PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SURYA

dokumen-dokumen yang mirip
INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

PEMANFAATAN SOLAR CELL DENGAN PLN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK RUMAH TINGGAL ABSTRAKSI

APLIKASI PHOTOVOLTAIC PADA RUMAH TINGGAL UNTUK MENGURANGI KETERGANTUNGAN ENERGI LISTRIK KONVENSIONAL

PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Riau Jl. Tuanku Tambusai, Pekanbaru

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: X Yogyakarta, 15 November2014

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

Available online at Website

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

Muchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: ,

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Awal Potensi Energi Surya Wilayah Lampung: Studi Kasus Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Menuju Smart Campus

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

PENGUJIAN PANEL SURYA DINAMIK DAN STATIK DENGAN MELAKUKAN PERBANDINGAN DAYA OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

PENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

IMPLEMENTASI PANEL SURYA PADA LAMPU LALU LINTAS YANG DITERAPKAN DI SIMPANG LEGENDA MALAKA BATAM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

ANALISA EFISIENSI MODUL SURYA 50 WATT PEAK PADA RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SEBAGAI ENERGI CADANGAN LAPORAN AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

PEMANFAATAN TENAGA SURYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PANEL SURYA BERBASIS TRANSISTOR 2N3055 DAN THERMOELECTRIC COOLER

BAB II LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM TENAGA SURYA (PJU-TS) Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) adalah lampu penerangan jalan

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI PERFORMANSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN CERMIN TERPUSAT PADA BERBAGAI VARIASI SUDUT KEMIRINGAN PANEL SURYA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI MATAHARI SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN PENYIRAM TAMAN OTOMATIS TENAGA SURYA MENGACU PADA KELEMBABAN TANAH

Kata kunci : Arsitektur Bali, Panel surya, rangkaian seri, rangkaian paralel.

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM INSTALASI PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO UNDIP SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB II TINJAUAN UMUM

Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

PERANCANGAN PANEL SURYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR (2N3055 & MJ2955) DENGAN EFEK PANTUL SINAR MATAHARI UNTUK OPTIMASI ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN

PEMAKSIMALAN DAYA KELUARAN SEL SURYA MENGGUNAKAN LENSA CEMBUNG

KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE

Analisis Sistem Fotovoltaik Menggunakan Respon Dinamika Induksi pada Lilitan Kawat Tembaga

Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP

EFISIENSI PANEL SURYA UNTUK CATU DAYA LAMPU JALAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PALEMBANG

Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Pengabdian LPPM Untag Surabaya Nopember 2015, Vol. 01, No. 02, hal 193-202 PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SURYA Subekti Yuliananda 1, Gede Sarya 2, RA Retno Hastijanti 3 1Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya e-mail : subekti_yl@untag-sby.ac.id 2Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya e-mail : gedesarya@untag-sby.ac.id 3Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya e-mail : retnohasti@untag-sby.ac.id Abstract Fuel oil and coal are formed from fossil utilized as the primary energy source power plants owned by the state electricity company where its presence increasingly depleted. As an energy that can not be renewed will make the higher resale value, so that the necessary studies and research in renewable energy as a source of electrical energy from solar energy one. The use of renewable energy is an alternative to reduce energy demand and optimizing to PLN natural potential. Solar cells are a technology that converts sunlight into electrical energy. The purpose of this study was to determine the relationship of the light intensity output power at a solar cell panel. This research method is the measurement of the intensity of the sun in a real and measuring the output power of solar cell panels that, as for the materials used are lumen meter is used to measure the intensity of sunlight, the multimeter is used for measuring voltage and current, battery charge regulator with a capacity of 10 A, Panel cell with a capacity of 50 Wp solar and battery 65 Ah. Tests conducted for 6 days, each day of testing starting at 6:00 to 18:00. The results showed that the light intensity is highest between the hours of 11:00 to 13:00 with the value of the light intensity of 98,000 lux - 116 200 lux, while the power output of solar cells with a high of 14.80 watts of light intensity measured 116 200 lux. Keywords: solar cells; light intensity; output power; renewable energy 1. PENDAHULUAN Matahari merupakan sumber energi yang potensial bagi kebutuhan manusia, dimana energi tersebut bisa didapat dari panas yang merambat sampai permukaan bumi, atau cahaya yang jatuh sampai permukaan bumi. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa dengan mengubah cahaya matahari terutama intensitas matahari dengan solar sel dapat dibuat sumber energy listrik untuk konsumsi manusia. Pemilihan sumber energi terbarukan ini sangat beralasan mengingat suplai energi surya dari sinar matahari yang di terima oleh permukaan bumi mencapai mencapai 3 x 1024 joule pertahun. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Di Indonesia melimpahnya cahaya matahari yang merata dan dapat ditangkap di seluruh kepulauan Indonesia hampir sepanjang tahun merupakan sumber energi listrik yang sangat potensial. Energi yang bersifat terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi mengingat sumber tersebut sangat melimpah. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional 193

