KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN BREAKWATER DI PELABUHAN BANTAENG

dokumen-dokumen yang mirip
Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

SURVEI HIDROGRAFI. Tahapan Perencanaan Survei Bathymetri. Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

SPESIFIKASI PEKERJAAN SURVEI HIDROGRAFI Jurusan Survei dan Pemetaan UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

HIBAH PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA JUDUL PENELITIAN STUDI ANALISIS PENDANGKALAN KOLAM DAN ALUR PELAYARAN PPN PENGAMBENGAN JEMBRANA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB II METODE PELAKSANAAN SURVEY BATHIMETRI

TERBATAS 1 BAB II KETENTUAN SURVEI HIDROGRAFI. Tabel 1. Daftar Standard Minimum untuk Survei Hidrografi

KAJIAN KINERJA DAN PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN MORODEMAK JAWA TENGAH

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN Data survey Hidrografi

PENDAHULUAN. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 1. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Permasalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. tahapan pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun. 1. Perumusan dan identifikasi masalah

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 4 ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

(a). Vektor kecepatan arus pada saat pasang, time-step 95.

BAB I PENDAHULUAN I.1

Pendangkalan Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu

SURVEY PELABUHAN DAN PERAIRAN PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. mendistribusikan hasil bumi dan kebutuhan lainnya. dermaga, gudang kantor pandu dan lain-lain sesuai peruntukannya.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

3.2. SURVEY PENDAHULUAN

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

PENGUKURAN LOW WATER SPRING (LWS) DAN HIGH WATER SPRING (HWS) LAUT DENGAN METODE BATHIMETRIC DAN METODE ADMIRALTY

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tahap Persiapan

BAB III METODE PENGUKURAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA BAB III METODOLOGI

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Oktober 2011 meliputi

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, dirasakan sangat perlu akan kebutuhan adanya angkutan (transport) yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III METODE PENELITIAN

BAB 6 PENUTUP. BAB VI PenUTUP

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

Laut dalam dengan kedalaman -20 m memanjang hingga 10 km ke arah timur laut

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 55 Tahun Tentang

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA

Studi Laju Sedimentasi Akibat Dampak Reklamasi Di Teluk Lamong Gresik

KAJIAN BEBERAPA ALTERNATIF LAYOUT BREAKWATER DESA SUMBER ANYAR PROBOLINGGO

DAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI

BAB IV METODOLOGI 4.1. TAHAP PERSIAPAN

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI PENGUKURAN

TENTANG IZIN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN PELABUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Diperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat

PROFIL MEMANJANG. Program Studi D3/D4 Teknik Sipil ITS. Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah

BAB III METODE PELAKSANAAN

2011, No Mengingat Pengukuran dan Penataan Batas Areal Kerja Hak Pengusahaan di Bidang Kehutanan perlu disesuaikan dengan ketentuan perundang-un

BAB II KONDISI LAPANGAN

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

Jurnal Geodesi Undip Oktober2013

BAB IV METODE PENELITIAN

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN BREAKWATER DI PELABUHAN BANTAENG I. LATAR BELAKANG II. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari pengadaan jasa ini adalah mendapatkan hasil Studi untuk perencanaan Breakwater yang komprehensif di Pelabuhan Laut Bantaeng. Secara garis besar maksud dilaksanakannya pekerjaan ini adalah : 1. Memberikan kajian mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi pembangunan dan pengembangan Breakwater untuk mengakomodasi peningkatan kebutuhan fasilitas yang mendesak saat ini maupun kebutuhan masa datang. 2. Menyiapkan informasi-informasi hasil survey, hasil studi dan data-data teknik lainnya untuk mendapatkan izin pembangunan sesuai Peraturan Pemerintah no. 69 tentang Kepelabuhan tahun 2001. III. LOKASI Lokasi Proyek rencana Pembangunan Breakwater berada di Kabupaten Bantaeng, Propinsi Sulawesi Selatan. IV. LINGKUP PEKERJAAN Mengacu pada rencana kegiatan pembangunan Breakwater Pelabuhan Laut di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan, untuk maksud tersebut, lingkup pekerjaan yang akan dilakukan adalah : 1) Survey Topografi.

