BAB I PENDAHULUAN. McGough (1974) menyatakan bahwa auditor merupakan penghubung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan dan tuntutan masyarakat atas jasa yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sendiri telah memiliki peraturan-peraturan yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dihasilkan oleh organisasi jasa profesi akuntan. Pihak - pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak kerugian para stakeholder. Perusahaan energi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat ini membuat pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang ahli dalam bidangnya atau yang disebut sebagai auditor.

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Erlina dkk (2015:19) laporan keuangan adalah produk akhir dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada entitas

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

BAB I PENDAHULUAN. Audit merupakan pekerjaan yang memegang suatu peranan kontrol dan evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. pers pada tanggal 30 Juni 2011 seperti terdapat di Website BPK

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. pemakainya sehingga memungkinkan kebutuhan masing-masing pengguna. laporan kauangan tersebut dapat terpenuhi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang diharapkan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Monroe dan Woodliff (1993), definisi expectation gap adalah sebagai. auditor dalam memeriksa laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. publik menjadi kritikan karena diasumsikan memberikan informasi yang salah, hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN. Pada perusahaan besar, khususnya perusahaan go public, terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis semakin cepat dan sangat bervariasi. Sejalan dengan itu persaingan serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini akuntan publik memiliki peran yang sangat penting dalam dunia bisnis. Profesi dan peran mereka diharapkan mampu mendukung terciptanya iklim usaha dan investasi yang akuntabel dan bertanggung jawab. Altman & McGough (1974) menyatakan bahwa auditor merupakan penghubung (intermediary) antara pembuat laporan keuangan dan pemakai laporan keuangan. Pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan yang mereka berikan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi investor, kreditur, petugas pajak, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mengambil keputusan ekonomi. Selain itu, pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang mereka keluarkan juga dapat memberikan manfaat ekonomi, diantaranya meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, dan mendorong efisiensi pasar modal (Utami, 2003 ). Jika dilihat dari sejarah perkembangannya, profesi akuntan muncul dan berkembang seiiring dengan perkembangan perusahaan dan bentuk badan hukumnya. Mulyadi & Kanaka (1998) mengatakan bahwa perkembangan pasar modal menjadi pendorong utama pesatnya perkembangan profesi akuntan publik. Pernyataan tersebut juga relevan dengan penemuan Utami (2003) yang menunjukkan bahwa pengguna jasa kantor akuntan publik paling dominan 1

2 dipengaruhi oleh faktor ketentuan investor. Karena pentingnya peran mereka Undang-undang Pasar Modalpun mengatur keberadaan akuntan publik. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh akuntan publik adalah membangun kepercayaan masyarakat terhadap profesi mereka (Wahyono, 1999). Beberapa contoh kasus telah menunjukkan adanya perbedaan persepsi diantara masyarakat dan pemakai laporan keuangan dengan auditor mengenai tanggung jawab auditor. Kasus Ultrames di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1923-1939 terjadi karena auditor tidak dapat mendeteksi adanya kecurangan yang dilakukan pihak Ultrames sebagai kreditur. Kasus tersebut menyebabkan adanya tuntutan ke pengadilan, padahal auditor yang mengauditnya telah melaksanakan audit sesuai norma pemeriksaan akuntan yang berlaku pada saat itu. Selain itu, kasus perusahaan obat-obatan McKesson & Robbins, dimana auditor tidak mampu mengungkap adanya aktiva fiktif sebesar US $ 19,000,000 pada laporan keuangan yang diauditnya dan juga kejadian yang menimpa dunia perbankan Indonesia tahun 2002 telah mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik, harus diambilalih oleh Badan Penyehatan Perbankan nasional (BPPN), karena kondisinya tidak sehat. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan menganggap akuntan publik telah memberikan informasi sebagaimana yang mereka perlukan yang mereka anggap sebagai tanggung jawab auditor. Mereka percaya bahwa auditor telah melaksanakan peran dan tanggung jawab mereka dalam mengkomunikaskan hasil auditnya, termasuk sinyal mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Guy &

3 Sullivan (1988) mengemukakan bahwa publik dan pemakai laporan keuangan memiliki harapan terhadap peran dan tanggung jawab auditor untuk mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat mengenai hasil proses auditnya terhadap pemakai laporan keuangan dan juga mengkomunikasikan secara jelas dengan komite audit serta pihak-pihak lain yang berkepentingan atau bertanggung jawab terhadap pelaporan keuangan yang dapat dipercaya. Apabila informasi yang diberikan oleh auditor tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya dan mengakibatkan kerugian pihak-pihak yang telah menggunakan informasi yang telah diberikan oleh auditor, tentu saja auditor harus mempertanggung jawabkannya kepada pihak-pihak tersebut. Sesuai dengan Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia, profesi akuntan publik bertanggung jawab terhadap publik, pemakai jasa akuntan terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai investor, dunia bisnis dan keuangan, serta pihak lain yang bergantung kapada objektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketidakmampuan auditor dalam mengungkapkan dan menginformasikan kekeliruan dan ketidakberesan yang tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya tentunya akan mempengaruhi penilaian publik dan pemakai laporan keuangan terhadap kinerja auditor dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Kinerja uditor dapat diketahui dengan melihat kesuksesan mereka dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya dalam rangka melaksanakan tugas audit. Gramling, Schatzberg & Wallace (1996) mengemukakan bahwa perbedaan persepsi tidak

