KEBANGGAAN TERHADAP BAHASA INDONESIA (LANGUAGE PRIDE) DI PURWAKARTA. Siti Chadijah ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Sikap Bahasa Masyarakat Urban terhadap Bahasa Indonesia. (Menemukan Tipe Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Wilayah Rural dan Urban)

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian dari laporan penelitian yang relevan. Menurut Triandis (melalui Suhardi, 1996: 22) sikap didefinisikan sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

MEMPERTAHANKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA. M. Arifin PS. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNIB

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin

Kolaborasi Trilogi Bahasa sebagai Modal Keberjayaan Masyarakat dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, Kaili (Pateda

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO. Oleh: Erna Ikawati 1

PENGARUH CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA DI KALANGAN MAHASISWA IKIP SILIWANGI BANDUNG

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gio M. Johan, 2013

BAB II SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

PEMERTAHANAN BAHASA JAWA PADA MASYARAKAT KAMPUNG CIDADAP KABUPATEN CIREBON. Oleh. Hesti Muliawati, Rendi Suhendra, dan M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEDUDUKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA PENGANTAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyampaikan suatu maksud

DIMENSI EVALUATIF BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA PEMERSATU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Ari Kartini, 2013

Budaya Literasi Kunci Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berkualitas pada Era MEA

No. Kode: DARI/BAHASA INDONESIA/001

BAHASA NASIONAL YANG BELUM MENASIONAL ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Dr. A. Sobana Hardjasaputra, S.S., M.A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

Bahasa Indonesia. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Pertemuan 1 PENTINGNYA BAHASA INDONESIA DIPELAJARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA. Yanti Trianita S.I.Kom

Sikap Terhadap Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 2 TBU dan Implikasinya. Oleh

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN

EKSISTENSI BAHASA INDONESIA PADA GENERASI MILLENNIAL. Nimas Permata Putri 1)

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

KEBERADAAN BAHASA DAN DINAMIKA KEHIDUPAN MASYARAKAT (LANGUAGE EXISTENCE AND SOCIAL LIFE DYNAMIC)

MAKALAH FUNGSI BAHASA INDONESIA MENURUT PARA AHLI. Disusun Oleh : Kurnia Santi J Gizi B

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Muhammad Syarkawi (1)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Pendidikan Renang di SMP Al-Hikmah Surabaya, dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

SIKAP BAHASA MAHASISWA*) Dingding Haerudin**) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SITUASI KEBAHASAAN DALAM BAHASA INDONESIA A. Aspek Sosiolinguistik Bahasa adalah sesuatu yang hidup. Sebagai sesuatu yang hidup, ia tentu mengalami

STUDI KASUS SIKAP BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SIKAP BAHASA SISWA KELAS VII SMP DARMA BANGSA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan untuk dapat memperoleh sumber data yang valid, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang erat sehingga keberadaan bahasa tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dalam penggunaannya di tengah adanya bahasa baru dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

KESETIAAN BERBAHASA INDONESIA DIPERTANYAKAN DI ERA GLOBALISASI. Marsudi, Siti Zahrok ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

Lomba Esai Generasi Milenial 2017

BAHASA INDONESIA 1. Sejarah Singkat 2. Kedudukan 3. Fungsi

BAB III METODE PENELITIAN

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

PENGAJARAN BIPA DAN TES UKBI DALAM UPAYA MENJAGA EKSISTENSI BAHASA INDONESIA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

ASEP HIDAYATULLAH, 2016 PENGARUH SIKAP BERBAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA AKADEMIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

PEMAHAMAN KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI DASAR JIWA NASIONALISME

28 Oktober 1928, yaitu sumpah pemuda. Waktu itu, sejarah mencatat betapa masingmasing

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

EKSISTENSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA PERSATUAN

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan media untuk berkomunikasi dengan lingkungan

SEJARAH SINGKAT, KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN RAGAM BAHASA INDONESIA. Pengantar Awal Perkuliahan Bahasa Indonesia Oleh Ari Kusmiatun_UNY

Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional,Negara,Dan Daerah

PEMANFAATAN SASTRA SEBAGAI BAHAN AJAR PENGAJARAN BIPA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

PERANAN DAN FUNGSI Bahasa Indonesia. Karina Jayanti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan

Transkripsi:

KEBANGGAAN TERHADAP BAHASA INDONESIA (LANGUAGE PRIDE) DI PURWAKARTA Siti Chadijah chadijah165@gmail.com ABSTRAK Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa selalu dijaga, salah satunya dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai satu bidang studi yang wajib diikuti oleh warga negara Indonesia sejak sekolah dasar hingga di perguruan tinggi. Tujuan dari pembinaan bahasa Indonesia melalui pendidikan formal tersebut di samping bermaksud agar warga negara terutama yang menempuh pendidikan formal memiliki keterampilan berbahasa lisan maupun tulis, juga diharapkan memiliki jati diri yang ajeg serta memiliki sikap bahasa Indonesia yang baik sebagai wujud kebanggaan bahasa (language pride). Penelitian ini didasarkan pada kajian sikap bahasa, terutama kebanggaan mahasiswa terhadap bahasa Indonesia. Dengan metode observasi dan wawancara permulaan secara langsung penulis memeroleh data sementara berupa respon mahasiswa mengenai kebanggaan bahasa (languagepride) terhadap bahasa Indonesia perlu dikaji lebih mendalam. Hal ini disebabkan berbagai alasan yang terungkap dari jawaban sementara mahasiswa Polibisnis Purwakarta. Penelitian ini juga bermaksud untuk mengetahui bagaimana sikap bahasa terutama kebanggaan mahasiswa Polibisnis Purwakarta terhadap bahasa Indonesia. Untuk menjaring data tentang sikap bangga bahasa terhadap bahasa Indonesia tersebut, penulis mengimplementasikan kriteria penilaian sikap kebanggaan terhadap bahasa Indonesia dengan menggunakan beberapa pertanyaan tidak terstruktur untuk dijawab oleh mahasiswa Polibisnis Purwakarta. Pernyataanpernyataan tersebut diharapkan dapat melihat kecenderungan mahasiswa menampakkan sikap bahasanya terutama kebanggaannya terhadap bahasa Indonesia. Harapannya, sikap bahasa terutama kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia yang baik hadir dalam diri mahasiswa secara sadar dan penuh cinta sehingga kasus hilangnya bahasa seperti di Irlandia tidak terjadi di Indonesia.. Kata kunci: Bahasa Indonesia, sikap bahasa, kebanggaan bahasa PENDAHULUAN Sumpah pemuda telah diikrarkan, sejak tanggal 28 Oktober 1928, isi poin ke-tiga ikrar tersebut menunjukkan bahwa bahasa Indonesia disepakati sebagai bahasa persatuan yang akan selalu dijunjung tinggi. Dapat dipastikan bahwa ikrar ini tidak main-main dan berdasar pada semangat juang untuk memerdekakan diri dari penjajahan. Sumpah Pemuda yang didalamnya terdapat janji bahasa itu 1