2) Survey Bathymetri. 4) Survey Oceanografi, yang meliputi : a. Survey Pengukuran Pasang Surut b. Survey Pengukuran Arus c. Survey Pengukuran Transport Sedimen d. Peramalan Gelombang Laut e. Simulasi Model Matematik 5) Pengumpulan Data Sekunder. 6) Pembuatan Layout Breakwater. 7) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) 8) Pelaporan. V. LAMA KEGIATAN Lama waktu penyelesaian aktivitas untuk lingkup pekerjaan diatas adalah 60 hari kalender. VI. RINCIAN KEGIATAN 1. Survey Topografi Survey topografi dimaksudkan untuk memperoleh data lapangan sebagai gambaran bentuk permukaan tanah yang memuat data ketinggian dan planimetri yang jelas sesuai dengan keadaan dilapangan yang sebenarnya di darat. Dari hasil survey topografi ini dibuatkan peta topografi yang memuat data ketinggian yang jelas dan benar sesuai dengan keadaan lapangan yang diukur selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan untuk perencanaan.

Disamping itu, survey topografi juga untuk mengetahui keadaan topografi sebagai masukan yang sangat menentukan dalam perencanaan teknis. Selain itu gambar peta topografi tersebut akan dipakai sebagai bahan pertimbangan atau analisa dalam perencanaan tata letak bangunan serta perhitungan galian dan timbunan. Peralatan yang digunakan pada survey topografi adalah Topcon total station atau yang sejenis yang dilengkapi dengan peralatan waterpass, rambu ukur, prisma, kompas, meteran dan peralatan lainya yang diperlukan untuk kebutuhan survey. Sebagai acuan kedalaman maupun ketinggian dipergunakan + 0,00 LWS. Untuk pekerjaan selanjutnya referensi ini harus dipindahkan kepada Bench Mark (BM) sebanyak 1 (satu) titik yang dibuat oleh Konsultan. Konsultan diharuskan membuat Bench Mark pada posisi yang aman dan terlihat dengan ketinggian berdasarkan LWS. Titik BM tersebut dibuat dari beton dengan ukuran 40x40x150 cm3 yang ditanam sedalam 100 cm dari permukaan tanah dan diplot dalam peta topografi. Penempatan BM harus mempertimbangkan rencana pengembangan pelabuhan, antara lain rencana pengurugan, batas areal pelabuhan sehingga BM dapat bermanfaat untuk jangka waktu lama dan mudah pengawasannya. BM tersebut merupakan titik awal pemetaan. BM ini dicat dengan warna biru muda dan bagian atas ditulis BM. 1, 2 dan BM. 3 + tanggal pembuatan. BM harus cukup kuat, awet dan kokoh serta tidak mudah bergeser/ berpindah kedudukannya. Konsultan diwajibkan pula memindah elevasi LWS ke bangunan gudang atau dermaga yang ada pada bagian yang aman, terlindung dan mudah terlihat. Pengamatan azimuth matahari (pengukuran azimuth) dilakukan pada salah satu BM yang telah dibuat dalam pekerjaan hidrografi. Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi : - Dipakai titik BM sebagai basis - Pengukuran jarak basis dengan alat elektrtonik atau optis (T2 dan Invarbasis) atau sejenis

- Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat) seri biasa luar biasa. Selisih sudut antara tiap bacaan titik boleh lebih dari 10 detik Pengukuran Poligon - Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon dengan jarak antar titik poligon maksimum 50m dan radius survey dari tiap poligon adalah 75m - Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal dan pengukuran poligon harus tertutup (dimulai dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang sama atau ditutup pada titik lain yang sudah diketahui koodinatnya sehingga kesalahan-kesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol) Pengukuran sipat datar : - Pengukuran sipat datar dilakukan sepanjang titik-titik poligon dan diikatkan pada bench mark. - Semua ketinggian harus mengacu pada LWS. - Pengukuran sipat datar dilakukan dengan cara double / pulang pergi. Selisih bacaan setiap atand maksimum 2 mm dan selisih hasil ukuran total antara pergi dan pulang tidak boleh lebih dari (8 Vd) mm dimana nilai d = jarak jalur pengukuran (dalam km) Pengukuran Situasi dan Detail Bangunan-bangunan yang penting dan berkaitan dengan pekerjaan design harus diukur posisinya. Analisis Data dan Output Hasil pengukuran harus diplotkan dalam peta bersama dengan gambar peta bathymetri Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah : - Ahli Teknik Geodesi (coordinator survey) (1) - Kepala Surveyor (1) - Surveyor (2)

