BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan wirausaha salah satunya ialah untuk mendapatkan laba sebanyak mungkin, agar tujuan itu dapat tercapai maka wirausaha harus mengacu pada tumbuh kembang suatu perindustrian, baik di bidang manajemen maupun teknlogi informasi (IT) [1]. Seiring dengan perkembangan di bidang teknologi, pemanfaatan komputer menjadi sebuah keharusan pada segala bidang. Computer Based Information System (Sistem Informasi Berbasis Komputer) ialah sebuah sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas serta dapat ditampilkan dan dianalisis. Salah satu dari sistem informasi berbasis komputer Sistem Pendukung Keputusan (Decission Support System) ialah sebuah sistem informasi yang saling berkesinambungan dimana bisa memberi alternative lain dan hasil yang tepat. Perencanaan serta adanya produk barang/jasa guna menyuplai kebutuhan pasar merupakan aspek suatu perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan yang lain didunia bisnis[2]. PT Gas Pemalang Sakti merupakan badan usaha yang bergerak di bidang penyaluran sumber daya alam (Gas LPG) yang berlokasi di Jl. Hos Cokro Aminoton RT03/RW04 Lawang Rejo Pemalang. PT Gas Pemalang Sakti mengambil gas LPG (3 kg) sebanyak 2240 tabung per hari, badan usaha ini mengambil gas LPG dari dua SPBE di wilayah pemalang menggunakan empat truk ankle double. Badan usaha ini menyalurkan gas tersebut ke Sub penyalur (45 agen) yang dikirim sesuai perjanjian. Untuk sub penyalur baru yang ingin bergabung, tidak ada kriteria khusus yang terpenting mereka mampu membayar modal awal yang digunakan untuk membayar tabung Gas LPG 3 Kg, minimal 50 tabung untuk sub penyalur baru. Jumlah penyalur gas di Pemalang ada 14 penyalur. Gas 3 kg adalah pasokan gas yang mendapat subsidi dari pemerintah, jadi subsidi tersebut dibagi kepada 14 penyalur tersebut. Jumlah subsidi tergantung armada yang 1
2 dimiliki, semakin banyak armada maka subsidinya semakin banyak. Kendala yang dihadapi PT Gas Pemalang Sakti adalah menumpuknya stok Gas LPG dikarenakan permintaan dari sub penyalur lebih sedikit dibandingkan dengan pasokan harian Gas LPG dari SPBE. Untuk itu dibutuhkan lebih banyak sub penyalur (agen) dan lokasi pemasaran baru agar lebih banyak gas LPG yang dapat terjual ke konsumen. Pemilihan sub penyalur juga harus berdasarkan kriteria atau aspek pasar yang mendukung lokasi atau sub penyalur tersebut agar dapat menjual gas LPG secara maksimal. Untuk membantu PT Gas Pemalang Sakti dalam memilih lokasi atau sub penyalur yang tepat, dibutuhkan suatu metode dan alat bantu yang mampu membantu proses pemilihan lokasi atau sub penyalur agar dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Sistem Pendukung Keputusan, atau yang disebut sebagai Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang berfungsi menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorang pun tahu secara pasti bagaimana seharusnya keputusan dibuat. Decision Support System (DSS) lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dengan kriteria yang kurang jelas[3]. Didalam sistem pendukung keputusan, terdapat langkah-langkah terbentuknya DSS: 1. Studi Kelayakan (Intelligence) Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah. Kepemilikan masalah berhubungan dengan bagian apa yang akan dibangun oleh DSS dan apa tugas dari bagian tersebut sehingga model yang dibangun bisa relevan dengan kebutuh si pemilik masalah.
