J. Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol.5 No. 2: 85-89 ISSN 1411-4674 PENGARUH POLA TANAM CAMPURAN BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN BEBERAPA HAMA TANAMAN PADI Sri Nur Aminah Ngatimin Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin ABSTRACT This research was held in Jennae Village of Liliriaja District in Soppeng Regency from June until August 2004. Arranged in Completely Randomized Block consist of 3 replications, each group consist of 2 treatments : interplanting 4 rice varieties (Pulut, Lapang, Fatmawati and Ciliwung) and monoculture plant pattern. Parameter of observation were intencity attack and pest population. The results showed that intencity attack of Tryporyza innotata, solid population of larvae Spodoptera spp., Nymphula depunctalis, Nephotettix virescens and Leptocorisa acuta had no significant effect in every treatment. Key words : Interplanting, monoculture, intencity attack, solid population. PENDAHULUAN Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Mengingat kebutuhan beras akan terus meningkat seiring dengan kenaikan jumlah penduduk, maka upaya peningkatan produksi beras terus dilakukan oleh Pemerintah. Pemerintah melakukan beberapa cara untuk kembali berswasembada beras seperti yang telah dicapai pada tahun 1994 dengan kegiatan intensifikasi lahan, peningkatan sarana produksi dan penggunaan varietas unggul (Anonim, 1999). Upaya peningkatan produktivitas padi di Indonesia menemui banyak masalah yang dapat menurunkan produksi tersebut yaitu pengaruh iklim dan serangan berbagai jenis hama yang semakin meningkat. Permasalahan serangan hama yang meningkat memerlukan sistem pengelolaan usaha tani padi yang lebih efektif, efisien, ramah terhadap lingkungan hidup, serangga berguna dan kesehatan masyarakat tani. Perbaikan pengelolaan ini dimaksudkan untuk menekan populasi hama sampai pada tingkat yang tidak merugikan. Perhatian dialihkan pada pentingnya peranan varietas tahan hama di dalam pengelolaan hama, baik yang dilakukan sebagai usaha pokok maupun sebagai salah satu komponen PHT (Oka, 1995). Salah satu alternatif pengendalian yang aman, murah dan dapat dikombinasikan adalah cara pengendalian secara bercocok tanam melalui penerapan pola tanam dengan keanekaragaman varietas dalam suatu lahan yang diharapkan mampu menekan populasi hama dan mengurangi intensitas kerusakan yang ditimbulkan oleh hama-hama penting tanaman padi. Hal ini merupakan cara ideal karena mu-dah digunakan, murah dan ramah terhadap lingkungan. 85
Sri Nur Aminah Ngatimin ISSN 1411-4674 Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pola tanam berbagai varietas dengan metode interplanting dan monokultur terhadap perkembangan populasi dan intensitas serang-an hama-hama utama pada tanaman padi dalam rangka mendukung pengendalian hama berdasarkan konsep PHT dengan menggunakan teknik bercocok tanam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pola tanam berbagai variets terhadap perkembangan populasi dan intensitas serang-an hama-hama utama pada tanaman padi. Kegunaannya diharapkan dapat memberikan informasi kepada para petani tentang manfaat penanaman padi dengan pola tanam berbagai varietas untuk mengendalikan hama utama tanaman padi. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Jennae Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng mulai Juni sampai Agustus 2004. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu perlakuan interplanting dan monokultur, masing-masing kelompok perlakuan dibuat 4 ulangan. Setiap ulangan pada perlakuan interplanting terdiri dari 4 varietas yaitu : Pulut, Lapang, Fatmawati dan Ciliwung. Persiapan dan Penanaman Percobaan ini dilakukan dengan cara Tabela (Tanam Benih Langsung). Varietas yang akan digunakan terlebih dahulu direndam dengan air selama 24 jam dan dikering anginkan selama 12 jam. Kemudian benih tersebut ditanam pada sawah yang sudah disiapkan dengan ukuran petak 20 m x 12 m untuk petak interplanting dan 5 m x 5 m untuk petak monokultur. Jarak tanam kedua lahan