I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berbasis peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang sangat penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang unggul. Pembangunan pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selalu menambah produk pertanian untuk setiap konsumsi sekaligus peningkatan pendapatan, produktifitas usaha tani petani dengan menambah modal dan skill untuk memperbesar campur tangan manusia dalam perkembangbiakan tumbuhan dan hewan. Pembangunan pertanian diprioritaskan untuk mengembangkan dan memberdayakan ekonomi lemah seperti petani atau peternak. Peternakan di Indonesia mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat dengan memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Saat ini usaha di bidang peternakan menjadi salah satu pilihan usaha yang banyak diminati karena usaha peternakan memberikan pendapatan yang cukup menjanjikan bagi pelakunya. Hewan ternak yang diusahakan oleh petani juga dapat memberikan berbagai macam manfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan dan dapat menghasilkan pupuk yang berguna bagi usaha tani. Misalnya usaha ternak sapi perah, dimana hasil pokoknya berupa susu sapi yang memiliki sumber protein dan nilai gizi tinggi. Kebutuhan akan susu tersebut semakin tinggi seiring meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia. Susu yang dikonsumsi masyarakat Indonesia selain dalam bentuk segar, susu juga banyak dikonsumsi dalam bentuk olahan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ternak sapi perah di Indonesia memiliki tantangan sekaligus prospek yang baik untuk dikembangkan. Indonesia termasuk kelompok negara dengan konsumsi protein hewani terendah di dunia. Ironisnya, dari konsumsi susu yang masih rendah itu pun hanya 30%-40% yang berasal dari produksi dalam negeri, sedangkan kekurangannya yang mencapai jumlah 60%-70% harus didatangkan dari luar 1
2 negeri. Kondisi ini merupakan tantangan dan sekaligus juga peluang yang sangat besar untuk mengembangkan industri persusuan di Indonesia (Mukhtar, 2006). Fakta ini menunjukkan bahwa prospek pengembangan sapi perah dalam rangka peningkatan susu di Indonesia masih memberikan gambaran yang cukup cerah. Perlu dilakukan pemanfaatan potensi yang ada secara optimal agar pengembangan sapi perah tersebut dapat direalisasi dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan data BPS Jawa Tengah (2014), diketahui bahwa Kabupaten Semarang menempati posisi kedua dengan jumlah ternak 22.308 ekor dan menghasilkan susu sebesar 27.530.077 liter/ tahun dari total seluruh produksi sebesar 97.578.637 liter/tahun, sehingga 28% pasokan susu di Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Semarang. Tabel 1. Jumlah Populasi Sapi perah dan Produksi Susu di Jawa Tengah Tahun 2014 Kabupaten Populasi Sapi Perah (ekor) Produksi Susu (liter) Boyolali 61.887 46.906.493 Semarang 22.308 27.530.077 Klaten 4.105 4.259.568 Salatiga 3.413 4.452.894 Banyumas 2.213 4.033.965 Sumber: Data BPS Jawa Tengah, 2014 Kondisi Topografi Kabupaten Semarang yang berada pada ketinggian 500-2000 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata harian 23-24 C dekat dengan daerah pegunungan sehingga memungkinkan untuk pemeliharaan sapi perah. Menurut Ahsry Mukhtar (2006), Suhu optimal untuk untuk sapi perah adalah pada suhu 21-27 C. Populasi sapi perah yang besar didukung kondisi alam yang sesuai membuat produksi susu di Kabupaten Semarang menempati peringkat kedua terbesar dibanding daerah lain di Jawa Tengah. Melihat fenomena ini dapat semakin membuka peluang peternak yang mengusahakan produksi susu sapi perah untuk meningkatkan keuntungan dan meraih kesejahteraannya. Namun pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi oleh para peternak mulai dari ketersediaan
3 modal, perawatan ternak, hingga masalah mendistribusikan hasil produksi susu. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu wadah atau suatu lembaga yang dapat menampung berbagai permasalahan mereka serta mencari solusi untuk memecahkan masalah-masalah tersebut hingga kesejahteraan peternak dapat tercapai. Lembaga yang tepat untuk mewadahi suatu sistem ekonomi rakyat seperti ini adalah dalam bentuk koperasi. Menurut Anoraga dan Widiyanti (1997), koperasi sendiri berperan dalam meningkatkan produksi mewujudkan pendapatan yang adil dan kemakmuran yang nyata. Koperasi dapat memainkan peranan penting dalam memberikan input-input produksi dan pelayanan yang diperlukan oleh para anggotanya maupun mengelola input-input dan pelayanan yang berasal dari berbagai saluran dalam sistem lembaga. Dalam upaya-upaya peningkatan dan pengembangan usaha ternak sapi perah tersebut, Koperasi unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan seharusnya memiliki peranan yang penting sebagai wahana perekonomian pedesaan dalam memberikan input-input produksi dan pelayanan yang diperlukan oleh para anggotanya dalam usahanya mengembangkan usaha ternak sapi perah sehingga akan tercapai produksi susu di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperlukan penelitian mengenai hubungan antara peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dengan pengembangan usaha ternak sapi perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. B. Rumusan Masalah Koperasi-koperasi susu di Kecamatan Getasan terdiri dari KUD Andini Luhur, KUD Wahyu Agung, dan KUD Wahyu Mulya. Berdasarkan Analisis Data Sekunder, diketahui bahwa KUD Andini Luhur Getasan merupakan KUD dengan penerimaan susu terbesar di Kecamatan Getasan bahkan di Kabupaten Semarang dengan 9.125.000 liter. Penerimaan susu di KUD Andini Luhur Getasan dari peternak tergolong besar karena selain daerah mendukung untuk produksi sapi perah juga adanya hubungan kerjasama yang terjalin dengan peternak sapi perah di sekitar Kecamatan Getasan. Hubungan kerjasama ini
4 sangat dibutuhkan oleh peternak sapi karena dapat lebih mudah dalam memasarkan susu juga dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang usaha ternak. Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan juga sangat memerlukan kerjasama dengan peternak karena setiap harinya koperasi membutuhkan suplai susu segar dari peternak. Keberadaan KUD diharapkan mampu memperpendek rantai pemasaran sehingga harga sarana produksi pertanian menjadi lebih murah. Daerah kerja KUD pada dasarnya hanya terletak pada suatu kecamatan menyebabkan petani mulai memilih lembaga saprodi lain, seperti kios-kios pertanian yang banyak berdiri di setiap desa. Dengan banyak berdirinya kios pertanian pada masingmasing desa memberikan kemudahan kepada petani untuk memperoleh sarana produksi pertanian karena adanya kedekatan lokasi dengan rumah petani atau areal persawahan. Perkembangan program KUD dengan pengembangan usaha ternak sapi perah merupakan dua hal yang saling berkaitan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan terutama para peternak. Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peranan Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam pengembangan usaha ternak sapi perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana pengembangan usaha ternak sapi perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang? 3. Bagaimana peranan utama KUD Andini Luhur Getasan dengan Semarang?
5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengkaji peranan Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Semarang. 2. Mengkaji tingkat pengembangan usaha ternak sapi perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. 3. Mengkaji peranan utama KUD Andini Luhur Getasan dengan Semarang. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan secara umum dan pengelolaan usaha ternak sapi perah secara khusus. 3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan penelitian sejenis.