RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP POLA ASUH IBU BALITA DI KABUPATEN BANYUMAS (Studi di Puskesmas Banyumas dan Puskesmas II Kembaran)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

ARTIKEL ILMIAH. Karya Tulis Ilmah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi. Disusun Oleh

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) Di Desa Demangan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN 5 INDIKATOR KADARZI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-59 BULAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

S. Hindu Mathi 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

ABSTRAK. Pengaruh Kompetensi Bidan di Desa dalam Manajemen Kasus Gizi Buruk Anak Balita terhadap Pemulihan Kasus di Kabupaten Pekalongan Tahun 2008

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN TINGKAT SADAR GIZI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN. Oleh : DEA FADLIANA

ABSTRAK DESTIANA SUPARDI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN DAN KESEHATAN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

Faktor Maternal yang Berpengaruh dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif 6 Bulan Pertama Kelahiran

PERAN IBU DALAM PEMBENTUKAN POLA KONSUMSI MAKAN PADA BALITA DI PUSKESMAS II SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS. Oleh : Erna Kusuma Wati, Setiyowati Rahardjo 1

ANISA NURUL HANIFAH J

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN KOMPUTER BORDIR DI KELURAHAN CILAMAJANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

Analisis Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Ibu Hamil Dalam Melakukan Senam Hamil Pada Kelas Ibu Hamil

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

Puskesmas Tajau Pecah, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBU KABUPATEN DONGGALA

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2013

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BANYUMAS RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT Setiyowati Rahardjo dan Erna Kusumawati Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT KADARZI is a family that is able to identify nutritional problem and is able to prevent and address the nutritional problems of each family member (Ministry Of Health,2004). The purpose of this study was to determine the relationship of education and knowledge level of mothers with nutrition conscious family behavior (KADARZI) in urban and rural communities Banyumas district. This study is a secondary data analysis of KADARZI survey in 2009 conducted by the District Health Office Banyumas using cross sectional design. The sample is part of the Head of the Family in East Purwokerto District and Kembaran District with a total number of households was 600 taken with Cluster Random Sampling method. Data analysis was done using univariate and bivariate with chi square test. From the analysis on the results : majority of households (69.7%),low nutritional knowledge (54.7%) and has KADARZI behavior that is still less (68.7%). While the majority of respondens in urban areas (56.3%) have high educated level (51.3%) and has KADARZI behavior that is still less (66 %). There is a relationship between education and knowledge with KADARZI behavior in rural areas represented by Kembaran I district. There was no correlation between education with KADARZI behavior in urban areas are represented by East Purwokerto. There is relationship between education and behavior KADARZI in East Purwokerto. Needs to be increased active participation of families in various health service activities such as regular weighing under five every month, actively participates in outreach activities Keywords : KADARZI, rural,urban Kesmasindo. Volume 4, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 150-158 PENDAHULUAN Kadarzi adalah keluarga yang mampu mengenali masalah gizi dan mampu mencegah serta mengatasi masalah gizi setiap anggota keluarganya (Depkes, 2004). Misbakhudin dkk., (2008), mengungkapkan bahwa program keluarga mandiri sadar gizi merupakan upaya perbaikan gizi sebagai salah satu alternatif untuk menanggulangi masalah gizi. Visi pembangunan Indonesia 2010, ditetapkan bahwa 80% keluarga menjadi kadarzi, karena keluarga mempunyai nilai yang sangat strategis dan menjadi inti dalam. 150

151 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 150-158 pembangunan seluruh masyarakat, serta menjadi tumpuan dalam manusia seutuhnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas pada tahun 2008, yang termasuk dalam kategori Kadarzi baru mencapai 1.143 keluarga (49.93%) sedangkan 1.148 keluarga belum termasuk keluarga sadar gizi (50.15%). Sebagian besar keluarga yang belum termasuk katagori keluarga sadar gizi karena tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI ekslusif). Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep Green dalam Notoatmodjo (2005), bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor), dan faktor penguat (reinforcing factor). Berdasarkan hal tersebut maka intervensi terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku Kadarzi dengan mendiagnosis 3 faktor tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2008, diperoleh data dari tingkat Kecamatan Purwokerto sekitar 71.4% yang sudah dalam kategori Kadarzi dan sekitar 28.6% belum termasuk Kadarzi. Persentase ini menunjukkan bahwa di wilayah Kecamatan Purwokerto sendiri kategori keluarga belum Kadarzi masih lebih banyak dibandingkan dengan kategori yang sudah Kadarzi. Kecamatan Purwokerto Timur termasuk dalam daerah perkotaan. Kecamatan Kembaran merupakan salah satu daerah perdesaan. Data dari dinas kesehatan Kabupaten Banyumas keadaan gizi pada kelurahan tersebut menunjukkan bahwa di wilayah Puskesmas Purwokerto Selatan I dan II persentase balita yang di bawah garis merah (BGM) sebanyak 0.41% dan 0.93%. Sementara di wilayah Puskesmas I Kembaran persentase balita BGM sebanyak 6% dan di Kembaran II tidak ada. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari survei

