M. Rasyid Ridha 1), Miko Eka Putri 2) Program Studi Ilmu Keperawatan STIKBA Jambi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT LANJUT USIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA (PASURUAN) KEC. BABAT KAB LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Eka Sucipto Panigoro 2015

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

Kata kunci: lansia, senam pivot, jalan kaki, rentang gerak sendi/ range of motion (ROM), sendi ekstremitas superior.

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI EKSTREMITAS SENDI LUTUT PADA PASIEN POST OPERASI (ORIF) FRAKTUR FEMUR

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

UPAYA MENURUNKAN KELUHAN NYERI SENDI LUTUT PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEJAHTERA

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2006 ). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ROSIANA NUR IMALLAH NIM:

PEMBERIAN INTERVENSI SENAM LANSIA PADA LANSIA DENGAN NYERI LUTUT

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

Kata kunci: lansia, senam lansia, kemampuan fungsional.

PENGARUH LATIHAN ROM (RANGE OF MOTION) TERHADAP INTENSITAS NYERI LUTUT PADA LANSIA YANG MENGALAMI OSTEOARTRITIS SKRIPSI

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH

PENURUNAN KELUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA MELALUI SENAM LANSIA DECREASING JOINT PAIN TO ELDERLY THROUGH ELDERLY EXERCISE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

Jurnal Harapan Bangsa Vol. 1 No. 1, Juli 2013

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

PENGARUH SENAM 10 MENIT TERHADAP SKALA NYERI PADA PENDERITA GOUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JENGGOT KOTA PEKALONGAN

SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN SENAM DENGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI LUTUT LANSIA. Di Kelompok Senam Geriatri As-Sakinah Aisyiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

PENGARUH RUTINITAS SENAM REMATIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA

Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap nyeri sendi pada lansia

BAB I PENDAHULUAN. terutama bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat memperbaiki

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA

Journal of Health Education

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN ASAM URAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA ASAM URAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh: MUDRIKHAH J

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin

MUHAMMAD IBNU ABIDDUNYA NIM : S

SKRIPSI EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT UNTUK MENGURANGI NYERI ARTRITIS RHEUMATOID. Di Desa Singgahan, Kecamatan Pulung, Ponorogo.

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PENGUATAN OTOT QUADRISEP DENGAN OTOT DORSAL DAN PLANTAR FLEKSOR TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia *

Oleh : Diyono 1 Budi Herminto 2 Dessy Hana Pertiwi 3

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS BAWAH PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI M. Rasyid Ridha 1), Miko Eka Putri 2) Program Studi Ilmu Keperawatan STIKBA Jambi E-Mail : putri29iwan@gmal.com ABSTRACT Background :Health problems due to aging occur on various body systems, one of which is on the musculoskeletal system, namely osteoarthritis. Osteoarthritisis a degenerative joint disease that affects the joints, especially joints leverage bodies. Recorded 276 elderly aged> 60 years suffering from osteoarthritis in Puskesmas Koni. Atrophy of the muscle fibers, immobility causes decreased muscle strength. However, the decline in muscle strength can be overcome if the elderly remain active and frequently moving physical exercise. This research aims to determine the effect of active ROM exercises on lower extremity muscle strength in elderly with osteoarthritis. Method : This research was a quantitative research with pra exsperiment "One Group Pre Post Test Design".The population was 276 elderly. The samples selected using purposive sampling technique as much as 15 respondents. This research was carried out on 3 th to 7 th August 2015. The result of research was analysed using are univariate and bivariate by using the dependent T-test. Result : The result showed the effect of active Range Of Motion exercises on the increase in lower extremity muscle strength in elderly with osteoarthritis in Puskesmas Koni Jambi. Bivariate analys is using Paired T-Test was obtained p-value = 0,000 and then p value <0,05. It is recommended for parties involved in order to make the program active ROM exercises, especially for elderly patients with osteoarthritis as a non-pharmacological therapy to maintainant improve muscle strength. Keywords: Active range of motion exercises, Lower extremity muscles trength 1) 2) PENDAHULUAN Jumlah lanjut usiadiseluruh dunia saat ini diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Dampak perubahan epidemiologis, penyakit pada lanjut usia cenderung ke arah penyakit degeneratif (Bell, 2014). Masalah-masalah kesehatan akibat penuaan terjadi pada berbagai sistem tubuh, salah satunya adalah pada sistem muskuloskeletal yaitu penyakit rematik. Jenis penyakit rematik yang paling banyak ditemukan pada golongan usia lanjut di lndonesia adalah Osteoarthritis (Nainggolan, 2009). Osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia. Lebih dari 27 juta penduduk Amerika menderita Osteoarthritis (Helmicketall, 2008 dalam Arundhati dkk, 2013). Prevalensi rematik (Arthritis) di Indonesia mencapai 23,6% sampai 31,3% (Zeng Q Y et all 2008 dalam Nainggolan, 2009). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), prevalensi rematik berdasarkan diagnosis nakes (tenaga kesehatan) di Indonesia 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7%. Penyakit rematik tertinggi terdapat di Bali (19,3%), diikuti Aceh (18,3%), Jawa Barat (17,5%) dan Papua 45

