ANALISIS KONTEKS WACANA RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI Naskah Publikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

ANALISIS CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DI HARIAN SOLO POS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2013 NURUL ALIEFAH DAMARJATI A NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA LAUNDRY DI KELURAHAN GONILAN, KECAMATAN KARTASURA, KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh: A JUNI, 2015

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

ANALISIS IDIOMATIK PADA ARTIKEL BERITA DI HARIAN SOLOPOS EDISI DESEMBER 2012 : KAJIAN SEMANTIK

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

III. METODE PENELITIAN. deiksis pada wacana tulis dalam Kakilangit pada majalah Horison edisi 2012.

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BENTUK UNIK DALAM WACANA IKLAN PROVIDER SELULER PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI APRIL-MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS KONTEKS WACANA RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2013 Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh: Risma Tiwik Nurrohimah A.310090004 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ABSTRAK ANALISIS KONTEKS WACANA RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2013 Risma Tiwik Nurrohimah A 310 090 004 Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengungkapkan wujud konteks penafsiran personal pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013, (2) mengungkapkan wujud konteks penafsiran lokasional pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013, (3) mengungkapkan wujud konteks penafsiran temporal pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013, (4) mengungkapkan wujud konteks penafsiran analogi pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sedangkan objeknya adalah konteks yang terdapat pada wacana opini dalam rubrik Gagasan surat kabar Solopos edisi Januari 2013. Data pada penelitian ini yaitu berupa kata, frase, klausa pada wacana opini rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos dan sumber datanya adalah wacana Gagasan yang merupakan opini masyarakat yang termuat di surat kabar Solopos Edisi Januari 2013. Metode dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode simak dengan teknik dasar yaitu teknik sadap dan teknik lanjutannya adalah teknik catat. Untuk validitas data menggunakan triangulasi sumber dan untuk teknik analisis data yaitu metode padan ekstralingual. Berdasarkan analisis konteks wacana yang sesuai dengan prinsip-prinsip wacana menghasilkan temuan diantaranya adalah (1) prinsip penafsiran personal RGSKS memiliki wujud berupa penutur yang berprofesi di bidang pendidikan, jurnalistik, pemerintahan dan mitra tutur dari masyarakat karisidenan Solo dan masyarakat umum; (2) prinsip penafsiran lokalsional RGSKS memiliki wujud berupa peristiwa yang terjadi dari wilayah nasional dan internasional, keadaan dalam wilayah lokal, regional dan nasional, proses pada wilayah regional dan nasional; (3) prinsip penafsiran temporal RGSKS yang berupa kapan sebuah peristiwa, keadaan, proses itu terjadi dan berapa lama berlangsungnya sebuah peristiwa, keadaan, proses; (4) prinsip analogi memiliki wujud berupa latar belakang dan perbandingan sebuah wacana dari bidang politik, sosial, ekonomi, hukum dan kriminalitas. Kata kunci: Konteks, Wujud Konteks Wacana RGSKS PBSID UMS 1

A. Latar Belakang Setiap manusia tidak dapat lepas dari bahasa, tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi atau berhubungan dengan yang lainnya. Hal itu di sebabkan manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk sosial adalah ciptaan Allah yang harus berkaitan dengan ciptaan Allah lainnya. Mustahil apabila manusia tidak membutuhkan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan dunia ataupun akhirat manusia membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi atau berhubungan. Seperti yang di nyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah bahasa. Dengan demikian fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis) maupun sebagai komunikan (mitrabicara, penyimak, pendengar, pembaca). Tendensi masyarakat membaca wacana berita pada surat kabar hanya sekedar membaca saja, namun tidak pernah memahami apa dan bagaimana latar belakang wartawan menulis berita tersebut. Masyarakat hanya ingin sekedar tahu, setelah membaca berita dan mengetahuinya, mereka tidak pernah berfikir lagi mengapa berita itu menjadi pilihan atau mengapa sebuah artikel itu menjadi pilihan media tersebut. Dalam Sobur, (2009:9) bahasa mempunyai kesanggupan untuk menyajikan berbagai bentuk model bagi kajian penelitian sosial-budaya. Salah satunya adalah analisis wacana. Menurut anggapan Lubis analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannnya kepada penganalisisan wacana (dalam Sobur, 2009:47). Sedangkan analisis wacana sendiri memiliki pengertian yaitu analisis atas bahasa yang digunakan. Maka, PBSID UMS 2