Pengaruh Perubahan Intensitas Matahari Terhadap Daya Keluaran Panel Surya dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (photovoltaic cells) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, sumber energi listrik pada peralatan elektronik yang tidak terjangkau oleh aliran listrik PLN dan lainnya. Di Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari sangat besar dengan insolasi harian rata-rata 4,5-4,8 KWh/m² / hari. Akan tetapi energi listrik yang dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem. Saat tengah hari yang cerah radiasi sinar matahari mampu mencapai 1000 watt permeter persegi. Jika sebuah piranti semikonduktor seluas satu meter persegi memiliki efisiensi 10%, maka modul sel surya ini mampu memberikan tenaga listrik sebesar 100 watt. Modul sel surya komersial memiliki efisiensi berkisar antara 5% hingga 15% tergantung material penyusunnya. Tipe silikon kristal merupakan jenis piranti sel surya yang memiliki efisiensi tinggi meskipun biaya pembuatannya relatif lebih mahal dibandingkan jenis sel surya lainnya. Masalah yang paling penting untuk merealisasikan sel surya sebagai sumber energi alternatif adalah efisiensi piranti sel surya dan harga pembuatannya. Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara tenaga listrik yang dihasilkan oleh piranti sel surya dibandingkan dengan jumlah energi cahaya yang diterima dari pancaran sinar matahari. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebenarnya tergantung pada efisiensi konversi energi dan konsentrasi sinar matahari yang diterima sel tersebut (Awang Riyadi, 2008). Sebagai sistem pembangkit mandiri yang dipakai sebagai sumber listrik pada peralatan listrik PLTS ini akan dipasangkan pada peralatan sistem kendali tanah longsor. Oleh karena itu perlunya dilakukan perencanaan dari PLTS ini untuk menentukan berapa besar kebutuhan accu, panel surya, inverter dan charge dari accunya. Adapun PLTS ini akan dipasang seperti gambar 1. Panel Surya BCR Inverter Beban Accu Gambar 1 Diagram blok PLTS dengan Beban Sebuah Sel surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari menjadi Foton) tidak tergantung pada besaran luas bidang Silikon, dan secara konstan akan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt maksimum 600 mv pada 2A, dengan kekuatan radiasi solar matahari 1000 W/m 2 = 1 Sun akan menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 ma/cm 2 per sel surya. Faktor dari pengoperasian Sel surya agar didapatkan nilai yang maksimum sangat tergantung pada : a. Ambient air temperature Sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur sel tetap normal (pada 25 0 C), kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperatur normal pada sel akan 194

