BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan total bebannya. Disebut juga pendapatan bersih atau net earnings

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan melihat pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Salah satu indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dian Indriana Trilestari, SE.,MSi., Akt- Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang (USM)

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014

PENGARUH ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB l PENDAHULUAN. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang berminat pada investasi yang

Judul : Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan pada Earnings Response Coefficient Nama : A.A. Puteri Kusuma Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan informasi informasi akuntansi dan non-akuntansi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Informasi laba secara tegas disebutkan dalam Statement of Financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

PENGARUH EARNINGS RESPONSE COEFFISIENT (ERC) TERHADAP HARGA SAHAM ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang berasal dari perusahaan go public atau

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (IAI,2009). Manajer

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DEBT TO EQUITY RATIO DAN UNEXPECTED EARNINGSTERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengambil keputusan yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada laporan laba rugi (Saidi dalam Christian, 2011). Manajer

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. suatu laporan yang memberi informasi mengenai laba (earning) yang dicapai oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: LOLLI ADRIANI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Soemarso, 2004 : 34). Salah satu unsur dalam laporan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent).teori ini menjelaskan bahwa hubungan

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

Desriani Ibrahim Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kontrak atau mengambil keputusan investasi menjadi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berkualitas akan bermanfaat bagi pemakai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terus semakin memicu perusahaan yang listing untuk tetap menjaga kelangsungan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terhadap earnings response coefficient (ERC). Pengaruh masing masing variabel

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pentingnya informasi laba secara tegas disebutkan dalam Statement of

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Laporan keuangan yang menjadi sumber informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan di Bursa Efek Indonesia: Tiga Pendekatan Pengukuran Kualitas Laba

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri ini akan memilki prospek yang baik. Dengan pertimbangan tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Enggar dan Akhmad meneliti tentang pengaruh corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laba 2.1.1.1 Pengertian Laba Ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil atau tidak suatu perusahaan yaitu dilihat dari laba. Laba merupakan kelebihan total pendapatan dibandingkan total bebannya. Disebut juga pendapatan bersih atau net earnings (Horngren, 1997). Harahap (2001:267) juga menyatakan bahwa laba perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. 2.1.1.2 Kualitas Laba Untuk melihat laba suatu perusahaan yaitu pada laporan keuangan. Bernard dan Strober (1998) menyatakan bahwa Kualitas laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan utnuk menjelaskan atau memprediksi harga dan return saham. Schipper dan Vincent (2003) juga mengungkapkan bahwa kualitas laba yang baik berperan penting bagi stakeholders sebagai penentu pengambilan keputusan. Apabila laba disajikan dengan tidak sebenarnya maka akan dapat menyesatkan pengguna (users) laporan keuangan. Schipper dan Vincent (2003) mengelompokkan konstruk kualitas laba 7

dan pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan: sifat runtun waktu dari laba, karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan laba kas akrual, dan keputusan implementasi. Kelompok penentuan kualitas laba ini dapat diikhtisarkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan sifat runtun waktu laba, kualitas laba meliputi: persistensi, prediktabilitas (kemampuan prediksi), dan variabilitas. 2. Kualitas laba didasarkan pada hubungan laba kas akrual yang dapat diukur dengan berbagai ukuran, yaitu: rasio kas operasi dengan laba, perubahan akrual total, estimasi abnormal/discretionary accruals (akrual abnormal/ DA), dan estimasi hubungan akrual kas. 3. Kualitas laba dapat didasarkan pada Konsep Kualitatif Rerangka Konseptual (Financial Accounting Standards Board, FASB, 1978). 4. Kualitas laba berdasarkan keputusan implementasi. 2.1.2 Earning Response Coefficient 2.1.2.1 Pengertian Earning Response Coefficient Untuk mengetahui kualitas laba maka dapat diukur dengan earning response coefficient. Koefisien Respon Laba (Earnings Response Coefficient) menurut Cho dan Jung (1991) yaitu : Koefisien Respon Laba didefinisikan sebagai efek setiap dolar unexpected earnings terhadap return saham, dan biasanya diukur dengan slopa koefisien dalam regresi abnormal returns saham dan unexpected earning. 8