analisis itu tidak dapat dibatasi pada deskripsi bentuk bahasa yang terikat pada tujuan fungsi yang dirancang untuk menggunakan bentuk tersebut dalam urusan-urusan manusia (Brown dan Yule, 1996:1). Pada pendapat Brown dan Yule tersebut sangat jelas bahwa analisis wacana memiliki keterkaitan dengan urusan-urusan manusia, kembali lagi pada fungsi bahasa. Lain halnya analisis wacana menurut Eriyanto (2006:3) analisis wacana dalam studi linguistik ini merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal yang lebih memperhatikan pada unit kata, frase atau kalimat semata tanpa melihat keterkaitan di antara unsur tersebut. Terlihat dengan jelas pendapat Eriyanto tersebut memiliki prespektif bahwa wacana bagian dari linguistik formal dan dari pernyataan Eriyanto tidak menunjukkan secara langsung kerkaitan analisis wacana dengan masyarakat. Konteks adalah situasi atau latar terjadinya komunikasi. Konteks dapat dianggap sebagai sebab dan alasan terjadinya suatu pembicaraan atau dialog Mulyana (2005:21). Kehadiran wacana tidak dapat dilepaskan dengan konteks. Konteks wacana terdiri dari atas berbagai unsur, seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode dan saluran (Alwi dalam Sarwiji, 2008:146). Unsur-unsur itu berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa yang di kemukakan oleh (Hymes dalam Sarwiji, 2008:146), yang meliputi latar, pelibat, hasil/tujuan, amanat, nada, jalur, norma, serta bentuk dan ragam bahasa. (Samsuri dalam Sarwiji, 2008:147) dalam wacana tulis, konteks sangat penting untuk diperhatikan. Hal itu disebabkan makna sebuah teks atau bagian-bagiannya sering ditentukan oleh pengertian yang diberikan oleh teks lain. Teks itu dapat berwujud ujaran (kalimat), paragraf, ataupun wacana. Oleh karena itu masyarakat pada umumnya dan pembaca surat kabar solopos khususnya diharapkan terbuka pandangannya mengenai konteks. Sehingga masyarakat luas tidak sekedar membaca wacana tersebut tanpa mengetahui konteksnya. Sebab tanpa mengetahui konteks masyarakat akan memiliki pandangan yang beraneka ragam. Padahal kehebatan sebuah media PBSID UMS 3

akan membingkai masyarakatnya seperti apa yang media publikasikan, atau dapat dibilang masyarakat akan terprovokasi apabila tidak pandai dalam membentengi diri. Seperti yang di ungkapkan Sobur (2009:3), semakin kita tidak bisa melepaskan diri dari terpaan isi retrorika media massa, semakin kita yakin bahwa kita telah sampai pada suatu kondisi reformasi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul Analisis Konteks Wacana Rubrik Gagasan Pada Surat Kabar Solopos Edisi Januari 2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas pada latar belakang, maka didapatkan empat rumusan masalah yang diantaranya adalah. 1. Bagaimana wujud konteks penafsiran personal wacana rubrik Gagasan pada surat kabar Solopos edisi Januari 2013? 2. Bagaimana wujud konteks penafsiran lokasional wacana rubrik Gagasan pada surat kabar Solopos edisi Januari 2013? 3. Bagaimana wujud konteks penafsiran temporal wacana rubrik Gagasan pada surat kabar Solopos edisi Januari 2013? 4. Bagaimana wujud konteks penafsiran analogi wacana rubrik Gagasan pada surat kabar Solopos edisi Januari 2013? C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian pasti memiliki beberapa tujuan. Sebab, penelitian itu harus terarah serta jelas apa yang akan di capai oleh peneliti. Berikut adalah tujuan dari penelitian. 1. Mengungkapkan wujud konteks penafsiran personal wacana rubrik Gagasan pada surat kabar Solopos edisi Januari 2013. 2. Mengungkapkan wujud konteks penafsiran lokasional wacana rubrik Gagasan pada surat kabar Solopos edisi Januari 2013. PBSID UMS 4

