Mutiara Introspeksi Diri

dokumen-dokumen yang mirip
Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Berkawan dengan Orang Shalih

Perbandingan Antara Dunia dan Akhirat

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

3 Wasiat Agung Rasulullah

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Motivasi Agar Istiqomah

Malu Kepada Allah. Khutbah Pertama:

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Persiapan Menuju Hari Akhir

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Merasakan Manisnya Keimanan

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Renungan Pergantian Tahun

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Dosa Durhaka Kepada Orang Tua

Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi

Pendukung dan Penghalang dari Taubat

Takwa dan Keutamaannya

Petunjuk Nabi Dalam Menyebarkan Berita

Aku telah meminta hujan dengan Majaadiihus Samaa yang dengannya hujan diturunkan.

Metode Bijak Memperbaiki Aib

Ujian Dunia dan Ujian Akhirat

Pengaruh Shalat dan Maksiat Terhadap Rezeki

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

Dunia Yang Membuat Lupa Mati

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Renungan bagi Musafir

Mendidik Anak dengan Tauhid

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Sucikan Diri Benahi Hati

Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

Mengimani Kehendak Allah

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Bersama Orang Tua Menuju Surga

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Agar Pohon Keimanan Tumbuh dan Berbuah

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Perayaan Tahun Baru Islam

Motivasi Untuk Bertaubat

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

Khutbah Jumat: Hakikat Takwa Kepada Allah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Mentadabburi Nama Allah, Al-Ghani (Maha Kaya)

Perdamaian Itu Lebih Baik

Khutbah Jum'at. Taubat. Bersama Dakwah 1

Hidayah Adalah Karunia Ilahi

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Kehidupan Seorang Pembelajar

Dan kemarahan itu sering menimbulkan perkara-perkara negatif, berupa perkataan maupun perbuatan yang haram.

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Khutbah Jumat: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Mensyukuri Nikmat Al Quran

Meraih Kebahagiaan Hakiki dengan Syukur, Sabar, dan Istighfar

Memahami Takdir Secara Adil

Tauhid Menghapuskan Seluruh Dosa

Hadits-Hadits Yang Menjelaskan Tentang Kenikmatan Iman

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Keutamaan Bulan Ramadhan

Meraih Sifat Qona ah (Merasa Kecukupan)

Ajari Anak Untuk Berdoa

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Sebuah Renungan Tentang Haji

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Menjadi Hakim Zhalim ????????????:

Jadilah Orang Yang Dekat Dengan Alquran

Umur Untuk Amal Shaleh

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah

Kemuliaan Seorang Hamba Terletak Pada Ibadahnya

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Bukti Cinta Kepada Nabi

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Syariat Adalah Amanah

Jangan Samakan Yang Baik dan Yang Buruk

Melanggengkan Ketaatan Pasca Ramadhan

Agar Nabi Muhammad Mencintai Kita

Transkripsi:

Mutiara Introspeksi Diri Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????? Kaum muslimi, saudaraku seiman, Pernahkah Anda berusaha menghitung-hitung kebaikan dan keburukan diri anda? Sebagaimana Anda menghitung rupiah dan dolar Anda? Pernahkah Anda berusaha menyendiri, lalu mengingat-ingat kekurangan dan kwalitas ibadah Anda? Pernahkah Anda merenungkan amal ketaatan yang telah sekian lama Anda bangga-banggakan? Bersihkah ia dari kotoran riya, sum ah serta dari ambisi-ambisi duniawi? Ketahuilah! Wahai Saudaraku, waktu terus bergulir. Yang telah lewat tidak akan pernah kembali. Umur kita semakin berkurang dan ajal kian mendekat. Tiada daya yang bisa menolaknya. Oleh karena itu, orang yang menginginkan keselamatan, dia akan menyiapkan diri menghadapinya. Dia akan membekali diri untuk menempuh perjalanan panjang dan menakutkan. Dia akan terus berupaya memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan dan kesalahan. Allah Azza wa Jalla telah mengingatkan kita:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan. (QS. al-hasyr/59:18). Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu pernah memberikan nasihat, "Hitung-hitunglah (amal) diri kalian sebelum kalian dihitung! Timbanglah (amal) diri kalian sebelum kalian ditimbang! 1 / 6

