KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 23-33

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN HASIL PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATEKA PUTERA SABUK BIRU DOJO WADOKAI UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA CABANG OLAHRAGA KARATE DOJO KHUSUS UNIMED

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi maksimal seorang atlet harus memeliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

PENGARUH LATIHAN BEBAN SQUAT TERHADAP POWER TENDANGAN MAWASHI GERI PADA ATLET KEMPO ACEH TAHUN Awaluddin

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan tehnik taktik dan

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

Yan Indra Siregar. Abstrak

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

PENGARUH MASSED PRACTICE

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

OLEH DILLA FARID W. T

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BEBAN LUAR DAN LATIHAN BEBAN DALAM TERHADAP KECEPATAN PUKULAN JAB-STRAIGHT PADA ATLET TINJU SASANA PERTISAR MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN VARIASI MENOLAK BOLA TERHADAP HASIL TOLAK PELURU PADA SISWA PUTRA SMA N 1 MUARA BUNGO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN. Hedi Ardiyanto Hermawan

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU

BAB I A. Latar Belakang

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II KAJIAN TEORITIS,KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. arah ulu hati yang berlawanan dengan langkah kuda-kuda. Gyaku Tzuki merupakan teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

Irwansyah Siregar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

BAB II KAJIAN TEORITIS. lambang IPSI. Ketiga trisula melambangkan unsur seni, beladiri dan olahraga dan

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN GULAT TEKNIK BANTINGAN LENGAN TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN PANTULAN KEDINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURULANGUN RAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KELENTUKAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA PERGURUAN WADOKAI DOJO UNIMED

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

Transkripsi:

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP DAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATEKA PUTERA KEI SHIN KAN DOJO HKBP SIDORAME MEDAN Irwansyah Siregar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan informasi tentang kontribusi latihan back-up dan latihan Decline push-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera Kei Shin Kan Dojo HKBP Sidorame Medan Tahun 2011. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 orang yang diperoleh dengan teknik sampel bertujuan (purposive random sampling) yang dilakukan melalui metode eksperimen, selanjutnya penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes dan pengukuran terhadap kelentukan otot pinggang dan kecepatan push-up serta kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan. Instrumen yang digunakan adalah tes kelentukan otot pinggang, tes kecepatan push-up serta tes pukulan gyaku tsuki chudan. Diantara pre test dan post test dilakukan pelaksanaan latihan back-up dan latihan decline push-up sebagai bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan pukulan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dan didapat perhitungan statistik analisis regresi, menunjukkan bahwa: 1) tidak terdapat kontribusi yang signifikan dari latihan back-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera Kei Shin Kan Dojo HKBP Sidorame Medan Tahun 2011, 2) tidak terdapat kontribusi yang signifikan latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera Kei Shin Kan Dojo HKBP Sidorame Medan Tahun 2011, 3) terdapat kontribusi yang signifikan secara bersama-sama antara latihan back-up dan latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera Kei Shin Kan Dojo HKBP Sidorame Medan Tahun 2011. Kata Kunci : Latihan Back-Up, Latihan Decline Push-Up, Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan PENDAHULUAN Karate merupakan salah satu olahraga beladiri, disamping olahraga beladiri, karate juga merupakan olahraga prestasi. Karate merupakan salah satu olahraga yang mempunyai karakteristik gerak dan teknik tersendiri. Untuk itu harus dipelajari dan dilatih secara baik dan intensif. Cabang olahraga beladiri khususnya karate yang berasal dari Negara Jepang, pertama kali dikenal dinegara kita pada saat penjajahan Jepang tahun 1942, dan dikembangkan oleh putera-puteri 152

