BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, membaca maupun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu menulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Manusia berkomunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Indonesia bermula. pada pengembangan kompetensi dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan memiliki keterikatan dengan lainnya. Kaitan dengan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aep Rohimat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari empat keterampilan berbahasa (skills). Dalam keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia, sesuai dengan isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Menengah Atas (SMA), secara umum bertujuan menciptakan pembelajaran yang komunikatif dan interaktif serta untuk mengembangkan empat aspek keterampilan berbahasa siswa yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Komunikasi dua arah antara guru dan siswa diperlukan dalam proses pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran yang komunikatif, secara tidak langsung dapat tercipta situasi belajar yang interaktif, yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapat, bertanya, dan lain-lain. Kondisi belajar yang demikian secara tidak langsung dapat membantu siswa mengembangkan empat keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan menulis. Keterampilan menulis sangat diperlukan khususnya dalam proses belajar mengajar. Siswa-siswa yang berada di bangku pendidikan mendapatkan pembelajaran menulis. Pembelajaran menulis dibelajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke Perguruan Tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa tidak bisa dipungkiri menulis itu harus dipelajari. Pada proses pelaksanaan wajib belajar, menulis menjadi satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menulis dapat dimiliki siswa setelah terlebih dahulu menguasai tiga aspek keterampilan bahasa lainnya. Salah satu materi pelajaran menulis yang harus dipelajari dalam proses wajib belajar adalah menulis karangan eksposisi. Keterampilan menulis terabaikan karena kurangnya minat siswa terhadap pelajaran menulis, khususnya menulis karangan eksposisi. Siswa menganggap 1

2 menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi itu sulit, akibatnya siswa kurang mampu menulis sebuah kalimat efektif dalam karangan eksposisi. Fenomena yang terjadi di lapangan itu memperkuat anggapan bahwa kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sulit dan sering diabaikan siswa. Dalam proses pembelajaran, aspek menulis memiliki peran yang utama. Menulis merupakan kegiatan ekspresif dan produktif yang akan dilibatkan dalam berbagai aktifitas pembelajaran. Berdasarkan observasi dan pengamatan penulis di SMAN 19 Bandung disimpulkan bahwa kemampuan menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi siswa kelas XI SMAN 19 Bandung masih rendah. Hal ini diketahui dari nilai yang diperoleh siswa rata-rata belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah ini. Standar KKM yang ditetapkan yaitu 75. Kenyataan di lapangan hanya 20% siswa yang mampu mencapai nilai KKM tersebut. Rendahnya kemampuan menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi siswa tersebut terlihat dari kesulitan siswa menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami konsep kalimat efektif dan siswa kurang mengetahui unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat sehingga banyak kalimat yang tidak efektif. Keefektifan kalimat berkaitan erat dengan kompetensi sintaksis tentang analisis unsur kalimat karena untuk mengetahui kalimat itu efektif atau tidak, dilihat dari unsur-unsur kalimat tersebut. Peneliti memilih jenis karangan eksposisi karena karangan jenis ini mudah untuk menggarap sebuah eksposisi sebagai jawaban atas pertanyaan. Penulisnya akan mudah untuk mengungkapkan gagasan-gagasan ke dalam karangan/tulisan atas fakta atau kejadian yang dilihat, atau pengalaman pribadinya maupun orang lain. Pemahaman mengenai kalimat adalah hal yang sangat penting dalam proses menulis. Ide atau gagasan penulis dalam sebuah tulisan atau karangan harus diungkapkan secara lengkap melalui kalimat-kalimat yang efektif. Pemahaman mengenai kalimat yang tidak lengkap atau tidak benar akan melahirkan ketidakbenaran dan ketidaklengkapan dalam mengungkapkannya. Seperti yang dikatakan Putrayasa (2007:2), Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

3 si pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca/pendengar), persis seperti apa yang disampaikannya. Hal tersebut terjadi jika kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan gagasan. Dengan kata lain, hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan keinginan penulis. Hal ini berarti, bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar disusun oleh penulis/penuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal. Jika kalimat yang kita gunakan telah efektif maka pembaca akan mudah memahami dan bisa menerima penjelasan yang kita berikan. Unsur pembentuk sebuah kalimat adalah subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap. Dalam sebuah kalimat sekurang-kurangnya harus terdapat unsur subjek dan predikat. seperti yang dikatakan Putrayasa (2009:2), Kalimat dibedakan atas dua bagian besar, yaitu: (1) dari segi bentuk/struktur, kalimat ialah satuan terkecil. Maksudnya, kalimat dapat dibangun minimal dengan dua buah kata; (2) dari segi makna, kalimat harus mengandung pengembangan yang lengkap. Satuan kesatuan kata terkecil yang mengandung pengertian yang lengkap apabila di dalamnya sudah terdapat subjek (S) dan predikat (P). Berdasarkan pernyataan tersebut, S dan P menjadi unsur pokok yang wajib ada dalam sebuah kalimat. Kalau tidak memiliki kedua unsur pokok itu, bentuk kebahasaan itu bukanlah sebuah kalimat. Unsur-unsur sintaksis menentukan keefektifan sebuah kalimat. Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua unsur sintaksis yang sama, maka kalimat tersebut tidak efektif. Mengingat pentingnya keefektifan kalimat dalam menulis karangan eksposisi, kemampuan menulis kalimat efektif harus mendapat perhatian yang serius karena komunikatif atau tidaknya informasi yang disampaikan turut dipengaruhi oleh keefektifan kalimat yang digunakan. Unsur-unsur sintaksis sebagai salah satu penyebeb keefektifan sebuah kalimat menjadi hal yang penting untuk diperhatikan, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana pengaruh penguasaan kompetensi sintaksis siswa terhadap kemampuan menyusun kalimat efektif pada karangan eksposisi siswa kelas XI SMA Negeri 19 Bandung.

