UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

dokumen-dokumen yang mirip
BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

21 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL BERDASARKAN UMUR, PARITAS DAN PENDIDIKAN DI BPS ENNY JUNIATI SURABAYA

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT KESDAM BANDA ACEH. Mayang Sari 1, Imelda 2

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

Transkripsi:

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN Pelalgia Sarsadek Baranafe*, Endang Buda Setyowati* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl.Dukuh Pakis Baru II no. 110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id ABSTRAK Pendahuluan : Bayi Berat Lahir Rendah () adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Kejadian di Rumah Sakit Pusura Surabaya dari tahun 2010 2012 rata-rata sebesar 8,45%, hal ini masih diatas angka toleransi yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni 7%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara umur dan pendidikan ibu bersalin dengan kejadian di. Metode : penelitian ini menggunakan desain analitik observasional jenis cross sectional dengan data sekunder. Populasi penelitian 31 ibu bersalin yang melahirkan dengan jumlah sampel 24 orang yang dipilih secara simple random sampling. Hasil : Hasil penelitian didapatkan umur ibu bersalin mayoritas <20 atau >35 tahun melahirkan prematur sebesar 85,71%, pendidikan ibu bersalin mayoritas pendidikan rendah sebesar 81,25% dan kejadian sebesar 62,5%. Berdasarkan uji chi square umur ibu bersalin <20 tahun atau >35 tahun didapatkan hasil χ2 Hitung (7,6) > χ2tabel (3,84), dan pendidikan ibu bersalin didapatkan hasil χ2 Hitung (7,2) >χ2 Tabel (3,84) sehingga menunjukkan ada hubungan antara umur dan pendidikan ibu bersalin dengan kejadian. Diskusi : Peran petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan khususnya pentingnya pemeriksaan kehamilan secara berkala untuk mendeteksi adanya kelainan kehamilan sedini mungkin. Kata Kunci : Umur, Pendidikan,. PENDAHULUAN Bayi Berat Lahir Rendah () adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Saifudin, A.B, 2006). Menurut WHO pada tahun 2011 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah sedangkan 85% terjadi di negara-negara maju. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012 Angka kematian neonatal sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Dalam 1 tahun, sekitar 80.000 bayi usia 1 bulan meninggal, artinya setiap 6 menit ada 1 (satu) neonatus yang meninggal. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih 2500 gram (WHO, 2011). Sedangkan tahun 2011 diketahui bahwa jumlah bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah () di Jawa Timur mencapai 3,32% yang diperoleh dari presentase 19.712 dari 594.461 bayi baru lahir yang di timbang dan angka kematian neonatal dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang tertinggi disebabkan karena yaitu mencapai 38,03% dibanding penyebab kematian neonatal lain (Dinkes, 2012). Sedangkan angka kejadian tahun 2012 yang terjadi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya sebesar 19,34 % (SKDI, ). Prevalensi yang ditoleransi pada sasaran menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7% (Depkes RI, 2005). Dari data kejadian di Rumah Sakit Pusura Surabaya didapatkan dari tahun 2010 sampai tahun 2012 angka kejadian rata-rata sebesar 8,45 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya antara lain : 1) faktor ibu yang meliputi usia, pendidikan, umur kehamilan, paritas,gizi selama hamil, penyakit ibu dan kebiasaan ibu, 2) faktor genetic, 3) faktor kehamilan meliputi gemelli, anemia, perdarahan ante partum, 4) faktor janin : infeksi intra uterine dan 5) faktor placenta (wignjosastro, 2008). Wanita dengan umur < 20 tahun berisiko tinggi untuk melahirkan karena belum matangnya alat reproduksi sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun kesehatan janin. Wanita dengan umur 20 35 merupakan umur yang aman untuk kehamilan dan persalinan karena pada umur tersebut organ reproduksi wanita telah matang (Manuaba, I.B.G,1998). Sedangkan pada kelompok usia 20

