STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SAM MEDIKO LEGAL Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (RAKORPOP) 30 November 2015
PERATURAN PER UU DASAR PERTIMBANGAN ROADMAP REFORMASI BIROKRASI 2015-2019 PENGUATAN PRIMARY HEALTH CARE SISTEM NASIONAL KECENDERUNGAN PEMBANGUNAN / RPJMN 2015-2019
LATAR BELAKANG Perpres 165 Tahun 2014 Tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja Perpres 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara Perpres 35 Tahun 2015 Tentang Kementerian Kesehatan Permenkes 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN (PERATURAN PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2015) Unsur Pemimpin : Menteri Unsur Pembantu Pemimpin : Sekretariat Jenderal Unsur Pelaksana : Direktorat Jenderal Unsur Pengawas : Inspektorat Jenderal Unsur Pendukung : Badan dan/atau Pusat
PERMENKES NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN STAF AHLI MENTERI SEKRETARIAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT SEKRETARIAT ITJEN BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI BIRO KEPEGAWAIAN BIRO KERJA SAMA LUAR NEGERI BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT BIRO UMUM JENDERAL MASYARAKAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT JENDERAL PELAYANAN JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT DIT SEKRETARIAT DITJEN DIT SEKRETARIAT DITJEN DIT SEKRETARIAT DITJEN DIT SEKRETARIAT DITJEN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKRETARIAT BADAN SEKRETARIAT BADAN DATA DAN INFORMASI ANALISIS DETERMINAN PEMBIAYAAN DAN JAMINAN KRISIS HAJI
UNSUR PEMBANTU PEMIMPIN : SEKRETARIAT JENDERAL STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI BIRO KEPEGAWAIAN BIRO KERJA SAMA LUAR NEGERI BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT BIRO UMUM Tugas : Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Kesehatan
UNSUR PELAKSANA : JENDERAL (1) STRUKTUR ORGANISASI JENDERAL MASYARAKAT JENDERAL MASYARAKAT SEKRETARIAT JENDERAL KELUARGA LINGKUNGAN KERJA DAN OLAHRAGA GIZI MASYARAKAT PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Promotif)
UNSUR PELAKSANA: JENDERAL (2) STRUKTUR ORGANISASI JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT SEKRETARIAT JENDERAL SURVEILANS DAN KARANTINA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH JIWA DAN NAPZA Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan(preventif)
UNSUR PELAKSANA JENDERAL (3) STRUKTUR ORGANISASI JENDERAL PELAYANAN JENDERAL PELAYANAN SEKRETARIAT JENDERAL PELAYANAN PRIMER PELAYANAN RUJUKAN PELAYANAN TRADISIONAL FASILITAS PELAYANAN MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Kuratif)
UNSUR PELAKSANA JENDERAL (4) STRUKTUR ORGANISASI JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT SEKRETARIAT JENDERAL TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN PELAYANAN KEFARMASIAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN PENILAIAN ALAT DAN PERBEKALAN RUMAH TANGGA PENGAWASAN ALAT DAN PERBEKALAN RUMAH TANGGA Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan (Rehabilitatif)
UNSUR PENGAWAS INSPEKTORAT JENDERAL STRUKTUR ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT I INSPEKTORAT II INSPEKTORAT III INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT INVESTIGASI SUBBAGIAN TATA USAHA SUBBAGIAN TATA USAHA SUBBAGIAN TATA USAHA SUBBAGIAN TATA USAHA SUBBAGIAN TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Tugas : Menyelenggarakan pengawasan intern di Kementerian Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
UNSUR PENDUKUNG BADAN (1) STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOMEDIS DAN TEKNOLOGI DASAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA DAN PELAYANAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA MASYARAKAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUMANIORA DAN MANAJEMEN Tugas : Menyelenggarakan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan
UNSUR PENDUKUNG BADAN (2) STRUKTUR ORGANISASI ADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKRETARIAT BADAN PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PENINGKATAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA Tugas : Menyelenggarakan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang kesehatan
UNSUR PENDUKUNG DI BAWAH MENTERI STRUKTUR ORGANISASI DI BAWAH MENTERI MENTERI SEKRETARIAT JENDERAL DATA DAN INFORMASI ANALISIS DETERMINAN PEMBIAYAAN DAN JAMINAN KRISIS HAJI Tugas : Menyelenggarakan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidangnya masing-masing