Indonesia yang telah pulang dari Jepang dalam rangka penyelesaian studinya. Salah seorang yang berhasil menyelesaikan studinya di Jepang dan juga mendapat pendidikan karate dan sabuk hitam adalah Drs. Baud A.D. Adikusumo. Seiring dengan banyaknya pertandingan yang dilaksanakan, prestasi olahraga karate di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Parameter dari kemajuan olahraga tersebut dapat dilihat dari hasil kejuaraan yang diikuti para karateka Indonesia ditingkat regional dan internasional. Peningkatan prestasi tersebut tidak terlepas dari latihan dan pembinaan yang terprogram dengan pendekatan metodologi kepelatihan secara ilmiah. Metode latihan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan skill disusun secara terarah, terprogram serta berdasarkan teori yang komperhensip, spesifik dan individualisasi serta overload. Untuk meningkatkan prestasi, khususnya dalam cabang olahraga karate diperlukan latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik, karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi. Sajoto (1988:57) mengemukakan kemampuan fisik merupakan salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam peningkatan prestasi seorang atlet guna mendukung perkembangan teknik, taktik, strategi dan kemampuan mental individu atlet. Selanjutnya Harsono (1988:100) menambahkan perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Dalam karate dikembangkan teknik keterampilan pukulan dan tendangan hingga ketingkat mahir yaitu tingkatan dimana seseorang dapat melakukan suatu gerak pukulan dan tendangan yang cepat dan tepat. Untuk memiliki gerakan pukulan dan tendangan yang cepat dan tepat diperlukan latihan yang cukup lama ( 1 tahun). Dengan demikian pukulan merupakan salah satu teknik yang dominan dalam karate, karena dalam teknik gerakan beladiri karate secara khusus 153

ditentukan oleh gerakan pukulan dan tendangan. Perguruan Kei Shin Kan dojo HKBP Sidorame adalah salah satu dojo yang sudah lama berdiri dan juga aktif mengikuti kejuaraankejuaraan karate baik kejuaraan daerah maupun Nasional. Adapun latihan yang dilaksanakan di dojo ini sebanyak dua kali seminggu. Pelatih di dojo ini yakni sempai Panjaitan, S.Pd. Mardi Tabel 1. Data Atlet yang Latihan di Dojo HKBP Sidorame No Nama Sabuk/Lama latihan Kejuaraan yang Pernah Diikuti Prestasi 1 Joe Obet Putih/Tiga Bulan Kejurnas Kei Shin Kan - 2 Yunando Putih/Tiga Bulan Kejurnas Kei Shin Kan - 3 Paul Biru/Satu setengah Tahun Kejurnas Kei Shin Kan Juara III 4 Jordan R. Hijau/Satu Tahun Kejurnas Kei Shin Kan Juara III 5 Andre Biru/Satu setengah Tahun Kejurnas Kei Shin Kan - 6 Martin Hijau/Satu Tahun Kejurnas Kei Shin Kan Juara III 7 Samuel Hijau/Satu Tahun Kejurnas Kei Shin Kan - 8 Samrin Coklat/Tiga Tahun Kejurnas Kei Shin Kan - 9 Ramli Coklat/Tiga Tahun Kejurnas Kei Shin Kan - 10 Edison Coklat/Tiga Tahun Kejurnas Kei Shin Kan - Tabel 2. Tes Hasil Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan Atlet Karateka Putera Kei Shin Kan Dojo HKBP Sidorame (15 April 2011). No. Nama Atlet Hasil Pukulan Waktu (Second) Terbaik I II III 1. Paul 55 54 54 54 2. Jordan R. 54 56 55 54 3. Martin 52 57 54 52 4. Edison 51 58 56 51 5. Ramli 51 50 52 50 6. Samrin 67 55 59 53 7. Samuel 54 53 56 53 8. Andre 53 52 55 52 154

Tabel 3. Tes Hasil Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan Atlet Karateka Putera Nasional (15 April 2011). No. Nama Atlet Hasil Pukulan (Second) Waktu Terbaik I II III 1. Arifin 31 30 30 30 Sesuai dengan pengamatan peneliti terhadap hasil yang kurang baik dari kecepatan pukulan, maka peneliti tertarik untuk meneliti kontribusi latihan back-up dan latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera kei shin kan dojo HKBP Sidorame Tahun 2011. Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh anggota tubuh dengan cepat akan tetapi dapat pula hanya sebagian anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. (Harsono 1988:216) mengatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau suatu kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Untuk mengoptimalkan gerakan seluruh tubuh untuk dijadikan senjata oleh seorang karateka, harus diawali dengan mempelajari secara total teknikteknik dasar dalam karate yang sangat memegang peranan penting adalah teknik pukulan. Teknik-teknik dasar pukulan dalam olahraga beladiri karate adalah sebagai berikut: Gyaku Tsuki (pukulan kebalikan), Oi-Tsuki (pukulan mengejar), Nagasih Tsuki (pukulan mengalir), Kazami Tsuki (pukulan menusuk), Ren Tsuki (pukulan berganti), Dan tsuki (pukulan berulang), Morote Tsuki (pukulan dua tangan). Salah satu pukulan yang perlu dikuasai dalam komite dan kata adalah pukulan Gyaku Tsuki, Rahman Situmeang (2006:9) mengatakan bahwa pukulan Gyaku Tsuki Chudan adalah pukulan berlawanan arah dengan gerakan kuda-kuda, bila kaki kiri didepan maka yang memukul tangan kanan dan sebaliknya, sasaran ditujukan ke arah ulu hati/perut. Teknik pukulan dalam karate tidak terlepas dari gerakan pinggang. 155

