BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan. produktif. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat.

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. kanca internasional. Perubahan kurikulum sudah dimulai sejak awal kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada perbaikan sistem pendidikan.. Usaha tersebut mesti. dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun non formal. Belajar adalah key term, istilah kunci yang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

A. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan Undang-undang RI.No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan produktif. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. Pendidikan dalam masyarakat memiliki tiga sifat penting, pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan pribadi anak agar sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1 Di Indonesia sendiri, secara praktis lahirlah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Undang-Undang dalam sistem pendidikan dan pengajaran tersebut sebagai upaya dalam pengembangan pendidikan nasional demi tercapainya tujuan pendidikan secara umum di Indonesia, dimana tujuannya adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air Lebih fokus dalam Undang-Undang tersebut, diatur 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 58. 1

2 tentang kurikulum pendidikan yang tercantum dalam pada pasal 36.ayat 3, menyebutkan bahwa: Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa, (b) peningkatan akhlak mulia, (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan, (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional, (f) tuntutan dunia kerja, (g) tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (h) agama, (i) dinamika perkembangan global, dan (j) persatuan nasional dan nilainilai kebangsaan. 2 Dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia, kurikulum kita telah mengalami beberapa perubahan dan penyempurnaan. Tercatat sejak tahun 1945 hingga sekarang kurikulum di Indonesia telah mengalami penyempurnaan sebanyak sembilan kali. Di awali pada tahun 1947 yang diberi nama Rentjana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini masih sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang. Karena suasana kehidupan di Indonesia waktu itu masih penuh dengan semangat juang merebut kemerdekaan, maka kurikulum yang ada lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat serta sejajar dengan bangsa-bangsa lain. 3 Menurut keterangan dalam buku Pengembangan Kurikulum, yang ditulis oleh M. Ahmad, dkk, disebutkan bahwa pada tahun 1952 adalah pertama kalinya diterbitkan Rencana Pembelajaran oleh kementrian P D & K 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Beserta Penjelasannya (Surabaya: Media Centre, 2005), 26. 3 Bagaimanakah Perjalanan Kurikulum Nasional Pada Pendidikan Dasar Dan Menengah (http://rbayans.wordpress.com., diakses 26 Januari 2015).

3 yang dipergunakan untuk Sekolah Rakyat tiga tahun dan enam tahun. 4 Kurikulum ini disebut dengan Rentjana Pelajaran Terurai 1952. cari dari kurikulum ini adalah setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahun 1975 terjadi perubahan karena kurikulum sebelumnya dinilai sudah tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat yang ada. Perubahan ini dilatar belakangi oleh beberapa hal berikut: 1. Kegiatan-kegiatan pembaharuan pendidikan selama pelita I yang dimulai pada tahun 1969 telah melahirkan gagasan baru yang sudah memasuki pelaksanaan sistem pendidikan. 2. Kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang digariskan dalam GBHN menuntut implementasinya. 3. Hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional telah mendorong departemen P dan K untuk meninjau pelaksanaan pendidikan nasional. 4. Inovasi (pembaharuan) di dalam sistem belajar dan mengajar yang dirasakan dan dinilai lebih efisien dan efektif, telah memasuki dunia pendidikan Indonesia. 5. Keluhan-keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan mendorong petugas-petugas pendidikan untuk meninjau sistem yang sedang berlaku. Salah satu bentuk inovasi yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun 2004. Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik sebagi konsekuensi logis dilaksanakannya Undang-Undang No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. KBK ini menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar yang telah ditentukan. 4 M. Ahmad, dkk, Pengembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 164.

4 Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Terdapat perbedaan mendasar dibandingakn dengan KBK sebelumnya, bahwa sekolah diberi kewenangan penuh menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapan. Kebutuhan umat Islam di Indonesia pada era reformasi ini amat mendesak, yaitu bagaimana meningkatkan kualitas untuk menghadapai perubahan menuju masyarakat madani. Maka kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan untuk memperbaiki mutu SDM muslim di Indonesia. Karena jika tidak dilakukan perubahan, pendidikan Islam akan tetap terbelakang dan tidak mampu bersaing dalam kehidupan masyarakat madani Indonesia. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan oleh perkembangan yang begitu pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. 5 Perkembangan yang pesat di bidang ipteks agaknya menimbulkan kesenjangan antara iman dan intelek atau antara ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu yang bersumber dari upaya manusia, yang pada 5 Abd. Halim Soebahar, Bagaimana Memahami Kurikulum SMTP dan SMTA (Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset, 1993), 1.

