STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. Inspektur Jenderal Kemristekdikti

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO PADA PERGURUAN TINGGI

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEKDIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

Curiculum Vitae. Pekerjaan : - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti

Strategi Pengendalian Resiko Pada PTN BLU

PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DALAM PENGELOAAN KEUANGAN SNMPTN- SBMPTN

OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

KEBIJAKAN TEKNIS KERJASAMA PENGAWASAN TAHUN 2016 ITJEN KEMENRISTEKDIKTI DENGAN BPKP

H. JAMAL WIWOHO, S.H., : : : 1/ : S1 FH UNS, S2 PPS UNDIP, S3 DOKTOR ILMU HUKUM UNDIP : BERKELUARGA, 1 ISTRI, 3 ANAK

Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN

DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

PEMERIKSAAN KEUANGAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) DI PERGURUAN TINGGI

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

Disampaikan Dalam Forum Diskusi Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan ITS Menjadi PTNBH INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Fungsi SPI PTN. 4. Pemantauan dan pengkoordinasian tindak lanjut hasil pemriksaan internal dan eksternal

Sistem Pengendalian Internal dan Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Oleh : Lutfi Harris, M.Ak., Ak. Satuan Pengawasan Internal

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

Pengawalan dan Pengawasan Isu Strategis Inspektorat Jenderal Kemristekdikti

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 KEMENRISTEKDIKTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

SOSIALISASI LHKPN, GRATIFIKASI DAN WHISTLEBLOWER MEMBANGUN PERINGATAN DINI DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO PENGAWASAN INTERNAL

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

Implementasi Manajemen Risiko dalam kerangka SPIP. Tri Wibowo, Msi, CA, CPMA

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?

PEMERIKSAAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

INSPEKTORAT MENJADI APIP YANG EFEKTIF

-2- d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keu

PROGRAM KERJA PENGAWASAN SATUAN PENGAWASAN INTERNAL

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

Kemendagri REPUBLIK INDONESIA

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rabu, 19 Agustus 2015

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN ANGGARAN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I INTRODUKSI. Bab ini akan menguraikan terlebih dulu tentang latar belakang topik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian,

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 pasal

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

PERAN SPI DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh : Dr. DJASWADIN, SH. Msi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. Inspektur Jenderal Kemristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Workshop Pengendalian Risiko Pada PTN BH dan PTN PK BLU Di IPB International Convention Center (IICC) 27 Agustus 2015 1 1

LATAR BELAKANG Di Amerika Serikat pada tahun 2001 terjadi skandal Enron, sebuah perusahaan perdagangan energi menggunakan Neraca perusahaan untuk menyembunyikan jumlah hutang terbesarnya dalam laporan keuangannya. Transaksi dalam neraca diatur dengan mencampurkan keuntungan pribadi yang dibuat dari transaksi fiktif. Pada saat yang hampir bersamaan, banyak perusahaan di Amerika Serikat yang dituduh melakukan kecurangan, antara lain perusahaan telekomunikasi Worldcom, Global Crossing, Xerox, Kmart, Tyco International, Merc &Co, Stanley Works, dan ImClone 2

Bahaya? Konsekuensi? Ancaman? Probabilitas? Ketidakpastian? 3

PENGERTIAN RESIKO Kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan menghambat pencapaian tujuan (AS/NZS 4350:2004) Pengaruh Ketidakpastian terhadap tujuan (ISO 31000 :2009) Kemungkinan kejadian yang menganacm tujuan dan sasaran instansi pemerintah (PP 60/2008 pasal 3 ayat 1b) 4

DEFINITION OF RISK USA: Risk is the posibility that an event will occur and adversely affect the achievement of objective (COSO, 2004). Australia: The chance of ssomething happening that will have an impact upon objectives (AS/NZS 4360:2004). Japan: A combination of the probability of an event and its consequence (JIS Q 2001). Uncertainty of occurence of an event Indonesia: Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya (Permenkeu 191/pmk.09/2008). 5

RISK MANAGEMENT REGULATIONS AMERIKA SERIKAT: * Sarbanes-Oxley Act (2002); * COSO Internal Control Integrated Framework (1992); * COSO Enterprise Risk Management Integrated Framework (2004). INGGRIS: * The Combined Code on Corporate Governance (2006); * Turnbull Report: Internal Control (2005). Australia: * Principle of Good Corporate Governance and Best Practice Recommendations (2003); * AS/NZS 4360:2004 Risk Management (2004). Jepang: * Guidelines for Development and Implementation of Risk Management System (2001); * Guidelines for Internal Control that Functions Together with Risk Management (2003). INDONESIA: * PP No.60/2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; * Permenkeu No. 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan. 6

