SEBARAN CEMARAN AIR PT. BATAMTEX BERDASARKAN PERPSEPSI MASYARAKAT DI WILAYAH INDUSTRI BABADAN, UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kecil yang tidak dapat mcngendap dengan sendirinya. Sehingga

PENDAHULUAN. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu. terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara.

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

TINGKAT PEMENUHAN DAN AKSESIBILITAS FASILITAS SOSIAL DI KECAMATAN SEMARANG SELATAN DAN KECAMATAN GENUK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Oleh: MELANIA DAMAR IRIYANTI L2D

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

DAMPAK AKTIVITAS PELABUHAN DAN SEBARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG DAN KAWASAN SEKITARNYA

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Menimbang :

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

LAPORAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) PEMBANGUNAN INDUSTRI PT ULTRA JAYA BANDUNG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 2 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Dampak peningkatan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

DAMPAK KEBERADAAN PERMUKIMAN SOLO BARU TERHADAP KONDISI EKONOMI, SOSIAL DAN FISIK PERMUKIMAN SEKITARNYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

2015 KAJIAN TENTANG PEND IRIAN BANGUNAN D I SEMPAD AN SUNGAI D ALAM MENINGKATKAN KESAD ARAN HUKUM MASYARAKAT AGAR MENJAD I WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pesatnya perkembangan zaman membuat masyarakat terpacu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PESISIR KOTA TEGAL

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

ARAHAN PEMANFAATAN KEMBALI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH (Studi Kasus: TPA Putri Cempo, Kota Surakarta) TUGAS AKHIR

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

PENGARUH KEBERADAAN PERUMAHAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI KECAMATAN CILEDUG TUGAS AKHIR. Oleh : Lisa Masitoh L2D

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PEMBINAAN TEKNIS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA BAGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pun akan sedikit terganggu. Dalam melakukan suatu pekerjaan tentunya. hidup tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

PERATURAN PEMERINTAH NO. 82/2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

Makalah Baku Mutu Lingkungan

BAB V KESIMPULAN. wilayahnya yang sebelumnya berbasis agraris menjadi Industri. Masuknya Industri

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

Transkripsi:

SEBARAN CEMARAN AIR PT. BATAMTEX BERDASARKAN PERPSEPSI MASYARAKAT DI WILAYAH INDUSTRI BABADAN, UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: IKA PRABADHANY L2D 098 439 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G 2005

ABSTRAK Perkembangan aktivitas perkotaan yang cukup pesat menyebabkan ketidakmampuan kota besar untuk menampung sehingga perkembangan aktifitas tersebut diarahkan ke daerah hinterland.demikianlah yang terjadi di Kota Semarang, dimana perkembangan aktivitas industri dan permukimannya mengalami pergeseran ke salah satu daerah hinterlandnya yaitu Ungaran. Tentu saja hal ini sangat mempengaruhi perkembangan Kota Ungaran sebagai kota kecil. Dengan bermunculannya aktivitas industri dan permukiman, semakin menyemarakkan pembangunan kota Ungaran. Peningkatan aktifitas dan pembangunan fisik kota yang pesat. Perkembangan aktivitas kota Ungaran yang cukup pesat terjadi pada daerah sepanjang Jalan arteri Kota Ungaran. Perkembangan aktivitas industri dan permukiman yang dikembangkan pada BWK IV, ternyata menimbulkan permasalahan lingkungan, yaitu pencemaran air.pencemaran air di kawasan permukiman tersebut disebabkan oleh limbah cair industri tekstil PT. Batamtex yang dibuang pada badan air penerima (Sungai Sinatah) dan melalui selokan-selokan penduduk. Salah satu dampak yang terlihat secara langsung adalah pada air sumur penduduk, akibat pencemaran menyebabkan air sumur bau, berkurangnya debit air sumur, dan berubahnya warna air sumur, sehingga ada sebagian penduduk di wilayah studi, khususnya di perumahan Nitibuana yang tidak menfungsikan kembali air sumur mereka. Melihat fenomena tersebut maka dilakukan studi yang bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran pengaruh pencemaran air akibat aktivitas industri tekstil PT. Batamtex, dengan wilayah studi permukiman yang berada di dekat industri yang meliputi perumahan Nitibuana, Kampung Krajan, perumahan Korpri, Kampung Pundung Putih dan Perumahan Ungaran Bumi Indah. Sedangkan materi yang hendak dikaji adalah parameter limbah yang berdasarkan sifat fisik (kasat mata) meliputi warna, bau dan kekeruhan. Adapun metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode pembobotan, yang terdiri dari 4 klasifikasi yaitu tercemar berat, tercemar sedang, tercemar ringan, dan tidak tercemar. Dari pembahasan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa perumahan Nitibuana tercemar berat, kampung Krajan tercemar sedang, perumahan Korpri tercemar ringan dan perumahan UBI dan Kampung Pundung Putih tidak tercemar. Jadi sebaran pengaruh pencemaran air yang disebabkan oleh aktivitas industri tekstil PT. Batamtex masih tergolong relatif rendah, karena lingkungan permukiman yang tercemar dalam radius ± 1,5 km dari industri. Sedangkan menurut syarat lokasi industri (Pola Pengelolaan Tata Guna Tanah Kanwil BPN) jarak industri dengan permukiman harusnya lebih dari 2 km. Sehingga permukiman yang tercemar tersebut masih dalam lingkup wilayah pengaruh aktivitas industri. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi evaluasi bagi pemerintah, industri dan masyarakat. Bagi pemerintah, diharapkan mampu menindaklanjuti dan memperhatikan pelaksaan kebijakan mengai baku mutu limbah cair industri dan berani memberikan sanksi yang tegas terhadap industri yang melanggar. Sedangkan bagi pihak industri, menjadi evaluasi agar di masa mendatang lebih memantau buangan limbah industrinya sehingga tidak melebihi BMLC, dan untuk masyarakat khususnya di Wilayah Industri Babadan, agar turut memantau permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini industrialisasi sedang mengalami perkembangan, hal ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar melainkan telah mengalami pergeseran pula ke kota pinggiran. Peningkatan suatu aktivitas tentunya memberikan dampak bagi lingkungan sekitarnya. Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu tindakan. Menurut Leopold (1971), dampak diartikan sesuatu benturan antara dua kepentingan pembangunan dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Demikian pula dengan peningkatan sektor industri yang cukup pesat dimana aktivitas ini mampu memberikan dampak baik positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah. Namun di sisi lain keberadaan industri juga mampu memberikan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan (degradasi lingkungan). Pencemaran lingkungan adalah segala sesuatu yang dihasilkan manusia dalam jumlah yang demikian banyak sampai menyebabkan terganggunya kesehatan dan kesejahteraan manusia (Enger, 1983). Pencemaran lingkungan merupakan dampak lingkungan yang bersifat negatif dan diakibatkan karena proses alam maupun aktivitas manusia. Pencemaran lingkungan terdiri dari pencemaran udara, air dan tanah. Tidak setiap industri menyebabkan terjadinya ketiga pencemaran tersebut, hal ini tergantung pada jenis industrinya, misalnya industri tekstil memiliki kontribusi besar terhadap terjadinya pencemaran air. Pada zaman teknologi maju sekarang ini, masalah pencemaran lingkungan yang terjadi salah satunya disebabkan oleh aktivitas industri, hal ini karena dalam aitivitas industri pengaruh manusia terhadap lingkungan makin meningkat. Dimana pada zaman ini banyak terjadi perubahan lingkungan hidup alami menjadi lingkungan

