I. PENDAHULUAN. kembang dan berkembang secara optimal (Mansur, 2007:88). Wiyani dalam bukunya, berpendapat bahwa usia dini merupakan masa emas (the

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. ( Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 6. Islami, (Jogjakarta: Darul Hikmah, 2009), hlm. 83

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kanak-kanak merupakan masa di mana anak-anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendidikan merupakan modal utama untuk memiliki manusia yang berkualitas. Untuk menciptakan hal itu pendidikan hendaknya dimulai sejak dini melalui pendidikan anak usia dini yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Menurut Mansur, pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang dilakukan secara menyeluruh, mencakup semua aspek perkembangan dengan memberikan stimulasi terhadap perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat tumbuh kembang dan berkembang secara optimal (Mansur, 2007:88). Wiyani dalam bukunya, berpendapat bahwa usia dini merupakan masa emas (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang. Pada masa itu anak berada pada periode sensitif (sensitif periods) di mana di masa inilah anak secara khusus mudah menerima berbagai stimulus dari lingkungannya, 50% kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika mereka berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi pada usia 0-4 tahun sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada usia 4-18 tahun. Itulah sebabnya upaya stimulasi sejak dini kepada anak yang berusia 0 hingga 6 tahun sangatlah penting, karena pada masa tersebut perkembangan otak mereka

2 dapat berlangsung optimal dan itu sangat berpengaruh terhadap kehidupannya kelak (Wiyani, 2014:114). Saat anak mulai memasuki usia pra sekolah yaitu 4-6 tahun, kebanyakan orangtua akan mulai mengenalkan mereka kepada suatu lembaga pendidikan yang akan menjadi langkah awal menimba ilmu, yaitu Taman Kanak-kanak. Menurut Santoso, Taman Kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak memiliki peran yang sangat penting karena disanalah anak mulai mengenal dasardasar pengetahuan dan pendidikan, serta mengembangkan keterampilan, perilaku dan kemampuan dasar (Santoso, 2007:17). Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan mencakup bahasa, membaca, menulis, pengembangan karakter, moral, perkembangan motorik kasar dan halus, komputer dan sains, serta pendidikan agama. Setiap anak memiliki kecerdasan dan kemampuan berbeda dalam memahami sebuah mata pelajaran. Menurut Sudarna, seorang pendidik tidaklah boleh memaksakan muridnya untuk memahami setiap pelajaran dengan pemahaman yang sama dan sempurna dengan satu takaran kecerdasan, sebab keadaan anak dalam satu kelas berbeda-beda. Dengan segala macam keadaan murid, kewajiban seorang pendidik adalah mengakui keberadaannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Seorang pendidik harus mengakui dan menghargai bakat dan hasil karya murid-muridnya (Sudarna, 2014:2). Demi kelancaran proses belajar anak usia dini di dalamnya terdapat upaya-upaya khusus yang dilakukan seorang pendidik atau guru untuk mengajak anak mulai mengenal dunia belajar, dan hal ini dimulai dari komunikasi dasar yang dilakukan

3 guru. Komunikasi merupakan kebutuhan hidup yang harus terpenuhi. Manusia membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi dengan manusia lainnya demi memenuhi kebutuhkan hidup tersebut. Menurut Kleinjan dalam (Cangara 2006:1), bahwa komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Selain interaksi sosial, manusia juga memiliki kebutuhan lain yang tidak kalah penting, yaitu berkomunikasi dengan Tuhan-nya. Dalam ilmu komunikasi segala bentuk komunikasi yang dilakukan antara manusia dengan Tuhan-nya disebut dengan komunikasi transedental. Bagi umat muslim, aplikasi yang sesungguhnya dari komunikasi transedental adalah pada saat mendirikan shalat, membaca ayat suci al-quran, berdzikir, berpuasa, dll. Selain shalat, menghafal surat-surat pendek Al-quran merupakan hal yang wajib dilakukan bagi umat muslim. Al-Quran merupakan pedoman hidup yang menuntun pembacanya untuk meraih kemenangan dan keberuntungan hidup di dunia dan akhirat. Orang yang selalu membaca dan mengamalkan Al-Quran akan mendapatkan kemuliaan dan tidak akan disentuh kehinaan dan penderitaan yang berkepanjangan. Oleh karena itu menghafal surat-surat pendek Al-Quran menjadi hal penting untuk ditanamkan pada setiap generasi terutama pada masa kanakkanak. Sudarna dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter mengungkapkan bahwa anak usia dini memiliki karakteristik seperti: unik, egosentris, aktif dan energik, rasa ingin yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, eksploratif dan berjiwa petualang, spontan, senang dan kaya akan fantasi,

