PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNAGI TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR : 10 TAHUN 2000 T E N T A N G SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 19 TAHUN 2000 T E N T A N G PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG PENCABUTAN PERATURAN DAERAH NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 16/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DI WILAYAH KABUPATEN CIAMIS

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2OOO TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KERJA SAMA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 NOMOR: 11 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG

Perda No. 8 / 2003 tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang.

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB III JENIS PENGHASILAN DAN TUNJANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Rincian Jenis Penghasilan. Pasal 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 9 SERI E

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa sebagai perwujudan pelaksanaan otonomi desa, maka Pemerintah Desa perlu menyusun dan merumuskan kebijakan yang merupakan program kerja Pemerintah Desa dan disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; b. bahwa untuk melaksanakan maksud pada huruf a, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9), sebagai Undang-Undang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 1

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3823); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 2

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG DAN BUPATI BENGKAYANG MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Bengkayang; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Bengkayang dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Bengkayang; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkayang sebagai unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah; 5. Camat adalah Perangkat Daerah yang mengepalai wilayah kerja Kecamatan; 6. Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 9. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 10. Kepala Desa atau disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Kepala Desa adalah Pemimpin Pemerintah Desa dalam wilayah Kabupaten Bengkayang; 11. Perangkat Desa adalah unsur Pemerintahan Desa yang terdiri dari unsur staf, unsur pelaksana dan unsur wilayah bagian desa yang ada di Kabupaten Bengkayang; 3

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD; 13. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa adalah Kepala Desa yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa dan mempunyai kewajiban mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa; 14. Pejabat pengelola keuangan desa adalah Perangkat desa yang berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku diberi kewenangan tertentu dalam rangka pengelolaan keuangan desa; 15. Bendaharawan desa adalah setiap orang yang ditunjuk dan diserahi tugas melaksanakan kegiatan kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan APB Desa; 16. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam 1 (satu) tahun anggaran. BAB II AZAS UMUM ANGGARAN Pasal 2 Penyusunan, penetapan dan pelaksanaan APB Desa dilakukan secara tertib, taat pada peraturan yang berlaku, efektif, transparan dan bertanggungjawab sesuai dengan prinsip dasar pengaturan desa, keanekaragaman, partisipasi, otonomi desa, demokrasi dan pemberdayaan masyarakat. Pasal 3 (1) APB Desa merupakan dasar pengelolaan keuangan desa dalam tahunan anggaran tertentu satu tahun anggaran; (2) Tahun Fiskal APB Desa dimulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember Tahun Anggaran berjalan. Pasal 4 (1) Semua penerimaan desa dan pengeluaran desa dicatat dan dikelola dalam APB Desa; (2) Dalam menyusun dan menetapkan APB Desa, harus memperhatikan dan mempertimbangkan rasionalitas penganggaran pengeluaran desa dengan kapasitas kepastian tersedianya penerimaan desa. Pasal 5 (1) Besarnya pendapatan yang dianggarkan dalam APB Desa merupakan perkiraan yang dapat secara, rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan; (2) Besarnya belanja yang dianggarkan dalam APB Desa merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja; (3) Perkiraan sisa lebih perhitungan APB Desa tahun lalu dicatat sebagai bagian penerimaan pembiayaan pada penetapan APB Desa tahun berikutnya, sedangkan realisasi sisa lebih perhitungan APB Desa tahun lalu dicatat sebagai bagian penerimaan pembiayaan pada perubahan APB Desa. 4

Pasal 6 Setiap Pejabat Pemerintah Desa dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban APB Desa apabila tidak tersedia atau tidak cukup tersedia anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut. BAB III PENYUSUNAN DAN PENETAPAN Bagian Pertama Struktur APB Desa Pasal 7 (1) APB Desa terdiri atas Bagian Pendapatan Desa, Belanja Desa dan Pembiayaan; (2) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terdiri dari: a. Pendapatan Asli Desa; b. Bagian Keuangan dari Pemerintah Kabupaten; 1). Bagian Dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten; 2). Bagian Dari Hasil retribusi Daerah Kabupatan; 3). Bagian dari dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten; c. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten; d. Hibah atau Sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat. (3) Belanja Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terdiri dari: a. Belanja Rutin; b. Belanja Pembangunan; c. Belanja Lain-lain. Pasal 8 Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pasal 9 (1) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi: a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya; b. Pencairan Dana cadangan; c. Hasil penjualan kekayaan desa; d. Penerimaan pinjaman desa; e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman. (2) Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi: a. Pembentukan dana cadangan; b. Penyertaan modal (investasi) Pemerintah Desa; c. Pembayaran utang; d. Pemberian pinjaman desa. 5