3. Mengungkapkan wujud konteks penafsiran temporal wacana rubrik Gagasan pada surat kabar Solopos edisi Januari 2013. 4. Mengungkapkan wujud konteks penafsiran analogi wacana rubrik Gagasan pada surat kabar Solopos edisi Januari 2013. D. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu dalam analisis kualitatif fokusnya pada penunjukkan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam angka-angka (Mahsun 2005: 257). Sedangkan penelitian kualitatif itu sendiri merupakan sejumlah prosedur kegiatan ilmiah yang dapat di gunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan sudut pandang dan pendekatan yang digunakan peneliti (Aminnudin, 1990: 1) Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis wacana tulis yang berupa konteks pada wacana opini dalam rubrik Gagasan di surat kabar Solopos edisi Januari 2013. Dalam pelaksanaan penelitian ini tidak terikat pada tempat. karena sumber data di dapatkan dari surat kabar. Dalam Mahsun (2007: 18 19) mengemukakan bahwa objek penelitian merupakan sasaran atau hal yang dikaji dalam sebuah penelitian bahasa yang membentuk data dan bersifat ganda. Adapun objek yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu konteks yang terdapat pada wacana opini dalam rubrik Gagasan surat kabar Solopos edisi Januari 2013. Data merupakan fenomena lingual khusus yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud dan data dapat di identifikasi sebagai bahan suatu penelitian (Sudaryanto, 1993:5-6). Data pada penelitian ini berupa data tulisan yaitu kata, frase, klausa pada wacana opini rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos. Sumber data adalah asal dari data penelitian itu diperoleh. Dari sumber itu penulis memperoleh data yang dimaksud dan yang diinginkan. Data sebagai objek penelitian secara umum adalah informasi atau bahasa yang disediakan oleh alam PBSID UMS 5

yang dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Sudaryanto, 1993: 34). Dalam penelitian ini sumber datanya adalah wacana Gagasan yang merupakan opini masyarakat yang termuat di surat kabar Solopos Edisi Januari 2013. Metode dalam pengumpulan data ini adalah metode simak, Metode penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang di gunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis (Mahsun, 2005:92). Metode simak ini di teruskan dengan teknik dasar yaitu teknik sadap. Perlu ditekankan bahwa menyadap penggunaan bahasa yang dimaksudkan menyangkut penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis. Penyadapan penggunaan bahasa secara tertulis, jika peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa bukan orang yang sedang berbicara atau bercakap-cakap, tetapi berupa bahasa tulis (Mahsun, 2005:92-93).Sedangkan untuk teknik lanjutannya adalah teknik catat. Teknik catat merupakan teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode simak (Mahsun, 2005:92). Teknikcatat dilakukan dengan cara pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Selain dengan kartu data proses pencatatannya pun dapat juga memanfaatkan disket komputer Sudaryanto (1993: 135). Validitas merupakan jaminan bagi kemantapan dan kesahihan simpulan dan tafsir makna dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang bisa dipilih untuk mengembangkan validitas (kesahihan) data penelitian (Sutopo,2002:78). Untuk kemantapan dan kesahihan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber artinya membandingkan atau mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Sepri). Metode pada pembahasan penulisan ini adalah metode padan ekstralingual. Metode ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ektralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa (Mahsun, 2005:120). Dengan kata lain metode ini dilakukan untuk menganalisis wacana opini pada surat kabar Solopos. Sebagaimana dengan empat tujuan penelitian yakni mengungkapkan wujud konteks penafsiran personal, temporal, lokasional dan prinsip analogi. PBSID UMS 6

E. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Wujud Konteks Penafsiran Personal RGSKS Edisi Januari 2013 Prinsip penafsiran personal berkaitan erat dengan siapa yang menjadi partisipan dalam wacana tersebut. Siapa penutur dan siapa mitra tutur yang dapat menentukan sebuah makna. Hasan dan Halliday menyebut penutur dan mitra tutur atau partisipan dengan istilah pelibat wacana (Sumarlam, 2009:48). Berikut merupakan penjelasan dari wacana RGSKS yang menunjukkan bentuk dari prinsip penafsiran personal. (1) Data 1 Judul: Gus Dur dalam Gelora Demokrasi Penulis: M Nafiul Haris (Peneliti El Wahid Center dan Aktif Di Centre Of ASEAN Society Studies) Paragraf 1 dan 2 Genap dua tahun KH.Abdurrahman Wahid (Gusdur) meninggalkan kita. Gus Dur meninggal pada 30 Desember 2009. Dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU) dikenal istilah tradisi peringatan haul (peringatan wafat seseorang tiap tahun). Haul akan terasa dahsyat gemanya jika yang meninggal itu seorang tokoh kharismatik, ulama besar, pendiri sebuah pondok pesantren dan sejenisnya. Gus Dur adalah salah satunya. (RGSKS, 2 Januari 2013) Data 1 tersebut dapat ditunjukkan wujud konteksnya dengan prinsip penafsiran personal. Dari penulisnya adalah seorang peneliti dari Universitas Wahid Hasyim Semarang yang aktif dalam Centre of Asean Society studies (CASS), telah ditunjukkan dari profesi penulis bahwa penulis merupakan peneliti yang berada di universitas yang memakai nama ayah Gus Dur dapat ditarik bahwa penulis adalah seorang pengikut Gus Dur, sedangkan kita yang dimaksudkan adalah penulis itu sendiri dengan pengikut lain dari Gus Dur pada khususnya dan umumnya adalah masyarakat luas, sebab selama ini Gus Dur selalu menimbulkan pro dan kontra dalam pandangan PBSID UMS 7