4 masih mudah frustasi, masih kurang mempertimbangkan dalam melakukan sesuatu, daya perhatian pendek, bergairah untuk belajar dan semakin menunjukan minat terhadap teman (Sudarna, 2014 :16). Mengingat karakteristik khusus yang dimiliki anak usia dini tersebut, seorang pendidik harus menyusun dan memilih suatu strategi dalam melakukan setiap kegiatan secara cermat agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan tepat dan efektif. Menurut Sudjana dan Rivai, proses belajar mengajar dengan strategi komunikasi mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan murid yang optimal, sehingga menumbuhkan minat belajar yang aktif pada murid. Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini (Sudjana dan Rivai 2013:126). Komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Arni, 2007:12). Proses penyampaian pesan yang dilakukan guru kepada anak didik, dikemas dalam bentuk verbal dan nonverbal. Hal ini pula lah yang mendorong penulis ingin mengetahui dan meneliti apa saja pilihan kata verbal dan nonverbal guru serta tujuan dari pemenggalan setiap kata dalam surat pendek Al-Quran yang diajarkan kepada murid. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di TK Ar-Raudah mengenai Strategi komunikasi guru TK dalam membina kemampuan menghafal surat pendek. Disinilah penulis akan meneliti dan menganalisis strategi komunikasi dan metode seperti apa yang digunakan para guru dalam membina kemampuan menghafal surat pendek pada murid. Selain itu, penulis juga akan meneliti apa saja pilihan verbal dan nonverbal dalam proses pembinaan kemampuan menghafal surat pendek serta tujuan dari pemenggalan

5 kata disetiap surat-surat yang diajarkan kepada murid. Penulis akan mengamati antara kesesuaian teori dan kenyataan di lapangan. Berdasarkan hasil pra-riset yang telah dilakukan, TK Ar-Raudah memiliki kekhususan dalam mengajarkan murid menghafal surat pendek, yaitu dengan cara mendengarkan terlebih dahulu beberapa surat-surat pendek Al-Quran yang diputar melalui audio setiap pagi di masing-masing kelas dengan menggunakan media speaker. Saat ini TK Ar-Raudah memiliki jumlah murid sebanyak 138 orang yang dibagi ke dalam 5 kelas. Berikut data jumlah murid TK Ar-Raudah: Tabel 1. Jumlah murid TK Ar-Raudah Kelas Lebah 1 Lebah 2 Semut 1 Semut 2 Mawar Laki-laki 16 murid 16 murid 15 murid 18 murid 13 murid Perempuan 15 murid 15 murid 13 murid 10 murid 7 murid Jumlah 31 murid 31 murid 28 murid 28 murid 20 murid Keterangan: Lebah : TK B (0 Besar), Semut : TK A (0 Kecil), Mawar : Kelompok Bermain (Sumber : data pra-riset tahun 2015) Kota Bandar Lampung memiliki banyak lembaga pendidikan taman kanak-kanak. Dari sekian banyak TK yang ada di Kota Bandar Lampung peneliti tertarik untuk meneliti di TK Ar-Raudah, karena TK Ar-Raudah merupakan sekolah bernuansa Islam yang berkualitas, yang memadukan kurikulum nasional dan pendidikan dasar keislaman sebagai sarana mengembangkan kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosi anak-anak. Selain itu, TK Ar-Raudah berada di tengah kota Bandar Lampung yang dapat memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

6 1.2.Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana strategi komunikasi guru TK dalam membina kemampuan menghafal surat pendek pada murid? 2. Apa saja pilihan verbal dan nonverbal dalam proses mengajarkan suratsurat pendek pada murid? 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi komunikasi guru pada murid dalam membina kemampuan menghafal surat pendek. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pilihan kata verbal dan nonverbal yang digunakan guru dalam proses mengajarkan surat pendek pada murid. 1.4.Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna untuk: 1. Secara teoritis, penelitian mengenai strategi komunikasi para guru dalam membina kemampuan menghafal surat pendek dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana cara-cara atau metode yang tepat dalam mengajarkan anak usia dini. 2. Memberikan manfaat berupa masukan bagi para orang tua dan guru sebagai pelaksana pendidik agar dapat mendidik murid untuk dapat memiliki kemampuan menghafal ayat Al-Quran berupa surat pendek sesuai kemampuan anak dan menjadi bahan pertimbangan guna meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di taman kanak-kanak (TK).