Seorang karateka harus memahami pentingnya gerakan pinggang untuk dapat melakukan teknik yang cepat dan keras. Rahman Situmeang dan Bessy Sitorus Pane (2003:2) mengemukakan bahwa gerakan memutar pinggang adalah dasar dari gerakan untuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan dalam setiap tehnik. Dalam karate, menangkis, memukul, dan menendang semua didukung oleh gerakan pinggang. Tanpa gerakan pinggang yang cepat dan lentur maka setiap teknik yang dihasilkan akan kaku, lambat, dan tidak memiliki kecepatan dan kekuatan yang maksimal. Gambar 1: Teknik Pelaksanaan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan Rahman Situmeang dan Bessy Sitorus Pane (2003 : 1) Proses latihan yang baik dan benar harus memperhitungkan dan menyesuaikan volume, frekuensi, dan recovery internal atau masa istirahat selama latihan, terutama dalam prinsip beban berlebih (over load principle). Harsono (2000:56) mengemukakan apabila beban latihan terlalu ringan, maka berapa lamapun ia berlatih, betapa seringpun ia berlatih, atau sampai bagaimana lelahnya pun ia menguluang-ulang latihan itu, peningkatan prestasi tidak akan meningkat. 1. Prinsip beban berlebih (over load) adalah latihan yang 156

diberikan kepada atlet haruslah secara periodik dan progresif ditingkatkan. Karena bila berlatih dengan beban yang sama berapa lama pun waktunya, tidak akan ada peningkatan atas prestasi atletnya. 2. Intensitas latihan yaitu atlet diharuskan berlatih melalui suatu program latihan yang intensif yang dilandaskan pada prinsip overload secara progresif beban kerjanya bertambah. 3. Densitas latihan, atau disebut juga kekerapan latihan yang mengacu kepada hubungan yang dinyatakan antara kerja dan fase istirahat dalam satu latihan. 4. Volume latihan yaitu kuantitas atau banyaknya materi latihan yang diberikan kepada atlet dalam setiap sesi latihan. 5. Azas Overkompensasi yaitu azas ini menganjurkan agar atlet pada waktu pertandingan berada pada tahap overkompensasi, karena pada tahap ini atlet mengalami energi atau kinerja yang paling tinggi. 6. Prinsip spesifik yaitu pada prinsip ini mengatakan bahwa manfaat maksimal yang bisa diperoleh dari ransangan latihan, akan terjadi manakala ransangan tersebut mirip dengan gerakangerakan yang dilakukan dalam cabang olahraga yang bersangkutan. 7. Prinsip reversibility/kembali keasal, yaitu kalau kita tidak berlatih atau berhenti berlatih maka tubuh kita kembali kepada keadaan semula atau kondisi tubuh kita tidak akan meningkat. 8. Kualitas latihan, yaitu intensitas latihan yang tinggi tidaklah cukup bila tidak dilakukan dengan latihan yang berkualitas dalam gerak-geraknya. 9. Prinsip Individualisasi, yaitu mengingatkan kepada kita bahwa karakter atlet berbedabeda, untuk itu porsi atau takaran latihan, serta materimateri latihan diberikan yang terbaik bagi individu-induvidu tersebut. 10. Variasi latihan, yaitu untuk mencegah kebosanan berlatih, pelatih harus kreatif dan pandai 157

