BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sekaran, 2010). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan LQ-45 yang ada di Indonesia baik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun tidak. Sampel merupakan bagian dari sebuah populasi. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel diambil berdasarkan kebutuhan/kriteria yang telah ditentukan peneliti (Sugiyono, 2008). Sample dalam penelitian ini diperoleh menggunakan metode purposive sampling. Purposive Sampling adalah metode pengambilan sampling berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut : a. Perusahaan LQ-45 yang selalu masuk dalam kategori LQ-45 selama tahun 2010-2014 b. Perusahaan LQ-45 yang memiliki informasi kelengkapan data penelitian periode pengamatan tahun 2010-2014 3.2 Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan dan laporan audit perusahaan tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Sumber data yang digunakan merupakan publikasi laporan 34
tahunan masing-masing perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang diperoleh di Pojok BEI Universitas Islam Indonesia, www.idx.co.id, dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen dan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Dokumen yang dimaksud adalah laporan tahunan perusahaan yang disediakan oleh Pojok BEI dan www.idx.co.id, serta data yang tersedia di Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Audit Delay sedangkan variabel Independent dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, pergantian auditor, profitabilitas, resiko bisnis, dan kompleksitas operasi dan subsequent events. 3.4.1 Audit Delay Audit delay merupakan perbedaan tanggal tahun tutup buku dengan tanggal penyelesaian laporan audit independen pada laporan keuangan perusahaan klien. Audit delay diukur dengan jumlah hari dari tanggal tahun tutup buku sampai ditandatanganinya laporan keuangan auditan oleh auditor independen (Rustiarini dan Sugiarti, 2013). 35
3.4.2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Ln total asset. Penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total asset langsung dipakai begitu saja maka nilai variable akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Dengan menggunakan natural log, nilai miliar bahkan triliun tersebut disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya. Pengukuran ukuran perusahaan adalah sebagai berikut (Kartika, 2009) ; SIZE = LN (Total Asset) 3.4.3 Pergantian Auditor Ahmed dan Hossain (2010) menyatakan bahwa pergantian auditor merupakan putusnya hubungan auditor yang lama dengan perusahaan kemudian mengangkat auditor yang baru untuk menggantikan auditor yang lama. Pergantian auditor diukur secara dummy, dimana perusahaan yang diaudit oleh auditor yang berbeda dengan tahun sebelumnya baik secara wajib ataupun tidak wajib (sukarela) diberi kode 1 dan jika perusahaan diaudit oleh auditor yang sama maka diberi kode 0. 36
3.4.4 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dalam suatu periode waktu tertentu (Hilmi dan Ali, 2008). Indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur profitabilitas adalah berdasarkan tingkat ROA (return on asset). Rasio ROA ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari asset yang dimiliki. Cara perhitungannya dengan menggunakan rumus : 3.4.5 Resiko Bisnis Risiko bisnis klien adalah risiko dimana klien akan gagal mencapai tujuannya, yang berhubungan dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah (Arens dkk, 2005, dalam Wondabio, 2006:5). Resiko bisnis diukur dengan menggunakan leverage (Ahmed dan Hossain, 2010). 3.4.6 Kompleksitas Operasi Perusahaan Kompleksitas operasi perusahaan dalam penelitian ini ditentukan dengan ada tidaknya anak perusahaan. Pengukurannya menggunakan variabel dummy. Di mana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan. 37
3.4.7 Subsequent Events Subsequent events merupakan peristiwa-peristiwa atau transaksi-transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang berdampak material terhadap laporan keuangan perusahaan. Subsequent events berupa catatan kaki yang memerlukan pengungkapan atau memerlukan penyesuaian. Dalam variabel penelitian ini yang dimaksudkan adalah subsequent events yang berupa catatan kaki yang memerlukan pengungkapan dalam catatan laporan keuangan dan bukan memerlukan penyesuaian. Data untuk variabel ini diperoleh dari laporan tahunan perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy apabila perusahaan memiliki subsequent events diberi nilai 1 dan apabila perusahaan tidak memiliki subsequent events diberi nilai 0. 3.5 MetodeAnalisis 3.5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik. 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi yang digunakan dapat digunakan sebagai dasar estimasi yang tidak bias. Terutama untuk data yang banyak, perlu menggunakan uji asumsi klasik untuk 38
lebih meyakinkan kesesuaian antara model persamaan regresi tersebut. Adapun masalah-masalah yang sering timbul dalam regresi antara lain: i. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan analisis uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S). Dasar pengambilan keputusan pada analisis Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S) adalah apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data residual terdistribusi normal (Ghozali, 2006). ii. Multikolinearitas Multikolinieritas adalah situasi di mana ada korelasi antara variabel bebas (independen) satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini multikolinieritas terindikasi apabila terdapat hubungan linier antara variabel-variabel independen dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu Variance Inflation Faktor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006). iii. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas yang digunakan untuk menguji apakah di dalam model regresi mengandung perbedaan variansi residu dari kasus pengamatan satu ke kasus pengamatan lainnya. Jika variansi residu dari kasus pengamatan satu ke 39
kasus pengamatan lainnya mempunyai nilai tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika mempunyai perbedaan maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki homoskedastisitas dan bukannya memiliki heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residunya (SRESID). Dasar analisisnya adalah (Ghozali, 2006): a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. iv. Autokorelasi Autokorelasi dapat diartikan adanya kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan time series. Untuk mendiaknosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui uji Durbin Watson (Ghozali, 2006). 40
Tabel 3.1 Kriteria Autokorelasi Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Di tolak 0 < DW < dl Tidak ada autokorelasi positif Ragu-ragu dl DW du Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi 4 dl < DW < 4 Tidak ada autokorelasi positif Ragu-ragu 4 du Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak di tolak du < DW < 4 - du 3.5.3 Analisis Regresi Berganda Uji Hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Hipotesis pada penelitian ini diuji menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier. Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: 41
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + b4 X 4 + b5 X 5 + b6 X 6 + e Dimana: Y = a = b = X 1 = X 2 = X 3 = X 4 = X 5 = X 6 = E = Audit Delay Konstanta Koefisien regresi Ukuran Perusahaan Pergantian Auditor Profitabilitas Resiko Bisnis Kompleksitas perusahaan subsequent events Standar error 3.5.4 Analisis Koofisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentase variasi variabel terikat pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas. Koefisien detrminasi (R 2 ) dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisar antara 0 < R 2 < 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2006). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 42
3.5.5 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji Parsial (Uji t). Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk melakukan pengujian untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikan t atau p value < 5% maka variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 43