Setiyowati Rahardjo, Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku KADARZI 152 KADARZI tahun 2009 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Survei pengetahuan ibu. Populasi adalah semua Kepala Keluarga yang ada di Kecamatan Purwokerto Selatan dan KADARZI dilaksanakan Kecamatan Kembaran. Sampel adalah menggunakan rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit atau efek pada saat bersamaan. Tempat penelitian adalah di Kabupaten Banyumas khususnya wilayah Kecamatan Purwokerto Selatan dan Kecamatan Kembaran. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan jawaban tertutup untuk melihat gambaran perilaku KADARZI, pendidikan dan sebagian dari Kepala Keluarga yang ada di Kecamatan Purwokerto Selatan dan Kecamatan Kembaran yang terpilih. Jumlah sampel dari tiap kecamatan adalah 300 KK yang diambil dengan cara Cluster Random Sampling. Jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah 600 KK. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan chi square HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di wilayah Kembaran I dan Purwokerto Selatan No Variabel Kembaran I Purwokerto Selatan n % n % 1. Pendidikan Dasar Lanjut 2. Pengetahuan Kurang baik Baik 3. Perilaku KADARZI Kurang Baik Baik 209 91 164 136 206 94 69.7 30.3 54.7 45.3 68.7 31.3 131 169 154 146 198 102 43.7 56.3 51.3 48.7 66.0 34.0

153 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 150-158 Tabel 1 menunjukkan adanya perguruan tinggi. Untuk variabel perbedaan karakteristik responden pada dua lokasi penelitian yaitu untuk wilayah Puskesmas I Kembaran yang mewakili daerah perdesaan menunjukkan bahwa sebagian besar responden (69.7%) berpendidikan dasar yaitu tidak tamat SMA ke bawah, sedangkan untuk daerah Purwokerto Selatan sebagian besar responden (56.3%) berpendidikan pengetahuan dan perilaku KADARZI dari kedua daerah menunjukkan variasi yang sama yaitu sebagian besar pengetahuan gizi masih kurang baik dan perilaku KADARZI juga sebagian besar masih kurang baik. ANALISIS BIVARIAT 1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan perilaku KADARZI di daerah pedesaan (Puskesmas I Kembaran ) lanjut yaitu tamat SMA dan Tamat Tabel 2. Hubungan Pendidikan dengan Perilaku KADARZI di Kembaran I Perilaku KADARZI Pendidikan Baik Kurang Total n % n % n % Lanjut 16 17.6 75 82.4 91 100.0 Dasar 78 37.3 131 62.7 209 100.0 p value 0.000 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 91 responden berpendidikan lanjut terdapat 75 orang (82.4%) yang perilaku KADARZI nya masih kurang baik. Jumlah ini lebih besar persentasenya dibandingkan dengan responden yang berpendidikan dasar dan mempunyai perilaku KADARZI kurang baik yaitu 131 orang (62,7%). Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0.001 lebih kecil dari alpha 0.05 sehingga Ho ditolak. Jadi kesimpulannya ada hubungan antara pendidikan dengan

Setiyowati Rahardjo, Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku KADARZI 154 perilaku KADARZI di Puskesmas I Kembaran yang merupakan perwakilan daerah perdesaan. Sebagian besar (69.7%) responden di perdesaan mempunyai tingkat pendidikan dasar yaitu hanya sampai SMA..Yang berpendidikan lanjut hanya sebesar 30.3%. Menurut yang baru, sebaliknya seseorang yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima hal baru dan cenderung lebih terbuka. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam meningkatkan derajat kesehatannya kearah yang lebih baik kaitannya perilaku Kadarzi Sarwono (1993), seseorang yang (Depkes, 2002). memiliki tingkat pendidikan rendah relatif sulit menerima sesuatu hal 2. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku KADARZI di Puskesmas I Kembaran Tabel 3 Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku KADARZI di Kembaran I Perilaku KADARZI Pengetahuan Baik Kurang Total N % n % n % Baik 32 23.5 104 76.5 136 100.0 Kurang 62 37.8 102 62.2 164 100.0 p value 0.011 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 136 responden yang berpengetahuan baik terdapat 104 orang (82.4%) yang perilaku KADARZI nya masih kurang baik. Jumlah ini lebih besar persentasenya dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang dan mempunyai perilaku KADARZI kurang baik yaitu 102 orang (62.2%). Hasil analisis dengan chi square diperoleh nilai p sebesar 0.011 lebih kecil dari alpha 0.05 sehingga Ho ditolak. Jadi kesimpulannya ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku KADARZI di Puskesmas I