TAHAPAN LEBIH LANJUT (1) MENYUSUN TATA HUBUNGAN KERJA : - Penyusunan Peta Bisnis Proses antar Unit Kerja - Penyusunan Analisis Jabatan, Peta Jabatan, Analisis Beban Kerja, dan Uraian Tugas terhadap Seluruh Jabatan - Penerapan Prinsip Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi Inter dan Antar Unit Kerja - Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
TAHAPAN LEBIH LANJUT (2) PENATAAN ORGANISASI UPT Penataan OTK Kemenkes (PMK 64/2015) Klasifikasi UPT (Untuk UPT berjumlah > 1) Penataan Kedudukan, Tugas, dan Fungsi UPT Penataan Tata Hubungan Kerja UPT
RANCANGAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
TIPOLOGI PERANGKAT DAERAH PRINSIP : 1. Setiap Urusan Pemerintahan di laksanakan oleh 1 (satu) DINAS 2. Setiap Fungsi Penunjang dilaksanakan oleh 1 (satu) BADAN 3. DINAS dan BADAN dikategorikan kedalam TIPE A, B DAN C. 4. Tidak dikenal lagi Perumpunan Dinas dan Badan. PENGECUALIAN : Mengingat merupakan URUSAN WAJIB yang melaksanakan PELAYANAN DASAR maka Organisasi DINAS, MINIMAL pada Kategori TIPE C
NOMENKLATUR DAN KOMPETENSI PERANGKAT DAERAH 1. Nomenklatur Unit Kerja pada PERANGKAT DAERAH ditetapkan dengan MEMPERHATIKAN Pedoman yang ditetapkan oleh KEMENTERIAN /Lembaga yang membidangi URUSAN PEMERINTAHAN TERSEBUT ( PASAL 211 UU No 23 Tahun 2014) 2. STANDAR KOMPETENSI TEKNIS Kepala dan Kepala Unit Kerja pada Perangkat daerah DITETAPKAN OLEH KEMENTERIAN /Lembaga yang membidangi URUSAN PEMERINTAHAN TERSEBUT 3. Semua KEPALA perangkat daerah HANYA dapat di isi oleh PNS. 4. Kepala Perangkat Daerah PROVINSI disi dari PNS yang memenuhi syarat diseluruh INDONESIA. 5. Kepala Perangkat Daerah KABUPATEN/KOTA diisi oleh PNS yang memenuhi syarat DALAM SATU PROVINSI
P E R B E D A A N O R G A N I S A S I P E R A N G K A T D A E R A H M E N U R U T U U 2 3 / 2 0 1 4 D A N P P 4 1 / 2 0 0 7 DIMENSI PP 41/2007 UU 23/2014 Nomenklatur Perumpunan 1. Setda dan Set DPRD 2. Inspektorat 3. Bapeda 4. Dinas 5. Lemtekda : Badan, Kantor dan Rumkit 6. Kecamatan utk kab/kota 7. Kelurahan utk kab/kota Perumpunan Dinas, Badan dan kantor 1. Setda dan Set DPRD 2. Inspektorat 3. Dinas 4. Badan 5. Kecamatan untuk kab/kota Tidak ada perumpunan Tipologi Tidak ada Ada tipologi dinas dan badan Lembaga lain yang diperintahkan per-uu. Dapat dibentuk menjadi perangkat daerah Digabung menjadi bagian perangkat daerah yang ada
UNIT PELAKSANA TEKNIS ( sumber : RPP Pengganti PP No 41 Tahun 2007) 1. Pada dinas daerah dapat dibentuk UPT dinas untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu yang membutuhkan satu kesatuan manajemen dalam penyelenggaraannya; 2. Susunan organisasi, tugas dan fungsi UPT yang berbentuk satuan pendidikan dan rumah sakit ditetapkan sesuai peraturan perundangundangan. 3. Kriteria klasifikasi rumah sakit daerah dilakukan oleh menteri yang membidangi urusan kesehatan setelah berkoordinasi secara tertulis dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. 4. Rumah sakit merupakan unit organisasi yang bersifat fungsional sebagai sebuah unit layanan yang bekerja secara profesional dan otonom; 5. Pengelolaan keuangan rumah sakit menggunakan pola pengelolaan Badan layanan umum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Usulan Kemenkes pada Pengganti PP No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Dinkes prov/kab/kota) dan Tim Kerja Kemenkes Tipologi Dinas Kesehatan: a. Tipe A : beban kerja besar (4 Bidang) b. Tipe B : beban kerja sedang (3 Bidang) c. Tipe C : beban kerja kecil (2 Bidang) Kriteria indikator Beban Pembentuk Tipologi Dinas Kesehatan : Faktor Umum Faktor Teknis 1. Jumlah Penduduk 1. Jumlah Penduduk 2. Luas Wilayah 2. Kepadatan Penduduk 3. Jumlah APBD Tim Kerja Kemenkes dalam Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah 1. Tim Perumus Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah 2. Tim Penataan Kelembagaan Perangkat daerah 3. Tim Perumus Standar Kompetensi
UNDANG-UNDANG TENTANG TENAGA
PENDAHULUAN FILOSOFI, SOSIOLOGI, DAN YURIDIS Tenaga kesehatan memiliki peranan penting. Kesehatan sebagai hak asasi manusia. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab, ketentuan mengenai tenaga kesehatan masih belum menampung kebutuhan hukum Perlu Pengaturan Mengenai Tenaga Kesehatan
KUALIFIKASI TENAGA DI BIDANG TENAGA Kualifikasi minimum diploma tiga Kecuali tenaga medis. Kualifikasi minimum pendidikan menengah di bidang kesehatan Hanya dapat bekerja di bawah supervisi Tenaga Kesehatan.
