2016 HUBUNGAN ANTARA WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA PERAWAT PEREMPUAN BAGIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) A KOTA CIMAHI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut permenkes no. 147 (2010), Rumah Sakit adalah institusi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi saat ini semakin mendorong wanita untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. serta tanggung jawab sosial untuk pasangan (Seccombe & Warner, 2004). Pada

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara suami dan istri, sikap saling percaya-mempercayai dan sikap saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagian besar usia responden di Ruang Rawat Inap RSUD dr.rasidin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut World Health Organization,

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu mampu menjalankan segala aktivitas kehidupan dengan baik. Kesehatan juga

BAB I PENDAHULUAN. individu tersebut. DEPKES RI (1988) Keluarga merupakan unit terkecil dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan keprihatinan tentang kesejahteraan psikologis perempuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. wanita dari masyarakat dan pengusaha pun semakin tinggi. Di Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga

BAB II LANDASAN TEORI. subjective well being (Andrew & Withey dalam Diener, 2009). Subjective well

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi di kedua domain (pekerjaan personal).

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawabnya di rumah sakit perawat harus dihadapkan pada pekerjaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun dengan lawan jenis merupakan salah satu tugas perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun swasta namun, peningkatan jumlah perguruan tinggi tersebut tidak dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kondisi psikologis yang berhubungan dengan istilah kesenangan dan kedamaian, juga

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini

BAB I PENDAHULUAN. dalam menemukan makna hidupnya. Sedangkan berkeluarga adalah ikatan perkawinan untuk

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa point penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pernikahan, kehadiran seorang anak pada umumnya sangat didambadambakan

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan keluarga dibagi oleh gender, dimana pria bertanggung jawab atas

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. karyawan juga merupakan unsur penting yang harus dimiliki perusahaan. Tanpa adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini kegiatan ekonomi di dalam negeri tidaklah menentu, dengan mulai

BAB I PENDAHULUAN. area, seperti di area pekerjaan dan keluarga. Demikian juga dengan para pegawai

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap kepala keluarga harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan

BAB II LANDASAN TEORI. (2003), work-family conflict (WFC) merupakan suatu bentuk konflik peran

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam memberikan kontribusi ke arah pencapaian tujuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan pengetahuan kepada anak didik (Maksum, 2016). pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Lingkungan dari keluarga dan kerja seringkali disimpulkan sebagai

BAB 1 PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan kelangsungan hidup seseorang. Perubuhan-perubahan yang terjadi. diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berpikir

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mereka kelak. Salah satu bentuk hubungan yang paling kuat tingkat. cinta, kasih sayang, dan saling menghormati (Kertamuda, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana manusia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh konflik pekerjaan..., Sekar Adelina Rara, FPsi UI, 2009

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Lemme (1995) kepuasan pernikahan adalah evaluasi suami dan istri terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

Hubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalani. Harapan ganda yang tidak tercapai dapat memicu konflik.

para1). BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti yaitu : a) Peneliti melihat para responden dihadapi dengan tugas dan tanggung jawab sebagai perawat

BAB I PENDAHULUAN. peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi A. Latar Belakang Penelitian Jumlah tenaga kerja perempuan semakin meningkat di beberapa tahun terakhir. Di Jawa Barat, jumlah tenaga kerja perempuan di tahun 2013 mencapai 6.096.740 jiwa sedangkan pada tahun 2014 meningkat menjadi 6.359.829 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2014; 2015). Bidang pekerjaan yang menjadi fokus perempuan adalah di bidang kesehatan dan pekerja sosial. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bureau of Labor Statistic (2016), perempuan lebih memiliki minat bekerja di bidang kesehatan dan pekerja sosial. Presentase perempuan yang bekerja di bidang pekerjaan kesehatan dan sosial memiliki jumlah yang lebih tinggi (74.6%) jika dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 25.4% memilih bidang pekerjaan tersebut. Salah satu pekerjaan pada bidang kesehatan dan sosial yang banyak dikerjakan oleh perempuan adalah sebagai perawat (Matlin, 2004). Sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit, profesi perawat memiliki peranan penting untuk memberikan layanan kesehatan dalam bentuk asuhan keperawatan secara bio-sosial-kultural-spiritual secara komprehensif kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit dengan mencakup seluruh proses kehidupan manusia (PPNI, 2000). Kinerja perawat berdampak juga pada citra rumah sakit karena peran yang diberikan kepada pasien (Koesmono, 2007). Profesi yang didominasi oleh perempuan ini juga mempunyai situasi kerja yang menantang (Hanif dan Naqvi, 2014). 1