155 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 150-158 Kembaran yang merupakan perwakilan daerah perdesaan. Menurut Lumenta dkk,. (1994), semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman terhadap kesehatan, akan meningkatkan pula cara pandang terhadap konsep sehat dan sakit menjadi mantap yang pada akhirnya akan mempengaruhi pandangan, cara hidup dan upaya seseorang untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan. Pengetahuan keluarga khususnya suami tentang Kadarzi yang tinggi akan menjadi motivator terjadinya perilaku Kadarzi di dalam keluarga, didukung oleh pendidikan istri dan aktivitas istri (Sarwono, 2004). 3. Hubungan antara pendidikan dengan perilaku KADARZI di daerah perkotaan Tabel 4. Hubungan antara pendidikan dengan perilaku KADARZI di Purwokerto Selatan Perilaku KADARZI Pendidikan Baik Kurang Total N % n % n % Lanjut 57 33.7 112 66.3 169 100.0 Dasar 45 34.4 86 65.6 131 100.0 p value 1.000 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 169 responden berpendidikan lanjut terdapat 112 orang (66.3%) yang perilaku KADARZI nya masih kurang baik. Jumlah ini tidak terlalu jauh berbeda persentasenya dibandingkan dengan responden yang berpendidikan dasar dan mempunyai perilaku KADARZI kurang baik yaitu 86 orang 65.6%). Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 1.000 lebih besar dari alpha 0.05 sehingga Ho ditolak. Jadi kesimpulannya tidak ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku KADARZI di Purwokerto Selatan yang merupakan perwakilan daerah perkotaan.

Setiyowati Rahardjo, Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku KADARZI 156 Tidak adanya hubungan ini dapat disebabkan karena pada responden yang berpendidikan lanjut dan berpendidikan dasar, persentase yang berperilaku KADARZI kurang baik hampir sama besarnya. Pada responden (56.3%) berpendidikan lanjut,akan tetapi dilihat dari perilaku KADARZInya sebagian besar (66%) masih kurang baik. 4. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku KADARZI di daerah perkotaan masyarakat perkotaan, sebagian besar Tabel 5. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku KADARZI di Purwokerto Selatan Perilaku KADARZI Pengetahuan Baik Kurang Total N % n % n % Baik 63 43.2 83 56.8 146 100.0 Kurang 39 25.3 115 74.7 154 100.0 p value 0.002 Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 146 responden yang berpengetahuan baik terdapat 83 orang (56.8%) yang perilaku KADARZI nya masih kurang baik. Jumlah ini lebih besar persentasenya dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang dan mempunyai perilaku KADARZI kurang baik yaitu 115 orang (74.7%). Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0.002 lebih kecil dari alpha 0.05 sehingga Ho ditolak. Jadi kesimpulannya ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku KADARZI di Purwokerto Selatan yang merupakan perwakilan daerah perkotaan. Di daerah perkotaan sebagian besar responden (56.3%) menempuh pendidikan sampai tingkat lanjut yaitu tamat SMA dan tamat perguruan tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin

157 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 150-158 luas pengetahuannnya. Menurut Lumenta dkk,. (1994), semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman terhadap kesehatan, akan meningkatkan pula cara pandang terhadap konsep sehat dan sakit menjadi mantap yang pada akhirnya akan mempengaruhi pandangan, cara hidup dan upaya seseorang untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan. Pengetahuan keluarga khususnya suami tentang Kadarzi yang tinggi akan menjadi motivator terjadinya perilaku Kadarzi didalam keluarga, didukung oleh pendidikan istri dan aktivitas istri (Sarwono, 2004). SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Responden di perdesaan dalam penelitian ini sebagian besar (69.7%) berpendidikan dasar, berpengetahuan kurang baik (54.70%), dan memiliki perilaku KADARZI yang masih kurang baik (68.7%), sedangkan responden di perkotaan sebagian besar (56.3%) berpendidikan lanjut, berpengetahuan kurang baik (51.3%) dan memiliki perilaku KADARZI yang masih kurang baik (66.0%). 2. Terdapat hubungan antara pendidikan dengan perilaku KADARZI (nilai p = 0.00) di daerah pedesaan yang diwakili oleh Puskesmas I Kembaran. 3. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku KADARZI (nilai p = 0.011) di daerah pedesaan yang diwakili oleh Puskesmas I Kembaran. 4. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan perilaku KADARZI (nilai p = 1.00) di daerah perkotaan yang diwakili oleh Puskesmas Purwokerto Selatan. 5. Terdapat hubungan antara pendidikan dengan perilaku KADARZI (nilai p = 0.002) di daerah perkotaan yang diwakili oleh Puskesmas Purwokerto Selatan

Setiyowati Rahardjo, Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku KADARZI 158 B. SARAN 1. Dalam upaya peningkatan perilaku KADARZI pada masyarakat pedesaan dan perkotaan perlu ditingkatkan peran serta aktif keluarga dalam berbagai kegiatan pelayanan kesehatan seperti rutin menimbang balita tiap bulan, aktif mengikuti kegiatan penyuluhan dan sebagainya. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang berhubungan dengan perilaku KADARZI pada masyarakat perdesaan dan perkotaan. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan, 2004. Panduan Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi). Jakarta. Departemen Kesehatan. 2002. Pemetaan Keluarga Mandiri Sadar Gizi. Jakarta. Lumenta, B dan Rofein R. 1994. Pengetahuan Tentang Penyakit Sebagai Faktor Prediksi Perilaku Pasien. Jurnal Dokter Keluarga Indonesia. Volume 2 Nomor 1 : 33. Misbakhudin, Toto Sudargo dan Dawan Jamil M. 2008. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.Volume 5, Nomor 1. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.