5 gilirannya menimbulkan pecahnya kepribadian manusia melalui berbagai macam sikap yang berlawanan dan bahkan konflik-konflik yang tajam. 6 Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam juga merupakan ciri khas pendidikan di Madrasah Aliyah karena berada di bawah naungan departemen agama yang jam pelajaran agama lebih banyak. Karena Pendidikan Agama Islam akan menjadi dasar dari setiap keterampilan yang diperoleh siswa. Hingga pada akhirnya nanti siswa tidak hanya mendapat pengetahuan umum tetapi juga nilai-nilai agama. Dengan demikian apabila siswa telah terjun ke masyarakat dan menjadi anggota masyarakat, mereka dapat menjadi seorang yang bermanfaat, beriman dan bertakwa. Sebagaimana telah disebutkan, isi dari pasal 36 ayat 3 Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yang menyatakan bahwa kurikulum yang disusun harus memperhatikan sepuluh aspek, diantaranya adalah peningkatan iman dan takwa. Disamping pasal 36 tersebut, dalam pasal 37 juga dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama. Namun pendidikan agama yang diberikan di sekolah ini tidak hanya sebatas pembekalan pengetahuan agama pada siswa. Kurikulumnya harus relevan dengan kondisi masyarakat yang ada. Masyarakat Indonesia sejak dulu mempunyai keinginan agar agama dibelajarkan di sekolah-sekolah. Hal ini dikarenakan masyarakat juga memiliki harapan agar pendidikan agama tidak hanya mengajari ibadah tetapi juga membangun moral siswa, terutama 6 Arief Furchan & Muhaimin Pengembangan Kurikulum Berbabis Kompetensi di Perguruan Tinggi Agama Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 11.

6 di madrasah aliyah yang tujuannya adalah menyiapkan siswa sebagai generasi yang berkualitas agar siap terjun ke masyarakat setelah lulus. Sehingga bekal pengetahuan yang dimiliki siswa harus didasari oleh nilai-nilai agama. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi: 1) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; 2) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;

7 3) Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan ciri khas bagi madrasah aliyah karena berada di bawah naungan departemen agama sehingga materi agama sangat banyak tetapi bila tidak dikelola dengan baik dikawatirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan pendidikan agama islam yaitu membentuk manusia sempurna yang berpengetahuan umum di dasari dengan pengetahua agama.nilai agama. Dengan demikian apabila siswa telah terjun ke masyarakat dan menjadi anggota masyarakat, mereka dapat menjadi seorang yang berpengetahuan, beriman dan bertakwa. Sebagaimana telah disebutkan, isi dari pasal 36 ayat 3 Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yang menyatakan bahwa kurikulum yang disusun harus memperhatikan sepuluh aspek, diantaranya adalah peningkatan iman dan takwa. Disamping pasal 36 tersebut, dalam pasal 37 juga dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama. Namun pendidikan agama yang diberikan di sekolah ini tidak hanya sebatas pembekalan pengetahuan agama pada siswa. Kurikulumnya harus relevan dengan kondisi masyarakat yang ada. Masyarakat Indonesia sejak dulu mempunyai keinginan agar agama dibelajarkan di sekolah-sekolah. Hal ini dikarenakan masyarakat juga memiliki harapan agar pendidikan agama tidak hanya mengajari ibadah tetapi juga membangun moral siswa, terutama di sekolah kejuruan yang tujuannya adalah menyiapkan siswa agar siap terjun ke masyarakat setelah lulus. Sehingga bekal keterampilan yang dimiliki siswa harus didasari oleh nilai-nilai agama.

8 Pelaksanaan kurikulum di Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin selama ini berjalan dengan baik walapun masih ada sedikit kendala yaitu kurangnya sosialisasi lembaga dengan masyarakat tentang betapa pentingnya manfaat kurikulum berbasis masyarakat akan tetapi kendala itu mampu diselesaikan. (hari senin 4 Desember 2014), Edi Khoirun Niam Waka Kurikulum MA Nahdlatul Arifin. Dari latar belakang di atas, juga dari beberapa literatur-literatur yang erat kaitannya dengan masalah-masalah kurikulum di Indonesia, yang kesemuanya mengupayakan bagaimana kurikulum berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu membentuk manusia yang mempunyai kepribadian yang luhur, baik dalam berpikir, bersikap maupun dalam bertindak serta berinteraksi dengan masyarakat. Untuk itu peneliti mempunyai ketertarikan yang kuat untuk meneliti tentang kurikulum tersebut dan mengangkat judul Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di MA Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember tahun pelajaran 2014/2015). B. Fokus Penelitian Adapun fokus penelitian dari penelitian ini adalah : 1. Fokus Masalah Bagaimana pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis masyarakat di Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember tahun pelajaran 2014/2015?

