Peranan Pendidikan Kewirausahaan DB/am Menumbuh KembangkBn Kemandirian Mahasiswa FKJP

dokumen-dokumen yang mirip
SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

PENINGKATAN KECERDASAN DAN KREATIVITAS SISWA (Improving Students Intelligence and Creativity)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

PENGARUH BESARAN MODAL DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PADA CELLULER PHONE

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

PENGARUH MODAL DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PEDAGANG KAIN

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

STRATEGI KEMITRAAN SMK DENGAN STAKEHOLDERS DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

KESIAPAN MENTAL MASUK DUNIA KERJA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA DAN PENERIMAAN BIMBINGAN KARIR SISWA SMK Dl DIY.

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

Entrepreneurship and Inovation Management

DEVELOPMENT OF INDUSTRY PRACTICE MODEL IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL BASED ENTREPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas ilmu

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

PROGRAM KERJA FAKULTAS

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

Lab. Penyuluhan dan Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

1.1. PENGERTIAN MANUSIA PEMBANGUNAN

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

Konsepsi Dasar Kewirausahaan

BAB II VISI DAN MISI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Transkripsi:

Peranan Pendidikan Kewirausahaan DB/am Menumbuh KembangkBn Kemandirian Mahasiswa FKJP PERANAN PENDlDlKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENUMBUH KEMBANGKAN KEMANDIRIAN MAHASISWA FKIP DALAM ERA PERSAINGAN BEBAS ABSTRACT Oleh : Isjoni *) The efforts to develop human resources through educational institutions must result satisfactorily. Therefore, Indonesia tries 'to expand educational programs through two channels: formal and informal education. Nowadays, the Department of National Education is trying to develop educational programs that make a link and match between graduates and job opportunities. So far, the system of education has produced increasingly more work forces so that not all of them can be accommodated by the existing jobs in industries or government offices. Next, they generally compete to become civil servants while the vacancies are very limited. Moreover, school and university graduates tend to be cognitively oriented rather than academically work skilled so that they do not meet working needs. In order to meet these needs one of the efforts which can be carried out is through entrepreneur education. Entrepreneur education is a kind of education intended for school or university students and expected to generate entrepreneurs in all levels. They are expected to be able to begin, develop, and stimulate their entrepreneur ability by using their own competencies without depending too much on others' assistance. Therefore, entrepreneur education refers more to the efforts to increase human resources and new job opportunities and finally it can give contribution to the growth of the national economy. *) Penulis adalah Dosen FKIP Universitas Riau 227

Cak,.wa/a Pendidikan, Juni 2003, Th. XXII, No.2 Entrepreneur education is one of the optional courses for the students of the Faculty of Teaching and Education (FKIP), University of Riau. Very excellent officials have determined this course as an optional one, It is very'urgently suggested that this course be determined as one of the compulsory subjects for all FKIP students so that FKIP alumni are able to be autonomous entrepreneurs and able to raise the status of our nation in the eyes of other nations in the world. This course will also be able to prepare our alumni in facing the free market era. Key Words: the role of entrepreneur education in developing the autonomy of FKIP students in the free competition era PENDAHULUAN Perkembangan Ilmu pengetahuan yang sifatnya sudah mendunia, membawa pengaruh terhadap semua sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor pendidikan. Pendidikan kita tertinggal dengan kemajuan IPTEKS, karena out-put dari lembaga pendidikan tidak 'Ciapat memenuhi kebutuhan dunia kerja, artinya perkembangan dunia pendidikan kita selama ini tidak dapat menyamakan dengan akselerasi perkembangan era globalisasi seperti sekarang ini. Apa lagi tahun 2003 kita memasuki pasar bebas ASEAN dan tahun 2020 kita akan memasuki pasar bebas Asia dan Pasifik, yang penuh dengan arus kompetitif yang semakin tajam, dan apakah kita sudah mempersiapkan diri untuk tampil dengan negara-negara lain, terutarria di kawasan Asia Pasifik. Selain itu, dalam era pasar bebas kita dihadapkan pada dunia kompetitif, jika kondisi ini tidak kita persiapkan untuk meng- 228

