BAB I PENDAHULUAN. islam memiliki kekuatan hukum, peraturan, perundang-undangan, dan tata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan. Dalam melaksanakan kehidupan ini manusia tidak bisa berdiri

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata. 1. Menjaga kelancaran Arus Lalu Lintas di kawasan Wisata;

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

Konversi Akad Murabahah

SKRIPSI. Dalam Ilmu Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. mengerti dengan baik tentang hukum, baik dari segi agama maupun dari aturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB IV ANALISIS DATA. kepustakaan baik yang diperoleh langsung dari kitab-kitab aslinya atau kitabkitab

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS DATA

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berani untuk menghadapi segala perubahan yang ada dan tetap menjadi pemenang

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama sempurna yang mampu mengatur ssegala. maupun muamalah. Islam merupakan ajaran agama dan norma yang harus

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETERLAMBATAN PENYERAHAN BARANG PADA AKAD ISTISHNA DALAM JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat universal dan komprehensif, manusia adalah mahluk sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB IV. dijadikan obyek dari penelitian ini adalah tanah ladang, dengan tujuan di ambil

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

ekonomis. Di bidang ritel, penjualan tunai dan penjualan kredit merupakan aktivitas

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dalam pembukaan Rakernas Asosiasi Petani cengkeh Indonesia

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut sangat. beragam baik primer, sekunder, maupun tersier, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV. Surabaya ini termasuk pada bab ija>rah karena merupakan akad yang objeknya. Menurut bapak A. Djohan Hidayat selaku PJS Penyelia Umum & SDM,

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis terhadap Akad bisnis Advertising dengan pendapatan

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila seseorang ingin memulai bisnis, terlebih dahulu ia harus mengetahui dengan baik hukum agama yang mengatur perdagangan agar ia tidak melakukan aktivitas yang haram dan merugikan masyarakat. Karena dalam islam memiliki kekuatan hukum, peraturan, perundang-undangan, dan tata krama. Bahkan dalam bekerja dan berbisnis wajib bagi setiap muslim untuk memahami bagaimana bertransaksi agar tidak terjerumus dalam jurang keharaman atau syubhat hanya karena adanya ketidak ketahuan. Oleh karena itu, etika islam mengiringi persyariatan hukum-hukum transaksi yang bermacammacam.

Islam yang lahir dalam lingkungan hukum perdagangan mekah, di dalam konteks sosial ekonomi ini, ia menekankan kebaikan-kebaikan perdagangan (ijarah) sekaligus mendapatkan posisi seorang pedagang yang jujur setelah Nabi SAW dan para syuhada yang wafat di jalan Allah. Dan pada saat yang sama, ia menghukum berat para pedagang dan saudagar yang melakukan praktik yang tidak jujur dan berusaha memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak adil. Sesungguhnya prinsip akhlak mengharuskan keterikatan seorang produsen muslim dengan akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak buruk yang membahayakan disebabkan proses produksi, kebohongan, kecurangan dan merugikan orang lain. 1 Dan dalam Syariat Islam mengajarkan kepada manusia agar menjalankan segala aktivitasnya berdasarkan aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT dan Rasul nya. Begitupun dalam men-tasarruf-kan (menjalankan) kegiatan muamalah, hendaknya berdasarkan tata cara yang baik dan diridhai oleh Allah SWT. Dan disadari atau tidak, sampai hari ini sebenarnya kita sudah membuat berbagai bentuk perjanjian, bahkan sejak manusia baru dilahirkan dari rahim ibunya. Perjanjian merupakan pengikat diantara individu yang melahirkan hak dan kewajiban untuk mengatur antar individu yang mengandung unsur pemenuhan hak dan kewajiban dalam jangka waktu lama, dalam prinsip syari ah diwajibkan untuk dibuat secara tertulis yang disebut akad. Akad adalah perjanjian tertulis yang memuat ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan) antara 1 A. Kadir, Hukum Bisnis Syari ah Dalam Al-Quran, (Jakarta: Amzah, 2010), Hlm 2.