2 binaan, salah satunya kawasan industri yang menimbulkan dampak adanya asap, bau, cairan limbah, reaksi kimia dan kebisingan yang mulai menurunkan kualitas lingkungan. Adapun efek sampingan dari limbah industri dapat berupa (Sugiharto, 1987: 2): 1. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat merupakan pembawa suatu penyakit. 2. Merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda/bangunan maupun tanaman dan peternakan. 3. Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di dalam air seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya. 4. Dapat merusak keindahan (estetika), karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang terutama di daerah hilir sungai yang merupakan daerah rekreasi. Oleh karena itu efek sampingan limbah industri harus menjadi bahan pertimbangan bagi suatu industri sebelum industri tersebut mulai beroperasi. Karena bahaya pencemaran industri itu sendiri tidak hanya mengenai lingkungan internal tetapi juga lingkungan sekitar yang meluas pada jarak tertentu (Budihardjo,1997). Masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh industri pada umumnya terjadi di kota-kota besar, seperti Surabaya (pencemaran air ledeng), Semarang (pencemaran zat kimia yang berasal dari limbah), dan masih banyak lagi. Tetapi banyak kota besar yang mempunyai hinterland yang memadai akhirnya harus menjurus ke arah industrialisasi. Kondisi pergeseran lokasi industri dialami juga oleh kota Semarang. Banyaknya industri yang saat ini berlokasi di sekitar pusat kota, menunjukkan bahwa pada masa lalu kegiatan industri berorientasi ke pusat kota namun belum dalam bentuk kawasan terpadu. Pada perkembangannya industri di Semarang mengarah ke pinggiran kota. Industri di Semarang bergeser ke Banyumanik dan Ungaran, Tugu serta Genuk. Pergeseran penyebaran ini disebabkan pula oleh beberapa pertimbangan (Koestoer, 1995:3), antara lain:

3 1. Adanya kompetisi penggunaan lahan /ruang yang sangat ketat di Kota, sehingga berdampak pada tingginya nilai lahan terutama di kota besar seperti Semarang. 2. Daerah pinggiran pada awalnya relatif lapang, sehingga penempatan industri diasumsikan dapat aman dan tidak mengganggu kelancaran dan ketertiban lalu lintas. 3. Di sisi lain dengan kelancaran lalu lintas akan meningkatkan akses ke perusahaan industri. Hal ini menyebabkan persebaran berpola linear di sekitar jalan raya. 4. Pertimbangan kedekatan dengan sumber air. Kota Ungaran sebagai ibukota Kabupaten Semarang mempunyai potensi yang cukup besar bagi perkembangan industri karena letaknya yang strategis di antara dua pusat pertumbuhan yaitu Semarang dan Yogyakarta-Solo (dalam lingkup Joglosemar) sehingga memacu perkembangan aktivitas industri yang cukup pesat. Selain itu, perkembangan Kota Ungaran yang juga dijadikan sebagai salah satu daerah penyangga aktivitas permukiman bagi Kota Semarang pun ikut menyemarakkan pembangunan kota Ungaran. Hal ini disebabkan oleh semakin padat dan mahalnya lahan di Kota Semarang sehingga banyak orang atau developer yang mulai melirik Kota Ungaran sebagai salah satu daerah pengembangan permukiman bagi Kota Semarang. Dengan berkembangnya dua aktivitas ini tentu saja berpengaruh positif terhadap perkembangan kota Ungaran, tetapi di sisi lain terdapat pula pengaruh negatif, yaitu permasalahan pencemaran terutama pencemaran air khususnya di lingkungan permukiman yang terdapat di sekitar wilayah industri. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah no.20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air menyebutkan bahwa pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Seperti yang terjadi di wilayah industri Babadan, dimana kawasan tersebut merupakan kawasan yang dikembangkan sebagai pengembangan kawasan industri dan kawasan permukiman menurut