Peranan Pendidikan Kewfrausahaan DB/am Menumbuh Kembsngkan Kemandirian Mahasiswa FKfP antisipasinya, maka tentunya kita selalu ketinggalan, baik dalam sektor ekonomi, sosial dan budaya serta IPTEKS. Dalam sektor ekonomi salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan budaya wirausaha, dan ini harus terwujud sebagai sublimasi dari penguasaan sain, teknologi dan seni dengan pengetahuan kewirausahaan dalam diri setiap mahasiswa atau paling tidak sebagian besar lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh kondisi terlampau sedikitnya usaha menyisipkan pemahaman jiwa kewirausahaan dalam pendidikan di perguruan. tinggi (Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat JenderaI Pendidikan Tinggi: 2000:3). Pendidikan tinggi sebenamya berperan sangat besar untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang punya motivasi di dalam menanamkan jiwa dan sikap kewirausahaan. Peranan tersebut terlihat bilamana pendidikan kewirausahaan benar-benar dilaksanakan dan menjadi materi perkuliahan wajib bagi mahasiswa khususnya FKIP, sehingga dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk menjadi wirausaha muda yang handal, dan jangan berharap banyak untuk menjadi pegawai negeri. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Suwardi (2000:3) bahwa Pendidikan kewirausahaan dapat menjadi motivasi kemandirian mahasiswa FKIP di daiam menumbuhkembangkan. semangat wirausaha di dalam era globalisasi. Dalam hal ini pimpinan Universitas Riau mengambil kebijakan agar pendidikan kewirausahaan ini dapat menjadi materi wajib dan bukan pilihan untuk semua mahasiswa Universitas Riau. Menghadapi arus globalisasi pengembangan Sumber Daya Manusia harus direncanakan dan dirancang sedini mungkin. Sebab 229

Cakrawa/a Pendidikan. Juni 2003. Th. XXII. No.2 kondisi adu mutu, adu saing dan sebaliknya saling ketergantungan satu sama lainnya (interdepedensi) merupakan 'salah satu ciri dalam era globalisasl Oleh sebab itu upaya yangdapat dilakukan melalui (I) Perencanaan dan rancangan pola hidup dapat berbentuk program pengembangan sarana ekonomi yang langsung menunjang peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat (ekonomi pasar); dan (2) -clapat pula dikembangkan dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui rekayasa pendidikan (human investment) Dewasa ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sedang menggalakkan pendidikan yang diarahkan kepada program link and match (kesesuaian dan kesepadanan), antara lulusan lembaga pendidikan dengan dunia kerja. Link and Match menurut Wardiman dalam HAR.Tilaar (2002: 273) diartikan suatu usaha terus menerus untuk mencapai mutu dan keunggulan. Arti link and match adalah sebagai upaya peningkatan mutu antara lulusan lembaga pendidikan dengan dunia kerja. MeJalui pendidikan sekolah dan luar sekolah kini sedang digalakkan program pendidikan kewirausahaan. Menurut Sukidjo (2002:9) Pendidikan Kewirausahaan kiranyapenting untuk dikembangkan dan disebarluaskan oleh seluruh lulusan perguruan tinggi. Tujuan pendidikan kewirausahaan antara lain dimaksudkan untuk membentuk manusia unggul, yakni manusia yang memiliki kemampuan di atas manusia biasa sehingga dapat menghasilkan karya unggul, yaitu unggul secara individualistik maupun unggul parsipatoris. Hal ini untuk mengantisipasi meledaknya kuantitas angkatan kerja yang selama ini tidak dapat k~ta pungkiri, bahwa selama ini 230

PefBnan Pendidikan Kewirausahaan Dafam Menumbuh Kembangkan Kemandirian Mahasiswa FKfP pendidikan kita lebih banyak menciptakan'angkatan kerja. Masalah angkatan kerja (pengangguran) pada hakikatnya bukanlah hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi banyak pihak yang harus memikirkannya, termasuk para wiraswastawan yang telah berhasil dalarn bidang wiraswasta, dengan berbagai macarn bidang usaha. Untuk itu perlu dipikirkan gerakan wiraswasta kepada angkatan kerja, terutarna perlu dijelaskan bahwa perbandingan jumlah lulusan pendidikan dari semua jenis dan jenjang pendidikan tidak sebanding <!engan yang diterima menjadi pegawai pemerintah (sebagai pegawai negeri). Oleh sebab itu lulusan tersebut ditampung oleh dunia usaha (swasta), sehingga jumlah angkatan kerja yang mencari pekerj aan dapat berkurang. Jumlah angkatan kerja yang sedang dan akan menjadi tanggungjawab kita semua tidak kecil, dan mereka ini akan dapat menjadi masalah nasional. Salah satu upaya yang akan kita lakukan adalah memperkenalkan kepada mereka pendidikan kewirausahaan dan sering pula disebut kewiraswastaan, dan juga dikenal dengan enterpreneurship. Dalarn konteks ini kita lebih cenderung memilih konsep kewirausahaan. APA DAN MENGAPA PENDIDlKAN KEWlRAUSAHAAN Menurut Asep Syarnsul M.Romli (200 I: I) Dalarn Kongres ke 12 World Association for Small and Medium Entreprises di Turki tanggal 23-25 2002, telah menetapkan bahwa kewirausahaan dunia sebagai pendekatan baru dalarn pembaharuan ekonomi. Ini membuktikan bahwa kewirausahaan di negara lain sudah dij adikan sebagai spearhead (pelopor) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonoini

1:.knIwal. P.ndidlbn, Jun; 2003, Th, XXII, No, 2 berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Membangun kewirausahaan dinyatakan sebagai satu dari empat pilar dalam lapangan pekerj aan. Hal ini menunjukan bahwa pengembangan kewirausahaan sebagai salah satu pilar pembangunan dari suatu negara mutlak dilakukan, dan sudah menjadi kebijakan dari negara tersebut. David Me Clelland dalam Alfitri (2002:86) menyatakan bahwa kemajuan suatu bangsa atau negara ditentukan oleh keberadaan kelompok masyarakat yang memiliki semangat kewirausahaan (enterpreneurship). Pendapat ini menekankan bahwa negara akan mengalami pembangunan yang lebih maju, apabila masyarakatnya banyak memiliki individu-individu dengan memiliki enterpreneurship yang tinggi dan juga tersebar di berbagai tempat dan kelompok-kelompok masyarakat seeara merata. Hal ini kiranyamenjadi perhatian bangsa Indonesia untuk benarbenar mengembangkan kewirausahaan ini seluas-luasnya, sebagai salah satu altematif akibat keterpurukan ekonomi kita. Pengembangan budaya kewirausahaan mutlak dilakukan kepada masyarakat, karena dampak, dari keterpurukan ekonomi akan terjadi kepada dampak oalam kesemj:>atan kerja, oleh sebab itu kewirausahaan merupakan altematif. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Walikota Jogjakarta dalam WWW.Jogja.go.id (2002:1) bahwa dibutuhkan jalan altematif untuk tetap bertahan dikondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis ini. Salah satu jalan altematif itu adalah wirausaha. Di tengah-tengah semakin sempitnya lapangan pekerjaan, maka menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dikalangan masyarakat menjadi penting, agar masyarakat dapat menghadapi keadaan seeara mandiri. 232

Peranan Pendkfikan KewirausahB8n DB/am Menumbuh Ke17lbsngkan Kemandirian Mahasiswa FKIP PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Seeara sederhana kita katakan "pengusaha yang mampu melihat peluang meneari dana serta sumber daya lain yang diperlukan untuk menggarap peluang tersebut, dan berani menanggung resiko yang berkaitan dengan pelaksanaannya. Asep (200 I: I) menyebutkan Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti mulia, luhur atau unggul. Wira juga diartikan sebagai gagah berani, utama, teladan atau pemuka. Sedangkan usaha, diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk meneapai sesuatu maksud, pekerjaan (perbuatan, daya upaya, iktiar) untuk meneapai sesuatu maksud, kerajinan bekejja (untuk menghasilkan sesuatu). Sedangkan Pendidikan kewirausahaan adalah suatu jenis pendidikan yang ditujukan kepada peserta didik untuk diajarkan di satuan pendidikan, dan diharapkan dapat menghasilkan para wirausahawan, yaitu wirausahawan yang pada tingkat kategori keeil, menengah atau besar. Mereka diharapkan mampu untuk memulai serta dapat menumbuhkembangkan usahanya dengan menggunakan kemampuan sendiri tanpa menggilntungkan diri terlalu besar pada bantuan pihak lain. Karena itu pendidikan kewirausahaan ini lebih mengaeukan kepada upaya peningkatan sumber daya manusia, peneiptaan lapangan kerja barn, dan pada akhimya dapat memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Pengertian lain tentang Pendidikan Kewirausahaan Suwardi (1997:2) adalah dapat diartikan sebagai pendidikan untuk melahirkan tamatan yang berjiwa wiraswasta, yang lain adalah upaya penyiapan sumber daya manusia yang diharapkan memiliki kemampuan hidup 233