pemilik modal dan pihak lain yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak berdasar prinsip syari ah. 2 Syarat umum yang harus dipenuhi suatu akad menurut ulama fiqh antara lain, pihak-pihak yang melakukan akad telah cakap bertindak hukum, akad dan objek akadnya tidak dilarang syara, ada manfaatnya, ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis dan tujuan akad harus jelas dan diakui syara. Karena itulah ulama fiqh menetapkan apabila akad telah memenuhi rukun dan syarat mempunyai kekuatan mengikat terhadap pihak-pihak yang melakukan akad. 3 Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT. Dalam surat Al-Maidah (05) ayat 1 : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-nya. 4 Akad (perjanjian) mencakup janji prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya. Dalam kaitannya dengan bisnis banyak praktek akad yang ditawarkan kepada masyarakat didalam hukum muamalat, ada beberapa sistem kerja sama yang dikenal seperti muzara ah, mukhabarah, ijarah, musaqah dan syirkah bentuk- 2 Irma Devita Purnamasari dan siswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah Akad Syari ah,(bandung: kaifa, 2011), Hlm 2. 3 Sohari Sahrani dan Ru fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Hlm 45. 4 QS. Al-Maidah (5): 1.

bentuk kerja sama tersebut banyak digunakan oleh sebagian besar umat manusia. Karena pada setiap kerja sama yang baik dan berlandaskan unsur saling tolong menolong. Landasan itu sesuai dengan firman Allah SWT surat Al-Maidah ayat 2 : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'arsyi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. 5 Demikian halnya kerja sama antara pemilik dan peternak dengan memakai akad bagi hasil yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Bentuk kerjasama ini disyariatkan agar sesama manusia saling tolong menolong dengan adanya keuntungan bersama dan tidak saling merugikan antara satu dengan yang lainnya dan meningkatkan keadaan ekonomi pada masyarakat. 5 QS. Al-Maidah (5): 2.

Maka dalam praktek pelaksanaan perjanjian kerjasama harus dikerjakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah ditentukan dalam agama Islam. Kerjasama dengan sistem bagi hasil merupakan usaha yang mulia apabila dalam pelaksanaannya selalu mengutamakan prinsip keadilan, kejujuran dan tidak ada unsur saling merugikan satu sama lain. Pembagian hasil yang biasanya dilakukan oleh pemilik sapi perah dan peternak dalam prakteknya tentunya ada keuntungan-keuntungan dan kerugiankerugiannya baik bagi salah satu pihak maupun bagi kedua belah pihak. Dan pastinya akan menghadapi permasalahan-permasalahan yang terjadi waktu dilaksanakannya kerjasama tersebut, dan untuk mengantisipasi terjadinya masalah-masalah yang akan terjadi penulis akan membahas bagaimana sistem akad yang digunakan dalam pemeliharaan dan pemerahan sapi perah yang sesuai oleh ajaran islam. Maka berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan membahas praktek akad yang akan digunakan dalam praktek pemeliharaan dan pemerahan sapi perah dengan mengambil judul PRAKTIK AKAD PEMELIHARAAN DAN PEMERAHAN SAPI PERAH DI KECAMATAN SUTOJAYAN. KABUPATEN BLITAR ( Tinjauan Hukum Islam )

B. Rumusan Masalah. Setelah melihat dari latar belakang yang ada, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana praktik akad pemeliharaan dan pemerahan sapi perah di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar? 2. Bagaimana praktik akad pemeliharaan dan pemerahan sapi perah di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar menurut tinjauan Hukum Islam? C. Batasan Masalah. Dalam penelitian ini atau analisis ini membahas pada permasalahan praktik-praktik akad pemeliharaan dan pemerahan sapi perah yang akan ditinjau dengan Hukum Islam maka perlu diteliti ke lapangan untuk akad dan di analisis dengan jelas terhadap permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini. D. Tujuan Masalah. Dari rumusan masalah di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana praktik akad pemeliharaan dan pemerahan sapi perah di Kecamatan, Kabupaten Blitar. 2. Untuk mengetahui bagaimana praktik akad pemeliharaan dan pemerahan sapi perah di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar menurut tinjauan hukum Islam. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis, kita dapat menambah pengetahuan tentang akad apa saja yang dapat digunakan dalam bisnis syari ah khususnya akad dalam pemeliharaan dan pemerahan sapi perah. 2. Secara Praktis, diharapkan penelitian ini dapat membantu memberikan tambahan informasi yang lebih jelas tentang akad, serta dapat memberikan banyak informasi dan Mendapatkan ilmu baru untuk mengaplikasikan sistem akad syari ah terhadap pemeliharaan dan pemerahan sapi perah untuk masyarakat. F. Definisi Operasional. 1. Praktik : Praktek adalah pengulangan belajar dan teori dengan melakukan tindakan tertentu guna memperoleh ketrampilan, pelaksanaan lapangan tentang apa yang disebutkan dalam teori. 6 6 Y. Al-Barry M Dahlan, Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelektual, ( Surabaya: Target Press, 2003) Hlm 626.