merupakan sumbu pemantik berdirinya sebuah kedaulatan sebuah Negara. Maka langkah strategis lanjutannya adalah menjadikan bahasa Indonesia bahasa nasional. Selanjutnya melalui Undang-undang Dasar 1945 Pasal 36, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa Negara. Membicarakan bahasa berarti sedang membahas bahasa sebagai bagian dari kehidupan masyarakat penuturnya. Artinya bahasa dapat berubah sejalan dengan perubahan penuturnya. Hal ini menjadi tantangan menarik bagi pengembangan dan pembinaan bahasa. Pengembangan bahasa Indonesia menurut Sugono (2009;5) mencakup dua hal yaitu masalah pengembangan bahasa dan masalah kemampuan/sikap. Adapun pembinaan bahasa mencakup masyarakat luas dan generasi pelapis. Dua hal ini menjadi perhatian khusus untuk pemertahanan bahasa Indonesia. Dalam GBHN dicantumkan bahwa pengembangan dan pembinaan bahasa dilakukan dengan mewajibkan peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dengan terus melakukan pengembangan kemampuan dan sikap positif pemakai bahasa Indonesia melalui berbagai media. Pembinaan yang bersifat vertikal dan horizontal ini (masyarakat pelapis seperti pelajar, mahasiswa sebagai generasi penerus, dan generasi sekarang <masyarakat luas pada umumnya>). Muncul pertanyaan kemudian, apakah dengan upaya yang telah dilakukan melalui pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia yang tersistematisasi dapat menimbulkan kebanggan terhadap bahasa Indonesia? Peneliti mencoba mengambil contoh sikap bahasa mahasiswa Polibisnis Purwakarta dalam kesehariannya. Hasil observasi awal memberikan informasi bahwa mahasiswa Polibisnis Purwakarta masih belum menampakkan sikap bangga berbahasa Indonesia, belum dapat menjelaskan apa yang dimaksud bangga berbahasa Indonesia, apa saja sikap yang termasuk melecehkan bahasa Indonesia. Untuk itulah peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Kebanggaan Terhadap Bahasa Indonesia (Language Pride) Di Purwakarta, khususnya kebanggan berbahasa Indonesia mahasiswa Polibisnis Purwakarta. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif yang berlandaskan pada kondisi objek yang alamiah yang mana peneliti adalah sebagai instrument kunci (Sugiyono:18). Adapun pengambilan data dilakukan dengan menentukan responden secara purposive. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara. Menurut Esterbeg (dalam Sugiyono; 319) bahwa wawancara yang dapat dilakukan dalam penelitian bermacam-macam yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur. Fokus wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur atau terbuka dimana 2

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara secara sistematis dan lengkap untuk pengambilan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan terkait sikap berbahasa mahasiswa untuk melihat sejauhmana kebanggaan mahasiswa terhadap bahasa Indonesia yang notabene merupakan bahasa yang mampu memantik semangat perjuangan kemerdekaan. Dalam menganalisis data penelitian ini, peneliti menggunakan data dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacammacam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Seperti yang dinyatakan oleh Miles dan Hubermen (dalam Sugitono; 334), yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Selanjutnya Susan Stainback (dalam Sugiyono;334) menyatakan belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori. Maka teknik yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan observasi awal sebagaimana menurut Nasution (dalam Sugiyono;336), Analisis telah telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Kemudian hasil observasi dijadikan sebagai bahan pada periode pengumpulan data, kemudian data tersebut direduksi kemudian dijadikan data display untuk kemudian ditarik kesimpulan. Berikut langkah-langkah analisis menurut Miles dan Hubermen I Periode Pengumpulan data I Reduksi data I Antisipasi I Selama Setelah I Display data I Selama Setelah I ANALISIS Kesimpulan/ Verivikasi I Selama Setelah I Gambar 1. Komponen dalam analisis data (flow model) HASIL DAN PEMBAHASAN Secara keseluruhan, fenomena yang muncul dan terjadi di tengah-tengah mahasiswa Polibisnis memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia bercampur dengan bahasa daerah dan bahasa inggris yang kadang terdengar lucu dan janggal. Misalkan, oke, tugguan we nyak, saya rek Otw, awas mun saya ditinggal 3

