ANALIS HUKUM PKPU Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota dihubungkan dengan Draft Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Banjar Tahun 2018 KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANJAR D I S A M P A I K A N P A D A : R A P A T K E R J A P E G A W A I K P U K O T A B A N J A R B A N J A R, F E B R U A R I 2 0 1 6
SUMBER HUKUM BARANG SIAPA MENCARI ILMU SEMATA-MATA UNTUK ILMU NISCAYA ILMUNYA TIDAK AKAN MANFAAT WALAUPUN ILMUNYA BANYAK BARANG SIAPA MENCARI ILMU SEMATA-MATA UNTUK DIAMALKAN NISCAYA ILMUNYA BERMANFAAT WALAUPUN ILMUNYA SEDIKIT
DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-undang PKPU Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota PKPU Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Kerja KPU Provinsi/KIP Aceh KPU Kabupaten Kota/KIP Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota. Draft Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Banjar Tahun 2018
Akhir Masa Jabatan (AMJ) Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Pada 13 Juni 2018 sertawalikota dan Wakil Walikota Banjar Pada 04 Desember 2018 Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 2015 bahwa Pemilihan diselenggarakan melalui 2 (dua) tahapan yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan. Pasal 107 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 2015 bahwa Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati terpilih serta pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota terpilih. Pasal 201 ayat (3) UU Nomor 8 Tahun 2015 bahwa Pemungutan suara serentak dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota yang masa jabatannya berakhir pada tahun 2018 dan tahun 2019 dilaksanakan pada tanggal dan bulan yang sama pada bulan Juni tahun 2018. Pasal 201 ayat (6) UU Nomor 8 Tahun 2015 bahwa Pemungutan suara serentak Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota hasil pemilihan tahun 2018 dilaksanakan pada tahun 2023. Pasal 201 ayat (7) UU Nomor 8 Tahun 2015 bahwa Pemungutan suara serentak nasional dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan pada tanggal dan bulan yang sama pada tahun 2027.
REKAP KPU PROV/KPU KAB/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN PEMILIHAN DALAM 3 (TIGA) GELOMBANG
Badan Ad Hoc Pemilu Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disingkat PPK adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Kecamatan atau nama lain Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Desa atau sebutan lain/kelurahan. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat KPPS adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih yang selanjutnya disingkat PPDP
Badan Adhock Penyelenggara Pemilu Kota Banjar Pemilu ke Pemilu No Badan adhock PILGUB 2013 Pilwalkot 2013 Pileg 2014 Pilpres 2014 Estimasi Pilwalkot & Pilgub 2018 1. PPK 4 4 4 4 4 2. PPS 25 25 25 25 25 3. KPPS 306 306 404 332 375 4. PPDP /Pantarlih 306 306 404 332 375
Syarat menjadi Anggota Badan Ad Hock (PPK, PPS dan KPPS) Warga Negara Indonesia (WNI) Berusia Paling Rendah 25 Tahun Setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, UUD 45 dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 Mempunyai Integritas, Pribadi yang kuat, jujur dan Adil Tidak menjadi anggota Parpol yg dinyatakan dengan surat pernyataan yang sah atau paling kurang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota Parpol yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pengurus Parpol ybs Berdomisili diwilayah kerja PPK, PPS, dan KPPS Mampu secara Jasmani dan Rohani Berpendidikan paling rendah SLTA atau sederajat Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan Pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih Tidak pernah diberikan sanksi pemberhentian tetap oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota atau DKPP Belum pernah menjabat 2 (dua) kali sebagai anggota PPK, PPS dan KPPS