Pengertian Risiko adalah setiap hal yang mencegah suatu entitas mencapai tujuannya. Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap tujuan. Risiko adalah konsep yang digunakan untuk menyatakan ketidakpastian atas kejadian dan atau akibatnya yang dapat berdampak secara material bagi tujuan organisasi. Risiko adalah ketidakpastian terjadinya sesuatu yang dapat berpengaruh pada pencapaian tujuan. Risiko dinyatakan dalam ukuran konsekuensi dan kemungkinan 7

SUMBER RISIKO (Pasal 16 huruf b) EKSTERNAL Peraturan perundangan-undangan baru Perkembangan teknologi Bencana alam dan Gangguan keamanan INTERNAL Keterbatasan dana operasional, Sumber daya manusia yang tidak kompeten Peralatan yang tidak memadai Kebijakan dan prosedur yang tidak jelas, dan Suasana kerja yang tidak kondusif 8

NO RISIKO AKAN BERAKIBAT ILUSTRASI 1 Tujuan lebih lama tercapai A Waktu lebih lama B 2 Tujuan tercapai sebagian saja (<100%) A B 3 Tujuan tidak tercapai sama sekali A B 4 Tujuan tercapai namun lebih mahal biayanya A Biaya lebih mahal B 5 Tujuan melenceng A B Keterangan: C = RISIKO 9

TUJUAN PENILAIAN RISIKO 1. Mengidentifikasi dan menguraikan semua risiko-risiko potensial yang berasal baik dari faktor internal maupun faktor eksternal; 2. Memeringkat risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen instansi dan yang memerlukan penanganan segera atau tidak memerlukan tindakan lebih lanjut; dan 3. Memberikan suatu masukan atau rekomendasi untuk meyakinkan bahwa terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas paling tinggi untuk dikelola dengan efektif. 10

Tahapan Penilaian Risiko (PP 60/2008) PENETAPAN TUJUAN Tujuan IP Tujuan tingkat kegiatan IDENTIFIKASI RISIKO Sumber risiko internal dan eksternal IDENTIFIKASI RISIKO Pengaruh/dampak risiko terhadap pencapaian tujuan PENILAIAN RISIKO 11

JENIS RISIKO Risiko Melekat (Inherent Risk), Risiko Pengendalian (Control Risk), Risiko Deteksi (Detection Risk) 12

IDENTIFIKASI RISIKO Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan cara retrospektif (retrospectively) dan prospektif (prospectively) Risiko retrospektif (retrospective risks) Adalah risiko-risiko yang sebelumnya telah terjadi, seperti insiden atau kecelakaan Risiko prospektif (prospective risks) Adalah risiko-risiko/sesuatu yang belum terjadi, tetapi mungkin terjadi beberapa waktu yang akan datang Identifikasi risiko retrospektif biasanya merupakan cara yang sangat umum dan mudah untuk mengidentifikasi risiko Biasanya lebih sulit untuk diidentifikasi 13

SUMBER INFORMASI RESIKO Sumber informasi risiko retrospektif : Metode untuk mengidentifikasi risiko prospektif Daftar atau register insiden/bahaya; Laporan audit, hasil evaluasi, dan penilaian lainnya Keluhan pelanggan/stakeholders; Dokumen dan laporan; Staf lama atau survai pelanggan; dan Media profesional atau surat kabar, seperti jurnal atau websites Brainstorming dengan staf atau pemangku kepentingan eksternal. Riset ekonomi, politik, legislatif, dan lingkungan operasi. Wawancara dengan orang-orang atau organisasi yang relevan Survai staf atau pelanggan untuk mengidentifikasi isu-isu atau problem yang diantisipasi Bagan arus suatu proses Mereviu desain sistem atau membuat teknik-teknik analisis sistem Analisis SWOT 14

SUMBER INFORMASI RESIKO Sumber informasi risiko retrospektif: daftar atau register insiden/bahaya; laporan audit, hasil evaluasi, dan penilaian lainnya; keluhan pelanggan/stakeholders; dokumen dan laporan; staf lama atau survai pelanggan; dan media profesional atau surat kabar, seperti jurnal atau websites. Metode untuk mengidentifikasi risiko prospektif brainstorming dengan staf atau pemangku kepentingan eksternal. Riset ekonomi, politik, legislatif, dan lingkungan operasi. wawancara dengan orang-orang atau organisasi yang relevan. survai staf atau pelanggan untuk mengidentifikasi isu-isu atau problem yang diantisipasi. Bagan arus suatu proses. Mereviu desain sistem atau membuat teknik-teknik analisis sistem. Analisis SWOT. 15