publik, sehingga Gus Dur memiliki pengikut begitu banyak namun Gus Dur juga memiliki banyak penentang. Lebih dikuatkan lagi kesimpulan bahwa penulis adalah pengikut dari Gus Dur pada paragraf kedua, penulis memaparkan Gus Dur termasuk salah satu dari tokoh yang berkharismatik. Pada paragraf ke-6 juga menguatkan bahwa M Naiful Haris (penulis rubrik Gagasan Rabu (2/1)) merupakan pengikut dari Gus Dur. Paragraf 6 Gus Dur juga dikenal sebagi pembela sejati orang-orang tertindas yang termarginalkan, dibanyak sektor. Seperti Jemaah Ahmadiyah, Inul Darasista dan banyak aliran atau kelompok tertentu dinilai menghina Islam. (RGSKS, 2 Januari 2013) Di dalam paragraf tersebut Gus Dur dikenal sebagai pembela orang-orang yang terpojokkan bagi pihak-pihak yang berada pada Gus Dur karena kasus yang menimpa orang-orang tersebut. Misalnya Inul Darasista, Inul saat itu dicekal dibeberapa daerah karena goyangan ngebornya dan cara berpakaiannya yang erotis. Hal yang sangat wajar, apabila masyarakat mencekal Inul dengan alasan seperti itu namun hanya cara masyarakat saja yang salah. Gus Dur sebagai pihak dari ulama, seharusnya menjadi pihak yang memediasi bukan memihak pada salah satu pihak. Sangat jelas disini, penulis RGSKS pada Rabu (2/1) adalah pengikut dari Gus Dur dan penulis berusaha mengajak pembaca untuk menjadikan Gus Dur sebagai Suri Teladan. 2. Wujud Konteks Penafsiran Lokalsional RGSKS Edisi Januari 2013 Prinsip penafsiran lokal selalu ditandai dengan area, wilayah, tempat atau benda di sekitarnya untuk memahami wacana tersebut yang berkaitan dengan suatu peristiwa, seperti yang dikatakan (sumarlam, PBSID UMS 8

2009:49) bahwa prinsip penafsiran lokal ini berkenaaan dengan penafsiran tempat atau lokasi terjadinya suatu situasi (keadaan, peristiwa dan proses) dalam rangka memahami wacana. (2) Data 7 Paragraf 1 Kecelakaan yang menimpa mobil listrik pada Sabtu (5/1) menghiasi halaman pertama hampir semua media nasional dan lokal. Sebuah kebetulan bahwa Tucuxi mengalami kecelakaan setelah sebelumnya dimandikan air kembang. (RGSKS, 9 Januari 2013) Paragraf 2 Namun, tentu bukan sebuah efek magis kalau sistem pengeremannya ternyata tidak berfungsi normal. Sistem pengereman itu diduga sudah berubah dari setelan awalnya (SOLOPOS, 7/1). Kebenaran berfungsinya sistem pengereman itu dikuatkan oleh penyelidikan awal aparat Direktorat lalu Lintas kepolisian Daerah (Ditlantas Polda) Jawa Timur. (RGSKS, 9 Januari 2013) Kedua paragraf di atas memiliki interpretasi yaitu kecelakaan yang menimpa pada mobil listrik Tucuxi yang awalnya telah dimandikan dengan air kembang. Kecelakaan terjadi di wilayah Jawa Timur. Hal ini disebabkan oleh efek sistem pengeremannya yang telah berubah dengan setelan awalnya. Tucuxi tersebut juga telah diperikasa oleh pihak yang berwajib wilayah Jawa Timur yaitu Direktorat lalu Lintas kepolisian Daerah (Ditlantas Polda) Jawa Timur. 3. Wujud Konteks Penafsiran Temporal RGSKS Edisi Januari 2013 Prinsip penafsiran temporal berkaitan dengan pemahaman mengenai waktu. Berdasarkan konteksnya kita dapat menafsirkan kapan atau berapa lama waktu terjadinya suatu situasi (peristiwa, keadaan, proses) (Sumarlam, 2009:49). (3) Data 12 Paragraf 13 Beberapa tahun terakhir ini ada anggapan bahwa sekolah regular dianggap nomer dua. Ini terlihat dalam penerimaan siswa baru (PSB) di sekolah berstatus RSBI yang di beri kesempatan untuk PBSID UMS 9

