Sistem Pendidikan Nasional Oleh : M.H.B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada kehidupan bernegara pendidikan berdasarkaan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, persatuan dan tuntutan terhadap perubahan zaman. Sistem pendidikan di Indonesia mengacu pada UU. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Undang-undang tersebut merupakan penyempurnaan dari UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tidak memadai lagi dan perlu revisi dan disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan UUD 1945. Jadi, sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Komponen-komponen pendidikan tersebut, yakni : peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, jenjang pendidikan, tenaga kependidikan, standar nasional pendidikan, pendidikan informal, pendidikan formal, pendidikan jarak jauh, akreditasi, evaluasi belajar, dewan daya pendidikan, dewan pendidikan, komite sekolah, masyarakat pemerintah pusat daerah, dan menteri. Komponen-komponen tersebut saling terkait dalam mencerdaskan dan memajukan bangsa. Secara umum, kualitas pendidikan ditentukan oleh mutu proses pembelajaran, sedangkan mutu proses pembelajaran ditentukan oleh komponen-komponen yang terkait tadi. Dengan demikian, komponen-komponen tersebut jika dikelola secara baik, maka akan berdampak baik pula terhadap mutu dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. A. FUNGSI, TUJUAN, DAN PRINSIP PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk sikap dalam membangun peradaban bangsa yang bermatabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuannya agar menjadi manusia yang mandiri, kreatif, sifat kemanusiaan, berakhlak mulia, berilmu, beriman, serta bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Penyelenggaraan pendidikan nasional juga mengenal prinsip-prinsip penyelenggaraannya. Prinsip-prinsip penyelenggaraannya diatur sebagai berikut. 1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satuan satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna 3. Pendidikan diselenggarakan sebagai pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat 4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi teladan, membangun kemauan, serta kreativitas dalam pembelajaran 5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi masyarakat 6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan B. HAK, KEWAJIBAN, PERAN SERTA WARGA NEGARA, ORANG TUA, MASYARAKAT, PEMERINTAH, DAN PESERTA DIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sistem pendidikan nasional menjunjung tinggi hak serta kewajiban setiap warga negara. Pengertian warga negara merupakan warga asli negara Indonesia baik yang tinggal luar maupun di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap warga negara memiliki hak yang tertera dalam sistem pendidikan. Hak setiap warga negara dalam sistem pendidikan nasional, yaitu sebgai berikut. 1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan 2. Warga negara yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus 3. Warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat Sementara itu, kewajiban warga negara yaitu : setiap warga negara berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar dan setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan. Selain hak-hak warga negara, dalam sistem pendidikan nasional dipilih lagi menjadi hak dan kewajiban orang tu, pemerintah, peserta didik, serta masyarakat. Hak dan kewajiban orang tua, yaitu. 1. Orang tua berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya 2. Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya
Hak dan kewajiban masyarakat, yaitu. 1. Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan 2. Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan Hak dan kewajiban pemerintah, yaitu. 1. Pemerintah pusat dan daerah berhak mengarahkan, membina, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku 2. Pemerintah pusat dan daerah berkewajiban untuk memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi dan wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun Hak Peserta didik, yaitu. 1. Mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; 2. Mendapatkan beasiswa bagi siswa berprestasi; 3. Mendapatka biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya kurang mampu. Kewajiban peserta didik, yaitu. 1. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan; 2. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Hak dan kewajiban masyarakat, yaitu. 1. Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidika formal dan nonformal sesuai agama, lingkungan sosial, dan kepentingan masyarakat 2. Masyarakt dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan 3. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.
C. JALUR, JENJANG, DAN JENIS SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Jalur pendidikan dalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Sementara itu, jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan usia dini (TK, RA, KB, TPA), pendidikan dasar (SD, MI), pendidikan menengah (SMP, MTS), pendidikan atas (SMA, SMK, MA) dan pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, Doktor). Sedangkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapt dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. D. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar nasional pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fungsi standar pendidikan, yaitu sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Yujuan standar nasional, yaitu menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, serta penilaian pendidikan secara berencana. Standar nasional pendidikan digunakai sebagai acuan pembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Kebijakan standar nasional pendidikan dijadikan basis dalam memberikan layanan managemen pendidikan. Artinya, di dalam pemenuhan standar nasional pendidikan terdapat interaksi antarmanusia, iklim organisasi (konteks organisasi), dan sistem. E. KURIKULUM, PENDIDIK, DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Definisi kurikulum sesuai UU Sisdiknas adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sukmadinata dkk. (2006:38) menyatakan bahwa kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai hal yang penting, sekalipun para ahli mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang kurikulum. Ada yang mempunyai pandangan sempit yang sempit, mengartikan kurikulum sebagai kumpulan mata pelajaran. Ada pula yang berpandangan luas mengartikan kurikulum sebgai keseluruhan pengalaman belajar yang disediakan dan menjadi tanggung jawab sekolah. Meskipun pandangannya berbeda-beda, pandangan-pandangan tersebut mengandung hal yang sama, yaitu kurikulum merupakan rancangan dan pelaksanaan pendidikan atau pengajaran (Engkoswara dan Komariah, 2010:249) Hamalik (2013:11), menyebutkan tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yaitu peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif. Peranan konservatif yaitu mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda. Selain itu, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir kritis. Peranan kreatif meletakkan kurikulum berperan dalam menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa mendatang. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakuka bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Tenaga kependidikan dan pendidik berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dialogis, mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, menjaga nama baik lembaga, profesi, kedudukan, serta memberikan teladan yang baik. Tenaga kependidikan dan pendidik dapat bekerja secara lintas daerah. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki tekad untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sampai saat ini kajian mengenai sertifikasi menghasilkan temuan yang bervariatif. Penelitian Tim Pengembangan Program Bermutu menyatakan bahwa kualifikasi dan sertifikasi guru memberi dampak terhadap percepatan belajar siswa (Suparno dan Kamidi, 2008:3). Sedangkan Hayati (2008) memperlihatkan bahwa peningkatan profesionalisme pendidik tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu pendidikan sehingga tidaklah terlalu dini bila disimpulkan bahwa tidak ada relevansi antara kebijakan sertifikasi pendidik dengan peningkatan kesejahteraan pendidik dan mutu pendidikan.
F. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA, SERTA PENDANAAN PENDIDIKAN Standardisasi saran prasarana memerlukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan tersebut terkait dengan sumber data yang terdapat di sekolah. Pengelolaan tersebut digunakan untuk mencapai standar hasil yang tinggi. Kelemahan pada salah satu aspek dalam pengelolaan akan menjadikan standardisasi sarana dan prasarana akan mengalami penuruna kualitasnya. Perencanaan dan pengadaan yang dilakukan oleh sekolah dapat dilakukan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Tahap Perencanaan dan Pengadaan Sarana Prasarana No. Alat Pelajaran Alat Peraga Media Pengajaran 1. Merencanakan kebutuhan buku, alat dan bahan laboratorium berdasarkan kurikulum yang berlaku dengan memperhatikan jumlah siswa Menyusun kebutuhan alat peraga menurut jenisnya dengan memperhatikan jumlah siswa Menyusun dan menentukan kebutuhan media pembelajaran 2 Mendiskusikan jenis alat pelajaran yang dibeli dan yang dapat dikembangkan sendiri 3 Menyusun prioritas alat yang akan diadakan 4 Mencatat fasilitas perpustakaan dengan cermat dana terbit Mendiskusikan jenis alat peraga yang dibeli dan yang dapt dikembangkan sendiri Menyusun prioritas alat peraga yang akan diadakan Menetapkan penanggung jawab alat peraga Mendiskusikan jenis media pembelajaran yang dibeli dan yang dapat dikembangkan sendiri Menyusun prioritas media pembelajaran yang akan diadakan Menetapkan penanggung jawa media pengajaran Sumber pendanaan pendidikan berasal dari pemerintah dan masyarakat dengan prinsipprinsip tertentu. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlangsungan. Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah (APBD). Pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBN. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh pemerintah pusat dialokasikan dalam APBN. Dana pendidikan dari pemerintah dan pemerintah daerah untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan per-uu yang berlaku. G. PENGELOLAAN, SISTEM EVALUASI, AKREDITASI, DAN SETIFIKASI PENDIDIKAN
Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab menteri. Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Sementara itu, ada sistem evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, danperbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Sementara itu, untuk menjaga mutu dan akuntabilitas pendidikan dilakukan akreditasi satuan pendidikan. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Tujuan akreditasi biasanya memuat beberapa komponen dalam sistem pendidikan. Tujuan tersebut antara lain : memeriksa kesesuaian atau ketidaksesuaian unsur-unsur sistem mutu pendidikan dengan standar yang telah ditentukan, memeriksa keefektifan pencapaian tujuan mutu pendidikan yang telah ditentukan, memberi kesempatan terakreditasi memperbaiki sistem mutu pendidikan. Keluaran (output) peserta didik satuan pendidikan diberikan sertifikat kompetensi dan ijazah. Ijazah diberikan sebagai pengakuan terhadap penyelesaian belajar pada suatu jenjang pendidikan. Sertifikasi kompetensi diberikan sebabagi pengakuan kompoten atau lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tau lembaga sertifikasi. H. PENDIRIAN SATUAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA NEGARA LAIN Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib memperoleh izin Pemerintah. Syarat-syarat utntuk memperoleh izin meliputi isi pendidikan, jumlah kualifikasi pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan, sistem evaluasi, sertifikasi, serta managemen dan proses pendidikan. Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh perwakilan negara asing di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, bagi peserta didik warga negara asing, dapat meggunakan ketentuan yang berlaku di negara yang bersangkutan atas persetujuan Pemerintah Republik Indonesia.. lembaga pendidkan asing yang diakui di negaranya dapat menyelenggarakan pendidikan di wilayah NKRI sesuai dengan per-uu yang berlaku.
Daftar Pustaka Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.. Sukmadinata, dkk. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah: Konsep, Prinsip, dan Instrumen. Bandung:Refika Aditama.. Hamalik, O. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:Kanisius. Engkoswara dan Aan Komariah, A. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung:Grasindo. Triwiyanto, Teguh. 2015. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.