METODE PENILAIAN RISIKO KUALITATIF menggunakan bentuk verbal atau skala deskriptif untuk menjelaskan besaran kemungkinan dan dampak risiko. SEMI KUANTITATIF memberi nilai pada skala kualitatif sehingga menghasilkan urutan prioritas yang lebih rinci daripada yang dapat dicapai analisis kualitatif. KUANTITATIF menggunakan nilai numerik untuk menyatakan kemungkinan dan dampak dengan menggunakan data dari berbagai sumber. 16

TEKNIK PENILAIAN RISIKO identifikasi risiko menggunakan salah satu dari keempat metode berikut, atau digunakan secara bersama-sama agar saling melengkapi Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4 Analisis Data Historis Pengamatan dan Survei Pengacuan (Benchmarking) Pendapat Ahli 17

TEKNIK PENILAIAN RISIKO - Cont Selanjutnya, analisis risiko dilakukan dengan: Metode Kualitatif curah pendapat (brainstorming) evaluasi kelompok multidisiplin/focused Group Discussion (FGD) pertimbangan ahli dan spesialis wawancara terstruktur kuesioner Metode Kuantitatif analisis dampak analisis biaya siklus hidup analisis jaringan (network) analisis probabilitas simulasi/model komputer analisis statistik/numerik survai kepuasan masyarakat dan riset pasar 18

Proses Manajemen Risiko: Penetapan konteks; Identifikasi risiko; Analisis risiko; Evaluasi risiko; Penanganan risiko; Monitoring dan reviu; Komunikasi dan konsultasi. 19

KEBIJAKAN RISIKO Membangun kebijakan risiko dan mekanisme pendukungnya kerangka bagi pelaksanaan rencana penilian risiko yang efektif Pimpinann instansi menyatakan kebijakannya secara tertulis tentang pengelohaan risiko, yaitu: tujuan dan komitmen terhadap pengelolaan risiko Kebijkan pimpinan relevan dengan konteks strategik, yujuan, sasaran, serta sifat kegiatan instansi Manajemen harus memastikan bahwa kebijakan tersebut dipahami, diimplementasikan, dan dipelihara pada setiap level pejabat atau pegawai. 20

PROGRAM IMPLEMENTASI 1 Dukungan dari Jajaran Pimpinan 2 Membangun Kebijakan Institusional 3 Mengkomunikasikan Kebijakan 4 Mengelola Risiko pada Tingkat Instansi 5 Mengelola Risiko pada Tingkat Kegiatan 6 Monitor dan Reviu Risiko 21

KESIMPULAN MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko merupakan tugas pimpinan organisasi; Pimpinan membentuk Unit Manajemen Risiko dalam lingkungan kerjanya; Unit Manajemen Risiko melakukan identifikasi risiko, pemetaan risiko, penaksiran risiko, penetapan risiko yang dapat diterima, penyusunan prioritas risiko, dan penanganan risiko. Auditor melakukan Audit Berbasis Risiko berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Unit Manajemen Risiko; 22

REKOMENDASI MANAJEMEN RISIKO Perlu juklak/juknis/pos Manajemen Risiko; PTN/Politeknik/Kopertis menugasi BAPSI/Bg Perencanaan atau membentuk Unit Manajemen Risiko; SPI dapat membantu merumuskan manajemen risiko. SPI mengecek/memastikan bahwa risiko telah dimitigasi; Inspektorat Jenderal dan auditor eksternal menguji keandalan manajemen risiko. 23

KEMRISTEKDIKTI PERPRES NOMOR 13 TAHUN 2015 Mengendalikan KEMRISTEKDIKTI: Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara PERPRES NO. 13 TAHUN 2015 UUD 45: sebagian fungsi pendidikan dengan -/- 20% dari APBN dan mencerdaskan kehidupan bangsa 150 satker 120.000 orang pegawai Rp41,507 T APBN P Rp92,478 T Aset Penerimaan dan penggabungan P3D Ristek dengan Dikti 24

PENGENDALIAN INTERN PP NOMOR 60 TAHUN 2008 SPIP memberikan keyakinan yang memadai bagi: 1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, 2. Keandalan laporan keuangan, 3. Pengamanan aset negara, dan 4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan Menristekdikti wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada SPIP Dilakukan Pengawasan Intern Oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Definisi Pengawasan Intern: Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. 25