Subekti Yuliananda; Gede Sarya; RA Retno Hastijanti menurunkan nilai tegangan (Voc). Setiap kenaikan temperatur Sel surya 10 Celsius (dari 25 0 C) akan berkurang sekitar 0,4 % pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah dua kali (2x) lipat untuk kenaikan temperatur Sel per 10 0 C. (Sumber: Solar Electricity, Lorenzo Eduardo.) b. Radiasi matahari Radiasi matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariable, dan sangat tergantung keadaan spektrum solar ke bumi. Insolation solar matahari akan banyak berpengaruh pada current (I) sedikit pada tegangan. c. Kecepatan angin bertiup Kecepatan tiupan angin disekitar lokasi larik sel surya dapat membantu mendinginkan permukaan temperatur kaca-kaca larik sel surya d. Keadaan atmosfir bumi Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air udara (Rh), kabut dan polusi sangat menentukan hasil maximum arus listrik dari deretan sel surya. e. Orientasi panel atau larik sel surya Orientasi dari rangkaian sel surya (larik) ke arah matahari secara optimum adalah penting agar panel/deretan sel surya dapat menghasilkan energi maksimum. Selain arah orientasi, sudut orientasi (tilt angle) dari panel/deretan sel surya juga sangat mempengaruhi hasil energi maksimum. Sebagai guidline: untuk lokasi yang terletak di belahan Utara latitude, maka panel/deretan sel surya sebaiknya diorientasikan ke Selatan, orientasi ke Timur Barat walaupun juga dapat menghasilkan sejumlah energi dari panelpanel/deretan sel surya, tetapi tidak akan mendapatkan energi matahari optimum. f. Posisi letak sel surya (larik) terhadap matahari (tilt angle) Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel sel surya secara tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum ± 1000 W/m 2 atau 1 kw/m 2. Kalau tidak dapat mempertahankan ketegak lurusan antara sinar matahari dengan bidang sel surya, maka ekstra luasan bidang panel sel surya dibutuhkan (bidang panel sel surya Sel surya pada Equator (latitude 0 derajat) yang diletakkan mendatar (tilt angle = 0) akan menghasilkan energi maksimum, sedangkan untuk lokasi dengan latitude berbeda harus dicarikan tilt angle yang optimum. Arus dan Tegangan Atom adalah partikel terkecil penyusun materi, atom terdiri dari partikel-partikel sub-atom yang tersusun atas elektron, proton, dan neutron dalam berbagai gabungan. Elektron adalah muatan listrik negatif (-) yang paling mendasar. Elektron dalam cangkang terluar suatu atom disebut elektron valensi. Apabila energi eksternal seperti energi kalor, cahaya, atau listrik diberikan pada materi, elektron valensinya akan memperoleh energi dan dapat berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Jika energi yang diberikan telah cukup, sebagian dari elektron-elektron valensi terluar tadi akan meninggalkan atomnya dan statusnyapun berubah menjadi elektron bebas. Gerakan elektron-elektron bebas inilah yang akan menjadi arus listrik dalam konduktor logam. Gerak atau aliran elektron disebut arus ( I ), dengan satuan ampere. Sebagian atom kehilangan elektron dan sebagian atom lainnya memperoleh elektron. Keadaan ini akan memungkinkan terjadinya perpindahan elektron dari satu objek ke objek lain. Apabila perpindahan ini terjadi, distribusi muatan positif dan negatif dalam setiap objek tidak sama lagi. Objek dengan jumlah elektron yang berlebih akan memiliki polaritas listrik negatif (-). Objek yang kekurangan elektron akan memiliki polaritas listrik 195

