BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BAB 1 PENDAHULUAN. kompetensi manajerial, dimensi kompetensi kewirausahaan, dimensi kompetensi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

Penilaian potensi kepemimpinan. kepala sekolah. Suryanto Kepala Lembaga Pengembangan pembelajaran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SMAN 14 KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB II LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan energi mempengaruhi dan memberi arah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kepala Sekolah SMA Masehi Jepara dalam kaitangnya dengan kompetensi kepemimpinan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KECAMATAN HILIRAN GUMANTI KABUPATEN SOLOK

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA 1 THESIS

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dengan mengembangkan kemampuan intelektual, potensi, spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh setiap

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MENGUATKAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DASAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. peranan guru, kepala madrasah dan komite madrasah dalam mengelola. satuan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam mendidik

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

Moch. Idochi Anwar Administrasi Pendidikan dan Manajenem Biaya Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2003, hal. 70

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan

BAB I PENDAHULUAN. sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Ardy Wiyani, Novan. Manajemen Kelas; Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Kajian Konsep Dan Teoritis)

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. 1 Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, perubahan dan tututan masyarakat 2. Pendidikan yang diyakini

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pengawasan (Supervisi) Kepala Sekolah. supervisi atau pengawasan sekolah. 1

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana guru memiliki peran yang esensial. Oleh karenanya guru perlu senantiasa

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Tujuan Individual yang berkaitan dengan individu-individu, pelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat utama dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mengembangkan sekolah tidak terlepas dari adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Press, Jakarta, 2007, Hlm. 4. Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, Hlm. 189

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan itu dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Wacana yang berkembang dimasyarakat, khususnya di kecamatan Lawang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

1. Devi Mariatul Qibtiah (2014), mahasiswi STAIN Jember Jurusan Tarbiyah. kualitatif deskriptif dan analisa data menggunakan teknik purposive

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan dan pengawasan adalah dua di antara fungsi manajemen yang berperan untuk mengendalikan proses kerjasama, agar dapat mencapai sasaran dan tujuan organisasi yang telah direncanakan secara efisien dan efektif. Perencanaan dan pengawasan dilakukan agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam manajemen pendidikan hendaknya memperhatikan perencanaan, karena perencanaan merupakan awal dari segala aspek yang akan dilakukan dalam manajemen pendidikan, selain langkah awal perencanaan merupakan aktivitas untuk memilih berbagai alternatif tindakan yang semua itu bermula kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tindakan pengawasan itu harus mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, yang berarti mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan diikuti dengan menerapkan tindakan-tindakan korektif apabila terdapat kegiatan yang menyimpang dari rencana. Dengan kata lain tindakan-tindakan pengawasan bermaksud untuk memperbaiki kerja pegawai dalam organisasi dalam arti mampu mentaati peraturan tata tertib kerja dan patuh pada perintah pimpinan serta melaksanakan setiap ketentuan dalam bekerja sesuai dengan kepentingan organisasi. Hasil pengawasan ditindak lanjuti dengan pemberian 1

2 petunjuk, baik sebelum maupun sesudah pekerjaan dilaksanakan. Pemberian petunjuk dan mengawasi aktivitas kerja pegawai merupakan kegiatan pimpinan dalam mengkoreksi, menilai dan memperbaiki setiap kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan pegawai dalam bekerja. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana menegaskan bahwa maksud dari pengawasan adalah untuk meningkatkan kualitas dan kinerja. 1 Dalam hal perencanaan dan pengawasan sebagai fungsi manajemen adalah merupakan tugas dan peran kepala sekolah sebagai seorang manajer. Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. 2 Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah. Rusman menyatakan beberapa tugas dan peran kepala sekolah sebagai seorang manajerial sebagai berikut: 3 1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. 2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. 3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka mendayagunakan sumber daya secara optimal. 1 Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan. Aditya Media, Yogyakarta, 2012, h. 290 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2002, h. 145 3 Rusman, Manajemen Kurikulum, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2008, h. 11

3 4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang efektif. 5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. 6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. 8. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pendirian dukungan ide, sumber belajar dan pembinaan sekolah/madrasah. 9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. 10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. 11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien. 12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. 13. Mengelola unit layanan sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah. 14. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

4 15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah. 16. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut. Dari beberapa tugas dan peran kepala sekolah/madrasah sebagai seorang manajer di atas, dapat dikatakan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus mempunyai kompetensi tentang pelaksanaan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Wahjosumidjo dalam Mujamil Qamar menegaskan bahwa studi keberhasilan menunjukkan bahwa kepala madrasah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. 4 Artinya seorang kepala sekolah/madrasah haruslah orang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas dan perannya secara optimal. Berdasarkan uraian di atas maka sudah jelaslah bahwa peran kepala madrasah sangat penting, di antaranya dalam hal perencanaan dan pengawasan. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menfokuskan bagaimana mengintensifkan fungsi perencanaan dan pengawasan dalam pelaksanaan program kerja kepala madrasah. Fungsi perencanaan atau dengan kata lain perencanaan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. 4 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam. Erlangga, Malang, 2007, h. 287