PENGELOMPOKAN TENAGA 1. Tenaga medis 2. Tenaga Psikologi Klinis 3. Tenaga Keperawatan 4. Tenaga Kebidanan 5. Tenaga Kefarmasian 6. Tenaga Kesehatan Masyarakat 7. Tenaga Kesehatan Lingkungan 8. Tenaga Gizi 9. Tenaga Keterapian Fisik 10. Tenaga Keteknisian Medis 11. Tenaga Teknik Biomedika 12. Tenaga Kesehatan Tradisional 13. Tenaga Kesehatan Lainnya
PENDIDIKAN TENAGA PENYELENGGARAAN memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan penyelenggaraan Upaya Kesehatan dan dinamika kesempatan kerja, keseimbangan antara kemampuan produksi Tenaga Kesehatan dan sumber daya yang tersedia dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam rangka penjaminan mutu lulusan, penyelenggara pendidikan tinggi bidang kesehatan hanya dapat menerima mahasiswa sesuai dengan kuota nasional. HASILKAN NAKES BERMUTU
PENDIDIKAN TENAGA Profesi (Ners) Spesialis (Ners Spesialis ) Doktor (S3) Diploma Sarjana (S1) Magister (S2) = Pendidikan Vokasi = Pendidikan Akademik = Pendidikan Profesi
PENDIDIKAN TENAGA SERTIFIKASI ( Psl 21 UU No. 36/2014) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar kompetensi kerja. Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun oleh Organisasi Profesi dan konsil masingmasing Tenaga Kesehatan dan ditetapkan oleh Menteri.
SERTIFIKASI, REGISTRASI & LISENSI TENAGA INSTITUSI PENDIDIKAN MTKI = MTKP & OP SERTIFIKASI Lulus Pendidikan Uji Kompetensi Sertifikat Kompetensi KKI/MTKI/KFN KTKI REGISTRASI STR KAB/KOTA LISENSI SIP SIK
KONSIL TENAGA INDONESIA Untuk meningkatkan mutu Praktik Tenaga Kesehatan, memberikan perlindungan serta kepastian hukum kepada Tenaga Kesehatan dan masyarakat di bentuk KTKI. KTKI terdiri atas konsil masing-masing jenis tenaga kesehatan termasuk Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi KTKI bertanggungjawab kepada Presiden melalui Menteri. KTKI mempunyai fungsi mengkoordinasikan konsil masing-masing tenaga kesehatan dalam menjalankan fungsi menetapkan dan membina tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik Tenaga Kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
STRUKTUR ORGANISASI KTKI (Ke Depan) SEKRETARIAT KKI KTKI SEKRETARIAT KTKI KONSIL KONSIL KONSIL
PENDAYAGUNAAN TENAGA PEMERINTAH/PEMDA DILAKUKAN OLEH Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat MEMPERHATIKAN ASPEK pemerataan, pemanfaatan dan pengembangan. 1. Pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil; 2. Pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; 3. Penugasan khusus 4. Wajib Kerja; 5. Ikatan Dinas
Tenaga Kesehatan yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat dipindahtugaskan antarprovinsi, antarkabupaten, atau antarkota karena alasan kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau promosi. Dalam hal terjadi kekosongan Tenaga Kesehatan, Pemerintah atau Pemerintah Daerah wajib menyediakan Tenaga Kesehatan pengganti untuk menjamin keberlanjutan pelayanan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang bersangkutan. Dalam keadaan tertentu Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib kerja kepada Tenaga Kesehatan yang memenuhi kualifikasi akademik dan Kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai Tenaga Kesehatan di daerah khusus di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN Setiap Penerima Pelayanan Kesehatan yang dirugikan akibat kesalahan atau kelalaian Tenaga Kesehatan dapat meminta ganti rugi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Dalam hal Tenaga Kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya yang menyebabkan kerugian kepada penerima pelayanan kesehatan, perselisihan yang timbul akibat kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
KETENTUAN PERALIHAN Tenaga Kesehatan lulusan pendidikan di bawah Diploma Tiga yang telah melakukan praktik sebelum ditetapkan Undang-Undang ini, tetap diberikan kewenangan untuk menjalankan praktik sebagai Tenaga Kesehatan untuk jangka waktu 6 (enam) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan. MTKI dan KFN tetap melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya sampai terbentuknya Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia. Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi menjadi bagian dari KTKI setelah KTKI terbentuk. KKI tetap melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya sampai dengan terbentuknya Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia. Sekretariat KKI tetap melaksanakan fungsi dan tugasnya sampai dengan terbentuknya sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
KETENTUAN PENUTUP Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia harus dibentuk paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang- Undang ini diundangkan. Pasal 4 ayat (2), Pasal 17, Pasal 20 ayat (4), dan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; dan Sekretariat KKI sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menjadi sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia setelah terbentuknya Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
38