3 2. Perancangan (Design) Pada tahapan ini, akan dibentuk model yang akan digunakan dan kriteria-kriteria yang ditentukan. Selain itu, dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian mulai dilakukan penentuan variabel-variabel model. 3. Pemilihan (Choice) Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternatif model beserta variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan model, termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas, yaitu dengan mengganti beberapa variabel. 4. Pembuatan DSS Setelah menentukan model berikutnya adalah mengimplementasikan dalam aplikasi DSS [4]. Multiple Attribute Decision Making (MADM) merupakan sebuah cara yang dipakai menentukan kriteria tertentu guna mendapatkan alternatif terbaik pada sekumpulan alternatif. Simple Additive Weighting merupakan sebagian cara yang dipakai untuk menuntaskan permasalahan dalam MADM. Metode Simple Additive Weighting sering kali disebut metode penjumlahan terbobot. Dasar dari metode SAW ialah mendapatkan penjumlahan terbobot pada rating kinerja dari semua alternatif dari keseluruhan atribut, Metode SAW membandingkan keseluruhan rating alternatif yang ada ke dalam normalisasi matriks keputusan dengan skala tertentu, Metode SAW menekankan pengambil keputusan memilih bobot pada semua atribut. Nilai keseluruhan untuk semua alternatif didapat dengan menambahkan semua hasil perkalian antara rating dengan bobot setiap atribut. Rating setiap atribut harus bebas dimensi yang berarti sudah terlebih dahulu melalui normalisasi matriks[5]. Dengan menggunakan metode ini PT Gas Pemalang Sakti dapat memilih lokasi atau sub penyalur dari beberapa alternatif sub penyalur berdasarkan kriteria atau aspek pasar yang mendukung lokasi atau sub penyalur tersebut.
4 Untuk membantu proses pemilihan lokasi pemasaran atau sub penyalur dibutuhkan sebuah sistem yang mampu menangani sebuah proses penghitungan untuk menentukan lokasi pemasaran berdasarkan kriteria dalam hal ini adalah aspek pasar dengan lebih cepat dan mudah serta bisa membandingkan data yang ada ke dalam sistem yang akan mendiskripsikan serta menyimpulkan kondisi lokasi pemasaran terbaik. Sistem ini akan diwujudkan menggunakan bahasa pemprograman java yang user friendly sehingga pengguna dapat mengisi databasenya ke dalam form yang sudah disediakan dan pengguna dapat mengelola aplikasi untuk menentukan lokasi terbaik untuk pemasaran. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang didapat dari permasalahan di atas yaitu bagaimana menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menentukan lokasi pemasaran dan bagaimana menentukan lokasi pemasaran terbaik berdasarkan kriteria dari beberapa lokasi. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam memilih lokasi pemasaran terbaik menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah sebagai berikut : 1. Objek penelitian adalah PT Gas Pemalang Sakti yang bergerak dibidang penyaluran sumber daya alam (Gas LPG 3 Kg), dan lokasi pemasaran pemasaran adalah wilayah Kabupaten Pemalang. 2. Metode yang dipakai dalam menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan memakai metode Simple Additive Weighting (SAW). 3. Data uji yang digunakan merupakan data calon sub penyalur Tahun 2016. 4. Pengembangan aplikasi sistem pendukung keputusan menggunakan bahasa pemprograman java.
5 1.4 Tujuan Peneletian Tujuan penelitian yang ingin diwujudkan ialah terciptanya sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu pemilihan lokasi pemasaran Gas LPG terbaik dari beberapa lokasi sesuai dengan kriteria-kriteria dari lokasi tersebut menggunakan metode Metode Simple Additive Weighting (SAW) di PT Gas Pemalang Sakti. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan ialah : a. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini bisa membantu perusahaan untuk menentukan lokasi pemsaran terbaik dari beberapa lokasi berdasarkan beberapa kriteria yang dibandingkan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). b. Bagi Pembeli Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembeli untuk memenuhi kebutuhan mereka akan Gas LPG. c. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini bisa menambah pengetahuan dibidang pemilihan lokasi pemasaran menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan penggunaan bahasa pemprograman java.