Collin dan Kothari (1989) juga menyebutkan bahwa earning response coefficient dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran perusahaan (size), pertumbuhan (growth), dan profitabilitas (profitability). Asumsi yang menjadi landasan penelitian earning respone coefficient adalah bahwa investor merespon secara berbeda terhadap informasi laba akuntansi sesuai dengan kredibilitas atau kualitas informasi laba akuntansi tersebut (Syafrudin, 2004). 2.1.2.2 Alat Ukur Earning Response Coefficient (ERC) Untuk melihat suatu perusahaan itu baik atau tidak para investor melihat dari laba. Karena laba mengandung informasi yang sangat penting bagi pasar modal. Earning response coefficient (ERC) adalah ukuran besaran abnormal return suatu saham sebagai respon terhadap komponen laba abnormal (unexpected earning) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (Scott, 2003). Variabel dependen pada penelitian ini adalah Earning Response Coeffcient (ERC). ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi respon pasar yang terkandung dalam harga saham dan laba akuntansi (Belkaoui, 2001). Proksi harga saham yang digunakan adalah cummulative abnormal return (CAR), sedangkan proksi laba akuntansi adalah unexpected earning (UE) (Chaney Dan Jater, 1991). Cummulative Abnormal Return (CAR) yang dihitung pada ± 3 hari disekitar tanggal pengumuman (t-3, t, t+3). Hal ini mengacu pada penelitian Suaryana (2005) 9

1) Menghitung variabel Cumulative Abnormal Return (CAR) dengan rumus : Dalam hal ini: CAR i(-3,+3) = t=-3 +3 AR it CAR i(-3,+3) : abnormal return kumulatif perusahaan i selama periodepengamatan kurang lebih 3 hari dari tanggal publikasi laporan keuangan. (3 hari sebelum, 1 hari tanggal publikasi dan 3 hari setelah tanggal penyerahan laporan keuangan ke BEI) AR it : abnormal return perusahaan i pada hari t (a) Dalam penelitian ini abnormal return dihitung menggunakan model sesuaian pasar (market adjusted model). Hal ini sesuai dengan Jones (1999) yang menjelaskan bahwa estimasi return sekuritas terbaik return pasar saat itu. Abnormal return diperoleh dari: AR i,t = R i,t R m,t Dimana: AR i,t =abnormal return perusahaan i pada periode ke- t R i,t = Return perusahaan pada periode ke-t R m,t = return pasar pada periode ke-t i,t = standar error 10

Untuk memperoleh data abnormal return, terlebih dahulu harus mencari Returns saham harian dan Returns pasar harian. Returns saham harian dihitung dengan rumus : R it = (P it -P it-1 )/P it-1 Dimana: R it = returns saham perusahaan i pada hari t P it = harga penutupan saham i pada hari t P it-1 = harga penutupan saham i pada pada hari t-1. Returns pasar harian dihitung sebagai berikut : Rm t = (IHSG t -IHSG t-1 )/IHSG t-1 Dimana: Rm t = returns pasar harian IHSG t = indeks harga saham gabungan pada hari t IHSG t-1 = indeks harga saham gabungan pada hari t-1. (b) Unexpected Earnings sebagai variabel independen yang diperhitungkan dengan model random walk. 11

Unecpected Earnings (UE) diartikan sebagai selisih laba akuntansi yang direalisasi dengan laba akuntansi yang diharapkan oleh pasar. UE diukur sesuai dengan penelitian Kalaapur (1994) : UE = Epsit Epsit 1 Pit 1 Dalam hal ini: UEit : unexpected earnings perusahaan i pada periode t EPSit : earningsper share perusahaan i pada periode t EPSit-1 : earningsper share perusahaan i pada periode t-1 sebelumnya t (t-1 P it-1 : harga saham sebelumnya 2. Earnings Response Coefficient (ERC) akan dihitung dari slope α 1 pada hubungan CAR dengan UE dengan R it sebagai pengendali (Teets and Wasley 1996) yaitu : CAR it = α 0 + α 1 UE it + α 2 R it + ε it Dalam hal ini : CAR it = abnormal return kumulatif perusahaan i selama perioda amatan+ 3 hari dari publikasi laporan keuangan UE it = unexpected earnings ε it = komponen error dalam model atas perusahaan i pada perioda t 12