Pengaruh Perubahan Intensitas Matahari Terhadap Daya Keluaran Panel Surya positif (+). Besaran muatan listrik ditentukan oleh jumlah elektron dibandingkan dengan jumlah proton dalam suatu objek. Simbol untuk besaran muatan elektron ialah Q dan satuannya adalah coulomb. Besarnya muatan 1 C = 6,25 x 10 18 elektron. Kemampuan muatan listrik untuk mengerahkan suatu gaya dimungkinkan oleh keberadaan medan elektrostatik yang mengelilingi objek yang bermuatan tersebut. Suatu muatan listrik memiliki kemampuan untuk melakukan kerja akibat tarikan atau tolakan yang disebabkan oleh gaya medan elektrostatiknya. Kemampuan melakukan kerja ini disebut pontensial. Apabila satu muatan berbeda dari muatan lainnya, di antara kedua muatan ini pasti terdapat beda pontensial. Satuan dasar beda pontensial adalah volt (V). karena satuan inilah beda pontensial V sering disebut sebagai voltage atau tegangan. Daya listrik yang dihasilkan oleh sel surya merupakan hasil perkalian dari tegangan keluaran dengan banyaknya electron yang mengalir atau besarnya arus, hubungan tersebut ditunjukkan pada persamaan 1, sedangkan nilai rerata daya yang dihasilkan selama titik pengujian ditunjukkan pada persamaan 2. dengan: P = VI P = Daya keluaran (Watt) V = Tegangan keluaran (Volt) I = Arus (Ampere) dengan P rerata P 1 P 2 P 3 P n = Daya ratrata (Watt) = Daya pada titik pengujian ke satu = Daya pada titik pengujian ke dua = Daya pada titik pengujian ke tiga = Daya pada titik pengujian ke n 2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: a) Panel sel surya dengan kapasitas 50 Wattpeak (Wp) digunakan untuk mengkonversi cahaya matahari menjadi energy listrik b) Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan keluaran dari sel surya c) Amperemeter digunakan untuk mengukur besarnya arus d) Luxmeter digunakan untuk mengukur intensitas cahaya matahari yang sampai pada permukaan sel surya e) Kontroller 10 A merk Shiyoku f) Accu 12 Vdc, 65 Ah Penelitian ini diawali dengan pengukuran intensitas cahaya matahari pada area permukaan sel surya, pada saat pengukuran intensitas cahaya matahari tersebut juga dilakukan pengukuran tegangan keluaran dan arus listrik. Data hasil pengukuran memberikan gambaran adanya korelasi intensitas cahaya matahari terhadap daya keluaran yang dihasilkan oleh sel surya tersebut serta informasi tentang kemampuan tertinggi yang mampu dihasilkan oleh sel surya tersebut. Secara detail diagram alir penelitian tersebut ditunjukkan pada gambar 2. 196

Subekti Yuliananda; Gede Sarya; RA Retno Hastijanti Gambar 2 Diagram Alir Metode Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan suatu langkah untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya matahari yang mampu dikonversi oleh sel surya menjadi energi listrik serta kapan energi tertinggi yang dihasilkan oleh sel surya. Metode penelitian untuk mendapatkan intensitas matahari (lux), tegangan (Volt) dan arus (Amp) dapat dilihat pada gambar 3, dimana lux meter diletakkan sejajar dengan panel surya, voltmeter dipasang secara paralel dengan panel surya dan amper meter dipasang secara seri dengan bebannya. Hasil pengujian selama 6 hari secara detail ditunjukkan pada tabel 1 dan tabel 2 197

Pengaruh Perubahan Intensitas Matahari Terhadap Daya Keluaran Panel Surya Tabel 1 Hasil Pengelompokan Pengukuran Intensitas Matahari selama 6 hari Pengukuran Intensitas Matahari ( Lumen ) Rata2 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 (Lumen) 06.00 31100 29300 30600 27900 24600 28900 28733 07.00 41600 31400 33200 51100 25300 33600 36033 08.00 51900 41500 45300 62400 26300 55400 47133 09.00 62100 51600 56400 76200 27600 76800 58450 10.00 75600 68400 69800 93500 21300 87600 69367 11.00 92300 81600 89400 98200 20600 99700 80300 12.00 102300 98600 106300 99700 26100 112900 90983 13.00 114400 106300 115200 93700 27400 115200 95367 14.00 98600 92600 109800 62300 23700 106800 82300 15.00 82700 76400 96400 53200 21100 94500 70717 16.00 57000 66400 86200 23400 20100 83400 56083 17.00 31000 30600 54200 23100 20200 59200 36383 18.00 25000 27200 34100 21900 20100 34100 27067 Sumber data : Data pengukuran uji coba Dari tabel 1 menunjukkan pada siang hari sekitara pukul 11.00 sampai 14.00 intensitas matahari yang rata tinggi sekitar 92300 lumen sampai dengan 115200 kecuali pada hari ke 5 dikarenakan cuaca pada saat itu sinar matahari tertutupi awan. Data diatas kemudian diolah menjadi grafik pada gambar 1 yang merupakan grafik intensitas matahari selama pengujian 6 hari. Lumen 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Gambar 1 Grafik Intensitas Matahari selama 6 hari 198