Belanja Negara APBNP 2015 Rp. 1.994,89 T Belanja Pemerintah Pusat Anggaran Pendidikan (20.39%) Rp.406,70 T (37,5%) (Rp. Milyar) 152.451,7 1. Kementerian Ristek dan Dikti 41.507,7 2. Kementerian Dikbud 53.278,5 3. Kementerian Agama 48.662,0 4. K/L lainnya 9.003,4 (62,5%) (Rp. Milyar) Belanja Transfer Daerah 254.252,3 1. Anggaran Pendidikan dalam DBH 1,337.7 2. DAK Pendidikan 10,041.3 3. Anggaran Pendidikan dalam DAU 134,970.3 4. Dana Tambahan Penghasilan Guru 1,096.0 PNSD 5. Tunjangan Profesi Guru 70,252.7 6. Anggaran Pendidikan dalam OTSUS 4,234.7 7. Dana Insentif Daerah 1,664.5 8. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 31,298.3 26

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TUGAS ITJEN KEMRISTEKDIKTI TUGAS ITJEN: Menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kemristek dan Dikti PERPRES NO. 13 TAHUN 2015 PENGAWALAN TUGAS DAN FUNGSI KEMENRISTEK DAN DIKTI KEGIATAN 1. AUDIT 2. REVIU 3. EVALUASI 4. PEMANTAUAN 5. PENGAWASAN LAINNYA Mencegah Mencegah dan melindungi sesuatu Dari ketidaknyamanan dan kehancuran Mendorong Mengarahkan Menghentikan PERAN DAN POSISI ITJEN 1. PEMBERI PERINGATAN DINI 2. KATALISATOR 3. KONSULTAN 27

TUJUAN STRATEGIS ITJEN KEMRISTEKDIKTI NO USULAN TUJUAN STRATEGIS Indikator Tujuan Strategis 1.1 Meningkatkan Kualitas dan Nilai Tambah Pengawasan Internal Opini LK WTP Skore SAKIP- 80 2.1 Meningkatkan Kualitas dan Integritas SDM Pengawasan 80% Auditor bersertifikat Internal keahlian 3.1 Meningkatkan Akuntabilitas Manajemen Pengawasan Internal Level 4 IACM 28

RISIKO UTAMA INSPEKTORAT JENDERAL NO SUMBER RISIKO PERNYATAAN RISIKO 1 SDM 2 DANA 3 PERALATAN 4 SISDUR 5 SARPRAS Jumlah SDM Itjen yang belum memadai Kualitas SDM Itjen yang belum memadai Belum teralokasikan dana Satker Itjen yang memadai Belum tersedianya alokasi dana untuk peningkatan kesejahteraan pegawai secara memadai Belum tersedianya komputer yang memadai Belum tersedianya Alat Tulis Kantor yang memadai Belum tersedianya sistem dan prosedur pengawasan intern yang memadai Belum tersedianya sistem dan prosedur pertanggungjawaban keuangan yang memadai Belum tersedianya sistem dan prosedur pelaporan kinerja yang memadai Belum tersedianya ruangan kerja yang memadai Belum tersedianya alat transportasi yang memadai Belum tersedianya perumahan dinas bagi pejabat secara memadai 29

STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO ITJEN KEMERISTEKDIKTI 1. Membangun komitmen seluruh jajaran Kemristekdikti, mulai dari pimpinan sampai staf terbawah. 2. Membangun sinergitas dengan pihak-pihak terkait (BPKP, Auditi, dan pihak ekternal lainnya) 3. Mengoptimalkan Kapasitas Inspektorat Jenderal: a. Mengoptimalkan peran dan layanan Inspektorat Jenderal audit kinerja, pemberian peringatan dini, dan konsultasi. b. Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia Inspektorat Jenderal dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. c. Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional. d. Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja Inspektorat Jenderal secara baik. e. Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihak-pihak lain yang terkait. f. Menerapkan struktur tata kelola yang baik. 4. Mengoptimalkan Kapasitas dan Peran Satuan Pengawas Intern (SPI) PTN: a. Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTN b. Mengupayakan penegasan struktur organisasi SPI PTN c. Meningkatkan kapabilitas SDM SPI PTN 30

CONTOH MENTERI TERLIBAT KASUS KORUPSI Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Mantan Menteri Agama 31

SEKIAN & TERIMA KASIH 32