2.1.3 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko,2007). Nilai pasar yang tinggi disebabkan harga saham yang tinggi.para pemilik perusahaan menginginkan nilai perusahaan mereka tinggi karena akan menarik perhatian para investor. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan mengharapkan manajer keuangan akan melakukan tindakan terbaik bagi perusahaan dengan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham dapat tercapai. (Husnan, 2000 : 7) Menurut Tandelilin (2001) dalam penilaian saham dikenal ada tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan adalah nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsik, nilai buku dan nilai likuidasi. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham. Nilai pasar merupakan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan yang dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Sedangkan nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antara total aktiva dan total utang dengan jumlah 13

saham yang beredar. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa merupakan bagian para pemegang saham. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan price to book value. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Soliha dan Taswan, 2002). Rasio PBV dihitung dengan membagi nilai pasar dari saham dibagi dengan nilai buku dari ekuitas saat ini. Rasio PBV= Harga perlembar saham. Nilai buku ekuitas perlembar saham 2.1.4 Profitabilitas 2.1.4.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas menurut Saidi (2004) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. Menurut Munawir (1995) ada beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan, yaitu : 1) Jenis Perusahaan Profitabilitas perusahaan akan sangat bergantung pada jenis perusahaan, jika perusahaan menjual barang konsumsi atau jasa biasanya akan memiliki 14

keuntungan yang stabil dibandingkan dengan perusahaan yang memproduksi barang-barang modal. 2) Umur Perusahaan Sebuah perusahaan yang telah lama berdiri akan lebih stabil bila dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri. Umur perusahaan ini adalah umur sejak berdirinya perusahaan hingga perusahaan tersebut masih mampu menjalankan operasinya. 3) Skala Perusahaan Jika skala ekonominya lebih tinggi, berarti perusahaan dapat menghasilkan produk dengan biaya yang rendah. Tingkat biaya rendah tersebut merupakan cara untuk memproleh laba yang diinginkan. 4) Harga Produksi Perusahaan yang biaya produksinya relatif lebih murah akan memiliki keuntungan yang lebih baik dan stabil daripada perusahaan yang biaya produksinya tinggi. 5) Habitat Bisnis Perusahaan yang bahan produksinya dibeli atas dasar kebiasaan (habitual basis) akan memperoleh kebutuhan lebih stabil dari pada non habitual basis. 6) Produk yang Dihasilkan Perusahaan yang bahan produksinya berhubungan dengan kebutuhan pokok biasanya penghasilan perusahaan tersebut akan lebih stabil daripada perusahaan yang memproduksi barang modal. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, tetapi juga harus dihubungkan dengan jumlah modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. 2.1.4.2 ROA (Return on Assets) Rasio yang paling sering digunakan untuk mengukur prfoitabilitas yaitu return on assets (ROA). Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : ROA = Laba Bersih Total Asset X100% Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar 15

rasionya semakin bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilki secara efektif untuk menghasilkan laba. 2.1.5 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan yaitu dimana besar kecilnya yang dilihat dari total aktiva, nilai pasar saham,dll. Menurut Edy Suwito dan Arleen Herawaty (2005: 138) yang mengambil pendapat Moses (1987) menemukan bukti bahwa : Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-perusahaan yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat umum/general public). Perusahaan-perusahaan yang lebih besar akan lebih dipandang daripada perusahaan-perusahaan kecil oleh para investor. Collins dan Kothari (1989)menemukan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan laba. Hubungan negatif tersebut terjadi karena banyaknya informasi yang tersedia sepanjang tahun pada perusahaan-perusahaan besar, pada saat pengumuman laba, pasar kurang bereaksi. Rumus untuk mencari ukuran perusahaan sebagai berikut : SIZE it = L n TA it Keterangan : Size it Ln Ta it =Ukuran perusahaan = Nilai Logaritma natural dari total aktiva perusahaan i pada tahun 16

2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Variabel Penelitian Sem Paulus Silalahi (2014) Ratna Wijayanti DP (2013) Laila (2013) Fitri pengaruh corporate social responsibility (csr) disclosure, beta dan price to book value (pbv) terhadap earnings response coefficient (erc) (studi empiris pada perusahaan manufaktur Leverage dan firm size terhadap earning response coefficient (ERC) dengan voluntary sebagai variabel intervining pengaruh ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, dan profitabilitas terhadap earnings response coefficient corporate social responsibility, beta dan price to book value, earnings response coefficient Earning Response Coefficient (ERC) leverage, size, voluntary disclousure Earnings Response Coefficient, Ukuran Perusahaan, Kesempatan Bertumbuh, Profitabilitas. Hasil Penelitian Price to Book Value (PBV) yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Sedangkan variabel Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRI) dan BETA tidak memiliki pengaruh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Pengujian pengaruh antara leverage dengan voluntary disclousure menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap pengaruh antara voluntary disclousure dengan earning response coeffiient (ERC) diperoleh hasil pengujian yang positif signifikan. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signikan terhadap earning response coefficient pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di di Bursa Efek Indonesia pada 17