2. Akad : Perikatan, perjanjian, dan permufakatan (Al-ittifaq) pertalian antara ijab dan qabul sesuai dengan kehendak syari at yang berpengaruh pada objek perikatan. 7 3. Pemeliharaan : Suatu proses, cara, perbuatan memelihara, penjagaan dan perawatan. 8 4. Pemerahan : Suatu proses, cara, perbuatan pemerahan atau memeras. 9 5. Sapi Perah : Sapi perah adalah jenis sapi yang dapat menghasilkan air susu melebihi dari kebutuhan anaknya dan merupakan salah-satu dari ternak perah yang mampu merubah makanan menjadi air susu yang sangat bermanfaat bagi anak-anaknya maupun bagi manusia. 6. Tinjauan : Hasil meninjau, pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki dan mempelajari) 10 7. Hukum Islam : Kajian ilmu hukum yang membahas berbagai persoalan hukum Islam berdasarkan hasil ijtihad para ulama fiqh dalam memahami Al-Qur an dan Hadist Rasulullah dikaitkan dengan realitas yang ada dizaman Imam Syafi i. 11 G. Penelitian Terdahulu. 7 Nasrun Haroen, dkk, Ensiklopedi Hukum Islam Juz I, (Jakarta: PT. Icthtiar Baru Van Hoeve, 2003), Hlm 63. 8 http://artikata.com/arti-373487-pemeliharaan.html, diakses pada tanggal 27 juni 2013. 9 http://artikata.com/arti-373667-pemerahan.html, diakses pada tanggal 27 juni 2013. 10 http://artikata.com/arti-381954-tinjauan.html, diakses pada tanggal 27 juni 2013. 11 Dewa Redaksi, Suplemen Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001) Hlm 109.

Penelitian ini membahas tentang praktik-praktik akad pemeliharaan dan pemerahan sapi perah yang banyak dilakukan di masyarakat, Dan penelitian yang pernah dilakukan diantaranya adalah : a. Mukhamat Khoirudin (2008) Hasil penelitian yang berjudul Praktik Bagi Hasil Ngado Sapi di Desa Ngrantung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo Menurut Hukum Islam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dan dengan penelitian lapangan menyatakan bahwa akad praktik bagi hasil Ngado sapi yang dilakukan masyarakat Desa Ngrantung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo dilakukan secara lisan, dalam aplikasinya sudah memenuhi syarat karena di dalamnya sudah terdapat obyek, subyek, dan shigat hal tersebut sudah sesuai dengan hukum Islam. Dan dalam hal modal juga sudah sesuai dengan Hukum Islam meskipun hal itu pendapat sebagian ulama, karena modal praktik ngado sapi yang dilakukan di Desa Ngrantung berupa sapi, bukan berupa uang sebagaimana pendapat mayoritas ulama yang mensyaratkan adanya modal harus berupa uang. Akan tetapi modal yang berupa sapi ini nilai, dan satuan harganya sudah jelas dapat diketahui taksirannya, jadi meskipun modal berupa sapi, praktik ini tetap sah dan sesuai menurut Hukum Islam khususnya minoritas ulama. Dan dalam hal pembagian keuntungan masyarakat Grantung mengunakan aturan adat yang diistilahkan dengan maro bati (bagi keuntungan sama rata). Secara hukum Islam dalam pebagian keuntungan sudah sah, karena di dalam pembagian sudah menggunakan prosentase,

kedua belah pihak juga saling sepakat, karena merasa saling diuntungkan. Meskipun dilihat dari skala kuantitatif perolehan keuntungan dengan mempertimbangkan biaya perawatan yang ditanggung oleh lebih diuntungkan pemilik modal, akan tetapi pemilik modal menanggung resiko yang cukup besar ketika sapi mati, dia akan kehilangan seluruh modal, sedangkan hanya rugi biaya perawatan dan tenaga. Dari segi resiko, pemodal lebih besar kerugiannya dari pada pengelola, oleh karena itu meskipun dalam pembagian keuntungan pemodal tidak menanggung biaya perawatan sudah dinilai adil dan sah menurut hukum Islam. 12 b. Epi Yuliana ( 2008 ) Hasil penelitian yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Penggarapan Kebun Karet di Desa Bukit Selabu, Kecamatan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode preskriptif analitik menyatakan bahwa bagi hasil penggarapan kebun karet di Desa Bukit Selabu adalah aplikasi dari kerjasama dalam bidang pertanian Musaqah dan pembagian hasil di laksanakan menurut adat kebiasaan yang telah menjadi ketentuan hukum adat dan telah di setujui serta dijalankan oleh masyarakat di Desa Bukit Selabu. Cara pembagian hasil dilakukan sesuai dengan syari'at Islam, dengan menyebutkan bagian hasil dengan jelas seperti 1/2, 1/3, 1/4 dan tidak terdapat unsur penipuan. Perjanjian kerjasama penggarapan kebun karet di Desa Bukit Selabu di lakukan secara lisan dan 12 http://digilib.uin-suka.ac.id/3589/1/bab%20i.v,%20daftar%20pustaka.pdf, diakses pada tanggal 14 Februari 2013