C.krawal. Ptndidikln. Juni2003. Th. XXII. No.2 dalam era globalisasi dan kehidupan industrialisasi. Dalam era globalisasi tiap negara tidak berdiri sendiri, masing-masing negara punya rasa keterbukaan, dan tidak lagi dapat menggunakan aturan mainnya sendiri, oleh sebab itu mereka maju dan bersaing secara sehat. Untuk itulah sumber claya manusia dituntut agar memiliki jiwa mandiri yang sekaligus bennutu tinggi untuk dapat mampu bersaing dan tetap maju bertahap dalam kondisi yang 'serba kompleks 'sekarang ini. Konsep pemikiran tentang kewirausahaan di Indonesia relatif masih baru. Konsep Pendidikan wirausaha lebih menonjol nilai kemanfaatannya setelah kita menghadapi suatu realitas adanya kesenjangan antara hasil pendidikan dengan lapangan kerja. Hal ini akan berkaitan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun internasional. Hasil pendidikan {tegasnya para lulusan lembaga pendidikan) secara kuantitatif tidak lagi seimbang dengan akselerasi kesempatan kerja yang tersedia. Masalah angkatan kerja (baca pengangguran) muncul menjadi isu nasional dan tidak lagi dapat dielakkan. Persaingan ganda semakin tajam. yaitu di samping menghadapi persaingan mutu sumber daya manusia antar bangsa, kini menghadapi persaingan individu dan antar bidang. Kondisi yang demikian menuntut hasil pendidikan yang -diharapkan mampu menembus bidang kerja baru. Memperhatikan betapa pentingnya pendidikan kewirausahaan dalam kehidupan bangsa Indonesia yang akan datang, dan dirasa perlu bahwa hal ini perlu dik-embangkan di negara kita, 'dengan tujuan supaya bangsa Indonesia dapat bersaing ~an mandiri secara ekonomik, minimal untuk memenuhi keperluan dirinya sendiri -dan 234

Peranan Pendidikan Kewirausahaan Dalam Menumbuh Kembengkan Kemandirian MahasisWB FKfP berangsur-angsur untuk keluarga dan anggota masyarakat lainnya yang memerlukannya. Dengan situasi ini maka dari itu sebenamya pengangguran akan berkurang atau hilang dengan sendirinya. Pendidikan kewirausahaan ini hendaknya diperkenalkan sejak dini, artinya setidak-tidaknya pada tingkat Pendidikan Dasar, jiwa kewirausahaan ini dapat saja dimasukan ke dalam pokok bahasan. Sedangkan di Pendidikan Menengah hendaknya menjadi mata pelajaran wajib atau pilihan, paling tidak dijadikan pokok bahasan yang diintegrasikanke dalam salah satumatapelajaran. Pendidikan kewirausahaan ini diharapkan dapat merubah pola budaya masyarakat atau peserta didik untuk beriomba-lomba setamat pendidikan menjadi pegawai negeri. Tetapi lebih diarahkan bagaimana mereka memiliki jiwa wirausaha yang tangguh, dapat menciptakan peluang kerja, sehingga dapat menampung para pencari kerja. Sehingga tanggungjawab pemerintah terhadap angkatan keija dapat terbantu. Untuk melaksanakan cita-cita tersebut bukanlah suatu pekeijaan yang mudah, yang sudah "barang tentu memerlukan keikutsertaan berbagai pihak dalam menanganinya. Termasuk kita yang mengemban profesi pendidikah hendaknya tidak tinggal diam, paling tidak turut serta di dalam memecahkan masalah kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup bangsa melalui pendidikan wirausaha. Pendidikan kewirausahaan yang periu dikembangkan adalah pendidikan yang dapat menumbuhkembangkan kemauan dan kemampuan peserta didik dalam memiliki sikap, pengetahuan c;lan keterampilan dasar agar memperoleh bekal untuk menciptakan mata pencaharian sendiri, dan untuk dapat memenuhi kebutuhan atau 235

