KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN. Suwarmi, S.Si, Apt

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN. Suwarmi, S.Si, Apt

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG

Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1190/MENKES/PER/VIII/2010 Tanggal : 23 Agustus 2010 I. KLASIFIKASI KELAS ALAT KESEHATAN DAN PKRT

MAKALAH ALAT KESEHATAN & PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA. Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata pelajaran. Manajemen farmasi.

KOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

Tipe Produk Kategori Sub Kategori

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Laboratorium Farmasetika

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

Menimbang : Mengingat :

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

1. Dasar Hukum 2. Tugas Pokok dan Fungsi 3. Restruktur Organisasi 4. Strategi Pengamanan Alat Kes dan PKRT 5. Sertifikat Produksi 6. Ijin Edar 7.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Alat Kesehatan. Rumah Tangga. Izin Edar.

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN IZIN PRODUKSI KOSMETIKA

PASAL 6 PERMENKES No.1109/MENKES/PER/IX/2007

PADA LIMA MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).


2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabaenan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

PP 72/1998, PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN. Tentang: PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

REGULASI KOSMETIKA DAN KOSMETIKA OBAT. Dra Endang Pudjiwati Apt MM Kepala Balai Besar POM di Semarang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai. besaran pada abad ke 20 (Tranggono, 2007).

MENGATUR PENGELUARAN UNTUK KECANTIKAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. dari China yang masuk ke Indonesia antara lain seperti, industri makanan, industri

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PERSYARATAN IKLAN ALAT KESEHATAN DAN

PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Da

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

PUBLIC WARNING / PERINGATAN. No : KH Tanggal : 7 September 2006 TENTANG KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN DAN ZAT WARNA YANG DILARANG

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KOSMETIK

,Jurnal Karya Tulis Ilmiah

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 239/Men.Kes/Per/V/85 TENTANG ZAT WARNA TERTENTU YANG DINYATAKAN SEBAGAI BAHAN BERBAHAYA

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemer

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA

Hidrokinon dalam Kosmetik

Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang menawan sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

Kata Pengantar. Tim Penyusun. Kelompok 6 Kelas C

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.

I. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENARIKAN DAN PEMUSNAHAN KOSMETIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Acara Serta Kendala Implementasinya. Cet.1(Jakarta: Kencana 2008). Hal.1.

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG

Under Makeup Moisture Lotion

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan produk kosmetik lebih banyak yang berasal dari alam. Tetapi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol : 20-27

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

INTISARI ANALISIS KUALITATIF MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG DIJUAL DI PASAR RANTAU KABUPATEN TAPIN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMUSNAHAN KOSMETIKA

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

UNIVERSITAS INDONESIA TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUK DIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG BAHAN KOSMETIK

1. Rambut : a. Panjang b. Pendek c. Sedang (sebahu) a. Keriting b. Ikal c. Lurus a. Hitam c. Kecoklatan c. Coklat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1998 TENTANG PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi.

BPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Tata Laksana. Pencabutan.

Nomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG NOMOR. 922/MENKES/PER/X/1993

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SOAL UJIAN PRAKTIK KEJURUAN

SILABUS NON MODUL FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN KOSMETIKA

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).

Transkripsi:

KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN Suwarmi, S.Si, Apt

PENDAHULUAN Kosmetika = Sediaan Rias Ilmu Kosmetika bukan suatu disiplin ilmu melainkan bersifat multidisiplin ilmu Permenkes RI No. 220/Men Kes/Per/IX/76 tentang Produksi dan Peredaran Kosmetika dan Alat Kesehatan Definisi Kosmetika adalah : Bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam,dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia,dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik dan mengubah rupa dan tidak termasuk obat. Yang penting bahan atau campuran bahan tersebut tidak boleh mengganggu faal atau tubuh manusia secara keseluruhan.

Permenkes RI No. 140/Men Kes/Per/III/1991 tentang Wajib Daftar Alat Kesehatan, Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Definisi Kosmetika : Sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut, untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

Latar belakang dari pengujian sediaan rias adalah Farmakope Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan RI, Keputusan Dir Jend POM, Pustaka dan berdasarkan pada segi keamanan sediaan itu sendiri. Pengujian sediaan rias ditekankan pada keamanan penggunaannya. Selain itu wajib diuji terhadap cemaran mikroorganisme yang tidak diingini sesuai petunjuk Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan tentang Persyaratan Sementara Cemaran Mikroba dalam Sediaan Rias (Kosmetika ).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka ruang lingkup pengujian kosmetika meliputi : -Organoleptis/pemerian : bentuk, warna dan bau -Parameter kimia/fisika : batas-batas zat utama -Parameter mikrobiologis : Angka lempeng total (ALT), identifikasi Staphylococcus aureus, Pseudomonas auregenosa, Candida albicans, Clostridium tetani, Clostridium welchii, Bacillus antrachis dan Salmonella -Parameter biologis Uji iritasi kulit, uji iritasi mata, uji fotosensitisasi