4 hanya terjadi berkenaan dengan peran auditor, namun juga terjadi terhadap kinerja mereka. Fenomena mengenai perbedaan persepsi dan harapan tersebut dikenal dengan istilah expectation gap (Gramling, Schatzberg, & Wallace, 1996). Menurut Guy & Sullivan (1998), expectation gap merupakan perbedaan persepsi diantara publik dan pemakai laporan keuangan dengan auditor mengenai tanggung jawab auditor. Istilah expectation gap di AS pertama kali muncul bermula dari penemuan Cohen Commision, komisi tanggung jawab auditor yang di bentuk oleh AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants) pada tahun 1974 yang bertujuan untuk menanggapi kritik masyarakat mengenai kualitas kerja auditor dalam mendeteksi dan mengungkapkan kegagalan atau tindakan ilegal perusahaan-perusahaan milik publik. Keberadaan expectation gap tersebut telah dibuktikan oleh beberapa orang peneliti dalam penelitiannya. Gramling, Schatzberg, & Wallace ( 1996 ) melakukan survei mengenai persepsi mahasiswa yang belum lengkap mendapatkan mata kuliah auditing, mahasiswa yang telah lengkap mendapatkan mata kuliah auditing, dan auditor mengenai expectation gap. Terdapat enam isu expectation gap yang diangkat dalam penelitian tersebut, antara lain; 1) auditor dan proses audit, 2) peran auditor terhadap klien audit dan laporan keuangan audit, 3) kepada siapa auditor bertanggung jawab, 4) aturan atas firma-firma akuntan publik, 5) atribut kinerja auditor, dan 6) kasus khusus (illegal act).

5 Isu penelitian yang berupa atribut kinerja auditor dan kepada siapa auditor bertanggung jawab merupakan bagian isu expectation gap yang dikembangkan oleh Gramling, Schatzberg, & Wallace,( 1996 ). Sedangkan isu komunikasi hasil audit merupakan salah satu isu yang dikembangkan oleh Guy & Sullivan (1998). Perbedaan lain penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah ditambahkannya sampel akuntan pendidik yaitu dosen akuntansi. Tujuan dimasukkannya sampel akuntan pendidik adalah untuk memperluas sampel penelitian. Akuntan pendidik dimasukkan ke dalam responden dikarenakan memiliki peran dan tanggung jawab dalam memberikan pendidikan di bidang auditing yang diharapkan mampu meminimalisir terjadinya expectation gap. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di muka, maka masalah yang diteliti dalam penelitan ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah persepsi pemakai laporan keuangan, mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik terhadap expectation gap dalam isu atribut kinerja auditor, kepada siapa auditor bertanggung jawab dan komunikasi hasil audit?. 2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara pemakai laporan keuangan, mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik terhadap expectation gap dalam isu atribut kinerja auditor, kepada siapa auditor bertanggung jawab, dan komunikasi hasil audit?

6 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui persepsi pemakai laporan keuangan, mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik terhadap expectation gap dalam isu atribut kinerja auditor, kepada siapa auditor bertanggung jawab dan komunikasi hasil audit. 2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi pemakai laporan keuangan, mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik terhadap expectation gap dalam isu atribut kinerja auditor, kepada siapa auditor bertanggung jawab dan komunikasi hasil audit. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi dunia akademis, untuk mengevaluasi keefektifan pengajaran auditing dalam memahamkan mahasiswa terhadap peran dan tanggung jawab auditor yang sebenarnya. Dengan demikian, pihak akademis dapat memperbaiki muatan dan metode pengajaran di bidang pengauditan. Selain itu, juga untuk memperdalam dan memperbanyak studi mengenai expectation gap sehingga dapat digunakan untuk menambah referensi dan acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Bagi profesi akuntan publik, Kantor Akuntan Publik (KAP), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), maupun pemerintah, expectation gap antar pemakai laporan keuangan, mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik yang mungkin ada,

7 merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian sebagai bahan masukan dalam merumuskan standar atau regulasi di masa yang akan datang. Sehingga, tujuan dari perumusan standar-standar dan regulasi tersebut dapat tercapai. Adapun tujuan-tujuan tersebut antara lain; (1) melindungi kepentingan publik dan profesi akuntan publik, (2) menunjang perkembangan perekonomian yang sehat, efisien, transparan, dan akuntabel, (3) memberikan landasan hukum yang kebih kuat bagi akuntan publik, regulator, dan profesi akuntan publik dalam melaksanakan kewajibannya, dan (4) menjaga kualitas jasa akuntan publik. 3. Bagi dunia bisnis, penelitian ini diharapkan dapat membantu para praktisi bisnis untuk memahami masalah expectation gap dan mengerti tanggung jawab auditor di dalam dunia bisnis sesuai dengan standar yang ada, sehingga para pelaku bisnis dapat mengerti masalah yang timbul akibat expectation gap dan mulai melakukan langkah-langkah untuk mengurangi atau mencari permasalahan tersebut.

8 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang akan digunakan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori tentang persepsi, akuntan publik dan kegiatannya, peran dan tanggung jawab auditor independen, dan expectation gap. Pada akhir bab dikemukan hasil penelitian terdahulu dan penjelasan mengenai kerangka teoritis dan hipotesis penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini memuat desain penelitian, populasi, sampel, dan teknik penyampelan, definisi dan pengukuran variabel, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini memuat pelaksanaan penelitian dan hasil pengumpulan data, karakteristik responden, hasil pengujian kualitas data, dan pengujian hipotesis. BAB V : KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran.