BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang terbagi. Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kep.Seribu (Riskesdas 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi kalsium..., Endang Mulyani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM)

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran asupan...,rindu Rachmiaty, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko tinggi, salah satunya adalah kelompok remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan masukan dan pengeluaran asupan zat gizi. Asupan. ketiga zat gizi tersebut merupakan zat gizi makro yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan osteoporosis di kehidupan selanjutnya (Greer et al,2006)

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) ( ) adalah. mewujudkan bangsa yang berdaya saing, melalui pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masalah pangan dan gizi menjadi permasalahan serius di

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

KEPADATAN TULANG, AKTIVITAS FISIK & KONSUMSI MAKANAN BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6 12 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa anak dan remaja adalah masa dimana manusia. mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik secara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, tetapi juga perkembangan kecerdasaanya. (Kurniasih,dkk, 2010). Namun, anak usia di bawah lima tahun (balita)

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB V HASIL PENELITAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

2 hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta (Almatsier, 2002, p.153) Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program penangg

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi pola konsumsi gizi dan aktivitas fisik

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola diet di negara maju dan berkembang (The State of Food and

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. diri untuk memulai tahap pematangan kehidupan kelaminnya.saat inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan. Terdapat sebanyak 3-5 gram besi dalam tubuh manusia dewasa

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pada sekelompok masyarakat disuatu tempat. Hal ini berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Orang Dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang terbagi menjadi 6 kabupaten/kota yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kep.Seribu (Riskesdas 2010). Berdasarkan Laporan Provinsi DKI Jakarta tahun 2009, wilayah DKI Jakarta memiliki kepadatan penduduk terbesar adalah Jakarta Pusat sebesar 18.745 jiwa/km 2 dan wilayah terjarang selain Kep. Seribu adalah Jakarta Utara sebesar 10.035 jiwa/km 2. Berdasarkan teori yang ada bahwa semakin jarang penduduk dalam satu wilayah maka semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Pada dasarnya proses tumbuh kembang anak dapat dibagi atas beberapa periode yaitu masa janin/pra lahir, masa bayi, prasekolah, masa sekolah dasar dan masa remaja (Sayogo, 2006). Masa remaja merupakan periode yang menjembatani kehidupan anak-anak dan dewasa, berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun (Arisman, 2004). Berdasarkan BPS tahun 2009 sebesar 16.24% penduduk DKI Jakarta merupakan usia remaja. Pada tahap ini perubahan berlangsung sangat cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial. Khususnya pada remaja putri yang akan mengalami pematangan seksual lebih dulu dibandingkan lakilaki.

2 Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium merupakan mineral yang banyak terdapat didalam tubuh yaitu 99% berada di dalam jaringan keras (tulang dan gigi) (Almatsier, 2001). Pada masa remaja penyerapan kalsium dari makanan mencapai 75%. Lalu menurun hingga 20-40% begitu menginjak dewasa. Periode pembentukkan tulang optimal pada usia 9-18 tahun dengan anjuran asupan kalsium sebesar 1000 mg/hari berdasarkan AKG 2004. Oleh Karena itu, sangat penting untuk mengoptimalkan konsumsi kalsium pada masa remaja (Mulyani, 2009). Laporan USDA, hampir 9 dari 10 remaja wanita dan 7 dari 10 pria di Amerika Serikat tidak cukup mengkonsumsi kalsium. Hasil penelitian yang dilakukan di 13 SMU di kota Bandung tahun 2004 menunjukkan rata-rata asupan kalsium remaja kurang dari angka kecukupan gizi (AKG) yaitu hanya 55.9% AKG atau sebesar 559.05 mg/hr dan sebanyak 76.2% remaja mengkonsumsi kalsium kurang dari 75% AKG (Universa Medicine). Asupan yang tidak mencukupi pada remaja dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan menundanya pematangan seksual. Pengaruh budaya, status ekonomi, personal preference, media, gaya hidup merupakan faktor yang mempengaruhi pola makan remaja. Semakin baik sosial ekonomi seseorang maka ketersediaan pangan terhadap jenis dan kualitas