C.krawol. Pendldikan. Juni 2003. TIl. XXII. No.2 nafkah keluarga. Melalui pendidikan semacam itu diharapkan peserta didik dapat membina jiwa swasta (mandiri dan makarya) dan menumbuhkan serla mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pekerjaan praktis yang dapat menghasilkan, baik untuk dirinya maupun masyarakat banyak. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN MAHASISWA FKIP Pendidikan kewirausahaan merupakan mata kuliah pilihan bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas.Riau. Hasil pengamatan, bahwa motivasi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk mengambil mata kuliah ini cukup besar, karena mayoritas mahasiswa mengambil mata kuliah pendidikan kewirausahaan yang dicantumkan dalam Kartu Rencana Studinya. Perlu didukung kebijaksanaan pimpinan universitas beserta jajaran di bawahnya untuk menetapkan mata kuliah pendidikan kewirausahaan ini sebagai mata kuliah pilihan. Akan tetapi kiranya ke deparl. dapat dijadikan sebagai mata kuliah wajib, dan dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa FKIP..Pendidikan kewirausahaan memang sangat perlu diberikan k,e~ada mahasiswa, karena sebagai lembaga LPTK yang mencetak tenaga guru, maka tentunya lulusan FKIP mau tidak mau uiper.siapkan sebagai. guru, walaupun tidak semua mahasiswa yang memiliki motivasi sebagai guru. Namun, kondisi ke depan akan menjadi permasalahan besar, karena lulusan FKIP yang cukup besar tidak mai?pu terserap oleh ~atuan pendidikan yang ada. Akibatnya, 236

Persnsn Pendidikan Kewirsusahaan Daram Menumbuh Kembangkan Kemandirian MahasiSWB FKfP akan memberi dampak terhadap angka angkatan keija, yang setiap tahunnya terns membengkak. Salah satu jalan keluar adalah memberikan pendidikan kewirausahaan kepada mahasiswa. Kewirausahaan merupakan suatu potensi dan bukan produk jadi, maka dari itu pada akhirnya penanaman sifat-sifat dan nilai-nilai kewirausahaan yang dikemukakan di atas akan berada dalam jajaran profesi, yakni Dosen, Karyawan, Mahasiswa FKlP, Alumni, dan orang tua. Peran orang tua sengaja dikemukakan di sini, karena para.orang tua masih mengharapkan anak-anaknya apabila mereka menyelesaikan studi dapat diterima sebagai pegawai negeri. Karena budaya orang tua masih menginginkan anak-anaknya bekeija di pemerintah, dan aib rasanya apabila anaknya setelah lulus saijana bekeija di swasta. Pola pikir seperti ini masih ada di kalangwi masyarakat kitao FKlP sebagai lembaga pendidikan yang akan menelorkan lulusannya kiranya dapat merubah pola pikir seperti disebutkan di atas. Apa lagi kesempatan menjadi pegawai negeri sangat terbatas, sedangkan lulusannya dari tahun ke tahun terus meningkat. Pola pikir masyarakat atau mahasiswa FKlP jika menyelesaikan studi harus menjadi guru, itupun menjadi tugas FKIP untuk meluruskannya. Karena lulusan FKlP pada hakikatnya tidak mutlak hams berprofesi sebagai guru, tetapi.bisa saja pada bidang lain, sesuai dengan formasi Yang ada, baik sebagai pegawai pemerintah, BUMN, maupun swasta. Melalui pendidikan kewirausahaan FKlP hams d'apat memberikari. dorongan moral kepada mahasiswa, memberikan tempat belajar 237

e.k,...,. Plndldlkln, Juni 2003, Th. XXii, NO.2 yang dinamis, memberikan jiwa dan semangat yang dapat menantang masa depan. Di samping itu dapat memberikan opini dan visi kepada mahasiswa FKlP akan masa depan perekonomian kita di masa rnendatang sangat ditentukan oleh peranansektorswasta. Beberapa kelemahan yang kita lihat dalam implementasi pengajaran pendidikan kewirausahaan, antara lain adalah masih rendahnya minat mahasiswa FKIP untuk bersungguh-sungguh menekuni pendidikan';~~wirausahaan ini, sehingga pendidikan kewirausahaan ini hany!:merupakan pembekalan teoritis dan hanya bertujuan untuk Ihlus saja. Di samping itu pelaksanaannya pun lebih selalu berorientasi kepa.d;ljpenguasaan.,... materi me1alui teoritis saja. Alangkah baiknya kalau mahasiswa FKIP itu di bawa ke -suatudunia usaha, sehingga mereka memperoleh pengetahuan langsung, dan bisa jadi menjadi pemikiran mereka kelak untuk diaplikasikan sebagai -suatu peluang keija baginya nanti setelah menyelesaikan studio,*,);~8njutnya untuk menanarnkan pemahaman yang hakiki dari pendidikan kewirausahaan ini kepada mahasiswa FKIP, pengajaran pendidikan kewirausahaan sekali-sekali mendatangkan para wirausahawan (pengusaha) yang sukses, mereka dapat memberikan p~jlgetahuan melalui pengalaman awal sebe1urn mereka menjadi wirausahawan sukses. Sehingga mahasiswa dapat termotivasi untuk berpikir secara rasional, tidak menutup kemungkinan bagi mereka dapat mengembangkan jenis usaha yang dapat menciptakan peluang kerja. Menurut hemat saya bahwa pendidikan kewirausahaan kita sekarang ini masih memberikan bekal pengetahuan teoritis, belurn mempersiapkan bagaimana mereka rnemiliki visi dan persepsi dalarn menatap masa depan perekonomian kita. Yang pedu dicatat bahwa 238