Namun mayoritas responden akan berupaya menggunakan bahasa Indonesia kepada para dosennya, staf kampus dan sesama teman terutama yang berasal dari luar daerah walau belum baik secara kaidah, misalkan berbicara dengan dosen, Tugas taro di meja ibu? Atau Kalo telat ngumpulin tugas dinilai bu?, Secara umum, mahasiswa Polibisnis yang menjadi responden berpendapat bahwa mereka bangga terhadap bahasa Indonesia, dan ketika ditanya apakah mereka sudah berupaya menjadikan bahasa Indonesia yang baik sebagai bahasa sehari-hari mereka menjawab; lucu, kaku dan terasa sangat formal bila menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Mahasiswa responden juga mengakui bahwa mereka masih kesulitan menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa kebanggan mahasiswa Polibisnis Purwakarta terhadap bahasa Indonesia baru sebatas jargon, walau tidak ada yang peneliti temukan dari responden melecehkan bahasa Indonesia, seperti menganggap mempelajari bahasa Indonesia itu tidak perlu, namun terlihat mahasiswa masih lebih mengutamakan menggunakan kata asing dibandingkan dengan menggunakan padanan kata asli Indonesia, serta membuat istilah-istilah baru yang merusak kata baku bahasa Indonesia Mereka belum dapat menumbuhkan rasa bangga kepada bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan bahasa sehari-hari yang mana kesalahan berbahasa mereka jarang ada yang mengoreksi. Sehingga mahasiswa merasa benar saja terhadap apa yang diucapkan. Daalam hal tulis menulis, mahasiswa pun kurang mendapat perbaikan dari hal penggunaan kata sebab dosen lebih memerhatikan konten dan tata letak. Hasil menunjukkan, secara umum kebanggaan mahasiswa terhadap bahasa Indonesia ada, namun belum terbangkitkan secara maksimal karena kurangnya motivasi dan teladan berbahasa Indonesia yang sesuai kaidah baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan kampus. Dengan satu pengecualian, mahasiswa yang tidak menjadi responden penelitian karena keterbatasan peneliti mungkin saja ada yang berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa negaranya. Bahasa Indonesia dalam keputusan Seminar Politik Bahasa Nasional 1999 dinyatakan sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagaibagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang social, budaya dan bahasanya, serta (4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah (Sugono;3). Dari apa yang dikemukakan di atas, jelas ada semangat pemertahanan bahasa Indonesia didasari oleh sumpah pemuda yang diperkuat dengan undangundang juga berbagai upaya yang telah dilakukan dalam kebahasaan termasuk 4

didalamnya pembinaan bahasa, penambahan lema, pengembangan istilah juga ejaan. Namun sekeras upaya penjagaan dan pemertahanan bahasa Indonesia, sekeras itu pula penggunaan bahasa Indonesia semakin lama semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh bahasa asing yang masuk ke Indonesia. Belum lagi ditambah adanya bahasa-bahasa baru yang dikenal dengan bahasa Gaul, alay yang mulai bermunculan di kalangan remaja pada umumnya juga orang dewasa pada khususnya. Hal ini dapat memberikan dampak semakin lemahnya pemertahanan terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Sehingga bahasa yang sering dinyatakan sebagai produk sosial atau produk budaya yang menjadi wadah aspirasi sosial, kegiatan dan perilaku masyarakat, wadah penyingkapan budaya, termasuk teknologi (Sumarsono; 20) malah kerap kehilangan jati diri. Untuk itu perlu kiranya perhatian terhadap sikap bahasa bagi suatu bangsa. Penggunaan bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Polibisnis Purwakarta yang cukup dominan dalam keseharian di lingkungan kampus belum dapat menjadikan mahasiswa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan tulisan. Hal ini dapat disebabkan sikap bahasa; pristiwa kejiwaaan dan merupakan bagian dari sikap pada umumnya masih belum ajek. Sebagaimana banyak dijelaskan, sikap berbahasa merupakan reaksi penilaian terhadap bahasa tertentu (Fishman dalam Haerudin; 3). Masih dalam tulisan Haerudin (makalah; 3) yang dikutip dari Kridalaksana, sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa itu sendiri atau orang lain. Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa sikap bahasa merupakan reaksi seseorang (pemakai bahasa) terhadap bahasanya maupun bahasa orang lain. Sikap bahasa yang dimaksud adalah sikap terhadap bahasa dan sikap berbahasa. Sikap terhadap bahasa penekanannya tertuju pada tanggung jawab dan penghargaannya terhadap bahasa, sedangkan sikap berbahasa ditekankan pada kesadaran diri dalam menggunakan bahasa secara tertib (Pateda, dalam Haerudin;3). Spolsky (dalam haerudin;3) menyatakan pula bahwa seseorang yang mempelajari suatu bahasa dilatarbelakangi oleh sikapnya terhadap bahasa yang dipelajarinya, sikap itu meliputi 1) sikap terhadap tujuan praktis penggunaan bahasa target, dan 2) sikap pada orang yang menggunakan bahasa target. Sikap bahasa menurut Arifin (2017;1) ada tiga, yaitu ( 1) kesetiaan bahasa (2) kebanggaan bahasa, dan (3) kesadaran akan norma bahasa. Dalam hal bahasa Indonesia, kesetiaan bahasa yang dimaksud adalah sikap memeilihara bahasa nasional sebagai kemandirian bahasanya, dan apabila perlu mencegah masuknya pengaruh bahasa asing apabila terdapat padanan kata dalam bahasa Indonesia. Kebanggaan bahasa merupakan sikap yang mengutamakan bahasa Indonesia sebagai lambang identitas pribadi atau kelompok dan sekaligus membedakannya dari orang atau 5