Perhitungan kalian kelak (di akhirat) akan lebih ringan dikarenakan telah kalian perhitungkan diri kalian pada hari ini (di dunia). Berhiaslah (persiapkanlah) diri kalian demi menghadapi hari ditampakkannya amal. Pada hari itu kalian dihadapkan (kepada Rabb kalian), tiada sesuatupun dari keadaan kalian yang tersembunyi (bagi Allah). (HR. At-Tirmidzi). Bahkan al-hasan menjadikan introspeksi diri sebagai tanda keimanan seseorang, "Tidaklah anda jumpai seorang mukmin, kecuali dalam keadaan menghitung-hitung dirinya: Apa yang ingin engkau lakukan? Apa yang ingin engkau makan? Apa yang ingin engkau minum? Sebaliknya, orang fajir akan terus berbuat tanpa memperhitungkan dirinya." Sehingga introspeksi diri adalah salah satu tanda keimanan seseorang dan meninggalkannya merupakan tanda kefasikan. Lebih dari itu, introspeksi diri menggambarkan tingkat ketakwaan seseorang. Maimun bin Mahran mengatakan, "Sesungguhnya orang yang bertakwa akan lebih kuat menghitung-hitung dirinya bila dibandingkan dengan penguasa zhalim dan sekutu dagang yang pelit." Penguasa yang zhalim sangat teliti mengawasi kekurangan yang terjadi dalam kekayaan kerajaannya, bahkan melewati batas wewenangnya; Demikian juga relasi dan teman bisnis yang pelit, ia sangat teliti dalam menghitung keuntungannya, tidak rela sedikit pun keuntungannya dikurangi. Namun pengawasan ketat dua tipe manusia ini bila dibandingkan dengan pengawasan ketat yang dilakukan orang yang bertakwa kepada dirinya, maka didapati pengawasan orang yang bertakwa lebih ketat. Introspeksi diri dilakukan sebelum dan sesudah beramal. Sebelum beramal, hendaklah seseorang berhenti sejenak dan merenungkan sampai nampak baginya pilihan terbaik, antara dilakukan atau ditinggalkan. Al-Hasan menyatakan, "Semoga Allah Azza wa Jalla merahmati seorang hamba yang berhenti sejenak ketika hendak melakukan suatu. Apabila dilihat amalan itu untuk dan karena Allah, maka amalan tersebut dilakukannya. Apabila dipandang bukan untuk dan karena Allah, maka amalan tersebut ditinggalkannya. Ketahuilah, introspeksi diri setelah beramal itu ada tiga jenis: Pertama: Introspeksi diri atas ketaatan yang telah ia lakukan. Apakah ada kekurangannya? Apakah sudah sesuai keinginan Allah dan tuntunan rasul-nya? Misalnya, apakah shalat yang kita lakukan telah sesuai dengan tuntunan Rasulullah? Baik lahir maupun batin. Ataukah hanya sebatas lahiriahnya saja? Jauh dari kekhusyu'an bahkan ada unsur dunia di dalamnya? Sejak takbiratul ihram sampai salam. Padahal kita diperintahkan shalat untuk mengingat Allah! Bukan mengingat yang lain. Sebagaimana firman-nya: 2 / 6

??????????????????????????? Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha/20:14). Apabila dalam shalat kita hanya ingat kepada Allah, maka shalat kita akan bisa membimbing kita melakukan berbagai kebaikan dan menjauhkan kita dari kemungkaran. Sebagaimana firman Allah,???????????????????????????????????????????????????? Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. (QS. al-ankabut/29: 45). Kedua: Introspeksi diri atas setiap amalan yang sebaiknya ditinggalkan. Sebagai permisalan adalah kebiasaan sebagian orang yang merayakan malam tahun baru dengan bergadang semalam suntuk, membuat gaduh dengan suara petasan, klakson serta knalpot, serta berbagai bentuk gangguan terhadap orang lain, sampai akhirnya tidak bisa melaksanakan shalat Shubuh, karena terlalu letih. Dengan perbuatan seperti ini, sang pelaku minimal melakukan dua jenis dosa. Pertama, dosa menzhalimi orang lain yaitu telah mengganggu orang lain. Dosa jenis ini tidak akan diampuni oleh Allah sampai orang yang terzhalimi memaafkannya. Kedua, dosa kepada Allah, karena meninggalkan suatu yang diwajibkan, yakni shalat Shubuh berjamaah pada waktunya. Ketiga: Introspeksi diri atas setiap amalan yang mubah dan suatu kebiasaan. Kenapa dia melakukannya? Apakah demi mencapai kesuksesan akhirat? Kalau ya, berarti dia telah beruntung. Ataukah demi kenikmatan dunia yang sesaat? kalau ini metovasinya, malah alangkah ruginya. Misalnya, makan dan minum kita. Apakah hanya sekedar untuk memuaskan nafsu? Ataukah supaya berbadan kekar lalu bangga dan sombong karenanya? Semua ini akan sirna bersama dengan datangnya ajal. Ataukah makan dan minum itu kita lakukan demi menjaga stamina tubuh kita agar bisa beribadah dengan kuat dan khusyu'? Apabila yang pertama motivasi kita, niscaya yang kita dapatkan hanya secuil kenikmatan dunia yang tidak berarti sama sekali bila dibandingkan dengan kenikmatan akhirat. Namun, jika yang kedua yang menjadi niat kita, maka dengan idzin Allah Azza wa Jalla, kita akan meraih kenikmatan dunia dan kesempurnaanya di akhirat, alias sukses dunia dan akhirat. Bertahap kita lakukan introspeksi diri atas kewajiban kita. Jika kita dapati ada kekurangannya, maka segera kita tutupi dengan memperbaiki atau menggantinya. Inilah salah satu fungsi shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat wajib lima waktu.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. 3 / 6