Subekti Yuliananda; Gede Sarya; RA Retno Hastijanti Sedangakan intensitas matahari rata-rata selama 6 hari dapat di dilihat pada gambar 2 grafik rata-rata intensitas matahari. Lumen 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Rata-rata Gambar 2 Grafik Rata-rata Intensitas Matahari Selama 6 hari Selain melakukan pengukuran intensitas juga dilakukan pengukuran tegangan dan arus sebgai dasar untuk perhitungan daya. Hasil pengukuran dikelompokkan seperti terlihat pada tabel 2. Tabel 2 Pengelompokan hasil pengukuran tegangan dan arus Teg. (V) Pengukuran Tegangan dan Arus Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Arus Teg. Arus Teg. Arus Teg. Arus Teg. Arus Teg. (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) 06.00 18,2 0,40 17,6 0,60 18,1 0,40 17,2 0,62 16,8 0,48 18,1 0,41 07.00 18,6 0,38 18,2 0,40 18,3 0,39 18,2 0,40 17,2 0,42 18,3 0,43 08.00 18,2 0,40 17,8 0,56 18,7 0,39 18,7 0,38 16,9 0,39 18,7 0,42 09.00 18,9 0,38 18,6 0,36 18,3 0,41 18,4 0,41 15,8 0,48 18,3 0,43 10.00 18,7 0,37 19,5 0,35 18,8 0,38 17,9 0,49 16,4 0,41 19,0 0,30 11.00 18,9 0,35 19,2 0,32 18,9 0,39 18,5 0,38 17,5 0,35 19,2 0,42 12.00 19,1 0,32 19,6 0,36 19,2 0,32 19,1 0,36 18,6 0,46 19,8 0,38 13.00 19,0 0,32 19,8 0,38 19,3 0,33 18,6 0,40 19,6 0,36 16,7 0,47 14.00 19,0 0,34 18,9 0,39 18,6 0,36 16,4 0,42 19,1 0,31 18,4 0,34 15.00 17,5 0,40 17,5 0,35 18,4 0,44 15,7 0,47 18,4 0,42 17,6 0,36 16.00 16,8 0,52 18,6 0,36 16,5 0,35 18,2 0,36 16,4 0,46 16,5 0,45 17.00 16,2 0,48 17,4 0,40 15,9 0,39 17,4 0,42 16,7 0,47 15,9 0,49 18.00 16,5 0,50 16,8 0,48 17,8 0,48 16,8 0,48 16,2 0,42 17,8 0,38 Sumber data : pencatatan pengukuran tegangan dan arus Arus (A) 199