kelompok lain. Sedangkan kesadaran akan norma bahasa adalah hal penggunaan bahasa secara cermat, korek, santun, dan layak (sesuai kaidah dan aturan yang berlaku). Kesadaran yang demikian merupakan faktor yang sangat menentukan prilaku tutur dalam wujud pemakaian bahasa. Dapat disimpulkan (sebagaimana pendapat para ahli) bahwa kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa, dan kesadaran bahasa akan norma bahasa merupakan ciri-ciri positif terhadap suatu bahasa dapat disimpulkan bahwa sikap bahasa merupakan pandangan, pendapat, dan penilaian seseorang terhadap bahasa yang membuat seseorang melakukan pilihan penggunaan berbahasa dengan percaya diri Kebanggaan bahasa sebagaimana dijelaskan diawal adalah merupakan sikap yang mengutamakan bahasa yang dibanggakan sebagai lambang identitas pribadi atau kelompok dan sekaligus membedakannya dari orang atau kelompok lain dan sebagai satu wujud kepribadian dan intelektualitas. Ciri orang yang memiliki kebanggaan terhadap bahasa Indonesia adalah dengan menghargai bahasa; menggunakan bahasa Indonesia pada berbagai kesempatan baik secara lisan maupun tulisan dengan meminimalisasi penggunaan bahasa asing Menumbuhkan sikap bangga bahasa Indonesia (cinta bahasa Indonesia) dapat dilakukan dengan mendorong mahasiswa untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah serta memahamkannya betapa bermanfaatnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar melalui contoh nyata. Adapun bentuk pelecehan terhadap bahasa adalah; menganggap mempelajari bahasa Indonesia itu tidak perlu, lebih mengutamakan menggunakan kata asing dibandingkan dengan menggunakan padanan kata asli Indonesia, serta membuat istilah-istilah baru yang merusak kata baku bahasa Indonesia. Akhirnya, simpulan penulis terhadap sikap berbahasa mahasiswa Polibisnis Purwakarta terutama poin kebanggaan bahasa cukup baik karena secara keseluruhan, mahasiswa Polibisnis Purwakarta menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai aktivitasnya. Hanya penembahana istilah-istilah atau kosa-kata yang tidak baik dapat merusak tatanan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, sebagai penjaga bahasa dari kepunahan, diharapkan ada perlakuan pencegahan terhadapa maraknya penambahan istilah-istilah yang merusak tatanan bahasa Indonesia. Untuk itu perlu menumbuhkan sikap bangga bahasa Indonesia (cinta bahasa Indonesia) dengan mendorong mahasiswa untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah serta memahamkannya betapa bermanfaatnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar melalui contoh nyata (teladan) dalam menggunakan bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA 6

Dendy Sugono. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia. Dingding Haerudin.. Makalah Sikap Bahasa Mahasiswa Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung; Alfabeta. Sumarsono. 2012. Sosiolinguistik. Pustaka Pelajar Yogyakarta. Zaenal Arifin. 2017. Bahasa Indonesia; Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Pustaka Mandiri; Tangerang. 7