9 2. Sub Fokus Masalah a. Bagaimana perencanaan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis masyarakat di Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember tahun pelajaran 2014/2015? b. Bagaimana pelaksanaan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat di MA Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember tahun pelajaran 2014/2015? c. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat di MA Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember tahun pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan di tuju dalam melakukan penelitian. Tujuan harus mengacu kapada masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. 7 Tujuan penelitian yang digunakan sebagai batasan dan acuan dalam melakukan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Untuk mendiskripsikan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis masyarakat di Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember tahun pelajaran 2014/2015. 7 STAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Jember: STAIN Jember Press, 2014), 39.

10 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendeskripsikan perencanaan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis masyarakat di Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember tahun pelajaran 2014/2015. b. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat di Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember tahun pelajaran 2014/2015. c. Untuk mendiskripsikan faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat di Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember tahun pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Hasil dari penelitian ini diharapkan Menambah dan mengembangkan wawasan keilmuan peneliti yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat. b. Memberikan kontribusi untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat. 2. Bagi Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada MA Nahdlatul Arifin berupa informasi secara teoritik tentang

11 pengembangan kurikulum yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat sekitarnya. 3. Bagi IAIN Jember Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian atau referensi bagi peneliti-peneliti dunia pendidikan khususnya dalam proses pengembangan kurikulum agama islam berbasis masyarakat dalam dunia pendidikan. E. Definisi Istilah Definisi istilah dalam sebuah Karya ilmiah sangat diperlukan, hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti. 8 Adapun yang dapat didefinisikan dalam judul penelitian ini adaah sebagai berikut: 1. Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar yang lebih baik. 2. Pendidikan Agama Islam Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam atau At- Tarbiyah Al-Islamiah adalah usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan 8 Ibid, 40.

12 mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup. 9 3. Berbasis Masyarakat Kurikulum berbasis masyarakat merupakan bagian dari pendidikan berbasis masyarakat. Yaitu penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat. 10 Kurikulum berbasis masyarakat merupakan kurikulum yang menekankan perpaduan antara sekolah dan masyarakat guna mencapai tujuan pengajaran. Kurikulum ini pula memiliki tujuan memberikan kemungkinan kepada siswa untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal, mandiri dan bekal ketrampilan. Karakteristik kurikulum berpusat kepada masyarakat ditinjau dari segi pembelajaran baik berorientasi, metode, sumber belajar, strategi pengajaran berpusat pada kepentingan siswa sebagai bekal hidup dimasa mendatang. Karakter lain dari materi pembelajaran sesuai tuntutan kewilayahan maka disebut juga kurikulum berbasis kewilayahan. Sedangkan kegiatan guru hanyalah sebagai fasilitator belajar siswa untuk aktif, kreatif untuk memecahkan permasalahan. Sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan dan ketrampilan yang kuat untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau 9 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 86. 10 Ibid, 6.

13 pendidikan lebih lanjut. Pengembangan kurikulum bertitik tolak dari tujuan pendidikan, analisis kebutuhan, implementasi kurikulum, seleksi strategi pembelajaran, teknik evaluasi dan eveluasi program kurikulum. 11 Jadi yang dimaksud dengan judul Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Masyarakat adalah suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak berlaku serta bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup yang menekankan perpaduan antara perpaduan antara sekolah dan masyarakat guna mencapai tujuan pengajaran. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari enam bab, yang secara keseluruhan terdiri dari Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian, dan Penutup. Pada bab satu berisi Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan dan kegunaan penelitian, serta Sistematika pembahasan. Pada bab dua berisi tentang penjelasan pendukung yang menjadi dasar teori dari penelitian yang akan dilakukan. Di sini akan dijelaskan tentang model pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat. Diantaranya adalah pembahasan tentang kurikulum berbasis 11 http://forumcitra.blogspot.com/2010/04/kurikulum-berbasis-masyarakat.html, diakses 26 Januari 2015

14 masyarakat, kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat, dan model pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat. Sedangkan bab tiga menguraikan metode penelitan yang digunakan, antara lain meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, tehnik penentuan sampel, analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian. Bab empat merupakan hasil penelitian yang meliputi pemaparan hasil penelitian di lapangan sesuai dengan urutan masalah atau fokus penelitian. Diantaranya adalah sejarah singkat berdirinya Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember, tujuan, visi dan misi, standar kompetensi lulusan Madrasah Aliyah, keadaan guru dan karyawan, serta keadaan siswa. Bab lima adalah pembahasan dan penyajian data dari hasil penelitian di lapangan yang telah dilakukan. Pada bab ini dibahas mengenai pelaksanaan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat, Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat, dan model pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat di Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Sumberejo Ambulu Jember. Dan dalam bab enam diuraikan dua hal pokok, yaitu kesimpulan dari hasil penelitian dan saran berdasarkan hasil penelitian.