Khutbah Kedua:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????? Ibadallah, Selanjutnya, kita introspeksi diri atas larangan-larangan Allah. Jika kita dapati diri kita sudah terjerumus kedalamnya, maka segera diiringi dengan taubat, isthighfar serta berbagai amal ketaatan. Rasulullah bersabda:???????????????????????????????????????? Iringilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan baik, niscaya akan menghapuskan yang buruk. (HR. Abu Dawud, Ahmad dan lain-lain). Selanjutnya, kita juga introspeksi diri atas kelalaian kita. Jika kita dapati diri ini sering melupakan Allah Azza wa Jalla, maka segera mengingat dan menyebut nama-nya dengan berbagai lafadz dzikir yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena dzikir akan menjadikan hidup tenteram dan bahagia. Allah Azza wa Jalla berfirman:????????????????????????????????????????? Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. ar-ra'du/13:28). Yang tidak kalah pentingnya adalah introspeksi diri atas pendengaran, pengelihatan, tangan dan kaki kita. Organ-organ ini kita pergunakan untuk apa? Karena siapa? Dan dengan cara apa? Karena Allah Azaza wa Jalla berfirman :???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. al-isra'/17:36). Introspeksi diri paling tidak akan mendatangkan dua manfaat. Pertama, tahu aib diri sendiri. 4 / 6

Sehingga tergerak untuk memperbaiki diri, karena ada rasa malu. Muhammad ibn Waasi' memberikan sebuah perumpamaan tentang dosa-dosa yang patut kita camkan:????????????????????????????????????????????????????????? Seandainya dosa itu ada baunya, niscaya tidak ada seorang pun sanggup duduk dan mendekat kepadaku. Manfaat introspeksi diri yang kedua yaitu bisa mengenal hak Allah. Orang yang tidak mengenal Allah Azza wa Jalla, maka ibadahnya tidak bermanfaat baginya. Kalaupun bermanfaat, maka sangat sedikit. Ketika seorang merenungi anugerah dan kenikmatan Allah yang tidak terhitung ini, lalu ia bandingkan dengan ibadah yang dilakukannya, tentu ia sedih dan menyesal. Karena semua ibadahnya sangat tidak sebanding sedikitpun dengan nikmat yang Allah Azza wa Jalla berikan. Selanjutnya dia akan sadar betapa tidak pantasnya menyombongkan ibadahnya selama ini. Dia juga akan bersedih karena banyak dosa. Kesadaran seperti akan menuntunnya untuk menyakini bahwa tiada jalan selamat kecuali mengharapkan ampunan dan rahmat-nya. Dari sini, ia akan bangkit dan bersemangat untuk senantiasa mentaati Allah bukan memaksiati-nya, senantiasa mengingat-nya bukan melupakan-nya, selalu bersyukur kepada-nya bukan mengkufuri-nya. Semoga kita dimudahkan menjadi hamba-hamba Allah yang pandai mengintrospeksi diri dan sibuk mencari aib sendiri, sehingga akan semakin sibuk untuk bertaubat dan istighfar kepada-nya serta terus berusaha memperbaiki ibadahnya yang banyak kekurangan didalamnya. Amiin.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????(??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????? 5 / 6

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Khotbah Jumat???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????).?????????? (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)?(??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. (Diadaptasi dari tulisan Ustadz Imam Wahyudi di majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIV/1432/2011M). www.khotbahjumat.com 6 / 6