2 Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada perawat di bagian rawat inap. Perawat pada bagian tersebut mempunyai tanggung jawab besar bagi pasien dan rumah sakit. Perawat tersebut harus siaga dalam memberikan pelayanan selama 24 jam. Pelayanan yang diberikan oleh perawat rawat inap memberikan hubungan yang sensitif menyangkut kepuasan pasien, mutu pelayanan dan citra rumah sakit. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas dan profesinya, perawat beresiko sangat tinggi terkena stres karena memiliki pekerjaan yang potensial dapat memicu stres (Mandy & Noe, 1996; dalam Koesmono, 2007). Salah satu rumah sakit yang bergantung pada kinerja perawat adalah Rumah Sakit Umum (selanjutnya akan disebut RSU) A Kota Cimahi. RSU A Kota Cimahi berdiri semenjak tahun 2001. RSU A Kota Cimahi merupakan rumah sakit negeri kelas B yang mana rumah sakit ini memiliki jumlah 291 tempat tidur dan memberikan layanan kedokteran spesialis dan subspesialis yang terbatas. Data yang diperoleh dari website, rata-rata setiap tahun pasien yang berobat ke RSU A di rawat inap 26.612 pasien sehingga perawat yang bekerja di bagian rawat inap akan sibuk (www.rumahsakit.findthebest.co.id,oktober 2015). Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan yang peneliti lakukan kepada seorang perawat seorang perawat rawat inap RSU A Kota Cimahi (29 Juni 2015), bahwa perawat rawat inap memiliki tiga pembagian jam kerja yang sama namun seringkali mereka menukar jam tersebut karena beberapa alasan seperti tidak diizinkan oleh suami terutama bila mendapat shift malam atau ketika anak sedang sakit sehingga keberadaan mereka dibutuhkan oleh keluarga. Namun hal-hal tersebut tidak membuat perawat bagian rawat inap tersebut meninggalkan pekerjaan mereka. Hal ini disebabkan karena mereka telah menempuh pendidikan tinggi keperawatan dan ingin mengaplikasikan ilmu yang telah didapatnya. Walaupun berstatus sebagai wanita karir, perempuan yang sudah menikah mempunyai tuntutan social untuk tetap menajalankan perannya sebagai ibu dan istri (Sirgy, 2012)

3 Peran ganda yang dimiliki oleh perempuan yang berprofesi sebagai perawat dan ibu rumah tangga seringkali menimbulkan konflik. Konflik terjadi karena terdapat dua atau lebih kebutuhan yang datang secara bersamaan dan memiliki kekuatan seimbang (Wiramihardja, 2007). Selain itu, banyaknya tuntutan dari peran yang mereka kerjakan juga menjadi penyebab terjadinya konflik (Supple, 2007). Di satu sisi mereka dituntut untuk bertanggung jawab dalam mengurus dan membina keluarga, di sisi lain sebagai seorang pekerja yang dituntut untuk bekerja sesuai standar dengan menunjukkan kinerja yang baik. Salah satu bentuk konflik peran ganda yang dialami oleh perempuan yang berprofesi sebagai perawat dan ibu rumah tangga adalah work-family conflict. Work-family conflict merupakan salah satu bentuk konflik antar peran dimana peran yang dijalani dalam keluarga dan pekerjaan saling bertentangan sehingga menganggu peran yang terjadi di dalam keluarga dan pekerjaa (Kahn, 1964 dalam Greenhaus & Beutell, 1985). Work-family conflict menjadi salah satu pemicu stres kerja (Sulsky & Smith, 2005; Indriyani, 2009). Hasil penelitian Rahmawati (2015) dan Ruswanti dan Jacobus (2013) pun menunjukkan bahwa apabila perawat mengalami work-family conflict maka kinerjanya akan menurun. Work-family conflict dapat menimbulkan beberapa masalah bagi perawat diantaranya mudah marah, kelelahan, absen pada pekerjaan sehingga kinerjanya pun tidak akan dilakukan dengan maksimal, serta tidak dapat menggunakan waktu kerja secara efektif dengan begitu tujuan dalam pekerjaan tidak dapat tercapai. Selain itu, work-family conflict juga menyebabkan terjadinya turnover dan withdrawal (Wibowo, 2013; Juariyah dan Harsono, 2011). Namun tidak semua perawat mengalami hal tersebut. Ahmad (2008) menyatakan bahwa perawat mengalami berbagai macam tingkat konflik dalam mencoba untuk memenuhi perannya di keluarga dan di pekerjaan. Meningkatnya work-family conflict berhubungan dengan perilaku negatif yang muncul dari individu tersebut, keluarga dan tempat kerja mereka