(15,4%). Prevalensi tertinggi pada umur >75 tahun (33% dan 54,8%). Prevalensi yang didiagnosis tenaga kesehatan lebih tinggi pada perempuan (13,4%) dibanding laki-laki (10,3%) demikian juga yang didiagnosis tenaga kesehatan atau gejala pada perempuan (27,5%) lebih tinggi dari laki-laki (21,8%). Di Provinsi Jambi berdasarkan data kunjungan penderita Arthritis di 20 Puskesmas Kota Jambi, jumlah kunjungan penderita Arthritis terbesar terdapat di PuskesmasKoni dengan jumlah 668 kunjungan pada tahun 2012, pada tahun 2013 menurun 21,85% menjadi 522 kunjungan, sedangkan pada tahun 2014 persentase kunjungan kembali meningkat sebesar 20,49% menjadi 629 kunjungan. Penderita Arthritis di PuskesmasKoni, tercatat sejumlah 276 orang berusia >60 tahun menderita Arthritis pada tahun 2014 hingga bulan Februari 2015 dengan ratarata 19,71% penderita perbulan (PuskesmasKoni, 2015). Osteoarthritis adalah penyakit pada persendian dengan rasa nyeri dan kaku pada persendian sebagai tanda dan gejala utamanya. Rasa kaku dan nyeri yang lebih banyak mengenai persendian penopang berat badan seperti sendi panggul dan sendi lutut pada eksremitas bawah. Pada lansia juga terjadi penurunantonus otot dan kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan kelenturan (fleksibilitas), sehingga mengurangi gerakan persendian. (Ulliyadkk, 2007). Seiring penuaan, serat otot akan mengecil dan massa otot akan berkurang. Seiring berkurangnya massa otot, kekuatan otot juga berkurang (National Osteoporosis Foundation, 2006). 10 sampai 15% kekuatan otot dapat hilang setiap minggu jika otot beristirahat sepenuhnya, dan sebanyak 5,5% dapat hilang setiap hari pada kondisi istirahat dan imobilitas sepenuhnya (Stanley dan Beare, 2006). Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Suhendriyo, 2014). Oleh karena itu, diperlukan adanya penatalaksanaan untuk osteoarthritis. Banyak terapi non farmakologi yang dapat dilakukan, salah satunya yaitu fisioterapi, untuk mengurangi nyeri dan mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot. dan aktivitas fisik pada lansia dapat mempertahankan kenormalan pergerakan persendian, tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas. Range of Motion (ROM) merupakan salah satu indikator fisik yang berhubungan dengan fungsi pergerakan. Menurut Kozier (2004), ROM dapat diartikan sebagai pergerakan maksimal yang dimungkinkan pada sebuah persendian tanpa menyebabkan rasa nyeri. Jenis latihan yang dianjurkan bagi lansia adalah latihan isotonik (Pudjiastuti dan Utomo, 2003 dalam Mudrikhah, 2012). isotonik menyebabkan kontraksi otot, perubahan panjang otot dan merangsang aktivitas osteoblastik (aktivitas sel pembentuk otot). ini juga meningkatkan tonus otot, massa dan kekuatan otot serta mempertahankan fleksibilitas sendi, rentang pergerakan dan sirkulasi (Potter & Perry, 2010). ROM merupakan latihan isotonik yang bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot, mencegah memburuknya kapsul sendi, ankiolosis, dan kontraktur sendi (Kozier&Erb, 2009). gerak sendi dengan ROM adalah latihan yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakkan masing- masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. ROM adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan 46

kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan (survei awal) yang peneliti lakukan di PuskesmasKoni pada tanggal 29 & 30 Mei 2015 dengan mewawancarai 5 orang responden, didapatkan hasil bahwa 3 responden telah menderita reumatik (Osteoarthritis) selama >4 tahun, 2 responden >2 tahun. 4 responden mengatakan sering merasakan kaku dan sesekali muncul rasa nyeri pada persendian kakinya. Keempat responden ini mengalami keterbatasan rentang gerak terutama pada persendian ekstremitas bawah. Didapatkan hasil keempat responden tersebut dengan nilai kekuatan otot dibawah normal. Kelima responden tersebut mengatakan belum pernah melakukan latihan ROM aktif dan tidak mengetahui tentang latihan ROM aktif. 1 orang responden mengatakan hanya mengikuti senam Prolanis di PuskesmasKoni yang diadakan tiap 1 minggu sekali, sedangkan 4 responden mengatakan jarang mengikuti senam di Puskesmas karena jarak tempuh yang jauh. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) aktif terhadap kekuatan otot ekstremitas bawah pada lansia dengan osteoarthritis di wilayah kerja PuskesmasKoni Kota Jambi. METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Pre Eksperimen dengan desain penelitian One Group Pre-Post Test Design. Dimana pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan latihan ROM aktif. Berikut desain yang digunakan dapat dilihat pada bagan berikut ini : Bagan 1.1 Desain Penelitian Pretest Treatment Post test Ekstremitas Range Of Motion (ROM) Aktif Ekstremitas Rancangan ini diilustrasikan sebagai berikut: Pola : O 1 X O 2 Keterangan : O 1 : Pretest, sebelum dilakukan latihan ROM aktif X : Intervensi ROM Aktif O 2 :Post test, setelah dilakukan latihan ROM aktif Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia penderita osteoarthritis yang tercatat di PuskesmasKoni Kota Jambi sebanyak 276 orang. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling yang berjumlah 15 responden dimana pengambilan sampel ini mempertimbangkan kriteria inklusi yang ada. Adapun kriteria inklusif dalam penelitian ini adalah: 1). Bersedia menjadi responden. 2). Lansia yang tidak sedang mengalami nyeri osteoarthritis. 3). Lansia penderita osteoarthritis yang berusia 60 tahun. 4). Lansia penderita osteoarthritis yang mengalami kelemahan otot dengan nilai kekuatan otot 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan Range Of Motionaktif terhadap kekuatan otot ekstremitas bawah pada lansia dengan osteoarthritis. Analisa data menggunakan teknik analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji T- Dependen. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja PuskesmasKoni Kota Jambi pada tanggal 03 07 Agustus 2015. 47

