BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga sering dikatakan sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

BAB I PENDAHULUAN. membantu siswa dalam perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi manusia. Dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menjadi cerdas, terampil, dan memiliki sikap ketakwaan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan suatu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana untuk mempersiapkan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Mengacu pada fase usia remaja di atas, siswa Sekolah Menengah Atas. seperti kebutuhan akan kepuasan dan kebutuhan akan pengawasan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pekerjaan yang bersifat profesional. Guru yang profesional dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Pendidikan sebagai sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Maslah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

I. PENDAHULUAN. upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

I. PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang secara optimal dari segi kepribadiannya. Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sudah menjadi wacana umum di kalangan masyarakat. Banyak penelitian, seminar, lokakarya yang membahas tentang rendahnya mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar. Selanjutnya prestasi belajar sangat tergantung pada kualitas proses pembelajaran di kelas, yakni menyangkut guru, kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. Untuk meningkatkan prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi dua aspek yakni (1) aspek fisiologis, (2) aspek psikologis, antara lain intelejensi, sikap, minat, bakat, motivasi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa meliputi dua aspek yakni (1) aspek lingkungan social antara lain keluarga, guru, asyarakat, teman, (2) aspek lingkungan non-sosial antara lain rumah, sekolah, peralatan, dan alam. Oleh karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, maka perlu diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar. Jika dilihat dari faktor lingkungan, lingkungan yang paling utama diterima anak sejak lahir adalah lingkungan keluarga. Didalam keluarga yang menjadi pendidik adalah Orang tua. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi 1

2 orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat, akhlak yang terpuji dan memiliki prestasi akamedik di sekolah. Orang tua sebagai pembentuk kepribadian yang pertama dalam kehidupan anak dan menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Pembelajaran yang diberikan oleh orang tua di rumah dapat dilihat dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya. Pola asuh orang tua berperan penting dalam kebiasaan belajar anak karena anak akan mengikuti cara belajar yang diajarkan oleh orang tua. Orang tua juga dapat melatih anak dalam merencanakan, mengelolah pelajaran yang diberikan oleh guru dan memantau kegiatan belajar yang dilakukan di sekolah. Dari kebiasaan belajar dan mampu mengelolah pembelajaran di sekolah maka anak akan mencapai prestasi yang diberikan oleh guru. Selain itu, dukungan orang tua juga dapat memberikan motivasi kepada anak untuk giat belajar dan meraih prestasi. Dukungan yang dapat diberikan dapat berupa dukungan materi dan dukungan non materi. Dukungan materi dapat diberikan dari menyediaan fasilitas belajar dan dukungan non materi dapat diberikan berupa perhatian orang tua dalam menanyakan pekerjaaan rumah (PR) dan memeriksa buku anak sepulang sekolah yang akan memberikan informasi hasil belajar anak dan pelajaran yang dapat dikuasai dan yang tidak dapat dikuasai. Menurut olen (2012: 54) menyatakan: Pola asuh orang tua dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: tingkat pendidikan orang tua, latar belakang keluarga, dan lingkungan social. Dari observasi awal yang diadakan di SMP Swasta Panca

3 Budi kelas VIII Reguler yang terdiri dari 3 kelas yang masing-masing kelas terdiri dari 40 siswa. Dari 120 siswa diperoleh informasi mengenai latar pendidikan orang tua siswa yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut berikut: Tabel 1.1 Latar Belakang Pendidikan Orangtua No Pendidikan Jumlah Ayah 1 S3 7 2 S2 18 3 S1 46 4 D3 34 5 SLTA/SMA 17 6 SLTP/SMP 3 Ibu - 8 36 42 29 5 Jumlah 120 120 Sumber : Data Sekunder yang diambil dari Tata Usaha Sekolah, 2014 Dari data diatas, maka dapat disimpulkan tingkat pendidikan orangtua siswa baik ayah maupun ibu tergolong baik karena tidak lebih dari 5 % orangtua siswa yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Selain itu, persetase terbanyak pada tingkat D3 dan S1. Untuk lebih jelas dapat diuraikan pada grafik berikut: Gambar 1.1 Grafik Presentase Pendidikan Ayah 2% 6% 14% 14% 27% 37% S3 S2 S1 D3 SLTA/SMA SLTP/SMP