Pengaruh Perubahan Intensitas Matahari Terhadap Daya Keluaran Panel Surya Tabel 2 dicatat berdasarkan nilai intensitas matahari kemudian panel solar akan mengubah intensitas tersebut menjadi tegangan dan arus. Data pengujian menunjukkan bahwa intensitas tertinggi selama pengujian selama 6 hari yaitu 115.200 lumen terjadi pada saat hari kelima antara jam 13.00 14.00. Pada saat itu sel surya mampu menghasilkan tengangan 19,6 Volt dan Arus 0,36 Ampere, sehingga menurut persamaan 1 daya keluarannya adalah P = VI = (19,6) (0,36) = 7,056 Watt. Dengan rumus yang sama akan didapat perhitungan daya selama pengujian 6 hari seperti tabel 3. Tabel 3 Hasil Perhitungan Daya Perhitungan Daya (Watt) Rata2 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 (Watt) 06.00 7,28 10,56 7,24 10,66 8,06 7,42 8,54 07.00 7,07 7,28 7,14 7,28 7,22 7,87 7,31 08.00 7,28 9,97 7,29 7,11 6,59 7,85 7,68 09.00 7,18 6,70 7,50 7,54 7,58 7,87 7,40 10.00 6,92 6,83 7,14 8,77 6,72 5,70 7,01 11.00 6,62 6,14 7,37 7,03 6,13 8,06 6,89 12.00 6,11 7,06 6,14 6,88 8,56 7,52 7,04 13.00 6,08 7,52 6,37 7,44 7,06 7,85 7,05 14.00 6,46 7,37 6,70 6,89 5,92 6,26 6,60 15.00 7,00 6,13 8,10 7,38 7,73 6,34 7,11 16.00 8,74 6,70 5,78 6,55 7,54 7,43 7,12 17.00 7,78 6,96 6,20 7,31 7,85 7,79 7,31 18.00 8,25 8,06 8,54 8,06 6,80 6,76 7,75 Adapun bentuk grafik daya yang dihasilkan berdasarkan intensitas matahari seperti gambar 3, sedangkan pada gambar 4 merupakan grafik daya rata-rata selama 6 hari pengukuran berdasarkan perhitungan tegangan dan arus yang dicatat. 200

Subekti Yuliananda; Gede Sarya; RA Retno Hastijanti Watt 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Gambar 3 Grafik daya dari hasil perhitungan selama 6 hari Dari gambar 3 yang merupakan daya setiap harinya selama pengukuran 6 hari menunjukkan nilai daya nya sekitar 6 sampai 8 watt. Jika dirata-rata setiap harinya didapat seperti gambar 4. Watt 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Daya Rata-rata Gambar 4 Grafik daya rata-rata selama 6 hari hasil perhitungan Dari perhitungan daya didapatkan daya pada jam pengukuran sebanyak 13 pengukuran, sehingga daya rerata nya sebesar : 201

Pengaruh Perubahan Intensitas Matahari Terhadap Daya Keluaran Panel Surya = 7,29 Wart 4. KESIMPULAN Dari hasil pengujian panel solar 50 Wp dan inverter dan pengisi bataerai Battery Change) didapat beberapa simpulan seperti berikut ini : 1. Bahwa intensitas matahari terendah yang terjadi pada pukul 18.00 sebesar 20100 lumen masih menghasilkan daya sebesar 6,8 Watt. Sedangkan daya rerata selama 6 hari sebesar 7,29 Watt. 2. Daya ini mampu mensuplay peralatan kendali tanah longsor dengan menggunakan daya utama baterai aki yang diisi melali panel surya. 3. Bahwa intensitas mataharai mempengaruhi besar daya, dimana bila intensitas rendah daya yang dihasilkan rendah sedang intensitas tinggi daya yang dihasilkan akan naik pula. 5. DAFTAR PUSTAKA Jatmiko, Hasyim. A, Mahir. P, (2011), Pemanfaatan Sel Surya dan LED untuk Perumahan Semantik 2011. UDINUS Semarang. M. Muslich, (2003), Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN Tahun 2003-2020. Muchammad. dan Yohana, Eflita., (2010). Pengaruh Suhu Permukaan Photovoltaic Module 50 Watt Peak Terhadap Daya Keluaran Yang Dihasilkan Menggunakan Reflektor Dengan Variasi Sudut Reflektor 00, 50, 600, 700, 800ROTASI Vol. 12, No. 4, Juli 2010: 14 18 Nafeh, A.E.A., (2009). Design and Economic Analysis of a Stand-Alone PV System to Electrify a Remote Area Household in Egypt. The Open Renewable Energy Journal 2 : 33-37. Riyadi. A, (2008), Clearinghouse Energi Terbarukan dan Konservasi Energi. 202