kehamilan lebih dari 35 tahun juga memiliki risiko tinggi bagi ibu dan bayinya (Soetjiningsih, 1998). Ibu dengan pendidikan yang baik, biasanya telah mendalami tentang disiplin atau pengetahuan akan mampu melihat hal hal pengembangan dalam dirinya baik dalam kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya dalam hal ini perilaku dan pengetahuan akan pola hidup sehat selama kehamilan misalnya asupan gizi ibu selama hamil. (Notoadmodjo, S, 2002) Bayi yang lahir dengan berat badan rendah mempunyai kecenderungan terjadi infeksi, kesukaran mengatur suhu tubuh sehingga mudah mengalami hipotermia. Selain itu bayi dengan berat lahir rendah () mudah mengalami komplikasi seperti ikterus, hipoglikemia yang dapat menyebabkan kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah dapat di istilahkan dengan kelompok resiko tinggi, karena pada berat bayi lahir rendah menunjukkan angka morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada bayi berat lahir normal. Banyak kasus yang di ikuti dengan masalah RDS (Respiratory Distress Syndrome) atau kesulitan bernafas karena kurang matangnya paru sehingga sulit beradaptasi, kesulitan menghisap ASI, gangguan terhadap infeksi karena system kekebalan tubuhnya belum baik, dan Hyphothermia atau kesulitan dalam menjaga suhu tubuh tetap hangat karena kurangnya lapisan lemak dan sistem penghangatan tubuh masih belum baik. Masalah lain yang sering terjadi pada adalah Billirubin atau kadar leukosit dalam darah di atas normal yang menyebabkan bayi menjadi kuning. Bayi dengan kasus akan lebih sering membutuhkan ASI karena bayi seperti ini tubuhnya kurang dapat menyimpan energi lebih, oleh karena itu pemberian ASI tidak berlebihan dengan interval pendek sangat dibutuhkan karena adanya daya serap dan daya tampung lambungnya masih sedikit (Farrer, H, 2011). Dalam rangka membantu pemerintah menurunkan prevalensi, maka peran Bidan sebagai petugas kesehatan antara lain : meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal, memberikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur minimal 4 kali selama masa kehamilan yang dimulai sejak kehamilan muda agar dapat mendeteksi kelainan sedini mungkin, merencanakan kehamilan pada umur reproduksi sehat ( 20 30 tahun) dan meningkatkan pengetahuan pentingnya gizi seimbang pada ibu hamil serta memperbaiki status gizi remaja remaja putri untuk mempersiapkan calon ibu. METODE PENELITIAN Penelitian survey cross sectional ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2014, dengan populasi seluruh ibu bersalin yang melahirkan di Rumah Sakit Pusura Surabaya sebesar 31 orang. Sampel yang diambil dengan teknik simple random sampling sebesar 24 orang. Variabel penelitian adalah umur, pendidikan dan. Data dikumpulkan dari data sekunder yang diperoleh dari buku register persalinan dan rekam medik Rumah Sakit Pusura Surabaya. Selanjutnya data dianalisis dengan uji Chi-Square dan untuk kepentingan uji statistik maka skala ordinal direduksi menjadi skala nominal. HASIL PENELITIAN Umur Ibu Bersalin Tabel 1 Frekuensi Umur Ibu Bersalin di Rumah Sakit Pusura Surabaya Tahun Umur Frekuensi Persentase (%) <20 tahun 8 33,33 20 35 tahun 10 41,67 > 35 tahun 6 25 24 100 Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa mayoritas umur ibu bersalin di Rumah Sakit Pusura Surabaya tahun adalah 20-35 tahun sebesar 10 0rang (41,67 %). Pendidikan Ibu Bersalin Tabel 2 Frekuensi Pendidikan Ibu Bersalin di Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Rendah 16 66,67 Menengah 5 20,83 Tinggi 3 12,5 24 100 Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa pendidikan ibu bersalin di Rumah Sakit Pusura Surabaya 21