4 Gambar 1.2 Grafik Presentase Pendidikan Ibu 4% 7% 24% 35% 30% S2 S1 D3 SLTA/SMA SLTP/SMP Dari data yang disajikan pendidikan orangtua dapat dikatakan baik. Maka seharusnya dengan pendidikan orang tua siswa yang baik akan berdampak pada pola asuh orang tua yang baik pula. Selain latar belakang pendidikan orang tua, berikut disajikan pula data tentang latar belakang ekonomi orang tua siswa yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 1.2 Keadaan Sosial Ekonomi Orangtua No Pekerjaan Jumlah Ayah 1 Pegawai Negeri Sipil 46 2 TNI/POLRI 14 3 Pegawai Swasta 27 4 Pengusaha/Wiraswasta 31 5 Tidak Bekerja - 6 Lain-lain 2 Ibu 29 2 22 12 52 3 Jumlah 120 120 Sumber : Data Sekunder yang diambil dari Tata Usaha Sekolah, 2014 Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yang memiliki penghasilan tetap untuk keluarga. Sehingga orang tua siswa lebih bisa memenuhi fasilitas belajar anak

5 yang akan mendorong anak untuk memenuhi kebutuhan belajar anak. Berdasarkan teori Olen, faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua adalah latar belakang pendidikan orang tua dan latar belakang ekonomi orang tua. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka pola asuh yang diterapkan juga akan semakin baik. Semakin baik pekerjaan orang tua maka akan semakin baik pula pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Secara teori, dari data diatas maka pola asuh orangtua siswa kelas VIII Reguler SMP Swasta Panca Budi TA. 2013/2014 dapat dikatakan mengarah kepada pola asuh orang tua yang baik. Sementara data prestasi belajar siswa kelas VIII Reguler pada semester 1 dapat ditabulasikan sebagai berikut : Tabel 1.3 Data Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII Reguler Pada Semester 1 TA 2013/2014 No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) 1 2 3 4 5 90 100 80 89 70 79 60 69 < 60 6 34 47 21 12 5 28,3 39,2 17,5 10 120 100 Sumber : Data Sekunder yang diambil dari Tata Usaha Sekolah Dari hasil observasi yang telah dilakukan, yang dilihat dari latar belakang pendidikan dan ekonomi orang tua maka pola asuh orangtua mengarah pada pola asuh yang baik. Pola asuh orang tua yang baik akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun, dari hasil observasi, prestasi masih menunjukan persentase yang cukup bahkan masih ada siswa yang prestasinya di bawah rata-rata. Dengan

6 begitu. Dari hasil observasi awal tersebut maka belum tentu pola asuh orang tua yang baik dapat mempengaruhi prestasi belajar yang baik pula. Untuk itu maka perlu adanya pembuktian teori bahwa pola asuh orang tua dapat mempengaruhi prestasi belajar. Selain pendidikan di lingkungan keluarga, ada juga pendidikan yang tidak kalah penting yaitu pendidikan yang dilakukan di sekolah yang merupakan sarana pendidikan formal yang diterima anak setelah memasuki usia 7 tahun. Adanya sekolah diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan dan pendidikan dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa. Kecerdasan merupakan hal yang menarik perhatian banyak orang untuk dijadikan patokan atas sukses tidaknya seseorang. Hampir setiap orang menyatakan bahwa kecerdasan intelektual merupakan indikator utama kesuksesan seseorang. Masyarakat, khususnya orang tua seringkali menjadi resah karena prestasi anaknya rendah dan tidak menduduki 10 besar di sekolah. Para orang tua mulai berprasangka negatif terhadap anak. Ada yang berprasangka bahwa anaknya malas, tidak mau belajar tapi hanya mau bermain, tergolong bodoh bahkan ada yang beranggapan kalau anaknya mengalami kesulitan dan keterbatasan mental. Dari beberapa prasangka yang negatif tersebut belum tentu rendahnya kemampuan intelektual semata yang menyebabkan kesulitan belajar anak di sekolah. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh guru bidang studi dan bimbingan penyuluhan didapatkan informasi bahwa masih adanya siswa yang ribut pada jam pelajaran, menganggu teman pada jam pelajaran berlangsung,