4 (Byron, 2005; Eby et al., 2005 dalam Haslam et al., 2014). Sementara itu, hasil penelitian Nugroho (2007) menunjukkan bahwa persepsi terhadap komunikasi keluarga memiliki hubungan negatif dengan work-family conflict, yang artinya semakin tinggi persepsi terhadap komunikasi keluarga maka semakin rendah work-family conflict dan sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap komunikasi keluarga maka semakin tinggi work-family conflict. Meskipun merasakan dampak negatif dari bekerja, perempuan yang sudah berumah tangga dan memutuskan bekerja juga merasakan dampak positif. Salah satunya adalah mendapatkan kepuasan hidup (life satisfaction). Kepuasan hidup merupakan komponen kognitif dari subjective well-being (Andrew & Whitney, 1976 dalam Pavot & Diener, 1993). Hal ini menyangkut kepada penilaian secara kognitif tentang seberapa baik hal yang telah dilakukan individu dalam kehidupannya secara menyeluruh dan atas area-area utama yang dianggap penting dalam hidup seperti hubungan interpersonal, kesehatan, pekerjaan, pendapatan, spiritualitas, dan aktivitas di waktu luang (Diener & Biswas-Diener, 2008). Kepuasan hidup merujuk pada penilaian yang lebih global terhadap penerimaan hidup individu (Compton, 2005). Pekerjaan dan pernikahan merupakan area penting dalam kepuasan hidup (Diener & Biswas-Diener, 2008; Seligman, 2005). Hasil penelitian Akbari (2012) menemukan bahwa perempuan yang memutuskan untuk bekerja mempunyai kepuasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang tidak bekerja. Sementara itu, individu yang menikah juga lebih bahagia daripada individu yang memutuskan untuk tidak menikah (Myers, 2000 dalam Papalia, Olds & Feldman, 2008). Menurut Sirgy (2012), walaupun perempuan lebih rentan terkena stres dibandingkan laki-laki namun kepuasan hidup dan kebahagiaan perempuan tercatat lebih tinggi. Selain itu, perempuan yang mampu mengerjakan berbagai macam peran seperti menjadi seorang ibu, istri, dan pekerja lebih bahagia dibandingkan perempuan yang tidak mampu melakukannya. Menjadi individu yang memiliki anak juga dilaporkan memiliki well-being yang lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak

5 memiliki anak. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) menunjukkan bahwa kepuasan hidup berpengaruh pada intention to quit pada perawat wanita. Sebuah penelitian menemukan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan yang negatif antara konflik peran ganda dengan life satisfaction (kepuasan hidup) pada ibu bekerja (Sihombing, 2011). Meskipun pada penelitian sebelumnya tidak terdapat hubungan antara konflik peran ganda dengan kepuasan hidup pada wanita bekerja, namun dalam penelitian tersebut belum terdapat jenis pekerjaan yang spesifik. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara work-family conflict dengan kepuasan hidup pada perawat perempuan di bagian rawat inap di RSU A Kota Cimahi. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan antara work-family conflict dengan kepuasan hidup pada perawat perempuan bagian rawat inap di RSU A Kota Cimahi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara work-family conflict dengan kepuasan hidup pada perawat perempuan bagian rawat inap di RSU A Kota Cimahi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah ilmu pengetahuan dan sumber informasi di bidang ilmu psikologi terutama cabang ilmu psikologi klinis dan cabang ilmu pengetahuan lainnya yang berkaitan. 2. Menjadi sumber informasi bagi perempuan terutama bagi perawat perempuan yang bekerja tentang work-family conflict dan kepuasan

6 hidup pada perawat perempuan di RSU A di Kota Cimahi terutama perawat di bagian rawat inap. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan intropeksi diri bagi para perempuan yang memiliki peran ganda agar dapat selalu bertanggung jawab pada perannya baik di dalam keluarga dan pekerjaan sehingga kepuasan hidup dapat tercapai pada masing-masing individu yang menjalaninya. E. Struktur Organisasi Skripsi Skripsi ini terdiri dari lima bab yang mana sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penelitian skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori work-family conflict, teori kepuasan hidup, definisi perawat, penelitian-penelitian terkait, dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menerangkan tentang metode penelitian yang digunakan, meliputi desain penelitian, variabel penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian, populasi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang kajian data penelitian yang diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data mengenai work-family conflict dan

7 kepuasan hidup pada perawat perempuan bagian rawat inap di Rumah Sakit Umum (RSU) A kota Cimahi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini mencantumkan kesimpulan yang diperoleh dari uraian hasil dan pembahasan kajian penelitian. Selain itu, bab ini juga mencantumkan saran yang berkenaan dengan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian.