BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak,

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk hidup, salah satu ciri makhluk hidup. dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIVE ADHESIVA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD Dr. HARJONO PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. individu untuk memenuhi kebutuhan gerak yang fungsional dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia/human Development Index. disamping faktor pendidikan dan pendapatan (Depkes RI, 2002).

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). tujuh tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam memasuki era globalisasi, khususnya di bidang kesehatan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering jumpai seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

BAB I PENDAHULUAN. tubuh secara biologis maupun psikologis sehat, dalam arti bahwa tubuh dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER e / c Ca MAMAE DI RSUP. Dr SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat banyak. cidera atau gangguan sendi yang cukup besar. (Kuntono 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

BAB I PENDAHULUAN. optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS. ANGKATAN LAUT Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

LAMPIRAN. Statistik. nilai spadi sebelum perlakuan. nilai spadi sesudah

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RSUD SRAGEN

BAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI. dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016 secara auto anamnesis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPIPADA KONDISI FROZEN SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama

: Pensiunan PNS angkatan laut. : Waru surabaya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER e.c TENDINITIS SUPRASPINATUS SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER E.C CAPSULITIS ADHESIVA SINISTRA DI RST. dr. SOEDJONO MAGELANG

Di susun oleh: J

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, tak terkecuali bidang kesehatan. Pembangunan bidang kesehatan pada hakekatnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya untuk mencapai derajat kesehatan yang paling tinggi atau optimal. Kepadatan penduduk Indonesia sangat berpengaruh terhadap pola perilaku manusia, yang ingin serba cepat dan praktis pada saat beraktifitas dengan menggunakan fungsi dari ekstremitas atas dan dapat menyebabkan terjadinya banyak gangguan sendi bahu. Ganguan sendi yang banyak terjadi pada sendi bahu adalah frozen shoulder yaitu rasa sakit dan beku pada daerah bahu. Rasa nyeri ini dapat dirasakan berminggu-minggu bahkan berbulanbulan, begitu pula keterbatasan gerak sendi bahu dapat dirasakan lama (Missen, 2003). Hal ini terjadi karena banyak dari manusia menggunakan fungsi ekstrimitas atas yang terdiri dari lengan dan tangan yang digunakan antara lain untuk membersihkan diri, mengenakan pakaian, makan, minum, menyisir rambut, menggosok punggung sewaktu mandi, atau mengambil sesuatu di saku belakang celana, misalnya saat mengambil dompet dan masih banyak aktifitas lainnya yang menggunakan fungsi dari ekstrimitas atas (lengan dan tangan).

2 Frozen shoulder yang dimaksud adalah capsulitis adhesive yang merupakan hilangnya mobilitas aktif dan pasif dari sendi glenohumeral secara insidious (tidak jelas pemunculannya) dan progresif akibat kontraktur kapsul sendi. Prevalensi penyakit ini adalah sekitar 2% dari populasi umum dan 10 29 % pada penderita diabetes di Amerika (Shickling dan Walsh, 2001), dan American Academic of Orthopedic Surgeons (Marinko et al, 2008) menjelaskan pravalensi nyeri bahu mencapai 50% dari populasi umum. Dan menjelaskan bahwa kasus frozen shoulder terjadi pada usia 35-65 tahun dari 2-5% populasi 60% kasus frozen shoulder lebih banyak mengenai wanita dari pada pria. Kondisi ini juga terjadi pada penderita diabetes militus (DM ) sekitar 10-20% dari penderita yang termasuk faktor resiko sekitar 15% terkena frozen shoulder pada kedua sisi ( Gordon, 2007). Keluhan tentang masalah pada bahu tercatat dirasakan 0,9% hingga 2,5% yang dialami oleh setiap individu dengan tingkatan usia yang beragam (Allexander, 1974 dalam Kennedy dkk, 2006). Penelitian dari Luine, dkk (2004) dalam Kennedy, dkk (2006) mendapatkan data kenaikan jumlah orang yang mengalami keluhan bahu rata-rata sebesar 6,9% hingga 26%, kenaikan setiap 1 bulan rata-rata sebesar 18,6% hingga 31%, kenaikan 4,7% hingga 46,7% setiap tahunnya, dan kenaikan rata-rata untuk beberapa tahun sebesar 6,7% hingga 66,7%. Organisasi Persatuan Pekerja di Provinsi Ontario, Kanada mencatat bahwa keluhan bahu yang dirasakan oleh para pekerja adalah sebesar 6,1% (n = 5.786) selama tahun 2002 (data dari Statistical Supplement to the 2002 Annual Report, 2002 dalam Kennedy dkk, 2006).

3 Pada kondisi frozen shoulder terjadi masalah utama yang dialami oleh penderitanya yaitu adanya nyeri bahu dan bertambah nyeri saat digerakkan terutama kearah eksorotasi, abduksi, dan endorotasi, dan adanya keterbatasan lingkup gerak sendi ( LGS ) bahu yang menunjukkan pola yang spesifik, yaitu pola kapsuler. Pola kapsuler sendi bahu yaitu gerak eksorotasi paling nyari dan terbatas kemudian diikuti gerakan abdusi dan endorotasi, atau dengan kata lain gerak eksorotasi lebih nyeri dan terbatas dibandingkan dengan gerakan endorotasi dan adanya penurunan kemampuan fungsional yang ditimbulkan biasanya yaitu tidak bisa mengangkat lengan keatas waktu menyisir rambut, menggosok punggung sewaktu mandi, mengancingkan BH serta belum mampu mengangkat beban berat oleh karena gerakan tersebut menimbulkan nyeri pada bahu ( Kiery, 2004). Faktor penyebab dari frozen shoulder dapat berasal dari gerak atau aktifitas kerja fungsional sehari-hari yang membebani struktur persendian bahu, dan yang paling sering terjadi adalah disebabkan oleh karena tendinitis supraspinatus, rupture rotator cuff, bursitis dan capsulitis adhesiva (Kuntoro, 2004). Satu hal yang perlu dan penting diperhatikan adalah karakteristik keterbatasan yang spesifik menunjukkan bahwa lesi sudah diikuti kontraktur dari kapsul sendi. Secara biomekanik gerakan suatu sendi akan mengikuti pola gerak arthrokinematik dan arteokinematik. Pada sendi bahu yang merupakan sendi yang sangat komplek maka mobilisasi sendi juga dipengaruhi oleh struktur sendi yang lain dalam mempertahankan mobilitasnya yang normal.

4 Dengan pemahaman ini maka intervensi fisioterapi yang paling penting adalah mobilisasi sendi (Kuntoro, 2004). Keluhan di atas sering menimbulkan masalah diagnostik oleh karena dapat melibatkan berbagai macam jaringan, seperti persendian, bursa, ligament, otot, saraf bahkan organ yang jauh dari tempat nyeri (Effendi, 1989). Gambaran spesifik keluhan penderita berupa nyeri, kekakuan sendi, kemampuan fungsional dan keterbatasan gerak aktif maupun pasif yaitu eksorotasi lebih terbatas dibanding abduksi, abduksi lebih terbatas dibanding endorotasi. Menurut Teys et al (2008) menerangkan bahwa adanya peningkatan kemampuan fungsional yang signifikan dengan mobilisasi sendi dan adanya peningkatan mobilisasi pasif dalam satu minggu perlakuan. Mobilisasi sendi dalam hal ini dapat berbentuk terapi manipulasi. Penelitian terdahulu oleh Nicholson (1985) pada 20 orang yang mengalami capsulitis adhesive, diberi perlakuan pasif mobilisasi sendi dengan excercise dan excercise sendiri selama 3 minggu dengan intensitas 2 sampai 3 kali per minggu didapatkan hasil adanya pengurangan nyeri, peningkatan ROM dan peningkatan kemampuan fungsional. Penelitian yang lain oleh Conroy dan Hayes (1998) pada 14 orang yang mengalami shoulder impingement syndrome, dengan diberikan perlakuan mobilisasi sendi dan massage pada jaringan lunak, dan massage pada jaringan lunak saja selama 3 minggu perlakuan dengan intensitas 3 kali per minggu,

5 didapatkan hasil pengurangan nyeri, peningkatan ROM, dan peningkatan kemampuan fungsional. Upaya pengobatan kondisi ini biasanya adalah secara medis dan Fisioterapi. Secara medis biasanya diberikan obat obatan golongan NSAIDs dan Fisioterapi yang dilakukan antara lain : heating ( SWD, MWD, IR ), Ultrasound, terapi latihan, terapi manipulatif dan TENS. Akan tetapi, pada penelitian ini peneliti hanya meneliti pengaruh terapi manipulasi peningkatan kemampuan fungsional bahu, hal ini karena modalitas yang sering digunakan untuk menangani kondisi frozen shoulder di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.adalah SWD. Terapi manipulasi merupakan salah satu modalitas yang tepat untuk mengurangi nyeri dan memperbaiki disfungsi sendi dan gangguan kemampuan fungsional seseorang, karena terapi manipulasi dapat meregangkan jaringan lunak sekitar sendi yang memendek (Kuntoro, 2004). Tujuan mobilisasi sendi adalah untuk mengembalikan fungsi sendi normal dan tanpa nyeri. Secara mekanis, tujuannya adalah untuk memperbaiki joint play movement dan dengan demikian memperbaiki roll-gliding yang terjadi selama gerakan aktif (Kuntoro, 2004). Dan suatu gerakan pasif dengan kecepatan tinggi, amplitudo kecil dan pasien tidak bisa mencegah gerakan yang terjadi, terapi manipulasi ini dapat menghancurkan phatological limitation pada sendi yang mengalami keterbatasan (Kisner, 1996). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan meneliti tentang pengaruh terapi manipulasi pada kasus frozen shoulder dengan