2. Survey Bathymetri a. Pelaksanaan survey adalah dengan menggunakan alat Echosounder GPS Map Garmin atau yang sejenis yang menggunakan GPS Integrated. b. Alat yang digunakan harus mempunyai sertifikat kalibrasi, dan sebelum pengukuran dilaksanakan harus dilakukan bar check. c. Pengukuran dilakukan dengan metode pemeruman sejajar. d. Data yang diambil setiap interval 25 meter. e. Sebelum pengukuran dilakukan maka harus ditentukan titik (referensi) koordinat yang akan dipergunakan sebagai dasar pembuatan peta bathymetri. f. Sebelum pengukuran dilaksanakan, terlebih dahulu harus diketahui batas area yang akan di survey, kemudian di pantai dibuat tanda-tanda (patok) jalur sounding. g. Data yang diperoleh dari pengukuran bathymetri adalah berupa kedalaman air dan posisinya. h. Pengolahan data bathymetri adalah menghitung koordinat titik-titik kedalaman dan memasukan kedalaman yang dikoreksi terhadap pasang surut pada titik-titik tersebut. i. Hasil yang diperoleh dalam survey bathymetri adalah peta kontur bathymetri dengan interval 0.50 meter. Dalam peta yang akan disajikan harus memperhatikan/ menggambarkan keadaankeadaan penting seperti : Daerah dangkal Karang tenggelam maupun muncul Kerangka kapal tenggelam Rintangan-rintangan yang masuk dalam kategori rintangan navigasi

Garis Pantai dibuat lebih tebal, agar terlihat beda antara daratan dan perairan. Ketinggian antara lebih kurang 0,00 MLWS dan garis pantai supaya diberikan angka-angka ketingginan (untuk hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari konsultan). Dalam peta supaya dicantumkan harga LWS (muka surutan) terhadap MSL (duduk tengah) dan air tinggi, serta hubungan antara pasang surut dan BM. Simbol-simbol yang dipakai dalam penggambaran seperti : karang, pantai berpasir, kerangka kapal dan lain lain harus mengacu kepada peta No. 1 yang diterbitkan DISHIDROS. j. Personil yang terlibat dalam aktivitas pengukuran bathymetri ini adalah : Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (koordinator survey)(1) Kepala Surveyor (1) Surveyor (2) k. Seluruh personil yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Bathymetri harus mentaati peraturan K3 yang berlaku serta diasuransikan. 4. Survey Oceanografi A. Survey Pengukuran Pasang Surut a. Peralatan yang digunakan adalah staff gauge atau automatic gauge. b. Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk menentukan kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air terendah yang dicapai maupun kedudukan LWS. c. Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan minimal selama 15 hari terus menerus dengan interval 1 jam. Mulai jam 00.00 pada hari pertama dan terakhir pada jam 24.00 hari ke 15 (atau 24 jam x15 hari).

d. Hasil yang ingin dicapai yaitu untuk mendapatkan konstanta harmonis dengan Least suquare, dengan menggunakan bahasa visual Basic. Posisi duduk tengah, air tinggi, maupun LWS diperoleh dari konstanta harmonik pasang surut. Dalam studi ini akan dipilih metode Least square untuk. Dari konstanta harmonik yang diperoleh harus dilakukan prediksi selama 15 tahun ke depan pada saat pengukuran dan menampilkan dalam laporan perbandingan antara data pengukuran dan hasil prediksi. e. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah : - Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (coordinator) (1) - Kepala Surveyor (1) - Surveyor (2) B. Survey Pengukuran Arus a. Peralatan untuk pengukuran Arus harus mempergunakan peralatan : Current Meter Pelampung yang diberi pemberat dari seng plat dengan ukuran yang disesuaiakan. Global Positioning System (GPS) Perahu motor atau boat b. Pelaksanaan : Pengamatan dilakukan selama 3 x 24 jam secara berturut-turut dengan interval waktu 1 jam, yaitu pada saat pasang tertinggi (spring tide) dan pada saat pasang kecil (neap tide) pada bulan yang sama Metode pelaksanaan, yaitu pelampung dilepaskan dan diukur posisinya menggunakan GPS dan perahu. Setelah 1 jam pelepasan, maka posisi pelampung diukur kembali dan seterusnya.