menciptakan variasi latihan yang baru namun memiliki tujuan latihan yang sama. Lebih lanjut Bompa (1983:5) mengatakan tujuan latihan adalah untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh. Dengan demikian metode latihan adalah cara yang sistematis dan terencana yang berfungsi sebagai alat menyajikan program latihan untuk meningkatkan fungsi fisiologis, psikologis dan keterampilan agar penampilan menjadi lebih baik pada suatu keterampilan tertentu. Tujuan akhir dari suatu program latihan adalah prestasi, untuk mencapai itu semua seseorang yang akan melakukan suatu gerakan olahraga harus didukung dengan kualitas yang ada pada dirinya. Cara melaksanakan latihan back-up menurut Baley A James (1986 :147), adalah: Start (tengkurap), tangan dibelakang leher, dan tumit dikaitkan pada benda atau pinggang ditekan kebawah, tarik dada dari lantai, lengkungkan pinggang dan kepala menengadah, finish posisi semula. Latihan back-up dapat dikatakan sebagai latihan yang digunakan untuk mengembangkan atau menambah kelentukan otot, yang mana otot yang dimaksud adalah otot pinggang. Artinya dengan lentuknya otot pinggang tersebut maka akan menghasilkan dorongan pinggang secara maksimal. Rahman situmeang (2003:3) mengatakan yang tidak kalah penting selain memutar pinggang untuk menghasilkan tenaga yang maksimal adalah mendorong pinggang ke depan. Hal ini sangat penting sebab dorongan pinggang ke depan akan membentuk serangan yang bertenaga dan keras sehingga momen untuk menyerang dan mengadakan serangan balik dapat dilakukan dengan gerakan yang tepat dan cepat. Gerakan Latihan Back-Up menurut Baley A James 1986:147) adalah sebagai berikut: 158

Gambar 2. Gerakan Latihan Back-Up (Baley A James, 1986:147) Latihan back-up yang dilakukan dari posisi telungkup, mengangkat dada setinggi-tingginya sampai kembali ke posisi semula dapat menambah kelentukan otot pinggang yang berperan dalam melakukan pukulan Gyaku Tsuki Chudan. Sehingga jelas manfaat dari latihan back-up akan memberikan sumbangan terhadap kelentukan otot pinggang seperti yang disebutkan di atas, dan diharapkan akan menambah kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada olahraga beladiri karate. Gerakan decline push-up adalah gerakan yang dilakukan dalam posisi tubuh tengkurap, kedua kaki berada diatas bangku dan titik tumpu berada pada telapak tangan. Gerakan selanjutnya adalah menekuk siku sehingga tubuh bagian atas turun dan hampir menyentuh lantai setelah itu kembali ke posisi semula dengan meluruskan tangan. Push-Up berasal dari bahasa Inggris yaitu push-ups. Istilah ini ditulis kedalam bahasa Indonesia menjadi Push-Up tanpa harus S. Pada up alih bahasa ke dalam bahasa Indonesia adalah Tangan Tumpu. Simanungkalit (dalam Sikripsi Lening Nababan, 2005:12) mengatakan push-up dapat dilakukan menggunakan beban berupa berat badan sendiri (Individual Resistance Training) dan menggunakan berat badan sebagai beban. Manfaat latihan Decline Push- Up terhadap Gyaku Tsuki Chudan yaitu meningkatkan kecepatan dan kekuatan otot lengan. Dimana bahu dan pergelangan tangan dan kepala 159

tangan semua harus berhubungan satu sama lain, bila otot-otot tubuh yang digunakan untuk melakukan suatu teknik yang berkontraksi secepat mungkin, maka tenaga yang disalurkan ke tangan untuk memukul mencapai tingkat yang maksimal. Latihan Decline Push-Up dilakukan dengan gerakan yang cepat supaya dapat mendukung atau menopang kecepatan dan kekuatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan. Lebih jelas pelaksanaan gerakan Decline Push-Up bagi putera sebagai berikut: Gambar 3 : Gerakan Decline Push-Up ( www.coachlevi.com) Dari kutipan diatas, dapat ditarik gambaran bahwa latihan Decline Push-Up merupakan salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan otot lengan dan bahu. METODE PENELITIAN Masalah penelitian adalah untuk menemukan informasi tentang ada tidaknya kontribusi latihan backup dan latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti menggunakan metode experiment dengan memberikan perlakuan berupa latihan back-up dan latihan decline push up untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera kei shin kan dojo HKBP Sidorame Tahun 2011. Disain penelitian yang digunakan adalah pre test dan post test, artinya sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu diadakan test awal dan setelah perlakuan diadakan test akhir. Test akhir 160