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Hasil Penilaian Ekstremitas Kanan Pada Lansia dengan Osteoarthritis Sebelum dan Sesudah dilakukan Range Of Motion (ROM) Aktif No No. Responden Ekstremitas Kanan Selisih Pre Post 1 1. 3 4 1 2 2. 3 4 1 3 3. 2 2 0 4 4. 4 5 1 5 5. 3 4 1 6 6. 4 5 1 7 7. 4 5 1 8 8. 3 3 0 9 9. 3 4 1 10 10. 3 3 0 11 11. 4 5 1 12 12. 3 3 0 13 13. 3 4 1 14 14. 3 4 1 15 15. 4 5 1 Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan nilai kekuatan otot ekstremitas kanan bawah sebelum dan sesudah dilakukan latihan ROM aktif, dari hasil observasi menggunakan Manual Muscle Testing (MMT) 15 responden pada pretest sebanyak 1 responden (6,7%) dengan nilai kekuatan 2 (poor), 9 responden (60%) dengan nilai kekuatan otot 3 (fair) dan sebanyak 5 responden (33,3%) dengan nilai kekuatan otot 4 (good). Sedangkan hasil observasi nilai kekuatan otot setelah dilakukan latihan ROM aktif dapat terlihat pada tabel tersebut, yaitu 11 responden (73,3%) mengalami peningkatan kekuatan otot eksremitas kanan bawah yang cukup baik, dan 4 responden (26,7%) dengan nilai kekuatan otot tetap. b. Hasil Penilaian Ekstremitas Kiri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Range Of Motion (ROM) Aktif Pada Lansia dengan Osteoarthritis di wilayah kerja PuskesmasKoni Kota Jambi No No. Responden Ekstremitas Kiri Selisih Pre Post 1 1. 3 4 1 2 2. 3 4 1 3 3. 3 3 0 4 4. 4 5 1 5 5. 3 4 1 6 6. 4 5 1 7 7. 4 5 1 8 8. 2 2 0 9 9. 3 4 1 10 10. 2 2 0 11 11. 4 5 1 12 12. 3 3 0 13 13. 3 4 1 14 14. 3 4 1 15 15. 4 5 1 Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan hasil observasi nilai kekuatan otot sebelum dan sesudah dilakukan latihan Range Of Motion(ROM) aktif. Dari hasil observasi menggunakan Manual Muscle Testing (MMT) pada 15 responden, saat pretestsebanyak 2 responden (13,3%) dengan nilai kekuatan otot 2 (poor), 8 responden (53,3%) dengan nilai kekuatan otot 3 (fair), dan 5 responden (33,3%) dengan nilai kekuatan otot 4 (good). Sedangkan saat posttestdapat terlihat pada tabel sebanyak 11 responden (73,3%) mengalami peningkatan kekuatan otot eskremitas kiri bawah dan 4 responden (26,7%) dengan nilai kekuatan otot tetap. 2. Analisis Bivariat Analisisbivariat menggunakan uji PairedT-Test, dengan tingkat kemaknaan antar variabel sebesar alpha (α) 0,05. 48

a. Pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) aktif terhadap kekuatan otot ekstremitas bawah pada lansia dengan osteoarthritis di wilayah kerja PuskesmasKoni Kota Jambi Variabel N Mean Eksremit as Kanan Sebelum dilakukan ROM Aktif 15 Eskremit as Kanan Sesudah dilakukan ROM Aktif Eksremit as Kiri Sebelum dilakukan ROM Aktif 15 Eksremit as Kiri Sesudah dilakukan ROM Aktif Std. Deviation Std. ErrorM ean 3.27 0.594 0.153 4.00 0.926 0.239 3.20 0.676 0.175 3.93 1.033 0.267 P- value 0.000 0.000 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai mean kekuatan otot ekstremitas kanan bawah sebelum dilakukan latihan Range Of Motion (ROM) aktif adalah 3.27 dengan standar deviasi 0.594 dan setelah dilakukan latihan Range Of Motion (ROM) aktif nilai meanmenjadi 4.00 dengan standar deviasi 0.926. Sedangkan nilai mean kekuatan otot ekstremitas kiri bawah sebelum dilakukan latihan Range Of Motion (ROM) aktif adalah 3.20 dengan standar deviasi 0.676 dan setelah dilakukan latihan Range Of Motion (ROM) aktif nilai mean menjadi 3.93 dengan standar deviasi 1.033. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value=0,000 artinya p<0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak maka hipotesa penelitian diterima, hal ini berarti ada pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) aktif terhadap peningkatan kekuatan otot ekstremitas bawah pada lansia dengan osteoarthritis di wilayah kerja PuskesmasKoni Kota Jambi. Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui adanya pengaruh latihan ROM aktif terhadap peningkatan kekuatan otot ekstremitas bawah pada lansia dengan osteoarthritis. 11 responden (73,3%) mengalami peningkatan kekuatan otot ekstremitas bawah dan 4 responden (26,7%) tidak mengalami perubahan kekuatan otot. Pada lansia terjadi perubahan-perubahan anatomis khususnya pada sistem muskuloskeletaldiantaranya atrofi serabut otot (serabut otot mengecil) yang menyebabkan pergerakan seseorang menjadi lamban, otot-otot kram dan tremor, tendon mengerut, persendian menjadi kaku, dan sebagainya (Aspiani, 2014). Menurut peneliti usia merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi perubahan nilai kekuatan otot. Bertambahnya usia seseorang akan sangat sulit untuk menghindari perubahan anatomis seperti atrofi serabut otot sehingga kekuatan otot akan membutuhkan waktu latihan yang lama agar terjadi peningkatan. ROM aktif merupakan latihan isotonikyang menyebabkan otot berkontraksi, perubahan panjang otot dan merangsang aktivitas osteoblastik (aktivitas sel pembentuk otot). Sehingga dengan melakukan latihan ini secara benar dan rutin akan dapat meningkatkan tonus otot, massa dan kekuatan otot serta mempertahankan fleksibilitas sendi, rentang pergerakan 49