Peranan Pendidikan Kewirausshasn Dslam Menumbuh Kembangksn Kemandirian Mahasiswa FKIP yang kita ketahui sektor swasta akan berperan di dalam ekonomi global. Selain itu perlu ditanamkan rasa percaya diri pada mahasiswa FKlP, sehingga mereka memiliki motivasi untuk berbuat dan bertindak, walaupun dalam bentuk yang masih sangat sederhana, baik menyangkut modal, pemasaran, maupun manajemennya. Mahasiswa FKlP yang akan teijun pada dunia kerja hams mampu bekerja dan berusaha secara produktif untuk meningkatkan daya saing di pasar bebas. BekeIja secara produktif tidak semata-mata bekerja lebih keras, tetapi yang lebih penting bekeija secara lebih cerdik dengan menguasai kita-kiat atau kunci-kunci keija yang menentukan keberhasilan pelaksanaan dunia usaha yang kita jalankan. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DALAM BERWIRAUSAHA Ada banyak faktor yang hams diketahui, yang perlu ditanamkan kepada para mahasiswa FKlP di dalam mendalami dunia kewirausahaan menurut Suwardi (2000:9) antara lain: I. Dorongan untuk berprestasi 2. Bekerja keras dan berani menanggung resiko dalam menghadapi berbagai tantangan, baik langsung maupun tidak langsung, besar maupun keci!. 3. Memperhatikan kualitas bidang usaha yang dijalankannya. 4. Punya rasa tanggungjawab dengan mengembangkaj;l pribadi yang efektif mengubah keadaan dari dependen menjadi independen dan kemudian berkembang menjadi interdepensi. 5. Hams berorientasi kepada imbalan, termasuk Pllnghargaan dan pengakuan dari semua pihak. 239

Cakrawa/a Pendidikan, Juni 2003, Th. XXii, NO.2.6. Bersikap optimis dalam mengembangkan jiwa kepemimpinan serta menumbuhkan sikap kreativitas.. 7. Berorientasi pada hasil karya yang baik dengan membentuk pola manajemen sederhana dan lugas. 8. Mampu mengorganisasikan yang akan ditunjukkan dalam bentuk kemampuan membentuk jaringan ketjasama kepada banyak pihak. 9. Berorientasi kepada uang 10. Jujur, dan jangan pemah membuat masalah kepada pihak bank, atau paramitra kerja. Masih banyak ciri-ciri dasar yang hams dipahami oleh mahasiswa FKIP jika ingin menjadi wirausahawan yang sukses. Sukidjo (2002:7)menyebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan, keterampilan, sikap dan jiwa kewirausahaan masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa sebagai calon pelaku bisnis, peran perguruan tinggi perlu ditingkatkan. Sebab perguruan tinggi. m~pakan wahana prost;!' pembelajaran yang kondusif untuk nfi1gha~ilkan sumber day;;~anusia yang memiliki kemampuan dan k:~terampilan tinggi serta sikap mental sesuai yang diharapkan. Suksesnya para mahasiswa sebagai wirausahawan juga dapat di dukung' oleh hobi, punya minat yang besar dalam berwirausaha,.dan p,lidya keahlian. Ada pula pandangan keberhasilan sebagai wira.~ahawan juga tidak terlepas dari tempaan keluarga sejak dini. Oleh sebab itu suksesnya seorang wirausahawan merupakan buah dari kreativitas orisional. 240