7 merokok disekolah, berkelahi dengan siswa lain, murung dikelas, sering bersedih, tidak percaya diri dan bahkan bolos pada jam pelajaran IPS. Rendahnya prestasi belajar siswa bisa saja disebabkan karena gangguan emosi sehingga anak tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari pelajaran tertentu, sehingga anak mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran. Dengan demikian IQ tidak bisa dijadikan jaminan seratus persen dalam menentukan kesuksesan seseorang. Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, disini guru mempunyai peran ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik tapi juga membantu perkembangan sekaligus mengolah kecerdasan emosional menjadi lebih baik, sehingga menghasilkan siswa dengan potensi unggulan yang tidak terfokus pada tinggi rendahnya kecerdasan intelektual melainkan pada kecerdasan emosional yang dimiliki oleh siswa. Menurut Goleman (dalam Uno, 2010:70) mengatakan dalam mencapai kesuksesan, intelegensi berperan sebanyak 20% dan 80% didukung oleh faktor lain yang diantaranya faktor kecerdasan emosional yang mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan untuk memotivasi diri serta membina hubungaan dengan orang lain. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian dengan judul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Kecerdasan Emosional Siswa terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII Reguler SMP Swasta Panca Budi Medan T.A 2013/2014.

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah Pola Asuh Orangtua Siswa kelas VIII Reguler SMP Swasta Panca Budi Medan T.A 2013/2014? 2. Bagaimanakah Kecerdasan Emosional siswa kelas VIII Reguler SMP Swasta Panca Budi Medan T.A 2013/2014? 3. Bagaimanakah Prestasi Belajar IPS siswa kelas VIII Reguler SMP Swasta Panca Budi Medan T.A 2013/2014? 4. Bagaimanakah pengaruh pola asuh orang tua dan kecerdasan emosional siswa kelas VIII Reguler SMP Swasta Panca Budi Medan T.A 2013/2014? 1.3 Pembatasan Masalah diteliti yaitu: Mengingat luasnya masalah, maka penulis membatasi masalah yang akan 1. Pola asuh orang tua yang diteliti adalah pola asuh orang tua siswa kelas VIII SMP Swasta Panca Budi T.A 2013/2014 2. Kecerdasan emosional yang diteliti adalah kecerdasan emosional siswa kelas VIII SMP Swasta Panca Budi T.A 2013/2014 3. Prestasi Belajar siswa yang diteliti adalah prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Swasta Panca Budi pada Ujian Semester T.A 2013/2014.

9 1.4 Rumusan Masalah Adapun Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu : 1. Apakah ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Swasta Panca Budi T.A 2013/2014 2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Swasta Panca Budi T.A 2013/2014 3. Apakah ada pengaruh pola asuh orang tua dan kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Swasta Panca Budi T.A 2013/2014 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Swasta Panca Budi T.A 2013/2014 2. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Swasta Panca Budi T.A 2013/2014 3. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua dan kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Swasta Panca Budi T.A 2013/2014

10 1.6 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam menyusun karya ilmiah 2. Sebagai bahan masukan bagi siswa dan guru tentang pentingnya pola asuh orang tua dan kecerdasan emosional sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar 3. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya yang melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.