tahun adalah pendidikan rendah sebanyak 16 orang (66,67 %). Kejadian Tabel 3 Frekuensi Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Pusura Surabaya Tahun Kejadian Frekuensi Persentase (%) Prematur 15 62,5 Dismatur 9 37,5 24 100 Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu bersalin di Rumah Sakit Pusura Surabaya tahun yang melahirkan bayi prematur sebanyak 15 bayi (62,5%). Umur Ibu dengan Kejadian Tabel 4 Tabulasi Silang antara Umur Ibu Bersalin dengan Kejadian di Rumah Sakit Pusura Surabaya Tahun Umur <20 tahun 7 87,5 1 12,5 8 100 20 35 3 30 7 70 10 100 tahun >35 5 83,3 1 16,7 6 100 tahun Tabel 4 diatas dapat disimpulkan bahwa ibu bersalin dengan umur <20 tahun mayoritas melahirkan bayi prematur sebesar 87,5 %, dibandingkan dengan ibu bersalin yang berumur 20 35 tahun melahirkan bayi dismatur sebesar 70 %. Pendidikan dengan Kejadian Tabel 5 Tabulasi Silang antara Pendidikan Ibu Bersalin dengan Kejadian di Pendidikan Rendah 13 81,25 3 18,75 16 100 Menengah 1 20 4 80 5 100 Tinggi 1 33,33 2 66,67 3 100 Berdasarkan tabel 5 diatas dapat disimpulkan bahwa ibu dengan pendidikan rendah mayoritas melahirkan bayi prematur sebesar 81,25 %, dibandingkan ibu dengan pendidikan menengah yang melahirkan bayi dismatur sebesar 80 %. Untuk kepentingan uji statistik maka umur ibu bersalin dan pendidikan ibu bersalin dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun dan umur 20-35 tahun 2. Pendidikan rendah, pendidikan menengah dan tinggi Tabel 6 Tabulasi Silang antara Umur Ibu Bersalin dengan Kejadian di Umur <20 tahun atau >35 tahun 12 85,71 2 14,29 14 100 20 35 tahun 3 30 7 70 10 100 Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa ibu bersalin dengan umur <20 tahun atau >35 tahun mayoritas melahirkan bayi prematur sebesar 85,71 %, dibandingkan dengan umur 20 35 tahun melahirkan bayi dismatur sebesar 70 %. Tabel 7 Tabulasi Silang antara Pendidikan Ibu Bersalin dengan Kejadian di Pendidikan Pendidikan 13 81,25 3 18,75 16 100 Rendah Pendidikan 2 25 6 75 8 100 Menengah dan Tinggi Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa ibu dengan pendidikan rendah mayoritas melahirkan bayi prematur sebesar 81,25 %, dibandingkan ibu dengan pendidikan menengah dan tinggi yang melahirkan bayi dismatur sebesar 75 %. 22