Katagori dan Sub katagori Kosmetika berdasarkan Keputusan Dir Jend POM DepKes RI No. 1477/C/SK/IV/91 tentang Petunjuk Pelaksanaan Wajib Daftar Alkes, Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga adalah : Sediaan bayi Sabun mandi bayi atau pembersih bayi lainnya Sampo bayi Bedak bayi Baby oil, baby lotion, baby cream Sediaan untuk bayi lainnya Sediaan mandi Sabun mandi, sabun mandi cair, sabun mandi antiseptika Busa mandi ( foam bath, buble bath ) Bath oil, bath salt, bath powder Sediaan mandi lainnya

Sediaan kebersihan badan Deodorant, antiperspirant Feminine hygiene Bedak badan Perawatan kaki Sediaan kebersihan badan lainnya Sediaan cukur Sediaan pracukur Sediaan cukur Sediaan pasca cukur Sediaan wangi-wangian Eau de toilette, Eau de parfum, Eau de cologne Pewangi badan Parfum Sediaan wangi-wangian lainnya

Sediaan rambut Sampo, sampo ketombe Hair conditioner, hair rinse Hair creambath Hair tonic Hair styling Hair dressing Dan lain lain Sediaan pewarna rambut Pewarna rambut Tata rias rambut fantasi

Sediaan rias mata Pensil alis Bayangan mata Eye liner Mascara Eye foundation Eye make up remover Sediaan rias mata lainnya Sediaan rias wajah -Make-up base / vanishing cream -Foundation -Face powder, liquid powder, compact powder

Blush on Lip gloss, lip liner, lip color Sediaan rias lainnya Sediaan perawatan kulit Pembersih kulit muka Massage cream Anti Jerawat Nutritive cream, night cream, cold cream Sediaan perawatan kulit lainnya

Sediaan mandi surya dan tabir surya Sediaan tabir surya Sediaan mandi surya Sediaan kuku Base coat, top coat, nail drier Nail color Nail polish remover Sediaan kuku lainnya

Sediaan hygiene mulut: Dentrificia (pasta, powder, liquid) Mouth washes Mouth freshener Sediaan hygiene mulut lainnya Secara Teknis Kosmetika dibagi 2 kelompok: Kelompok Kosmetika Rias (Dekoratif ) Kelompok Kosmetika Perawatan ( Skin care ) Kosmediks :penggabungan obat (bahan aktif yang dapat memperbaiki fisiologi kulit) dan kosmetika

Permenkes RI No. 236/ Men Kes/Per/X/1977 tentang Perijinan Produksi Kosmetika dan Alat kesehatan, ijin produksi Kosmetika dan Alkes diberikan oleh menteri. Ketentuan ini tidak berlaku bagi : Apotik yang meracik atau membuat di tempatnya dan menjual langsung kepada pemakai. Salon kecantikan, dokter, rumah sakit, poliklinik atau instalasi kesehatan yang memproduksi untuk keperluan sendiri. Badan pemerintah dan atau swasta yang memproduksi untuk keperluan ilmu pengetahuan (riset), pendidikan atau analisa kimia. Ijin produksi berlaku selama 4 (empat) tahun.

ALAT KESEHATAN Permenkes RI No. 220/MenKes/Per/IX/76 Definisi Alat Kesehatan adalah : Barang, instrumen, aparat atau alat, termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam : Pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringanan atau pencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia.

Pemulihan, perbaikan atau perubahan suatu fungsi badan atau struktur badan manusia. Diagnosa kehamilan pada manusia atau pemeliharaan selama hamil dan setelah melahirkan, termasuk pemeliharaan bayi Usaha mencegah kehamilan pada manusia dan yang tidak termasuk golongan obat

Permenkes RI No. 140/MenKes/Per/III/1991 Alat Kesehatan adalah : Bahan, instrumen, aparatus, mesin, alat untuk ditanamkan, reagen/produk diagnostik in vitro atau barang lain yang sejenis atau yang terkait, termasuk komponen, bagian dan perlengkapannya yang : disebut dalam FI, EFI dan Formularium Nasional atau suplemennya dan / atau digunakan untuk mendiagnosa penyakit, menyembuhkan, merawat, memulihkan, meringankan atau mencegah penyakit pada manusia dan / atau dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh manusia dan / atau dimaksudkan untuk mendiagnosa kondisi bukan penyakit dan yang dalam mencapai tujuan utamanya ; tidak melalui reaksi kimia pada / dalam tubuh manusia dan / atau tidak tergantung dari metabolisme tubuh.