tahun 2008-2011. Kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh signifikan terhadap earning response coefficient pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap earning response coefficient pada perusahaan yang terdaftar di di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011. Muhammad Arfan, Ira Antasari (2008) pengaruh ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba pada emiten manufaktur di bursa efek jakarta Size, growth, profitability, and earnings response coefficient. Ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap koefisien respon laba pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Secara parsial hanya pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap koefisien respon laba, sedangkan ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan tidak mempunyai pengaruh 18

Fajar bayu Pamungkas (2014) Ermaseiawati, Nursiam (2014) pengaruh ukuran kap, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap koefisien respon laba Analisis pengaruh ukuran, pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei) tahun 2009-2011) ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, koefisien respon laba. Profit Coefficient Response (ERC), the size, the growth, and profitability of the company. yang signifikan terhadap koefisien respon laba pada emiten manufaktur di bursa Efek Jakarta. ukuran KAP dan profitabilitas berpengaruh secara statistik signifikan terhadap koefisien respon laba, sedangkan ukuran perusahaan dan leverage tidak berpengaruh terhadap koefisien respon laba. Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba (ERC). Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba (ERC). Profitabilitas Perusahaan berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba (ERC 19

2.3 Kerangka Konseptual Nilai Perusahaan (X1) Profitabilitas H1 H2 Earning Response Coefficient (Y) (X2) H4 H5 H3 Ukuran Perusahaan (Z) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis 2.4.1 Nilai Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient Nilai perusahaan adalah nilai yang menunjukkan sejauh mana kepercayaan investor terhadap harga saham perusahaan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan melalui price to book value. Price to book value menunjukkan bagaimana nilai buku saham jika dibandingkan dengan nilai pasar saham. 20

Earning response coefficient menunjukkan bagaimana respon investor terhadap perubahan laba perusahaan. Semakin tinggi penilaian investor terhadap harga saham yang diproksikan dengan nilai perusahaan maka perusahaan semakin dianggap memiliki prospek yang bagus terhadap keuangan perusahaan. Keuangan perusahaan menunjukkan perubahan laba dalam perusahaan. H1 : Nilai Perusahaansecara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap Earning Response Coefficient 2.4.2 Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, baik dihubungkan dengan modal sendiri maupun modal bersama. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan melalui Return On Asset (ROA). ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Profitabilitas yang tingggi akan berdampak positif pada earning response coeefficient. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Jika demikian maka perubahan profitabilitas akan berdampak pada perubahan earning response coefficient. Earning response coefficient menggambarkan perubahan laba. Selain itu dalam penelitian Zahroh dan Siddarta (2006:16) menyatakan profitabilitas berpengaruh terhadap ERC. 21

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap earning response coefficient H3 : Nilai Perusahaan dan Profitabilitas berpengaruh terhadap earning response coefficient 2.4.3 Nilai Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient dengan Ukuran perusahaan sebagai variabel moderating Nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan price to book value. Price to book value menunjukkan bagaimana nilai buku saham perusahaan jika dibandingkan dengan nilai pasar perusahaan. Price to book value yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Karena harga saham perusahaan biasanya merupakan respon dari kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang dimaksus adalah perubahan laba perusahaan. Price to book value yang tinggi dapat berdampak pada respon perubahan laba. Kehadiran ukuran perusahaan sebagai variabel moderating menunjukkan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan, biasanya respon investor akan lebih baik terhadap saham perusahaan. Yang pada akhirnya juga akan berdampak positif terhadap nilai perusahaan. H4 : Nilai perusahaan berpengaruh signifikan terhadap earning response coefficient dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating. 22

2.4.4 Profitabilitas terhadap earning response coefficient dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating Profitabilitas yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dapat dilihat dari perubahan laba perusahaan. Profitabilitas yang tinggi berdampak positif terhadap earning response coefficient. Kehadiran ukuran perusahaan sebagai variabel moderating menjukkan bahwa perusahaan yang besar umumnya memiliki profitabilitas (kinerja keuangan) yang tinggi. Dengan demikian perusahaan yang besar akan lebih direspon jika terjadi perubahan laba. H5 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap earning response coefficient dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating. 23