Pasal 10 (1) Desa dapat membentuk dana cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a, guna membiayai kebutuhan desa yang tidak dibebankan dalam satu tahun anggaran; (2) Semua penerimaan dan pengeluaran pembiayaan atas dana cadangan dikelola serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari APB Desa. Pasal 11 (1) Dalam hal perkiraan desa lebih kecil dari perkiraan belanja Pemerintah Desa dapat melakukan pinjaman; (2) Pemerintah Desa dapat mengembangkan sumber pembiayaan lain melalui kerjasama dengan pihak lain dengan prinsip saling menguntungkan; (3) Pinjaman dari sumber pembiayaan lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan dan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedua Penyusunan APB Desa Pasal 12 (1) Penyusunan rancangan APB Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa; (2) Rancangan APB Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa; (3) Rancangan APB Desa yang telah dibahas dan disetujui bersama melalui musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (20 disusun dalam bentuk rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa oleh Pemerintahan Desa. Pasal 13 (1) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah disetujui bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa, paling lama 3 (tiga) hari setelah pelaksanaan musyawarah harus disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat untuk dievaluasi; (2) Evaluasi rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilaksanakan oleh Camat sebagai bagian dari pelimpahan kewenangan Bupati kepada Camat. Pasal 14 (1) Hasil evaluasi terhadap rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) harus disampaikan kembali kepada Kepala Desa paling lama 20 (dua puluh) hari sejak diterima oleh Camat; (2) Apabila hasil evaluasi belum disampaikan dan atau diterima oleh Kepala Desa dalam batas waktu sebagaimana dimaksud ayat (1), Kepala Desa dapat melanjutkan proses penetapan rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa untuk menjadi Peraturan Desa. 6

Bagian Ketiga Penyusunan APB Desa Pasal 15 APB Desa ditetapkan setiap tahun oleh Kepala Desa bersama BPD dengan Peraturan Desa. Pasal 16 (1) APB Desa sebelum ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terlebih dahulu Kepala Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa kepada BPD dengan disertai permintaan untuk dibahas bersama dalam rapat paripurna BPD; (2) Apabila rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) belum dapat disetujui BPD, Kepala Desa berkewajiban untuk menyempurnakan rancangan APB Desa dimaksud dan menyampaikan kembali kepada BPD; (3) Apabila rancangan Peraturan Desa yang telah disempurnakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) juga tidak disetujui BPD, Pemerintah Desa dapat menggunakan APB Desa tahun anggaran sebelumnya sebagai dasar pengeluaran keuangan desa. Pasal 17 APB Desa yang telah ditetapkan dengan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 harus disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat sebagai bahan pengawasan dan pembinaan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan. Bagian Keempat Perubahan APB Desa Pasal 18 (1) Perubahan APB Desa dilakukan sehubungan dengan: a. Kebijakan Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten dan atau kebijakan Pemerintah Desa yang secara langsung mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran keuangan desa; b. Penyesuaian sebagai akibat tidak tercapainya target dan atau melebihi target penerimaan desa yang ditetapkan; c. Adanya kebutuhan yang mendesak. (2) Perubahan APB Desa ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun anggaran berjalan berakhir; (3) Perubahan APB Desa ditetapkan oleh Kepala Desa bersama BPD dengan Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa. BAB IV PELAKSANAAN APB DESA Bagian Pertama Pejabat Pengelolaan Anggaran Pasal 19 (1) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan keuangan desa; 7

(2) Dalam melaksanakan kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Desa dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, palaksanaan, penatausahaan, pelaporan kepada perangkat desa; (3) Perangkat Desa yang diberikan atau mendapatkan pelimpahan kekuasaan dari Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat melaksanakan kekuasaan sebagai pejabat pengelola keuangan desa. Bagian Kedua Penatausahaan Pasal 20 Untuk melaksanakan penatausahaan keuangan desa, Kepala Desa dapat mengangkat Bendaharawan Desa, yang mempunyai pengetahuan dibidang penataausahaan keuangan serta berwatak jujur dan dapat dipercaya. Pasal 21 (1) Semua pengeluaran keuangan desa yang membebani APB Desa, harus diterbitkan dengan Keputusan oleh pejabat pengelola keuangan desa; (2) Semua pengeluaran keuangan desa harus didukung bukti-bukti dokumen yang sah. Pasal 22 Pejabat pengelola keuangan desa dalam menandatangani dan atau mengesahkan diterbitkannya Keputusan serta bukti-bukti dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) bertanggungjawab atas kebenarannya serta akibat dari penggunaan dokumen tersebut. Pasal 23 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan desa diatur dengan Peraturan Desa. Pasal 24 Pedoman pengelolaan keuangan desa selanjutnya diatur dengan Peraturan Bupati. BAB V PERHITUNGAN APB DESA Pasal 25 (1) Setiap tahun anggaran berakhir, Pemerintah Desa wajib membuat perhitungan APB Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa; (2) Perhitungan APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara lain: a. Perhitungan perbandingan antara realisasi pelaksanaan dalam APB Desa dengan yang ditetapkan; b. Perhitungan selisih antara realisasi penerimaan dalam APB Desa disertai dengan penjelasannya; c. Perhitungan selisih antara realisasi pengeluaran dengan anggaran pengeluaran yang disediakan dalam APB Desa, disertai dengan penjelasannya. 8

