2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar akan sangat membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Anak usia 0-6 tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan sebuah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN Suhartoyo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Keberadaan program ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam. seorang pendidik kepada peserta didiknya

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan terdapat proses yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya, yaitu proses belajar dan proses mengajar yang saling berkaitan. Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, perubahan perilaku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan dan ketrampilan maupun yang menyangkut nilai dan sikap. Sedangkan mengajar adalah segala upaya yang disengaja untuk menciptakan kondisi yang kondusif dalam pembelajaran. Proses belajar mengajar dapat berlangsung serta bahan ajar dapat tersampaikan maka terdapat komponen-komponen yang saling mendukung, yaitu kurikulum, guru, peserta didik, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi. Berdasarkan uraian tersebut maka media merupakan hal yang penting dalam sebuah proses belajar mengajar. Melalui media akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Rentang konsentrasi anak yang memiliki batas maksimal selama 15 menit, akan merasakan jenuh bila hanya mendengarkan penjelasan guru secara lisan. Melalui media pembelajaran maka semua indra anak akan terangsang dari auditori, visual bahkan kinestetik. Guru kadang melupakan membuat media yang menarik dalam menyampaikan materi, dimana guru hanya membuat media dengan seadanya atau hanya menggambarkan secara sederhana di papan tulis. Oleh sebab itu seorang guru dituntut untuk selalu kreatif dalam membuat media pembelajaran. Media pembelajaran tidaklah terlalu sulit dari benda yang terdapat disekitar sesungguhnya dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran untuk membaca, karena membaca bukanlah hal yang mudah untuk dipelajari, dimana dalam kegiatan membaca terdapat proses untuk dapat memaknai lambang atau tanda. Lambang atau tanda tersebut adalah 1

kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpulan kata yang membentuk kelompok kata dan kalimat, kumpulan kalimat yang membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf yang membentuk wacana utuh. Dalam proses membaca terdapat tahapan-tahapan dalam teknik membaca. Tahapan pertama adalah membaca permulaan, pada membaca permulaan ini dikenalkan pada pengenalan bentuk, unsur-unsur linguistik, kemampuan menyuarakan bacaan dan kecepatan membaca bertaraf lambat. Kemudian dilanjutkan pada membaca lanjutan dimana dalam membaca lanjutan pada tahap ini membaca secara kognitif atau membaca untuk memahami isi bacaan. Membaca salah satu hal penunjung yang penting dimiliki oleh setiap orang, dengan membaca memberi kemudahan bagi setiap orang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tak terkecuali bagi anak down syndrom, anak down syndrom memiliki ingatan yang panjang pada hal yang ia senangi. Mereka akan mudah mengingat simbol yang menunjukkan label suatu produk makanan, televisi dan restoran siap saji. Anak down syndrom adalah anak yang memiliki hambatan kecerdasan sedang dan rendah. Ia mempunyai kesulitan dalam mengingat dengan jarak waktu yang lama hal tesebut dikarenakan gangguan dari neurologis yang berdampak pada memori dan persepsi. Anak down syndrom akan mudah mengingat sebuah aktivitas yang menurut mereka menarik. Mereka akan mengingat kegiatan tersebut hanya pada bagian yang menurut mereka memiliki kesan pada bagian tersebut. Mereka akan meminta kembali dengan antusias dan menceritakan hal tersebut secara berulangulang. Anak down syndrom memiliki antusias yang tinggi dalam melakukan aktivitas bermain. Ia mudah mengingat aturan permainan dalam bentuk simbol dan lagu. Ia akan senang dalam kegiatan kompetisi dan hadiah yang sesuai dengan yang disukainya. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada seorang anak down syndrom kelas lima di SD Mutiara Bunda, didapati bahwa anak down syndrom tersebut memiliki kemampuan membaca yang rendah yaitu belum konsisten dalam menyebutkan huruf dan suku kata, ia belum dalam menyebutkan huruf 2

yang ditunjukkan dengan benar secara terus menerus ada kalanya ia salah dalam menyebutkan huruf atau suku kata yang telah dibacanya. Secara kognitif anak down syndrom yang memiliki kecerdasan yang sedang. Anak down syndrom dengan karakteristiknya yang unik, membutuhkan cara atau pendekatan tersendiri untuk melatih agar ia dapat percaya diri untuk membaca sederhana. Selain itu juga diperlukan media yang menarik, sehingga anak down syndrom dapat dengan mudah mengingat susunan huruf menjadi sebuah kata yang bermakna. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menggunakan media yang sekiranya tepat agar dapat membantu anak down syndrom untuk dapat meningkatkan kempuan membaca permulaan melalui permainan. Salah satu media yang ada untuk membantu anak down syndrom dalam membaca permulaan dengan media permainan dalam bentuk media puzzle, karena puzzle merupakan media yang sederhana namun sangat menarik untuk dimainkan. Selain seabagai alat permainan puzzle pun dapat meningkatakan konsentrasi anak, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih motorik halus dengan menyusun kepingan-kepingan puzzle menjadi gambar yang utuh, melatih persepsi anak akan bentuk, warna dan ukuran, melatih logika dan daya ingat, melatih hubungan dan berfikir matematis sebagai latihan pada otak kiri. Melalui media puzzle kereta api, diharapkan anak dapat menyusun suku kata menjadi kata dengan mandiri. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan gambaran pada latar belakang diatas penulis mengidentifikasi masalah-masalah membaca permulaan sebagai berikut: 1. Media yang digunakan guru dalam mengajarkan membaca permulaan pada anak down syndrom. Guru/pendidik saat menggunakan media kurang sesuai antara usia dan kematangan siswa serta kurang menyentuh emosional siswa sehingga siswa kurang tertarik untuk menggunakan media secara individual. 3

2. Kesulitan dalam membaca permulaan pada anak down syndrom yang merupakan dampak dari kecerdasannya yang berada di bawah rata-rata Anak down syndrom merupakan kondisi dimana anak memiliki jumlah kromosom yang tidak normal sehingga menyebabkan otak dan tubuhnya berkembang tidak semestinya. 3. Pengetahuan dan ketrampilan guru dalam menguasai media yang tepat untuk anak down syndrom dalam belajar membaca. Ketrampilan guru yang kurang saat pemberian materi berdampak pada cara penggunaan media saat pembelajaran. 4. Media puzzle kereta api merupakan media untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan untuk anak down syndrom. Media pembelajaran sebagai alat untuk memudahkan dalam menyampaikan materi haruslah menarik dan menantang sehingga anak mencoba dan berimprovisasi dengan alat peraga. C. Batasan Masalah Dari beberapa identifikasi masalah di atas agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, peneliti membatasi masalah pada media puzzle dalam mengajarkan membaca permulaan pada anak down syndrom. D. Rumusan Masalah Berdasarkan gambaran pada latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah media puzzle kereta api dalam menyambungkan suku kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak down syndrom? E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum 4

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak down syndrome melalui media puzzle kereta api. b. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kemampuan membaca permulaan anak sebelum menggunakan media puzzle kereta api 2. Mengetahui kemapuan membaca permulaan anak setelah menggunakan media puzzle kereta api 2. Kegunaan Penelitian a. Secara praktis Dapat menjadi bahan masukan bagi guru untuk menggunakan sebuah metode dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak down syndom. b. Secara teoritis Memberikan acuan kepada guru dalam memberikan pembelajaran membaca permulaan pada siswa down syndom. 3. Manfaat bagi peneliti Penulis sebagai peneliti memperoleh pengalaman dan wawasan dalam hal mengajarkan membaca pada anak down syndrom dengan menggunakan permainan menyusun puzzle kereta api. 5