6 kekakuan pola kapsuler terhadap peningkatan kemampuan fungsional menggunakan indeks SPADI. B. Identifikasi Masalah Frozen shoulder merupakan wadah semua gangguan pada bahu yang menimbulkan nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), penurunan kekuatan otot-otot bahu dan penurunan aktifitas fungsional. Keadan ini sering timbul tanpa alasan yang jelas, tetapi dapat dihubungkan atau merupakan reaksi radang atau trauma (Kiery,2004). Menurut Sidharta (2002) permasalah yang timbul akibat dari nyeri bahu atau frozen shoulder antara lain adalah : 1. Nyeri adalah tidak seimbangnya aktifitas supperssor dan depressor pada fase tertentu akibat adanya gangguan atau cidera pada jaringan tertentu. 2. Keterbatasan lingkup gerak sendi gleno humeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif Sifat nyeri dan keterbatasan gerak sendi bahu dapat menunjukkan pola yang spesifik, yaitu pola kapsuler. Pola kapsuler sendi bahu yaitu gerak eksorotasi paling nyari dan terbatas kemudian diikuti gerakan abdusi dan endorotasi, atau dengan kata lain gerak eksorotasi lebih nyeri dan terbatas dibandingkan dengan gerakan endorotasi. 3. Penurunan kekuatan otot akibat adanya nyeri bahu maka akan merangsang suatu proteksi tubuh berupa spasme otot terutama pada otot-otot rotataor cuff, hal ini untuk memfiksir sendi bahu sehingga akan pasien akan terhindar dari nyeri.imobilisasi yang lama pada sendi bahu akan menyebabkan ishemik jaringan internal dan retensi metabolisme, sehingga

7 menimbulkan gangguan aktifitas otot dalam berkontraksi, rileksasi memanjang dan mendek jika hal ini berlangsung lama maka akan sangat berpotensial terjadinya penurunan elastisitas otor dan penurunan kekuatan otot serta gangguan otot itu sendiri. 4. Gangguan kemampuan fungsional yang dialami seperti tidak mampu mengangkat lengan keatas maupun ke belakang sehingga tidak dapat menyisir rambut, menggosok punggung sewaktu mandi, atau mengambil sesuatu di saku belakang celana, misalnya saat mengambil dompet. Keluhan ini sering menimbulkan masalah diagnostik oleh karena dapat melibatkan berbagai macam jaringan, seperti persendian, bursa, ligament, otot, saraf bahkan organ yang jauh dari tempat nyeri. Fisoterapi mempunyai peran penting dalam penyembuhan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional. Dengan menggunakan modalitas fisioterapi diharapkan dapat membantu dalam proses rehabilitasi sehingga masalah yang di alami oleh penderita dapat di tangani. Salah satu modalitas terapi yang digunakan pada kasus frozen shoulder yaitu terapi manipulasi. Didalam penelitian ini aktivitas fungsional diukur dengan tes kemampuan fugsional Shoulder Pain and Disability Index (SPADI) merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas kesehariannya dan kemampuan sendi dan nyeri yang dirasakan oleh pasien. (Roach et al, 1991).

8 C. Pembatasan Masalah Dari berbagai masalah yang timbul akibat nyeri bahu atau frozen shoulder maka, penulis dalam penelitian ini mengambil permasalahan mengenai peningkatan kemampuan fungsional pada bahu. Penulis ingin meneliti apakah ada pengaruh terapi manipulasi pada kasus frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler terhadap peningkatan kemampuan fungsional. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, yaitu; apakah ada pengaruh terapi manipulasi terhadap peningkatan kemampuan fungsional bahu pada pasien frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh terapi manipulasi pada kasus frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler terhadap peningkatan kemampuan fungsional menggunakan indeks SPADI. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengaruh terapi manipulasi pada kasus frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler terhadap peningkatan kemampuan fungsional.

9 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis Untuk meningkatkan pengetahuan dalam memberikan solusi pemecahan masalah bagaimana cara meningkatkan kemampuan fungsional yang lebih efektif dan efisien pada kasus frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler. 2. Bagi responden Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada responden akan manfaat terapi manipulasi terhadap frosen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler agar tidak lagi menggangu aktivitas kemampuan fungsional sehari-hari dari responden. 3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberitahukan serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh terapi manipulasi pada nyeri bahu atau frozen shoulder dan permasalahannya serta mengetahui program fisioterapi 4. Bagi Istitusi Pendidikan Fisioterapi Sebagai bahan masukan untuk penambahan ilmu pengetahuan serta acuan dalam pengembangan ilmu Fisioterapi yang berkaitan dengan Terapi Manipulasi dan frozen shoulder