5 Kegiatan perencanaan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Dari hal ini jelaslah bahwa kepala madrasah sebagai manajer dituntut untuk mampu dalam melaksanakan fungsi perencanaan ini dengan baik agar dapat mengembangkan dan memajukan madrasah yang dipimpinnya. Selanjutnya fungsi pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan secara terus menerus oleh pimpinan atau atasan langsung kepada pegawai. Pengawasan bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tugas/pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan menyangkut kegiatan membandingkan antara hasil nyata yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan, dan apabila pelaksanaannya menyimpang dari perencanaan maka perlu diadakan koreksi seperlunya. 5 Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tidak bermaksud untuk mencari kesalahan tetapi justru untuk membantu agar sasaran dan tugas pokok yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan secara optimal. Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen harus benar-benar dihayati, agar menjadi budaya dan dilaksanakan sebagai sistem pembinaan terpadu berunsurkan pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Babussalam Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi yang di bawah naungan 5 M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan: Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan Yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), Holistica, Lombok, 2012, h. 59

6 Yayasan Taman Bahagia Kenegerian Simandolak seorang kepala yang memimpin madrasah tersebut sudah memenuhi standar kualifikasi pendidikan sebagai seorang kepala madrasah yakni sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, akan tetapi dalam melaksanakan tugasnya masih ada kendala yang dihadapi terutama pada kompetensi merencanakan program dan pengawasan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian, yang berkenaan dengan perencanaan dan pengawasan program kerja kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) dengan judul Perencanaan dan Pengawasan Program Kerja Kepala MTs dan MA Babussalam Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. B. Definisi Istilah Supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan dari beberapa kata istilah yang terdapat pada judul penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan di masa yang akan datang yang diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal. 6 6 Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan. Aditya Media, Yogyakarta, 2012, h. 8

7 Sedangkan Mondy dan Premeaux dalam Efni Ramli menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. 7 2. Pengawasan Pengawasan merupakan proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui ketercapaian tujuan dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu. 8 Sedangkan Robbins dalam Syaiful Sagala mengatakan bahwa pengawasan adalah proses monitor aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah individu-individu dan organisasi itu memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. 9 3. Program Kerja Program kerja atau rencana kerja madrasah adalah rencana kerja yang disusun bersama oleh madrasah dan komite sekolah. Kebutuhan madrasah dan aspirasi masyarakat masyarakat menjadi dasar utama penyusunan rencana kerja madrasah. Dengan kata lain, rencana kerja madrasah 7 Efni Ramli, Manajemen Pendidikan (Suatu Model Pengembangan Profesionalitas Tenaga Kependidikan). Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru, 2011, h. 29 8 M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan: Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan Yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami). Holistica, Lombok, 2012, h. 58 9 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Alfabeta, Bandung, 2009, h. 71

8 bertujuan untuk mengemukakan apa yang diperlukan madrasah, serta harapan masyarakat di sekitar madrasah. 10 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut: a. Keterlibatan stake holder dalam membuat perencanaan program kerja. b. Perencanaan program kerja yang dibuat pada MTs dan MA Babussalam Simandolak. c. Pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala madrasah dalam pelaksanaan program kerja di MTs dan MA Babussalam Simandolak. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan dan pengawasan dalam pelaksanaan program kerja di MTs dan MA Babussalam Simandolak. e. Efektivitas kerja di MTs dan MA Babussalam Simandolak Kecamatan Benai. 2. Batasan Masalah Penelitian ini tidak bermaksud untuk meneliti semua permasalahan yang ada di lapangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan penulis, waktu dan biaya untuk penelitian serta permasalahan yang 10 Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan. Kencana, Jakarta, 2011, h. 200

9 ditemukan di lapangan. Maka berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penulis membatasinya pada: a. Perencanaan program kerja kepala madrasah di MTs dan MA Babussalam Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi. b. Pengawasan program kerja kepala madrasah di MTs. Dan MA Babussalam Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan program kerja kepala MTs dan MA Babussalam Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau? b. Bagaimana pengawasan program kerja kepala MTs dan MA Babussalam Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Perencanaan program kerja pada MTs dan MA Babussalam Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

10 b. Pengawasan yang dilaksanakan kepala madrasah dalam pelaksanaan program kerja pada MTs dan MA Babussalam Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. 2. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan sumbangan pemikiran serta masukan bagi orang yang melakukan kajian tentang variabel yang sama. b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan ( knowledge) dan pengalaman ( experience) yang berharga dalam menganalisis dan membandingkan dengan teori-teori yang diperoleh sebelumnya. c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi, guna melakukan penelitian lebih lanjut dari perspektif yang berbeda sekaligus sebagai penambah khasanah penelitian yang dapat memberikan konstribusi pengembangan ilmu pengetahuan.