Peranan Pendidikan Kewirausah8an.{)afam Menumbuh KembBngkan Kemandirian Mahasiswa FK1P SeIain itu Menteri Tenaga Kelja Rl, memberikan beberapa penekanan kepada kita, untuk menjadi wirausahawan diantaranya adalah.: 1. Intropeksi terhadap kekuatan dan kekurangan diri. 2. Memiliki visi dan wawasan ke depan. 3. Kreatif dan inovatif. 4. Berani mengambii resiko yang diperhitungkan. 5. VIet, tekun dan tidak putus asa. 6. RasionaI dan cepat mengambil keputusan. 7. Memiliki disipiin, motivasi dan etos kelja tinggl PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWIRAVSAHAAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoiogi, terutama di bidang komunikasi, informasi, dan transportasi, teiah menjadikan dunia semakin sempit dan transparan. Sementara itu perdagangan antar bangsa juga semakin terbuka menuju kearah perdagangan bebas, baik secara regional maupun internasionai. Tonggak-tonggak kesepakatan perdagangan bebas dan terbuka tersebut diantar.anya disepakatinya perjanjian GATT, AFTA, APEC, NAFTA, MEE, dan sebagainya. Banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan kewirausahaan, baik yang bersifat internal, yang berupa kadar jiwa danjiwa kewirausahaan yang dimiliki. Sedangkan Faktor yang bersifat eksternai berupa Iingkungan yang mendukung, baik sosial, ekonomi, hukum maupun poiitik. OIeh sebab itu pengembangan kewirausahaan harusiah merupakan upaya dan keljasama secara integratif dan menyeiuruh di semua sektor. 241

c.iera.../. Pondid/lran. Jun/2oo3. Th. XXII. No.2 Dalam menggalakkan jiwa kewirausahaan, seperti diinstruksikan oleh Presiden bahwa jalur yang tepat melalui pendidikan. Persoalan yang muncul, pendidikan yang bagaimana yang Nsa memberikan pengetahuan sebagai bekal peserta didik, sehingga mereka diharapkan dapat berperan sebagai wirausahawan yang profesional yang memiliki kemampuan bersaing, bermitra dan mandiri. atas dasar jati dirinya yang berdasarkan Pancasila dan DUD 1945. Pendidik perlu menanamkan semangat kewirausahaan ini'seawal mungkin, kalau mungkin pada waktu usia pra sekolah sampai ke perguruan tinggi. Karena perguruan tinggi karni kira lebih tepat untuk ditumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan ini, merekasudah dapat menggunakan nalar dan persepsinya, sehingga jiwa kewirausahaan dapat ditanarnkan secara utuh. Keberhasilan pendidikan kewirausahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Pendidikan kewirausahaan hendaknya lebih awal diperkenalkan pada anak usia pra sekolah, namun perlu diintensifkan pada waktu pendidikan dasar. Tujuan utama pendidikan wirausaha pada tingkat pendidikan dasar adalah untuk mendorong dan memotivasi anak-anaksedini mungkin dalam kewirausahaan. Sudah barang tentu aparat sekolah memerlukan kemampuan manajerial yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan tentang sumber daya manusia, sumber belajar dan sumber dana serta fasilitasnya. Jadi,demikian pula pendidikan kewirausahaan ini pada tingkat pendidikan menengah. Karena mahasiswa FKlP akan menjadi guru di tingkat 242

Pefanan Pendidikan Kewirausahsan De/am Menumbuh Kembsngkan Kemandirian Mahasiswa FKJP pendidikan menengah, maka jiwa kewirausahaan ini tetap diajarkan kepada anak-anaknya. Pendidikan kewirausahaan juga sangat baik dalam rangka menyadari persaingan maupun kemitraan bagi ealon pengusaha keeil, dalam rangka membentuk pengusaha menengah atau besar melalui koperasi yang menjadi soko guru perekonornian Indonesia di masa depan, sebagai persiapan menuju masayarakat industri dll? perdagangan bebas. Banyak orang pereaya bahwa wirausaha tidak dapat dibentuk tetapi dilahirkan, namun bukan hal yang mustahil bila' diantara wirausahawan m<l?diri yang bermula dari keluarga dapat menjadi wirausahawan yang berhasil, karena bakat wirausahanya sudah ada pada dirinya. Tugas kita adalah melakukan pembinaan mengembangkan bakat kewirausahaan mereka, terutama pengembangan bakat kewirausahaan tersebut juga perlu dilakukan di kalangan generasi muda khususnya mahasiswa FKIP UNRI, sehingga mereka tangguh dan profesional dalam menghadapi era globalisasi. Pendidikan kewirausahaan diharapkan dapat memuneulkan wirausahawan-wirausahawan muda yang dapat mengembangkan ekonomi keluarga dan pada akhimya ekonomi nasional. Wirausahawan merupakan kombinasi sejumlah sifat pribadi, kemampuan nalar, serta kemampuan bertindak yang diterapkan dalam sejumlah pengalaman nyata berwujud kesempatan (opportunity) dan tantangan (challenge) meskipun mungkin juga terdapat unsur keberuntungan (adiluhung). Seperti halnya kepemimpinan, barangkali kita tidak akan berhasil membangun sekolah kewirausahaan yang dapat menghasilkan wirausahawan yang siap jadi, yang bisa dihasilkan hanya potensi melalui proses pengembangan serta penajainan unsur- 243