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji chi-square, hasil perhitungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian menunjukkan bahwa χ 2 Hitung (7,6) > χ 2 Tabel (3,84) maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian, sedangkan hasil perhitungan antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian menunjukkan bahwa χ 2 Hitung (7,2) > χ 2 Tabel (3,84) maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian PEMBAHASAN Bayi Berat Lahir Rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Saifuddin, A.B, 2006). dibagi menjadi Prematuritas yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan dan Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilan (Surasmi, A, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya antara lain 1) faktor ibu yang meliputi usia, pendidikan, umur kehamilan, paritas,gizi selama hamil, penyakit ibu dan kebiasaan ibu,2) faktor genetik 3) faktor kehamilan meliputi gemelli, anemia, perdarahan ante partum, 4) faktor janin : infeksi intra uterine dan 5) faktor placenta (wignjosastro, 2008). Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Pusura Surabaya Tahun didapatkan bahwa umur < 20 tahun atau > 35 tahun mayoritas melahirkan prematur sebesar 85,71 %, dibandingkan dengan umur 20 35 tahun dengan kejadian dismatur sebesar 70 %. Pada uji statistik didapatkan hasil ada hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian. Kehamilan pada usia muda (< 20 tahun) sering terjadi penyulit (komplikasi) bagi ibu maupun janin. Hal ini disebabkan alat reproduksi belum berkembang secara maksimal sehingga seringkali mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin dalam uterus. Begitu juga pada usia muda (< 20 tahun) yang merupakan usia remaja seringkali kurang memperhatikan asupan gizi seimbang serta ditunjang oleh factor psikologis remaja dalam kesiapan untuk hamil sehingga dapat mengakibatkan kelahiran prematur, dismatur dan cacat bawaan (Manuaba, I.B.G, 1998). Sedangkan pada kelompok usia kehamilan lebih dari 35 tahun juga memiliki resiko kesehatan bagi ibu maupun janinnya (Soetjiningsih, 2005). Keadaan ini disebabkan penurunan fungsi otot dasar panggul sehingga terjadi penyulit kehamilan dan persalinan, problem kesehatan seperti pre-eklampsi, hipertensi, diabetes mellitus, anemia juga dapat menyebabkan kelahiran prematur/ (Surasmi, A, 2003). Usia reproduksi yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun (Wiknjosastro, H, 2008). Wanita dengan umur 20 35 tahun merupakan umur yang aman untuk kehamilan dan persalinan karena pada umur tersebut organ reproduksi wanita telah matang (Manuaba, I.B.G, 1998). Menurut Saifuddin, Abdul Bari (2006), hasil penelitian wanita dengan umur 20-35 tahun yang melahirkan bayi dismatur kemungkinan disebabkan oleh faktor ibu dengan toksemia gravidarum, hipertensi, penyakit ginjal, hipoksemi malnutrisi, anemia sel sabit, ketergantungan obat narkotik, alkohol, rokok dan faktor janin dengan kelainan kromosom, infeksi janin kronik, disotonomia familial, retardasi, kehamilan ganda, aplasia pancreas serta oleh faktor plasenta yang meliputi berat plasenta kurang, plasenta berongga, luas permukaan berkurang, plasentitis vilus, infark tumor, sindrom transfusi bayi kembar. Hasil penelitian tentang pendidkan ibu bersalin didapatkan Pendidikan rendah mayoritas terjadi persalinan prematur sebesar 81,25 %, dibandingkan ibu bersalin dengan pendidikan menengah dan tinggi terjadi persalinan dismatur sebesar 75 % dan hasil uji statistic didapatkan ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan tentang pola asupan gizi ibu selama masa kehamilan dan perawatan kehamilan. Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita cita tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk dalam 23

mengambil sikap dan tidakan yang tepat dalam meningkatkan kesehatannya, dengan harapan makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap dan tindakan seseorang terhadap nilai nilai yang baru diperkenalkan. Dengan demikian faktor pendidikan seseorang sangat mempengaruhi sikap dan tindakan dalam pengambilan keputusan (Nursallam dan Pariani, S, 2001). Peran petugas kesehatan khususnya Bidan sangat penting dalam memberikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur minimal 4 kali selama masa kehamilan, meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada ibu hamil, perencanaan kehamilan pada usia reproduksi sehat serta perbaikan status gizi remaja putri untuk mempersiapkan diri sebagai calon ibu. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur dan pendidikan ibu bersalin dengan kejadian Saran Mengingat masih tingginya kejadian maka diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan meningkatkan mutu pelayanan dalam pemeriksaan kehamilan sehingga dapat dideteksi secara dini adanya kelainan dalam kehamilan yang dapat menyebabkan, serta memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terutama ibu hamil untuk memerikasakan kehamilannya secara teratur minimal 4 kali selama masa kehamilan, meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada ibu hamil, perencanaan kehamilan pada usia reproduksi sehat serta perbaikan status gizi remaja putri untuk mempersiapkan diri sebagai calon ibu. Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC. Llewellyn, Derek dan Jones. 2001. Dasardasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Hipokrates. Manuaba, I.G.B. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Nursallam dan Siti Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Sarwono Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Surasmi, Asrining. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC. Wahyuni, Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita.Jakarta :EGC Winkjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka http://adisubagio92.blogspot.com//11/kar ya-tulis-bblr.html diakses tanggal 11 April 2014 pukul 10.30 WIB http://www.depkes.go.id/downloads/profil_ KES_PROVINSI_2012/15_Profil_Kes.Prov.JawaTimur_2012.pdf diakses tanggal 11 April 2014 pukul 10.45 WIB http://www.slideshare.net/perdudikes/dr-agushariantosp-ak diakses tanggal 12 April 2014 pukul 09.00 WIB KEPUSTAKAAN Bobak, M.I. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :EGC Budijanto, Didik. 2005. Dasar dasar Statistik. Jakarta Deslidel. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC 24