4 Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kalimat tidak efektif. Selain itu, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering muncul dalam menulis kalimat pada tulisan/karangan sehingga menjadi acuan bagi para guru bahasa Indonesia dalam pengajaran sintaksis dan kalimat efektif pada siswa. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Rincian identifikasi dan perumusan masalah akan dijabarkan sebagai berikut. 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Siswa belum sepenuhnya memahami fungsi unsur kalimat dalam membuat kalimat b. Siswa belum terbiasa menggunakan atau memperhatikan kalimat efektif dalam menyusun karangan/tulisan. c. Siswa belum sepenuhnya memahami kalimat efektif. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimanakah penguasaan kompetensi sintaksis siswa kelas XI SMAN 19 Bandung, khususnya penguasaan struktur kalimat? b. Bagaimanakah kemampuan menyusun kalimat efektif dalam karangan eksposisi siswa kelas XI SMAN 19 Bandung? c. Seberapa besar pengaruh penguasaan kompetensi sintaksis terhadap kemampuan menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi siswa kelas XI SMAN 19 Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. penguasaan kompetensi sintaksis dalam hal menentukan fungsi unsur kalimat: (1) subjek, (2) predikat, (3) objek, (4) keterangan, dan (5) pelengkap siswa kelas XI SMAN 19 Bandung.

5 2. kemampuan menyusun kalimat efektif dalam karangan eksposisi yang disusun siswa kelas XI SMAN 19 Bandung. 3. seberapa besar pengaruh penguasaan kompetensi sintaksis terhadap kemampuan menyusun kalimat efektif dalam karangan eksposisi siswa kelas XI SMAN 19 Bandung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki banyak manfaat. Di antaranya dari segi teoretis dan dari segi praktis. Secara terperinci, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Praktis Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Dapat mengembangkan kalimat efektif dalam karangan. b. Dapat dijadikan acuan bagi para penulis dalam membuat sebuah karya tulis dengan memperhatikan penggunaan kalimat efektif dalam menyusun karangan eksposisi. c. Dapat digunakan sebagai acuan menulis karangan yang lebih baik untuk diterbitkan di media massa. d. Dapat dijadikan bahan penelitian untuk kegiatan lomba menulis karangan ilmiah. e. Sebagai pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. E. Penelitian yang Relevan Berdasarkan pelacakan terhadap penelitian terdahulu, ditemukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2011) yang berjudul Kajian Penggunaan Kalimat efektif dalam Karangan Eksposisi Identifikasi Siswa (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI) Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan kalimat oleh siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam karangan/tulisan eksposisi ditinjau dari aspek keefektifan kalimat. Hasil penelitiannya adalah penggunaan kalimat dalam karangan eksposisi identifikasi siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI belum mengarah

6 pada keefektifan kalimat karena keenam syarat untuk mencapai kalimat yang efektif sebagian besar tidak dimiliki. F. Kerangka Konseptual Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar pada setiap jenjang pendidikan. Pada dasarnya tulisan yang berkualitas ditentukan oleh banyaknya bacaan yang dibaca. Oleh karena itu, menulis merupakan salah satu aspek kebahasaan yang membantu siswa untuk menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Salah satu bentuk tulisan tersebut adalah karangan eksposisi. Menulis karangan eksposisi dibutuhkan kalimat yang bisa dipahami pembaca (kalimat efektif). Kompetensi sintaksis khususnya menganalisis unsur kalimat sangat erat hubungannya dengan kemampuan menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi. Jika siswa bisa menganalisis kalimat dengan baik, maka siswa tersebut bisa menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi dengan baik pula. Sebaliknya siswa yang tidak mampu menganalisis unsur kalimat dengan baik maka siswa tersebut mengalami kesulitan menulis kalimat efektif. Siswa diberikan soal mengenai analisis unsur kalimat setelah siswa memahami dan mengetahui unsur-unsur kalimat, selanjutnya siswa disuruh membuat sebuah karangan eksposisi dengan menggunakan kalimat efektif. Hasil menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi kemudian dihubungkan dengan tingkat pemahaman dan pengatahuan siswa tentang kompetensi sintaksis (unsur kalimat). Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan bagan kerangka konseptual yang digambarkan dalam penelitian ini. Bagan 2.1 Kerangka Konseptual Variabel X Variabel Y Kompetensi Sintaksis Kemampuan bungkan Menulis Kalimat Efektif dalam Pengaruh Penguasaan Kompetensi Sintaksis Terhadap Kemampuan Karangan Menulis Kalimat Eksposisi Efektif Pada

7 G. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara tarhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71). Jawaban sementara penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi sintaksis dan menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi siswa kelas IX SMA Negeri 19 Bandung. H 1 diterima jika t hitung dari t tabel pada dk (n-2) pada signifikan 0,05. H 0 diterima jika t hitung dari t tabel pada dk (n-1) pada signifikan 0,05. Berdasarkan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H 0 : tidak ada pengaruh penguasaan kompetensi sintaksis terhadap kemampuan menulis kalimat efektif pada karangan eksposisi siswa kelas XI SMA Negeri 19 Bandung. H 1 : terdapat pengaruh penguasaan kompetensi sintaksis terhadap kemampuan menulis kalimat efektif pada karangan eksposisi siswa kelas XI SMA Negeri 19 Bandung.

8