pendidikan multikultural di Indonesia, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam juga menjadikan penerapan Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural terasa asing untuk masyarakat umum, bahkan untuk guru agama Islam sendiri. Hal ini berbanding terbalik dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia saat ini, dimana prespektif seperti multikulturalisme dan inklusivisme dibutuhkan untuk memberikan suasana baru dan mengakomodasi kebutuhan pendidikan dalam kehidupan sosial dan budaya yang selalu berubah.

5 Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas mengenai pembelajaran Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural dengan fokus pada strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan menggambarkan (to describe), memahami (to understand), dan menjelaskan (to explain) strategi pembelajaran pendidikan agama Islam berwawasan multikultural di sekolah inklusi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta. Lokasi penelitian tersebut dipilih karena ketertarikan peneliti terhadap SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta yang menerapkan pendidikan multikultural dan menyediakan pembelajaran inklusi untuk seluruh peserta didiknya, termasuk menggunakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural. Pelaksanaan penelitian ini juga dilatarbelakangi oleh jarangnya terdapat karya ilmiah yang membahas tentang implementasi pendidikan agama Islam berwawasan multikultural pada sekolah inklusi di Indonesia. Triangulasi data digunakan dalam penelitian ini guna menjadikan fenomena yang diteliti mudah dipahami, sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi dari berbagai sudut pandang (Arifin, 2012: 164). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian pengetahuan mengenai praktik pembelajaran agama Islam berwawasan multikultural di sekolah inklusi, terutama pada strategi pembelajaran yang digunakan guru. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai tambahan reverensi dalam memperbaiki praktik pendidikan multikultural di Indonesia, khususnya dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural, sehingga cita-cita untuk

6 membuat pendidikan Indonesia yang lebih baik dan sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia dapat tercapai. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan guru PAI dalam mengimplementasikan Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural di sekolah inklusi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta? 2. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam mengimplementasikan Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural di sekolah inklusi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta? 3. Apa sajakah solusi yang digunakan oleh guru PAI untuk mengatasi hambatan yang diperoleh dalam pengimplementasian strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural di sekolah inklusi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis strategi pembelajaran yang digunakan guru PAI dalam mengimplementasikan Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural di sekolah inklusi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta. 2. Untuk menguraikan faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam mengimplementasikan Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural di sekolah inklusi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta.

7 3. Mengetahui solusi yang digunakan guru PAI untuk mengatasi hambatan yang diperoleh dalam pengimplementasian strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural di sekolah inklusi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini berguna untuk menambah kajian ilmu dalam bidang pendidikan, khususnya tentang penerapan Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural di sekolah inklusi. a. Bagi pembuat Kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah kajian keilmuan khususnya dalam penerapan pendidikan multikultural di sekolah inklusi. b. Bagi sekolah, sebagai bahan kajian dalam menyusun kurikulum bermuatan pendidikan multikultural khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. c. Bagi peneliti, sebagai rujukan teori dalam pengembangan penelitian serupa dimasa mendatang. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara lain: a. Sebagai masukan untuk Kepala Sekolah SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta dalam melakukan evaluasi kebijakan sekolah yang telah diterapkan.

8 b. Sebagai sarana pemberi masukan guru PAI untuk perbaikan strategi pembelajaran PAI di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif, efisien, dan lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. c. Sebagai wahana siswa dalam menyampaikan aspirasi mengenai pembelajaran PAI di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta. E. Sistematika Pembahasan Dalam penelitian ini, sistematika pembahasan terdiri dari lima bagian. Bagian ini memuat alur penelitian skripsi yang disertai logika dan argumentasi yang saling terkait antara satu bagian ke bagian yang lain. Bab pertama adalah pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab kedua merupakan bagian tinjauan pustaka dan teori. Bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan tema penelitian, yaitu Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural di Sekolah Inklusi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta. Bab ketiga berisi metode penelitian yang memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta alasannya, jenis penelitian, desain, lokasi dan subjek, metode pengumpulan data, definisi konsep dan variabel, dan analisis data yang digunakan.

9 Bab keempat berisi hasil dan pembahasan penelitian, yang dibagi menjadi hasil penelitian dan pembahasan. Bahasan pada hasil penelitian, diklasifikasikan sesuai dengan pendekatan, sifat penelitian, rumusan masalah atau fokus penelitiannya. Bab kelima merupakan penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi atau saran. Kesimpulan berisi ringkasan seluruh penemuan penelitian yang berkaitan dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh dari hasil analisis dan interprestasi data pada bab-bab sebelumnya. Saran dirumuskan berdasar hasil penelitian yang berisi langkah yang perlu diambil oleh pihak-pihak terkait dengan penelitian ini.