percobaan adalah 20 cm x 20 cm. Pemupukan dilakukan tiga kali yaitu pada saat 14 HST, pemupukan kedua saat 25 HST dan pemupukan ketiga saat 55 HST. Pemeliharaan dan penyiangan dilakukan sesuai kebutuhan. Parameter Pengamatan Parameter pengamatan yang dilakukan ádalah menghitung intensitas serangan dan populasi hama. Pengamatan dilakukan setiap minggu. Intensitas serangan penggerek batang padi dihitung dengan menggunakan rumus (Anonim, 2002) sebagai berikut : a I = x 100 % a + b dengan penjabaran : I = intensitas serangan a = b = jumlah anakan yang terserang jumlah anakan yang tidak terserang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan intensitas serangan dan populasi hama pada tanaman padi (O. sativa) yang ditanam secara interplanting dan monokultur dapat dilihat pada Tabel 1. Intensitas Serangan T. innotata Tingginya intensitas serangan T. innotata pada pengamatan pertama (30 HST) dan terjadinya penurunan pada pengamatan ke-2 dan ke-3 untuk 86
Interplanting, monoculture, intencity attack, solid population ISSN 1411-4674 semua varietas diduga karena imago T. innotata pada saat peletakan telur agak sulit melakukan pemilihan varietas yang sesuai. Namun setelah menemukan inangnya pada perlakuan monokultur maka imagonya lebih banyak meletakkan telurnya pada perlakuan tersebut. Penanaman secara interplanting dapat mengganggu proses pengenalan dan pemilihan inang serangga hama (Mew, 2000). Tabel 1. Intensitas Serangan dan Padat Populasi Larva per Rumpun pada Percobaan Interplanting dan Monokultur Tanaman Padi (O. sativa) di Kabupaten Soppeng (Juli - Agustus 2004) Varietas Per La kua n T.innotat a (%) Spodoptera spp (ekor/ rumpun) Pulut I 15,87 1,83 M 16,91 1,10 Lapang I 18,76 1,37 M 14,66 0,33 Fatmawa I 14,99 4,10 ti M 14,52 4,33 Ciliwung I 15,81 4,57 M 16,88 4,40 Rata-rata intensitas serangan T. innotata tertinggi pada varietas Fatmawati. Hal ini diduga karena adanya perbedaan karakteristik setiap varietas, misalnya varietas Lapang mempunyai anakan yang sedikit dan rentan terhadap serangan hama sedangkan varietas Fatmawati meskipun jumlah anakannya sedikit tapi semua anakannya produktif. Selain itu varietas tersebut tahan terhadap serangan hama (Anonim, 2004). Fluktuasi rata-rata intensitas serangan T. innotata pada empat varietas tanaman padi yang ditanam secara monokultur terlihat bahwa pada pengamatan pertama (30 HST) intensitas serangan T. innotata pada varietas Ciliwung sangat tinggi dan menurun pada pengamatan ke 2 (37 HST). Pada pengamatan ke 3 intensitas serangan untuk semua varietas mengalami penurunan. Jika satu varietas ditanam secara monokultur maka hama langsung menyerang tanpa melalui semua tahapan mekanisme pencarian inang. Perilaku imago penggerek batang berbeda dalam setiap varietas dan biasanya lebih banyak ditemukan pada inang yang disenangi (Pathak, 1968). Selain itu tingkat keseimbangan populasi penggerek batang di suatu daerah dapat berubah bila terjadi perubahan varietas (Gallagher, 1991). Selain hal tersebut perbedaan intensitas serangan dapat juga dipengaruhi oleh perilaku penggerek batang setelah menemukan inangnya. Sebagai contoh imago T. innotata dalam melakukan peletakan telur mencoba setiap varietas tapi akan meletakkan lebih banyak telur pada varietas yang disenangi. Tabel 2. Intensitas Serangan dan Padat Populasi Larva per Rumpun pada Percobaan Interplanting dan Monokultur Tanaman Padi (O. sativa) di Kabupaten Soppeng (Juli-Agustus 2004) Varietas Perl aku an N. depunct alis (ekor) N. viresc ens (ekor) L. acuta (eko) Pulut I 10,33 8,00 7,67 M 11,33 8,00 8,67 Lapang I 10,33 3,67 3,00 M 9,00 3,33 2,00 Fatmawat I 5,67 3,67 3,33 i M 4,33 3,00 5,67 Ciliwung I 7,33 8,33 6,00 M 8,33 8,00 7,00 87