Dokumen persyaratan PPK, PPS dan KPPS 1. Fotocopy KTP yang masih berlaku 2. Fotocopy ijazah SLTA/sederajat atau ijazah terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang 3. Surat Pernyataan ybs : a) Setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, UUD 45 dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 b) Tidak menjadi anggota Parpol paling kurang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun c) Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan Pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih d) Tidak pernah diberikan sanksi pemberhentian tetap oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota atau DKPP e) Belum pernah menjabat 2 (dua) kali sebagai anggota PPK, PPS dan KPPS (bermaterai cukup dan ditandatangani sebagaimana contoh pada form lampiran PKPU 3 Tahun 2013) 4. Surat Keterangan Kesehatan dari Puskesmas atau Rumah Sakit setempat
Solution dalam Regulasi Dalam hal persyaratan usia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun sebagaimana dimaksud diatas, bagi KPPS tidak dipenuhi diwilayah/lokasi TPS ybs, anggota KPPS dapat diambil dari Desa terdekat Dalam hal persyaratan pendidikan paling rendah SLTA atau sederajat bagi KPPS tidak dipenuhi, maka dapat diisi oleh orang yang mempunyai kemampuan dan kecakapan dalam membaca, menulis dan berhitung dibuktikan dengan surat pernyataan Dalam hal persyaratan belum pernah menjabat 2 (dua) kali periode tidak dapat dipenuhi, KPU/KIP kabupaten/kota dapat bekerjasama dengan lembaga pendidikan untuk memperoleh anggota PPK, PPS dan KPPS yang memenuhi persyaratan Hitungan 2 (dua) kali periode PPK, PPS dan KPPS : 1 (satu) periode sbg Penyelenggara Pemilu 2005 s/d 2009 1 (satu) periode sbg Penyelenggara Pemilu 2010 s/d 2014 *dalam badan ad hock yang sama dalam hal calon anggota PPK, PPS dan KPPS tidak dapat memberikan surat keterangan Kesehatan, KPU Kab/Kota memfasilitasi pemenuhan syarat surat keterangan kesehatan dimaksud
Komposisi Badan Ad Hock No. Badan Ad Hock Jumlah Orang Keterangan 1. PPK 5 1 (satu) Ketua merangkap Anggota, 4 (empat) Anggota 2. Sekretariat PPK 3 1 (satu) Sekretaris, 2 (dua) staff urusan Keuangan dan/atau Teknis 3. PPS 3 1 (satu) Ketua merangkap Anggota, 2 (dua) Anggota 4. Sekretariat PPS 3 1 (satu) Sekretaris, 2 (dua) staff urusan Keuangan dan/atau Teknis 5. KPPS 7 1 (satu) Ketua merangkap Anggota, 6 (enam) Anggota 6. Petugas Ketertiban TPS Paling Banyak 2 (dua) orang/tps 7. PPDP Paling Banyak 2 (dua) orang/tps PPS mengusulkan Petugas dimaksud ke KPU/KIP Kabupaten/Kota melalui PPK Jumlah Pemilih lebih dari 400 orang/tps
Mekanisme pembentukan Badan Ad Hock 1. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dalam memilih calon Anggota PPK, KPU Kabupaten/Kota melakukan tahapan meliputi : a. Mengumumkan pendaftaran calon anggota PPK b. Menerima pendaftaran calon anggota PPK c. Melakukan penelitian administrasi calon anggota PPK d. Melakukan seleksi tertulis calon anggota PPK e. Melakukan wawancara calon anggota PPK f. Pengumuman calon anggota PPK (dokumen Pendaftaran dibuat 2 (dua) rangkap 1 (satu) rangkap Asli diserahkan ke KPU, 1 (satu) rangkap fotocopy sebagai arsip PPK). Materi seleksi tertulis dan wawancara disiapkan oleh KPU Kab/Kota. KPU Kab/Kota menetapkan paling banyak 10 (sepuluh) orang calon anggota PPK dan ditetapkan dengan SK KPU 5 (lima) orang Anggota PPK terpilih, 5 (lima) orang lagi sebagai PAW.
SEKRETARIAT PPK Dalam menjalankan tugasnya PPK dibantu oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi syarat, serta dibantu oleh 2 (dua) orang staf Sekretariat (golongan paling rendah II/b) sebagai bantuan dan fasilitas Pemerintah Daerah (satu) orang staf urusan Teknis Penyelenggara, dan (satu) orang staf urusan Tata Usaha, Keuangan dan Logistik Pemilu. masa tugas Sekretariat PPK sama dengan masa tugas PPK PPK melalui KPU Kab/Kota mengusulkan 3 (tiga) nama calon Sekretaris dan 4 (empat) nama calon staf Sekretariat ke Kepala Daerah untuk selanjutnya ditetapkan 1 (satu) nama Sekretaris dan 2 (dua) nama staf Sekretariat PPK dengan Keputusan Kepala Daerah. dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris PPK bertanggungjawab kepada PPK melalui Ketua PPK dalam melaksanakan tugasnya Staf Sekretarat PPK bertanggungjawab kepada Sekretaris PPK
2. Panitia Pemungutan Suara (PPS) 1. Anggota PPS diangkat dan diberhentikan oleh KPU Kab/Kota, berdasarkan usulan Kepala Desa/Lurah dan BPD atau sebutan lain 2.usulan bersama tersebut berjumlah paling kurang 6 (enam) orang. 3.calon Anggota PPS dimaksud menyerahkan dokumen persyaratan kepada PPK sejumlah 3 (tiga) rangkap: a.1 (satu) rangkap dokumen Asli diberikan kepada KPU Kab/Kota b.1 (satu) rangkap dokumen fotocopy yang diserahkan ke PPK c. 1 (satu) rangkap dokumen fotocopy sebagai arsip PPS 4.Dalam hal calon Anggota PPS berdasarkan angka 2 (dua) dimaksud tidak ada yang MS, KPU Kab/Kota dapat meminta kembali untuk mengajukan calon Anggota PPS baru 5.Kepala Desa/Lurah dan BPD atau sebutan lain dalam mengajukan usulan calon Anggota PPS memperhatikan SDM dari Tokoh Masarakat, Mahasiswa atau Karang Taruna 6.Dalam hal pengusulan anggota PPS dimaksud angka 1 (satu) tidak dapat dilakukan, KPU Kab/Kota dapat mengangkat Anggota PPS 7.KPU Kab/Kota dapat berkoordinasi dengan lembaga/organisasi kemasyarakatan atau lembaga profesi dalam mengangkat anggota PPS sebagaimana dimaksud angka 4 (empat)
SEKRETARIAT PPS Dalam menjalankan tugasnya PPS dibantu oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris PPS yang berasal dari Pegawai Desa/Kelurahan Sekretaris PPS dibantu oleh 2 (dua) orang staf Sekretariat PPS : 1 (satu) orang staf urusan Teknis Penyelenggaraan Pemilihan 1 (satu) orang staf urusan Tata Usaha, Keuangan dan Logistik Pemilihan KPU Kab/Kota meminta kepada Kepala Desa/Lurah untuk menugaskan Pegawainya sebagai Anggota Sekretariat PPS Syarat untuk menjadi staf Sekretariat PPS : tidak pernah dijatuhi sanksi disiplin Pegawai Independen dan tidak berpihak Sehat jasmani dan rohani (dibuktikan dengan surat pernyataan) Sekretaris dan Staf Sekretariat PPS dipilih dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah Masa tugas Sekretariat PPS sama dengan masa tugas PPS Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris PPS bertanggungjawab kepada PPS melalui Ketua PPS Dalam melaksanakan tugasnya Staf Sekretarat PPS bertanggungjawab kepada Sekretaris PPS
PETUGAS PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH (PPDP) Petugas Pemutakhiran Data Pemilih membantu KPU Kab/Kota dalam melakukan Pemutakhiran Data Pemilih Petugas Pemutakhiran Data Pemilih dapat berasal dari pengurus Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) yang diusulkan oleh PPS Petugas Pemutakhiran Data Pemilih diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan KPU Kab/Kota Petugas Pemutakhiran Data Pemilih berjumlah : 1 (satu) orang untuk setiap TPS dengan jumlah Pemilih sampai dengan 400 (empat ratus) orang Paling banyak 2 (dua) orang untuk setiap TPS dengan jumlah Pemilih lebih dari 400 (empat ratus) orang
PETUGAS KETERTIBAN TPS Petugas Ketertiban TPS bertugas membantu KPPS untuk menjaga ketentraman, ketertiban dan keamanan di lokasi TPS Petugas Ketertiban TPS paling banyak 2 (dua) orang PPS mengajukan usulan kebutuhan Petugas Ketertiban TPS kepada PPK PPK meneruskan usulan PPS kepada KPU Kab/Kota KPU Kab/Kota menyampaikan usulan kebutuhan 2 (dua) orang petugas ketertiban pada tiap TPS kepada Kepala Daerah KPU Kab/Kota menyampaikan nama petugas ketertiban TPS dari Kepala Daerah kepada PPS PPS menetapkan petuga ketertiban TPS dengan keputusan PPS
TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN AD HOCK MEMBANTU KPU DALAM PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH SESUAI TINGKATANNYA MEMBANTU KPU DALAM DISTRIBUSI LOGISTIK PEMILU SESUAI TINGKATANNYA MEMBANTU KPU DALAM HAL MENJALANKAN TAHAPAN SESUAI TINGKATANNYA MEMBANTU KPU DALAM HAL REKAPITULASI HASIL PEMILU (KECUALI PPS) MELAKSANAKAN TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN LAIN YANG DIBERIKAN OLEH KPU DAN/ATAU TINGKATANNYA (Psl 42 dan 43 UU Nomor 15 Tahun 2011) (Psl 20 UU Nomor 8 Tahun 2015) (Psl 12 s/d 17 PKPU Nomor 3 Tahun 2015)
KESIMPULAN KPU Kota Banjar harus lebih intens berkoordinasi dengan instansi dan/atau Pemerintah Daerah secara gelobal dan menyeluruh diberbagai elemen (tidak hanya dalam aspek Kepemiluan saja) Suka atau tidak suka KPU adalah lembaga baru yang sedang menata kelembagaan sehingga masih memiliki ketergantungan yang kuat pada instansi lain dan/atau Pemerintah Daerah terutama dalam SDM (berharap Ad Hock sampai tingkat bawah ditetapkan) Untuk menunjang kinerja yang akuntabel syarat usia minimal 18 Tahun sehingga peranan pemuda lebih konkrit Diperlukan komitmen yang kuat dan sinergitas yang tinggi dalam menjalankan tahapan Penyelenggaraan Pemilu Korelasi dengan Tomas, Toga, lembaga lain belum diperankan secara optimal
TERIMA KASIH