Katagori dan Sub Katagori Alat Kesehatan sesuai Kep Dir Jen POM Depkes RI No. 1477/C/SK/IV/91 adalah : Peralatan kimia klinik dan toksikologi klinik a.tes kimia klinik b.peralatan laboratorium klinik c.tes toksikologi klinik Peralatan hematologi dan patologi Peralatan imunologi dan mikrobiologi Peralatan anestesi Peralatan kardiologi

Peralatan gigi Peralatan telinga, hidung dan tenggorokan ( THT ) Peralatan Gastroenterologi, Urologi ( GU ) Peralatan RSU dan Perorangan Peralatan Neurologi Peralatan Obstetrik dan Ginekologi ( OG ) Peralatan mata Peralatan Ortopedi Peralatan Kesehatan Fisik Perlalatan Radiologi

Permenkes RI No. 140/MenKes/Per/III/1991 Perbekalan kesehatan rumah tangga adalah alat, bahan atau campuran untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan untuk manusia, hewan peliharaan, rumah tangga dan tempat-tempat umum. Katagori dan Sub Katagori PKRT sesuai Kep Dir Jen POM Depkes RI No. 1477/C/SK/IV/91 adalah : 1.Tissue dan kapas a. Kapas kecantikan d. Refresing tissue b. Facial tissue e. Tissue dan kapas lainnya c. Toilet tissue 2.Sediaan untuk mencuci a. Sabun cuci d. Pemutih b. Detergen e. Enzim pencuci c. Pelembut cucian f. Sediaan untuk mencuci lainnya

3.Pembersih a. Pembersih peralatan dapur b. Pembersih kaca c. Pembersih lantai d. Pembersih porselen, pembersih kloset e. Pembersih mebel f. Pembersih karpet g. Pembersih lainnya 4.Alat Perawatan Bayi a. Dot dan sejenisnya b. Teething ring c. Popok bayi d. Alat perawatan bayi lainnya

5.Antiseptika dan Desinfektan a. Antiseptika b. Desinfektan c. Antiseptika dan desinfektan lainnya 6.Pewangi a. Pewangi ruangan b. Pewangi telepon c. Pewangi lainnya 7.Pestisida Rumah Tangga a. Pembasmi serangga d. Pembasmi kutu binatang b. Pencegah serangga e. Pembasmi tikus rumah c. Pembasmi kutu rambut f. Pestisida rumah tangga lainnya

Pedoman pengujian alat kesehatan meliputi : Organoleptis/pemerian : bentuk, warna dan bau Parameter sediaan : Penandaan : Volume, bobot, ukuran dan keadaan kemasan Parameter kimia/kimia-fisika/fisika Identifikasi, penetapan kadar, daya serap, daya tenggelam, daya regang, sifat mengeras Parameter biologis : farmakologis, toksikologis Parameter mikrobiologis : sterilitas, koefisien fenol dll

Permenkes : 220/MenKes/Per/IX/76 Tentang Produksi dan Peredaran Kosmetika dan Alat Kesehatan Pasal 2 : Untuk memproduksi Kosalkes harus mendapat ijin dari Menkes Kosalkes harus memenuhi syarat keselamatan, kesehatan dan mutu harus didaftarkan di departemen Kesehatan Pasal 17 : Perusahaan harus mempunyai tenaga ahli sebagai penanggung jawab mutu Permenkes : 236/MenKes/Per/X/77 Tentang Perijinan Produksi Kosmetika dan Alat Kesehatan Pasal 2 : Perusahaan yang memproduksi Kosalkes harus mendapat ijin dari Menteri Pasal 12 : Perusahaan harus melaporkan hasil produksinya setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan

Permenkes : 140/MenKes/Per/III/91 Tentang Wajib Daftar Alat Kesehatan, Kosmetika dan PKRT Pasal 2 : Alkes, Kosmetika dan PKRT yang diedarkan/dijual di wilayah Indonesia harus didaftarkan pada Depkes RI cq Dirjen POM Depkes RI Pasal 3 : Pendaftaran produk DN dilakukan oleh perusahaan DN yang telah Berijin. Pendaftaran produk LN dilakukan oleh importir /penyalur yang diberi kuasa oleh perusahaannya di LN

Permasalahan di Bidang Kosmetika : Kosmetika yang beredar TMS (Tidak Memenuhi Syarat) antara lain : Produk belum terdaftar contoh plasenta Produk dari luar negeri tidak perlu didaftarkan juga tidak diperjualbelikan, jadi dipakai/untuk dikonsumsi sendiri Mengandung bahan yang dilarang, contoh pewarna pada lipstik, blush on, tidak boleh mengandung Rhodamin B Penandaan (label) TMS Hygiene dan Sanitasi TMS, contoh ruang produksi TMS Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kosmetika yang memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan.