dan sirkulasi (Kozier&Erb, 2009). Besar peningkatan kekuatan otot dipengaruhi oleh jenis latihan, intensitas latihan,dan usia. Kontraksi isotonik menyebabkan kekuatan otot meningkat pada seluruh lingkup gerak sendi. Pemberian latihan penguatan dengan intensitas ringan sampai sedang sudah dapat meningkatkan kekuatan otot secara bermakna pada usia lanjut. Semakin sering latihan dilakukan maka persentase peningkatan kekuatan otot akan semakin besar. (Wardhanidkk, 2011). Peningkatan kekuatan otot juga dipengaruhi oleh jumlah fibril otot, makin banyak fibril otot yang bekerja maka kekuatan otot semakin besar. Perubahan anatomis pada otot yaitu peningkatan jumlah miofibril, peningkatan ukuran miofibril, peningkatan jumlah total protein kontraktil khususnya kontraktilmiosin, peningkatan kepadatan pembuluh kapiler dan peningkatan kualitas jaringan penghubung, tendon dan ligamen. Selain itu, peningkatan kekuatan otot juga disebabkan perubahan biokimia otot yaitu peningkatan konsentrasi kreatin, peningkatan konsentrasi kreatin fosfat dan ATP dan peningkatan glikogen, serta perubahan sistem saraf sulit diidentifikasi secara akurat. Menurut peneliti, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa latihan ROM aktif sangat bermanfaat bagi lansia terlebih lagi lansia dengan penyakit degeneratif seperti osteoarthritis. Seperti yang dikemukakan Stanley &Beare (2006)dengan pemeliharaan kekuatan otot dan fleksibilitassendi, latihan Range of Motion(ROM) bisa meningkatkandan mempertahankan kekuatan otot dan fleksibilitassendi karena dari 10 sampai 15% kekuatan otot dapathilang setiap minggu jika otot beristirahat sepenuhnya,dan sebanyak 5,5% dapat hilang setiap hari pada kondisi istirahat dan imobilitas sepenuhnya. Penelitian yang dilakukan Safa ah (2013) tentang pengaruh latihan range of motion(rom) terhadap peningkatan kekuatan otot lanjut usia di UPT pelayanan sosial lanjut usia (Pasuruan) Kec. Babat Kab. Lamongan, dengan jumlah sampel 38 responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden 13 (68,4%) dengan kekuatan ototnya tetap pada responden yang tidak diberikan latihan ROM, sedangkan 11 (58%) responden yang mengalami peningkatan kekuatan otot pada responden yang diberikan latihan ROM. Hasil uji mannwhitney diperoleh nilai Asymp. Sig(2-tailed) = 0,042 < 0,05, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh latihan range of motion(rom) terhadap peningkatan kekuatan otot lanjut usia di UPT pelayanan sosial lanjut usia (Pasuruan) Kec. Babat Kab. Lamongan. Selain itu, penelitian Mudrikhah (2012) tentang pengaruh latihan Range Of Motion aktifterhadap peningkatan rentang gerak sendidan kekuatan otot kaki pada lansia di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta, dengan jumlah sampel 24 responden. Tabulasi silang pretest dan posttestkekuatan otot pada kelompok kontrol menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot antara pretestdengan posttest. Pada kekuatan otot kategori poor pada pretest terdapat 9 responden (9%) dan turun menjadi 3 responden (3%) pada posttest. Kategori fair pada pretest sebanyak 21 responden (22%) turun menjadi 11 responden (11%) pada posttest. Selanjutnya kategori good pada pretest terdapat 53 responden (55%) turun menjadi 29 responden (30%) pada posttest, dan pada kategori normal pada pretest sebanyak 13 responden (14%) meningkat menjadi 53 responden (55%) pada posttest. Hasil uji marginal homogeneitytest menunjukkan nilai p- value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho 50

ditolak, sehingga terdapat perbedaan kekuatan otot antara predan posttest pada kelompok perlakuan. Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh latihan Range Of Motion aktifterhadap peningkatan rentang gerak sendidan kekuatan otot kaki pada lansia di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Safaah (2013) dan Mudrikhah (2012), penelitian ini menunjukkan bahwa latihan Range Of Motion aktif merupakan salah satu latihan yang efektif terhadap peningkatan kekuatan otot pada lansia, khususnya lansia dengan penyakit degeneratifosteoarthritis. Tidak hanya itu latihan ini juga bermanfaat dilakukan untuk lansia lainnya, dengan gerakan yang mudah dan dapat dilakukan secara mandiri dirumah. Sehingga perlu adanya upaya bagi pihak terkait untuk dapat membuat suatu program latihan Range Of Motion(ROM) aktifbaik secara individual maupun secara berkelompok. SIMPULAN Dari analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.Sebelum dilakukan latihan Range Of Motion aktif, berdasarkan hasil observasi nilai kekuatan otot ekstremitas kanan bawah 1 responden (6,7%) dengan nilai kekuatan otot 2 (poor), 9 responden (60%) dengan nilai kekuatan otot 3 (fair), dan 5 responden (33,3%) dengan nilai kekuatan otot 4 (good). Sedangkan untuk ekstremitas kiri bawah 2 responden (13,3%) dengan nilai kekuatan otot 2 (poor), 8 responden (53,3%) dengan nilai kekuatan otot 3 (fair) dan 5 responden dengan nilai kekuatan otot 4 (good). Setelah dilakukan latihan Range Of Motion aktif, sebanyak 11 responden (73,3%) mengalami peningkatan kekuatan otot ekstremitas bawah yang cukup baik dan 4 responden (26,7%) tidak mengalami perubahan kekuatan otot. 2. Setelah dilakukan latihan Range Of Motion aktif, diketahui terdapat pengaruh latihan Range Of Motion aktif terhadap kekuatan otot ekstremitas bawah pada lansia dengan osteoarthritis di wilayah kerja PuskesmasKoni Kota Jambi dengan nilai p-value=0,000 artinya (p<0,05). SARAN Diharapkan Puskesmas memasukkan program senam ROM ini dalam kegiatan post\yandu lansia. Diharapkan semua lansia yang menderita Osteoartitis dapat perlakuan yang sama. DAFTAR PUSTAKA 1. Ambartana, Wayan I. 2010. Hubungan Status Gizi Dengan Lanjut Usia Di Kelurahan Gianyar, Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. JIG. 1 : 67 74. (diakses tanggal 17 Mei 2015) 2. Aspiani, Yuli Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan KeperawatanGerontik. Trans Info Media : Jakarta 3. Ayu, Afifka Diah., B. E. Warsito. 2012. Pemberian Intervensi Senam Lansia Pada Lansia Dengan Nyeri Lutut. Jurnal NursingStudies. 1 : 60-65. (diakses tanggal 17 April 2015) 4. Azizah, Ma rifatul Lilik. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu : Yogyakarta 5. Clarkson, Hazel M. 2000. MusculoskeletalAssessment Joint Range Of Motionand Manual MuscleStrength. A WoltersKluwer Company : USA 6. Dinas Kesehatan Kota Jambi. 2015. Data Jumlah Kunjungan Penderita Arthritis di 20 Puskesmas di Kota Jambi. Dinas Kesehatan Kota : Jambi 51

7. Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info Media : Jakarta 8. Helmi, Noor Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba Medika : Jakarta 9. Hidayat, Alimul Aziz. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika : Jakarta 10. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan : Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta (diakses tanggal 10 April 2015) 11. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar2013.Kementerian Kesehatan RI : Jakarta (diakses tanggal 24 Maret 2015) 12. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta 13. Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika : Jakarta 14. Kozier, Barbara., G. Erb., A. Berman., S. Snyder. 2009. Buku Ajar Praktek Keperawatan Klinis Edisi 5. EGC : Jakarta 15. Maryam, Siti., M.F. Ekasari., Rosidawati., A. Jubaedi., I. Batubara. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Salemba Medika : Jakarta 16. Nainggolan, Olwin. 2009. Prevalensi dan Determinan Penyakit Rematik di Indonesia. Artikel Penelitian. 12 : 588 594. (diakses tanggal 24 Maret 2015) 17. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta 18. Nugroho, Wahid. 2008. KeperawatanGerontik dan Geriatrik. EGC : Jakarta 19. Padila. 2013. Buku Ajar KeperawatanGerontik. Nuha Medika : Yogyakarta 20. PuskesmasKoni. 2015. Data Jumlah Penderita Arthritis. PuskesmasKoni : Jambi 21. Republik Indonesia. 1998. Undang- Undang Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Sekretariat Negara : Jakarta 22. Safa ah, Nurus. 2013. Pengaruh Range Of Motion Terhadap Peningkatan Lanjut Usia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia (Pasuruan) Kec. Babat Kab. Lamongan. Jurnal SainMed. 2 : 62-65. (diakses tanggal 29 Mei 2015). 23. Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Binapura Aksara Publisher : Tanggerang Selatan 24. Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. 2002.Buku Ajar KeperawatanMedikal Bedah Brunner dan Suddarth. EGC : Jakarta 25. Stanley, Mickey., Beare, GautlettPatricia. 2006. Buku Ajar KeperawatanGerontik(Edisi 2). EGC : Jakarta 26. STIKBA. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim : Jambi. 27. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Alfa Beta : Bandung 28. Suhendriyo. 2014. Pengaruh senam rematik terhadap pengurangan rasa nyeri pada penderita osteoarthritis lutut di Karangasem, Surakarta. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. 1 : 1-6. (diakses tanggal 24 Maret 2015). 52