dilakukan setelah diberikan perlakuan tiga kali seminggu selama enam minggu (18 kali pertemuan). HASIL PENELITIAN 1. Dari hasil pengujian hipotesis pertama yaitu latihan back-up memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera kei shin kan dojo HKBP Sidorame Tahun 2011, T hitung 0,06 dan T tabel 7,71 maka t hitung < t tabel. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka Ho diterima Ha ditolak, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tidak terdapat kontribusi yang signifikan dari latihan back-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera kei shin kan dojo HKBP Sidorame Tahun 2011. 2. Dari hasil pengujian hipotesis kedua yaitu latihan decline pushup memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera Kei Shin Kan Dojo HKBP Sidorame Medan Tahun 2011, t hitung 0,17 dan t tabel 7,71 maka t hitung < t tabel. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka Ho diterima Ha ditolak, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tidak terdapat kontribusi latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera kei shin kan dojo HKBP Sidorame Tahun 2011. 3. Dari hasil pengujian hipotesis yang ketiga yaitu latihan back-up dan latihan decline push-up memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera kei shin kan dojo HKBP Sidorame Tahun 2011, diperoleh t hitung 13,60 dan t tabel 9,55 yaitu berarti t hitung > t tabel dengan kontribusi 94%. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka Ho ditolak dan Ha diterima, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Terdapat kontribusi yang signifikan secara bersama-sama antara latihan back-up dan decline push-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki 161

chudan pada atlet karateka putera kei shin kan dojo HKBP Sidorame Tahun 2011. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Tidak terdapat kontribusi yang signifikan latihan back-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera Kei Shin Kan Dojo HKBP Sidorame Medan Tahun 2011. 2. Tidak terdapat kontribusi yang signifikan latihan decline pushup terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera Kei Shin Kan Dojo HKBP Sidorame Medan Tahun 2011. 3. Terdapat kontribusi yang signifikan latihan back-up dan latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan pada atlet karateka putera Kei Shin Kan Dojo HKBP Sidorame Medan Tahun 2011. SARAN Dari hasil penelitian ini peneliti menyarankan: 1. Dalam upaya pengembangan kemampuan atlet, kepada para pelatih karate terutama pelatih di Dojo HKBP Sidorame Medan, agar memperhatikan bentukbentuk latihan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Untuk peningkatan prestasi atlet karate, kepada para pelatih karate terutama pelatih di Dojo HKBP Sidorame Medan, agar menggunakan latihan back-up dan latihan decline push-up secara bersama-sama untuk meningkatkan hasil kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan. 3. Kepada para pembaca, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dalam pengembangan teknik dan fisik dalam cabang olahraga karate. DAFTAR PUSTAKA Baley A James. (1986). Pedoman Atlet. Semarang, Dahara Prize. Bompa, Tudor O. (1983). Teory and Methodology of Training. Dubuque, IOWA: Kendal/Hunt Publishing Company. Burke, Edmund R. (2001). Latihan Kebugaran Di Rumah. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. Diktat. (2008). Perencanaan Program Latihan Fisik Penunjang Prestasi Atlet Karate. Medan, FIK UNIMED. 162

Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ------------ (2000) Prinsip dan Metodologi Kepelatihan. Jakarta, KONI Pusat. http:// www.coachlevi.com KONI Pusat. (1999). System Monitoring Evaluasi dan Pelaporan. Jakarta, KONI Pusat. Nababan, Lening. (2005). Pengaruh Latihan Push-Up dan Pull-Up terhadap Kecepatan Pukulan Gyaku-Zuki Chudan Pada Dojo K.K.I Glugur Hong. Medan, FIK UNIMED. Sajoto M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Situmeang, Rahman dan Bessy Sitorus Pane (2003). Karate. Medan, FIK UNIMED. Situmeang Rahman. (2006). Karate. Medan, FIK UNIMED. Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung, Tarsito. Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. 163