BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha, maka penting sekali bagi manajemen dalam menentukan kebijaksanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Di samping itu, dengan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan juga menuntut manajemen perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Ada perusahaan yang berorientasi pada keuntungan maksimal dan ada yang tidak, misalnya dalam bentuk sosial. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu perusahaan yang berorientasi sosial (social oriented). Perusahaan yang berorientasi sosial umumnya tidak bertujuan untuk mengejar keuntungan semata, tetapi lebih berorientasi pada pelayanan masyarakat. Hal tersebut berbeda dengan tujuan perusahaan swasta yang selalu berorientasi pada keuntungan (profit oriented). Salah satu tujuan PDAM adalah turut serta dalam melaksanakan pembangunan daerah khususnya, dan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya, dengan cara menyediakan air minum yang bersih, sehat, dan memenuhi persyaratan kesehatan bagi masyarakat di suatu 1
daerah, yang sekaligus merupakan wujud pelayanan yang diberikan oleh pemerintah terhadap masyarakat. Apabila merujuk pada Keputusan Menteri Dalam Negeri No: 690-069 tahun 1992 tentang Pola Petunjuk Teknis Pengelolaan PDAM, disana ditegaskan bahwa PDAM mempunyai tugas pokok pelayanan umum kepada masyarakat, dimana dalam menjalankan fungsinya PDAM diharapkan mampu membiayai dirinya sendiri (self financing) dan harus berusaha mengembangkan tingkat pelayanannya. Di samping itu, PDAM juga diharapkan mampu memberikan sumbangan pembangunan kepada Pemda. Selanjutnya, dalam keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM dinyatakan bahwa tujuan pendirian PDAM adalah untuk memenuhi pelayanan dan kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan ketentuan yang mengatur tentang keberadaan PDAM sangat jelas bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia air bersih dan dalam upaya peningkatan pelayanan publik tidak terlepas dari dimensi ekonomi, yaitu memperoleh keuntungan yang memadai. Adanya kepentingan pelayanan publik menyebabkan PDAM tidak akan mampu menjalankan fungsinya secara optimal, sehingga keadaan ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Untuk mewujudkan kedua tujuan dimaksud, pengelolaan PDAM masih dihadapkan pada inefisiensi bahkan cenderung mengedepankan fungsi pelayanan (public service oriented), sehingga 2
berdampak keberadaannya membebani keuangan daerah. Berkaitan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (profit oriented) pengelolaan operasi PDAM diharapkan mampu membiayai biaya operasionalnya sendiri (self financing) dan diharapkan dapat menopang pembiayaan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam jangka pendek serta mampu memberikan kontribusi pada penerimaan daerah untuk jangka panjangnya. Keuntungan merupakan persyaratan kelangsungan hidup bagi perusahaan. Untuk itu diperlukan ukuran-ukuran atau indikator-indikator keuangan untuk mengetahui keberhasilan perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya yaitu untuk menghasilkan keuntungan, apakah hasil tersebut sudah dapat dikatakan maksimal atau belum biasanya diukur dengan menggunakan angka-angka tertentu. Indikator-indikator tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan yang disusun secara periodik, yang secara umum berupa laporan neraca dan laporan laba rugi. Untuk mengetahui indikator-indikator keuangan tersebut dilakukan dengan analisis laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting dalam memperoleh informasi sehubungan dengan kondisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Perusahaan dapat menganalisis laporan keuangan dengan membandingkan rasio-rasio keuangannya selama beberapa tahun untuk mengetahui bagaimana perkembangan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu, dengan melakukan analisis terhadap rasio keuangan pihak manajemen dapat mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat demi kelangsungan perusahaannya. 3
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Kabupaten Temanggung yang berkenaan dengan analisis kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat dengan judul ANALISIS RASIO RENTABIITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA AGUNG KABUPATEN TEMANGGUNG PERIODE 2014 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimanakah kinerja keuangan PDAM Tirta Agung Kabupaten Temanggung pada periode 2014 2015 berdasarkan analisis rasio rentabilitas? 2. Bagaimanakah kinerja keuangan PDAM Tirta Agung Kabupaten Temanggung pada periode 2014 2015 berdasarkan analisis rasio likuiditas? 3. Bagaimanakah kinerja keuangan PDAM Tirta Agung Kabupaten Temanggung pada periode 2014 2015 berdasarkan analisis rasio solvabilitas? 4
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PDAM Tirta Agung Kabupaten Temanggung periode 2014 2015 berdasarkan analisis rasio rentabilitas. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PDAM Tirta Agung Kabupaten Temanggung periode 2014 2015 berdasarkan analisis rasio likuiditas. 3. Untuk mengetahui kinerja keuangan PDAM Tirta Agung Kabupaten Temanggung periode 2014 2015 berdasarkan analisis rasio solvabilitas. 1.4 Kerangka Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan hasil penelitian, maka kerangka penulisan Tugas Akhir secara garis besar adalah sebagai beikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Kerangka Penulisan BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan 2.2 Tinjauan Pustaka 2.3 Metodologi Penulisan BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1 Rasio Rentabilitas 5
3.2 Rasio Likuiditas 3.3 Rasio Solvabilitas 3.4 Penilaian Kinerja Keuangan PDAM Berdasarkan Rasio Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran 6