menjaring siswa berkualitas secara intelektual maupun material lebih dahulu. Padahal, label RSBI/SBI belum tentu membuktikan kemampuan sekolah secara akademis untuk menjadi yang terbaik di wilayah kabupaten/ kota. (RGSKS, 15 Januari 2013) Penanda pada paragraf di atas adalah beberapa tahun terakhir ini. Dari penanda tersebut dapat diinterpretasikan bahwa yang di maksud penulis beberapa tahun terakhir itu adalah tahun 2013,2012, 2011, dst. Hal itu diketahui dari topik wacana yang ditulis oleh penulis. Topik tersebut adalah RSBI yang disepakati dihapuskan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang diputuskan pada (8/1). Dan dari kata beberapa tahun tersebut memiliki arti bahwa lebih dari satu tahun. 4. Wujud Konteks Penafsiran Analogi RGSKS Edisi Januari 2013 Prinsip analogi digunakan sebagai dasar, baik penutur maupun mitra tutur, untuk memahami makna dan mengidentifikasi maksud dari (bagian keseluruhan) sebuah wacana (sumarlam, 2009:49). Untuk memahami prinsip analogi, kita harus mengetahui latar belakang dari sebuah wacana tersebut agar mendapatkan maksud. (4) Data 23 Paragraf 1 Pendapat Bupati Klaten, Sunarna, yang berbeda dengan pendapat Walikota solo, FX Hady Rudyatmo, terkait macetnya setoran kontribusi PDAM Solo ke pemkab Klaten dalam pemanfaatan air dari umbul Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten, harus segera dicarikan solusi. (RGSKS, 29 Januari 2013) Pada wacana di atas dapat dinterpretasikan bahwa yang melatarbelakangi wacana tersebut adalah Walikota Solo dengan Bupati Klaten mengalami kesalahpahaman mengenai sumber air Umbul Cokro. Mereka merasa semuanya benar, tanpa memikirkan matang-matang permasalahan ini. Seharusnya masalah ini diselesaikan secara baik-baik PBSID UMS 10

bukan malah menuai kontroversi di berbagai media lokal yang akan berimbas image yang buruk pada kedua pihak tersebut. F. Simpulan Seiring dengan rumusan masalah, serta tujuan penelitian yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa wacana yang terdapat dalam rubrik Gagasan pada Surat Kabar Solopos edisi Januari 2013 terdapat temuan diantaranya adalah (1) prinsip penafsiran personal RGSKS memiliki wujud berupa penutur yang berprofesi di bidang pendidikan, jurnalistik, pemerintahan dan mitra tutur dari masyarakat karisidenan Solo dan masyarakat umum; (2) prinsip penafsiran lokalsional RGSKS memiliki wujud berupa peristiwa yang terjadi dari wilayah nasional dan internasional, keadaan dalam wilayah lokal, regional dan nasional, proses pada wilayah regional dan nasional; (3) prinsip penafsiran temporal RGSKS yang berupa kapan sebuah peristiwa, keadaan, proses itu terjadi dan berapa lama berlangsungnya sebuah peristiwa, keadaan, proses; (4) prinsip analogi memiliki wujud berupa latar belakang dan perbandingan sebuah wacana dari bidang politik, sosial, ekonomi, hukum dan kriminalitas. DAFTAR PUSTAKA Aminnudin, dkk. 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh (YA3). Brown, Gillian dkk. 1996. Analisis Wacana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Eriyanto. 2006. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: Pelangi Aksara. M.S. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2007. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.. 2011. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarta: RajaGrafindo Persada. PBSID UMS 11

Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana Sepri, http://sepriblogspot.com/2010_10_01_archive.html di akses pada tanggal 20 Januari 2013 Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analiis Bahasa (Pengantar Pnelitian Wahaa Kebudayaan Secara Linguistik). Yogyakarta. Duta Wacana University press Sumarlam, Dkk. 2009. Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Caraka. Sutopo, H. B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University. Suwandi, Sarwiji. 2008. Serbalinguistik. Surakarta:Sebelas Maret University Press. PBSID UMS 12