3 makanan dirumah akan semakin beragam. Pengetahuan juga dapat mempengaruhi konsumsi kalsium pada remaja. Semakin banyak informasi yang diperolah maka jenis makanan yang dipilih semakin tepat. Peningkatan kebutuhan terjadi pada masa pertumbuhan, kehamilan, menyusui. Defisiensi kalsium dan tingkat aktivitas fisik yang dapat meningkatkan densitas tulang sehingga membantu absorpsi kalsium dalam tubuh yaitu semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh maka semakin efisien absorpsi kalsium (Almatsier, 2001). Berdasarkan penelitian Croll tahun 2006 menyatakan meningkatnya aktivitas olahraga seperti atlet yang tidak didukung dengan asupan kalsium yang adekuat dapat menyebabkan meningkatnya risiko rendahnya massa tulang dan patah tulang. Media merupakan sumber informasi utama yang palig mudah untuk diterima oleh masyarakat di segala kalangan dan usia. Media yang dapat digunakan yaitu media cetak, media elektronik maupun media papan atau billboard. Berdasarkan lokasi sekolah tersebut menunjukkan bahwa lokasi sekolah ini sangat berdekatan dengan tempat perbelajaan yang menyediakan berbagai jenis makanan yang cepat saji serta banyaknya billboard yang terpasang untuk mempromosikan berbagai jenis produk mereka, sehingga secara tidak langsung para peserta didik yang secara rutin melewati dan melihat tempat tersebut akan mempengaruhi pola pikir mereka tentang produk yang dipromosikan melalui billboard tersebut.

4 Setelah mempelajari hal tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui asupan kalsium berdasarkan pola konsumsi, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, aktivitas olahraga dan tingkat pendidikan serta status pekerjaan orang tua pada remaja di SMA Negeri 80 Jakarta Utara. B. Identifikasi Masalah Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola konsumsi, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, aktivitas olahraga, tingkat pendidikan orang tua, dan status pekerjaan orang tua. Sedangkan variabel dependennya adalah asupan kalsium remaja. Asupan kalsium yang rendah akan menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal. Remaja perempuan jauh lebih berisiko kekurangan kalsium dibandingkan remaja laki-laki. Pengetahuan yang tidak cukup dapat menyebabkan kekeliruan dalam pemilihan jenis bahan makanan. Meningkatnya aktivitas olahraga meningkat pula kebutuhan zat gizi remaja. Rendahnya pendidikan orang tua dan status pekerjaan orang tua akan mempengarui ketersedian jenis bahan makan selama dilingkungan keluarga. Sehingga pengaruh masa kini akan sangat menentukan perilaku makan selanjutnya. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, waktu, biaya, peralatan dan tenaga maka peneliti membatasi masalah pada variabel yang diteliti, yaitu hanya menilai asupan kalsium berdasarkan pola

5 konsumsi, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, aktivitas olahraga dan tingkat pendidikan serta status pekerjaan orang tua pada remaja D. Perumusan Masalah Bagaimana penilaian asupan kalsium berdasarkan pola konsumsi, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, aktivitas olahraga dan tingkat pendidikan serta status pekerjaan orang tua pada remaja di SMA Negeri 80 Jakarta Utara? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Memperoleh penilaian asupan kalsium berdasarkan pola konsumsi, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, aktivitas olahraga dan tingkat pendidikan serta status pekerjaan orang tua pada remaja di SMA Negeri 80 Jakarta Utara. 2. Tujuan Khusus a. Menilai asupan kalsium remaja dan pola konsumsi bahan makanan sumber kalsium, mengidentifikasi jenis kelamin, tingkat pengetahuan tentang kalsium, aktivitas olahraga remaja, serta tingkat pendidikan dan status pekerjaan orang tua. b. Menganalisis perbedaan asupan kalsium remaja berdasarkan pola konsumsi.

6 c. Menganalisis perbedaan asupan kalsium remaja berdasarkan jenis kelamin. d. Menganalisis hubungan asupan kalsium remaja dengan tingkat pengetahuan tentang kalsium. e. Menganalisis perbedaan asupan kalsium remaja berdasarkan aktivitas olahraga. f. Menganalisis perbedaan asupan kalsium remaja berdasarkan tingkat pendidikan ayah. g. Menganalisis perbedaan asupan kalsium remaja berdasarkan tingkat pendidikan ibu h. Menganalisis perbedaan asupan kalsium remaja berdasarkan status pekerjaan ayah. i. Menganalisis perbedaan asupan kalsium remaja berdasarkan status pekerjaan ibu. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Secara akademis, manfaat penelitian ini yaitu untuk memperkaya khasanah ilmu gizi khususnya dan ilmu kesehatan masyarakat pada umumnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi dan masukan yang berharga dalam menetapkan peraturan/kebijakan di

7 sekolah dan kantin sekolah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konsumsi kalsium pada remaja. b. Bagi Peneliti Agar peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama di bangku kuliah serta dapat memperoleh pengalaman di bidang penelitian. c. Bagi Remaja Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemandirian remaja dalam memilih makanan dan minuman kaya kalsium. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan asupan kalsium pada remaja di periode kehidupan selanjutnya.