menurut mereka hal tersebut lebih mudah mengerjakannya dari pada perjanjian dengan sistem tertulis. Perjanjian tidak bertentangan dengan Hukum Islam. Pelaksanaan bagi hasil kebun karet yang terjadi di Desa Bukit Selabu ditinjau dari beberapa segi seperti cara perjanjian atau akad, hak dan kewajiban, cara pembagian hasil kebun serta cara penyelesaian masalah apabila terjadi perselisihan menurut penilaian penyusun telah sesuai dengan hukum Islam. Karena : a. Kerjasama bagi hasil dilakukan atas dasar suka rela, tidak mengandung unsur-unsur paksaan, eksploitasi dan tipu muslihat. b. Bagi hasil ini mendatangkan kemaslahatan dalam meningkatkan kesejahteraan dan tahap hidup bagi petani khususnya di masyarakat Desa Bukit Selabu. c. Pembagian hasil kebun juga dilaksanakan secara adil sesuai dengan ketentuan hukum Islam, tidak ada unsur-unsur penipuan dan pengambilan kesempatan dalam kesempitan. d. Cara penyelesaian permasalahan atau perselisihan apabila terjadi pelanggaran terhadap isi perjanjian yang sudah disepakati, menurut penyusun sudah sesuai dengan Syari'at Islam. Karena tujuan bermu'amalah dalam Islam agar terciptanya hubungan sosial yang harmonis antara sesama manusia yang

didasari rasa kebersamaan dan tolong-menolong antara yang lemah dan yang kuat, antara yang kaya dengan yang miskin. 13 c. Lia Hidayati ( 2012 ) Hasil penelitian yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Antara Pengelola dan Pemilik Sapi. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kancah, dengan menggunakan penelitian kualitatif, sedang pembahasannya adalah: Deduktif yaitu analisa data untuk memperoleh sebuah kesimpulan dimulai dari pernyataan umum menuju pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran. Menyatakan bahwa setelah dilakukan pembahasan serta pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk transaksi dengan modal awal ditentukan oleh pedagang sapi dan didatangkan atas persetujuan kedua belah pihak. Bentuk ini adalah mudharabah muqayyadah, yaitu bentuk kerjasama antara shohibul mal dan mudharib yang dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Sedangkan akad atau perjanjian mudharabah yang dilakukan di desa Tanjung Gunung tersebut adalah secara lisan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak yang berakad yaitu pemilik dan pemilihara sapi dan disaksikan pedagang sapi. Besar kecilnya pembagian laba menurut pihak satu dengan lainnya tidaklah sama, tergantung pada akad. Pembagian ini dihitung setelah sapi ini dijual yaitu: 13 http://digilib.uinsuka.ac.id/1023/1/bab%20i,%20bab%20v,%20daftar%20pustaka. pdf, di akses pada tanggal 20 februari 2013.

1. Kalau sapi jantan dewasa, cara bagi hasilnya sapi dijual terlebih dahulu dan labanya dibagi dua. 2. Kalau sapi betina tidak punya anak pengelola mendapat bagi hasil sama dengan sapi jantan dewasa yaitu sapi dijual oleh pemilik sapi dan laba dibagi dua. 3. Andai sapi betina beranak, maka bagi hasilnya anak pertama yang 30% pemilik sapi dan yang 70% pengelola sapi berupa uang ketika sapinya dijual. Bentuk akad ini sudah sesuai dengan Hukum Islam. Pembagian keuntungan ini sudah sesuai dengan Hukum Islam. Langkah-langkah penyelesaian sengketa di Desa Tanjung Gunung dengan cara musyawarah, dan sudah sesuai dengan Hukum Islam. 14 Berdasarkan pada penelitian terdahulu tersebut, maka perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek yang di teliti dan fokus pemasalahan adalah praktik akad pemeliharaan dan pemerahan sapi perah yang akan dibahas dalam skripsi ini berbeda dalam permasalahan yang ada pada masalah sebelumnya. Sehingga dapat dibahas dan dijadikan untuk sebagai suatu pembahasan penelitian dan dapat meningkatkan bidang usaha tersebut yang lebih baik. Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu 14 http://liahidayati.blogspot.com/2012/06/tinjauan-hukum-islam-terhadap-bagi.html, di akses pada tanggal 21 februari 2013