Pasal 26 Perhitungan APB Desa dilaksanakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. BAB VI PERTANGGUNGJAWABAN APB DESA Pasal 27 (1) Pertanggungjawaban Pemerintah Desa terhadap pelaksanaan APB Desa dilakukan oleh Kepala Desa melalui penyampaian laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan Pemerintah Desa kepada Bupati, melalui penyampai laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa kepada BPD; (2) Laporan pertanggungjawaban dan laporan keterangan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Pasal 28 Laporan pertanggungjawaban Kepala Desa Terhadap pelaksanaan APB Desa meliputi: a. Laporan perhitungan APB Desa; b. Nota perhitungan APB Desa; c. Laporan pembukuan keuangan desa. BAB VII PENGAWASAN APB DESA Pasal 29 Pengawasan atas pelaksanaan APB Desa dilakukan oleh Bupati dan BPD. Pasal 30 Untuk bahan pengawasan, Kepala Desa wajib menyampaikan Peraturan Desa tentang APB Desa, Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa dan Peraturan Desa tentang Perhitungan APB Desa kepada Bupati melalui Camat paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum ditetapkan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, semua ketentuan dan Peraturan Daerah sepanjang mengatur hal yang sama, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku. Pasal 32 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya. 9

Pasal 33 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bengkayang. Perda ini dinyatakan Sah Sejak tanggal diundangkan Dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bengkayang Pada tanggal 8 Agustus 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG, ttd Drs. KRISTIANUS ANYIM, M.Si Pembina Tk.I Nip 010 182 156 Ditetapkan di Bengkayang pada tanggal 31 Juli 2007 BUPATI BENGKAYANG, ttd JACOBUS LUNA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2007 NOMOR 7 10

PENJELASANATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG I. UMUM NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, disamping mengatur otonomi daerah, juga mengatur dan mengakui adanya otonomi yang dimiliki desa serta wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Dalam rangka penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa sebagai perwujudan pelaksaan otonomi desa, wajib Pemerintah Desa menyusun dan merumuskan kebijakan yang merupakan program kerja dan menggambarkan kegiatan tahunan desa. Untuk melaksanakan penyusunan dan merumuskan kebijakan desa dimaksud, Pemerintah Desa bersam-sama BPD, berkewajiban untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dengan Peraturan Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Ayat (1) Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud pendapatan asli desa adalah terdiri dari Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Ayat (1) Hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah. Dana cadangan disediakan untuk membiayai kebutuhan umum seperti rehabilitasi prasarana umum dan pelestarian lingkungan yang mana biaya rehabilitasi pelestarian tersebut dianggarkan dalam beberapa tahun anggaran. 11

Ayat (2). Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Ayat (1) Yang dimaksud dengan evaluasi dalam ketentuan ini adalah bertujuan untuk tercapainya keserasian antara kepentingan desa dan kebijakan daerah, keserasian antara kepentingan publik dan kepentingan aparatur desa. Ayat (2) Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Ayat (1) Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu yang berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik desa yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Ayat (2) Ayat (3) Pasal 20 Bendaharawan desa adalah diangkat dari perangkat desa oleh Kepala Desa. Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 12

Pasal 27 Ayat (1) Laporan yang dimaksud disini adalah laporan Kepala Desa yang memuat tentang kemajuan penyelenggaraan Pemerintahan termasuk pelaksanaan APB Desa. Ayat (2) Pasal 28 Huruf a Huruf b Nota perhitungan APB Desa memuat ringkasan realisasi pendapatan desa dan belanja desa serta realisasi pembiayaan. Huruf c Pasal 29 Pengawasan yang dilakukan oleh Bupati dimaksud dapat dilakukan oleh Camat sebagai bagian pelimpahan kewenangan Bupati kepada Camat. Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2007 NOMOR 7 13