Jumlah pelampung yang digunakan adalah dua buah. c. Hasil pengukuran diplotkan dalam peta bathymetri dan hasil pengamatan arus dilampirkan dalam laporan dalam bentuk : Grafik yang memperlihatkan hubungan antara pergerakan pasang surut dan kecepatan arus dan arah arus. Grafik arah dan kecepatan arus d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah : - Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (coordinator) (1) - Kepala Surveyor (1) - Surveyor (2) C. Survey Pengukuran Transpor Sedimen a. Peralatan untuk pengukuran transpor sedimen melayang menggunakan peralatan berupa sediment trap atau alat penangkap sedimen yang dilengkapi dengan lubang untuk menangkap sedimen, dan dipasang pada balok kayu dengan ukuran yang memadai. Untuk mengukur bed load sedimen, maka digunakan grap sedimen sampling. b. Pelaksanaan : Pengamatan dilakukan selama 3 x 24 jam secara berturut-turut Sedimen trap yang dipasang pada balok kayu dipasang pada titik yang diinginkan posisinya diukur dengan menggunakan GPS Titik pengukuran minimal 5 titik Perletakan sedimen trap tiga titik kearah laut dan 3 titik arah memanjang pantai.

Setip titik pengukuran minimal terdapat 4 buah alat penangkap sedimen (4 arah mata angin yang berlawanan). Pegambilan sampel sedimen dengan menggunakan grap sedimen sampel dilakukan pada interval 250 meter arah memanjang pantai dalam lingkup area studi. Sedimen trap dipasang pada jam tertentu (jam pemasangan dicatat) dan diangkat setelah 24 jam kemudian (jam pengambilan dicatat), selanjutnya sedimen yang terperangkap dikringkan dan ditimbang beratnya masingmasing arah. c. Hasil pengukuran yang diperoleh dalam survey transpor sedimen adalah : Jenis material sedimen Jumlah sedimen persatuan waktu tertentu dari masing-masing arah Total transpor sedimen dan arah dominan dalam kurun waktu pengukuran. d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah : - Ahli Lingkungan (coordinator) (1) - Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (1) - Kepala Surveyor (1) - Surveyor (2) D. Survey Peramalan Gelombang a. Dalam meramalkan gelombang dibutuhkan data : Data angin minimal 5 sampai 10 tahun terakhir. Peta rupa bumi lengkap dengan skala peta b. Pelaksanaan : Menghitung fetch efektif di lokasi studi

Kecepatan angin harus dikoreksi akibat ketinggian pengukuran, lokasi pengukuran dan akibat perbedan temperatur air laut dan udara Menghitung tegangan gesek angin Menghitung tinggi dan periode gelombang yang dibatasi oleh tegangan gesek angin, durasi dan fetch efektif dengan menggunakan Metode SMB Menghitung tinggi dan periode gelombang laut dalam dengan periode ulang tertentu. c. Hasil yang diperoleh dalam peramalan gelombang adalah tinggi dan periode gelombang laut dalam dengan kala ulang tertentu dari berbagai arah. d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah : - Ahli Teknik Pantai dan Pelabuhan (coordinator) (1) - Kepala Surveyor (1) - Surveyor (2) E. Simulasi Model Matematik a. Maksud dan tujuan : Untuk mendapatkan gambaran besaran dan pola arus di lokasi studi Untuk mengetahui besaran dan pola perambatan gelombang di lokasi studi. Untuk mengetahui besaran dan pola penyebaran sedimen di lokasi studi akibat arus dan gelombang b. Peralatan yang digunakan adalah perangkat lunak SMS Boss.8.0. c. Hasil yang diperoleh dalam simulasi model matematik adalah gambar-gambar yang merepresentasikan besar dan pola arus, besar dan pola penyebaran sedimen, serta besar dan pola perambatan gelombang.

d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah : - Ahli Teknik Pantai dan Pelabuhan (koordinator) (1) - Ahli Muda Teknik Pantai dan Pelabuhan (1) 5. Pengumpulan Data Sekunder a. Maksud kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan untuk keseluruhan studi. b. Lingkup kegiatan mencakup pengumpulan data diantaranya; Status wilayah operasional pelabuhan Data operasional pelabuhan/dermaga di sekitarnya Data administrasi dan kondisi fisik wilayah, antara lain : Administrasi Wilayah dan administrasi kepemilikan serta peruntukan yang diusulkan Topografi umum, Geologi umum, Hidrologi, dan Iklim Data tentang Kebijaksanaan Pemerintah setempat, yang meliputi RUTR dan Rencana Prasarana dan Sarana Dasar Umum (PSDU), dll Tempat pembuangan sisa galian atau kerukan dan lokasi quarry batuan Sumberdaya alam, dan sebagainya Data Kepelabuhanan meliputi: Status wilayah operasional pelabuhan, data operasional pelabuhan atau dermaga di sekitarnya Data Sosial Ekonomi Wilayah, antara lain mengenai, penduduk, perekonomian dan lembaga keuangan, permasalahan sosial dan lain-lain. c. Output Kegiatan : Kepastian status pelabuhan Gambaran kondisi persaingan usaha Prakiraan awal arus bongkar-muat dan kunjungan kapal d. Personil yang terlibat dalam aktivitas ini adalah :

- Ketua Tim (1) - Tenaga Ahli yang memiliki kompetensi untuk kegiatan ini (2). 6. Pembuatan Layout Breakwater a. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk merumuskan gambaran pengembangan Pelabuhan ini berdasarkan kondisi fisik teknis dan kebijakan pemerintah. b. Pembuatan layout berdasarkan hasil survey, pengumpulan data kondisi regional dan daya dukung fisik teknis. Dari semua data tersebut dapat disusun konsep untuk pengembangan pelabuhan yang mencakup antara lain : Menganalisis hasil survey lapangan dan hasil pengumpulan data sekunder. Studi lingkungan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuai Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menyusun kajian keselamatan pelayaran, alur pelayaran, dan kolam pelabuhan Menyusun analisis gelombang dari data angin dengan metode Bijker maupun CERC, menyusun hasil kajian dengan model matematis SMS atau REFDIF, menyusun kajian breakwater, dan sedimentasi serta rekomendasi bentuk penanganan yang tepat. c. Personal yang terlibat dalam aktivitas ini adalah : 7. Pelaporan. - Ahli Teknik Pantai dan Pelabuhan (koordinator) (1) - Drafter (1) Dari aktivitas survey, olah data, studi pengembangan dan kajian terhadap kelayakan dan disain rancang bangun pelabuhan yang akan dikembangkan ini maka konsultan harus membuatkan laporannya secara tertulis, terinci, lengkap dan sistematis, dan laporan tersebut dijilid dalam bentuk buku untuk diserahkan kepada pemberi tugas.

IX. TENAGA AHLI Kualifikasi minimal dari tenaga ahli yang harus dilibatkan adalah : 1. Ketua Tim: Sarjana Teknik Sipil berpengalaman minimal 20 tahun di bidang kepelabuhanan dan teknik pantai. 2. Ahli Teknik Pantai: Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 8 tahun di bidang keteknik-pantaian khususnya dalam analisis dan pemodelan gelombang, arus dan transport sediment. 3. Ahli Geoteknik : Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 20 tahun di bidang penyelidikan tanah dan perencanaan pondasi. 4. Ahli Geodesi : Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 15 tahun di bidang topografi dan batimetri. 5. Ahli Struktur Bangunan: Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 15 tahun di bidang perencanaan struktur pelabuhan dan struktur sipil kepelabuhanan lainnya. 6. Ahli Arsitektur: Sarjana Teknik Arsitektur yang berpengalaman minimal 20 tahun di bidang perencanaan tata letak fasilitas perairan dan daratan pelabuhan. 7. Ahli Transportasi Laut: Sarjana Teknik Transportasi yang berpengalaman minimal 20 tahun di bidang moda transportasi laut 8. Ahli Lingkungan: Sarjana Teknik Geologi / Lingkungan yang berpengalaman minimal 20 tahun di bidang lingkungan. 9. Cost Estimator: Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 8 tahun di bidang perhitungan biaya bangunan sipil. 10. Ahli Ekonomi: Sarjana Ekonomi yang berpengalaman minimal 20 tahun dalam bidang analisis manajemen, finansial, dan ekonomi Pelabuhan. 11. Ahli Muda Pantai dan Pelabuhan: Sarjana Teknik Pantai yang berpengalaman minimal 5 tahun di bidang perencanaan bangunan pantai.