Cakrawa/a Pendid/kan. Juni 2003. Th. XXII. NO.2 unsur kepribadian, kemampuan, \ian perilaku yang membentuk potensi kewirausahaan. KESIMPULAN Pada akhir uraian ini, akan dikemukakan beberapa kesimpulan. Lembaga Pendidikan terutama FKlP yang merupakan ujung tombak dalam memasyarakatkan kewirausahaan ini. Dengan \iemikian sehingga diharapkan mahasiswa mampu menumbuh kembang-kan kesadaran dan orientasi kewirausahaan pada dirinyapribadi, keluarga dan di kalangan mahasiswa lainnya. Selain itu perguruan tinggi mampu meningkatkan jumlah wirausahawan yang handal dan tangguh,sehingga akan dapat ll1enunjang upaya pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran, dan sekaligus dapat menopang ekonomi nasional lebih meningkat dan membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat. Perguruan tinggi juga diharapkan mampu mewujudkan kemampuan dan kemantapan para pengusaha,.khususnya anak didiknya kelak sehingga diharapkan dapat menjadi wirausahawan yang mandiri. Untuk menjadi wirausahawan mahasiswa FKlP dapat memiliki setidak-tidak ciri-ciri jiwa kewirausahaan, yaitu : punya kemampuan yang keras untuk mewujudkan keinginannya, punya keyakinan pada kekuatannya sendiri, jujur dan punya rasa tangurigjawab, punya daya tahan baik fisik maupun mental, -tekun dan ulet, mampu berpikir kreatif dan konstruktif. Motivasi kewirausahaan itu dapat saja muncui secara spontan, melalui penglihatan, mendengar, dan sebagainya. Perlu kita mencoba untuk memulai berwirausaha, misalnya membuat keranjang untuk bibit bunga, membuat roti dan memasar- 244

Peranan Pendidikan Kewirausahaan Da/am Menumbuh Kembangkan Kemsndirian MahasiswB FKJP kannya, menjahit, beternak ayam, mernbuat es, berdagang bunga, mernbuat kerupuk cabe, dan sebagainya. Pengalaman menunjukkan bahwa banyak para wirausahawan yang telah berhasil, pada kondisi awal melakukan demikian, tetapi karena didorong oleh kemauan dan kerja keras, serta menghindarkan rasa malu, maka akhirnya mereka berhasil, mengapa tidak dari sekarang kita memulainya. DAFTAR PUSTAKA Abdul Latif. (1995). Pengembangan Sikap Kewiraswastaan Sebagai Salah satu Usaha Menghadapi Globalisme. Jakarta: Makalah. Alfitri. (2002) Kewirausahaan untuk Pembangunan dan Pembangunan Kewirausahaan: Perspektif Sosiologis. Padang: Warta Pengabdian Andalas. Asep M.Romli. (2001) Kewirausahaan Sebagai Pembaharuan Ekonomi. Jurnal MQ Ekbis. Depdiknas. (2000). Direktori Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi Tahun 2000. Jakarta: Ditbintabmas. Engkoswara. (1995). Peran Profesi Pendidikan Dalam Menyiasati Pendidikan Kewiraswastaan. Jakarta: Makalah Grenvile Kleiser. (1986). Membina Kepribadian Wiraswasta. Pionir: Bandung, Jaya. Marzuki Darusman. (1995). Peran Pendidikan Dalam Era Perdagangan Bebas. Jakarta: ISPI. Sunarto. (995). Implementasi Kurikulum 1994 Dalam Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan di Jawa Timur. (Makalah). 245

Cekrawale Pendidiken. Juni 2003. Th. XXII. No.2 Sukidjo. (2002) Peran Perguruan Tinggi Dalam Membudayakan Kewirausahaan. Yogyakarta: Cakrawala Pendidikan, Suwardi, MS. (1997). Pendidikan Kewirausahaai1 Sebagai Upaya Pemberdayaan Orang Melayu. Pekanbaru : UNRI Press... 2000. Kendala-kendala Orang Melayu Dalam Menghadapi Era Globalisasi. Shah Alam Selangor-Kuala Lumpur: Makalah. Tilaar, HAR, Eds. (2002). Pendidikari Untuk Masyarakat Indonesia Baru 70 Tahun ProfDr.HAR. Tilaar, MSc.Ed. Jakarta:Grasindo. 246