Permenkes : 220/MenKes/Per/IX/76 Tentang Produksi dan Peredaran Kosmetika dan Alat Kesehatan Ijin Edar Produk KOSALKES CD... (10) digit Produk Kosmetika dalam negeri CL... (10) digit Produk Kosmetika luar negeri PD... (10) digit Produk PKRT dalam negeri PL... (10) digit Produk PKRT luar negeri KD... (10) digit Produk Alkes dalam negeri KL... (10) digit Produk Alkes luar negeri Kosmetika yang diijinkan beredar : Mempunyai Nomor Registrasi : Depkes RI CD... (10 digit) Kosmetika dalam negeri Depkes RI CL... (10 digit) Kosmetika luar negeri (impor)

Tidak mengandung bahan-bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetika a.l : Asam retinoat Pewarna tertentu / bahan berbahaya Merkuri/Raksa/Hg Nomor Registrasi Kosmetika Depkes RI/POM CD/CL 10 digit 1 2 3 45 6 7 89 10 Digit : 1,2 Katagori Digit : 3,4,5 Sub katagori Digit : 6,7 Tahun Pendaftaran Digit : 8,9,10 No urut pendaftaran

Pengawasan Kosalkes Tujuan utama adalah melaksanakan pengamanan teknis dalam rangka pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan teknis yang telah ditetapkan oleh Dirjen POM yang berdasarkan peraturan per-uu-an yang berlaku. Dalam rangka pengawasan Kosalkes maka tindakan pemerintah dalam hal ini Dirjen POM adalah melaksanakan : I. Pendaftaran Kosalkes Pelaksanaan pendaftaran produk bukan hanya sekedar mendaftar, mencetak/memberikan no registrasi kepada produk yang diminta untuk didaftarkan tapi sebagai bagian untuk memenuhi peraturan Per-UU-an yang berlaku.

Melalui sistem registrasi kita sekurang-kurangnya dapat mengikuti, meneliti dan menilai sejak awal dari segala aspek yang diperlukan terhadap produk-produk yang diajukan pendaftarannya dan dimaksudkan untuk diedarkan. Pengawasan produk untuk sistem registrasi memenuhi sasaran dengan ruang lingkup yang jelas. Bagi produk-produk yang akan didaftarkan diadakan penilaian terhadap formula, komposisi, khasiat, kegunaan, mutu, penandaan, keamanan dan lain-lain ketentuan yang harus dipenuhi. Apabila informasi ini dapat memenuhi persyaratan penilaian maka pendaftaran produk tersebut disetujui dan diberikan no. Registrasi.

II. Perijinan Produk Kosmetika dan Alat Kesehatan Ijin produksi penting bagi perusahaan yang memproduksi Kosalkes. Melalui ijin produksi ini maka produsen Kosalkes dapat dibina dan diarahkan. Dalam pengajuan ijin prosuksi, pemohon diharuskan melampirkan : Peta lokasi, denah bangunan, salinan ijin yang dimiliki dari instansi lainnya, jenis yang diproduksi, penanggung jawab produksi, alat-alat produksi, buku-buku pustaka yang dipakai dan dimiliki, dsb.

III.Pedagang Besar Kosmetika dan Alat Kesehatan Melalui pengajuan ijin pedagang besar Kosalkes maka produk yang diedarkan dapat dipertanggung jawabkan karena adanya penyalur bagi produk kosmetika maupun alat kesehatan. Dalam pengajuan ijinnya maka pemohon diharuskan mengisi formulir yang mencantumkan : penanggung jawab pedagang besar lokasi dan denah bangunan produk Kosalkes yang diedarkan No. Registrasi produk yang diedarkan Surat keterangan sebagai penyalur dari produsen yang bersangkutan, dan lain-lain.

IV.Sampling Kosmetika dan Alat Kesehatan Terhadap produk yang disampling dilakukan pemeriksaaan mutu baik pada lab BPOM/PPOM/lab lainnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan mutu ini maka dapat diketahui apakah Kosmetika / Alkes mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya : Untuk krim pemutih tidak boleh mengandung senyawa raksa / Hg, bedak bayi tidak boleh mengandung asam borat karena toksik terhadap kulit. V.Pengawasan dan Penilaian terhadap Periklanan Kosmetika dan Alkes Iklan merupakan media menyebarluaskan Kosalkes. Produk yang belum terdaftar dan berlebih-lebihan hingga menyesatkan konsumen tidak diberi ijin dan diberi teguran oleh Dirjen POM. VI.Monitoring Efek samping Kosmetika Dilaksanakan di RS di beberapa propinsi