No Nama, PT, dan Tahun Judul Objek formal Objek material 1 Mukhamat Praktik Bagi Membahas sistem Membahas Khoirudin, Hasil Ngado Bagi hasil yang bagaimana bagi Universitas Sapi di Desa dilakukan dalam hasil ngado sapi Islam Negeri Ngrantung, suatu kerjasama. menurut hukum Sunan Kecamatan Islam dengan Kalijaga, 2008. Bayan, metode penelitian Kabupaten deskriptif analitik Purworejo dengan penelitian Menurut lapangan. Hukum Islam 2 Epi Yuliana, Tinjauan Membahas sistem Membahas bagi Universitas Hukum Islam Bagi hasil yang hasil Islam Negeri Terhadap Bagi dilakukan dalam penggarapan Sunan Hasil suatu kerjasama. kebun karet Kalijaga, 2008. Penggarapan tinjauan hukum Kebun Karet di Islam dengan Desa Bukit menggunakan Selabu, metode Kecamatan preskriptif Musi analitik Banyuasin, Sumatera Selatan 3 Lia Hidayati, Tinjauan Membahas sistem Membahas bagi 2012 Hukum Islam Bagi hasil yang hasil antara Terhadap Bagi dilakukan dalam pengelola sapi Hasil Antara suatu kerjasama. dan pemilik sapi

Pengelola dan tinjauan hukum Pemilik Sapi Islam dengan penelitian kualitatif dengan pembahasannya deduktif. 4 Widya Nur Praktik Akad Membahas Akad Membahas Admaja Putra, Pemeliharaan Bagi hasil yang bagaimana akad Universitas dan Pemerahan dilakukan dalam dalam Islam Negeri Sapi Perah di suatu kerjasama. pemeliharaan dan Maulana Malik Kecamatan pemeraha sapi Ibrahim Sutojayan, perah menurut Malang, 2013. Kabupaten tinjauan hukum Blitar Islam (Tinjauan menggunakan Hukum Islam) penelitian empiris dengan metode deskriptif kualitatif. H. Sistematika Penulisan. Untuk memudahkan penulisan dan pembahasan hasil penelitian, maka disusun dengan sistematika yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab guna lebih memperjelas ruang lingkup dan cakupan permasalahan yang diteliti. Adapun urutan dan tata letak masingmasing bab serta pokok pembahasannya adalah sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan, Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, latar belakang masalah, pembatasan masalah. perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab kedua, merupakan kepustakaan mengenai penelitian yang sudah dilakukan oleh penelitian terdahulu dan kerangka teori yaitu kajian kepustakaan yang berisi tentang teori-teori yang mempunyai relevansi terhadap masalah penelitian. pada bab ini menguraikan tentang pengertian akad, syarat-syarat dan rukun akad, macam-macam akad yang diperbolehkan oleh syara, konsep pembatasan dan larangan akad syari ah serta hal-hal yang ditimbulkan oleh akad. Bab ketiga, merupakan bab yang menjelaskan tentang metode penelitian yang akan digunakan untuk penelitian ini yang meliputi lokasi penelitian, jenis penelitian, pendekatan, sumber dan jenis data, metode pengumpulan data, metode keabsahan data serta metode analisis data. Bab keempat, memaparkan data yang didalamnya berisikan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, baik data primer maupun sekunder. Analisis data dari hasil penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti, meliputi data tentang praktek akad pemeliharaan dan pemerahan sapi perah yang berlaku di masyarakat. Dan dianalisis dan ditinjau melalui Hukum Islam. Bab kelima, merupakan kesimpulan dari seluruh rangkaian pembahasan, baik dalam bab pertama, kedua, maupun ketiga. Sehingga pada bab lima ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran yang bersifat konstruktif agar semua upaya yang pernah dilakukan serta segala hasil telah ditelah dicapai dapat ditingkatkan lagi kepada arah yang lebi baik.