Sri Nur Aminah Ngatimin ISSN 1411-4674 Populasi Wereng Hijau (N.virescens) Fluktuasi rata-rata kepadatan populasi N. virescens pada empat varietas tanaman padi yang ditanam secara interplanting menunjukkan bahwa pada waktu 30 HST (pengamatan ke 1 ) merupakan puncak populasi imago untuk menyelesaikan satu siklus hidup, sedangkan pada pengamatan ke 2 (37 HST), ke 3 (42 HST) dan ke 4 (49 HST) adalah masa perkembangan populasi nimfa generasi kedua. Hal ini terlihat dari kurangnya imago yang tertangkap ayunan jaring. Pada pengamatan ke 5 (56 HST) nimfa-nimfa tersebut sudah menjadi imago sehingga populasi N. virescens yang tertangkap ayunan meningkat. Menurut Widiarta, Muchsin dan Kusdiaman (1998), stadium telur N. virescens berkisar 6 8 hari, stadium nimfa untuk 5 instar berkisar 13-18 hari (Hibino and Cabunagan, 1986) dan stadium imago berkisar 15 20 hari (Fachruddin, 1980). Rata-rata kepadatan populasi N. virescens pada empat varietas tanaman padi yang ditanam secara monokultur untuk semua varietas relatif sama dengan perlakuan interplanting. Keadaan populasi mengalami fluktuasi yang tidak beraturan dan terlihat pada pengamatan ke 1 (30 HST), ke 2 (37 HST) dan ke 3 (42 HST), populasi N. virescensi yang tertangkap pada ayunan jaring masih kurang. Hal ini diduga karena jumlah imago pada saat itu masih kurang karena waktu tersebut merupakan stadia perkem-bangan nimfa. Terlihat sedikit perbe-daan pada pengamatan ke 4 dan ke 5 populasi imago yang tertangkap ayunan lebih tinggi pada varietas Pulut sedangkan pada pengamatan ke 6 (63 HST) terlihat populasi meninggi. Selanjutnya pada penga-matan ke 8 (77 HST) jumlah populasi yang tertangkap sudah berkurang. Hal tersebut secara umum diduga selain karena pengaruh perlakuan, keadaan biologi hama pada varietas Pulut dan Ciliwung juga diduga dipengaruhi oleh karakteristik fisiologis dan kandungan senyawa tertentu pada kedua varietas yang berbeda dengan varietas lain. Keadaan biologi hama seperti yang diungkap-kan Gallagher (1991) bahwa telur N. virescens dapat menetas setelah 6 hari pada variets yang peka dan stadium nimfa berkisar 15 hari (Hibino and Cabunagan, 1986) dan stadium imago berkisar 20 hari (Fachruddin, 1980). KESIMPULAN 1. Padat populasi dan intensitas serangan dari T. innotata, N. virescens, dan hama potensial seperti Spodoptera spp., N. depunctalis dan L. acuta. tersebut itu pada petak interplanting dan monokultur rata-rata rendah. 2. Intensitas serangan penggerek batang padi T. innotata pada petak interplanting tertinggi terdapat pada varietas Fatmawati. 3. Padat populasi wereng hijau N. virescens pada perlakuan interplanting tertinggi terdapat pada varietas Ciliwung dan terendah terdapat pada varietas Lapang. 4. Padat populasi N. virescens pada petak monokultur tertinggi terdapat pada varietas Fatmawati. 88
Interplanting, monoculture, intencity attack, solid population ISSN 1411-4674 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1999. Penyebaran Varietas Padi. Direktorat Bina Produksi. Departemen Pertanian Bandung. Anonim, 2002. Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu Padi Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian Bogor. Anonim, 2004. Teknologi Baru Tanaman Pangan, PENAS XI Tondano 5-10 Juni 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian dan Pengem-bangan Pertanian. Pp. 72 Fachruddin, 1980. Bionomi Nephotettix virescens (Distant) (Homoptera : Euscellidae). Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. Gallagher, 1991. Pengendalian Hama Terpadu Untuk Padi ; Suatu Pendekatan Ekologi. Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu. Proyek Prasarana Fisik Bappenas, Yogyakarta. Hibino, H and Cabunagan, RC., 1987. Rice tungro associated viruses and their relation to host plants and vector leafhopper. Trop. Agr. Res. Ser. 19:173-182. Mew, T. 2000. A Natural Success Story ; Head of the Entomology. Annual Report of the International Rice Research Institute (IRRI). Oka, I.N. 1995. Pengedalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada Univer-sity Press,Yogyakarta. Pathak, MD. 1968. Ecology of Common Insect Pest of Rice. Ann. Rev. of Entomol. 13: 257-294. Widiarta, I.N., Muchsin M., dan Kusdiman D,. 1998. Dampak Androgafohd dan Dua Jenis Insektisida Sintetik Sebagai Penghambat Makan Nephotettix virescens Terhadap Transmisi Virus Tungro. J. Perlindungan Tanaman Indonesia 4:1-8. 89