PERBANDINGAN RESAPAN BISING PANEL AKUSTIK LIMBAH BONGGOL JAGUNG DENGAN AMPAS TEBU. Sebelas Maret Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
INVESTIGASI MATERIAL PENYERAP SUARA DARI BAHAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG

PENGARUH FRAKSI BERAT SERAT TERHADAP SIFAT AKUSTIK KOMPOSIT rhdpe-cantula

PENGARUH FRAKSI BERAT SERAT TERHADAP SIFAT AKUSTIK KOMPOSIT rhdpe-cantula

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORBSI MATERIAL AKUSTIK DARI SERAT ALAM AMPAS TEBU SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

DESAIN PEREDAM SUARA TABUNG KACA DENGAN SAMPEL CAMPURAN SERBUK KAYU MERANTI DAN PAPAN TELUR UNTUK MENGUKUR KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI

ANALISA KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI MATERIAL SERAT BATANG KELAPA SAWIT DENGAN GYPSUM MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

Performa (2011) Vol. 10, No. 2: 89-94

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pembuatan dan Pengujian Bahan Peredam Suara dari Berbagai Serbuk Kayu

KARAKTERISTIK ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK SERAT ALAM AMPAS TAHU (GLYCINE MAX) MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PENGARUH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK SKRIPSI

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Debora M Sinaga 1, Krisman 2, Defrianto 2

KARAKTERISASI KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI LIMBAH SERAT KAYU MERANTI MERAH (SHOREA PINANGA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

PERNYATAAN. Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia semakin meningkat. Baik peralatan tersebut berupa sarana informasi,

MATERIAL AKUSTIK SERAT PELEPAH PISANG (Musa acuminax balbasiana calla) SEBAGAI PENGENDALI POLUSI BUNYI

PENGARUH ORIENTASI SERAT TERHADAP REDAMAN SUARA KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT PINANG

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PAPAN AKUSTIK DARI CAMPURAN SERAT KULIT ROTAN DAN PEREKATPOLIVINIL ASETAT SKRIPSI AMALUDDIN NASUTION

Kinerja Akustik dan Mekanik Panel Sandwich Berbasis Ampas Tebu dan Bambu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Kajian tentang Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Serat Ijuk sebagai Bahan Penyerap Suara Ramah Lingkungan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

ANALISIS GELOMBANG AKUSTIK PADA PAPAN SERAT KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-101

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

Panel Akustik Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN KARAKTERISTIK PANEL AKUSTIK DENGAN MODEL MULTI LAPISAN KOMPOSIT SEBAGAI PARTISI PEREDAM SUARA TESIS. Oleh MEGA NOVITA SARI /FIS

PENENTUAN KOEFISIEN SERAP BUNYI PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelapa Sawit yang sudah tidak produktif. Indonesia, khususnya Sumatera Utara,

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Penyerapan Bunyi

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II LANDASAN TEORI... 5

Pengaruh Penambahan Serat Sabut Kelapa (Cocofiber) Terhadap Campuran Beton Sebagai Peredam Suara

METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK PANEL AKUSTIK SAMPAH KOTA PADA FREKUENSI RENDAH DAN FREKUENSI TINGGI AKIBAT VARIASI KADAR BAHAN ANORGANIK

KAJIAN KINERJA SERAPAN BISING SEL AKUSTIK DARI BAHAN KAYU OLAHAN (ENGINEERING WOOD)

Komposit Serat Batang Pisang (SBP) Epoksi Sebagai Bahan Penyerap Bunyi

BAB III METODE PENELITIAN

KOEFISIEN SERAP BUNYI AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN PEREDAM SUARA

DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGUKURAN TRANSMISSION LOSS DARI PADUAN ALUMINIUM-MAGNESIUM MENGGUNAKAN METODE IMPEDANCE TUBE SKRIPSI

BAB 3. METODE PENELITIAN

MEKANIKA Volume 10 Nomor 1, September R. Hari Setyanto 1, Ilham Priyadithama 1, Maryani 2. Keywords : Abstract :

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal.

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%)

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

KARAKTERISTIK KOMPOSIT SANDWICH SERAT ALAMI SEBAGAI ABSORBER SUARA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap

Pemanfaatan Limbah Kulit Pinang (Areca catechu L.) sebagai Filler Papan Komposit Penyerap Bunyi

BAB I PENDAHULUAN I-1

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak. mudah berjamur, tidak berbau dan lain-lain.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

SUHARDIMAN / TM

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Papan Partikel

DATA HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU

Kinerja Serapan Bunyi Komposit Ampas Tebu Berdasarkan Variasi Ketebalan dan Jumlah Quarter Wavelength Resonator terhadap Kinerja Bunyi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN TABUNG IMPEDANSI DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL KOEFISIEN SERAP BUNYI PADUAN ALUMINIUM-MAGNESIUM

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

SIFAT-SIFAT MEKANIS LAMINASI LIMBAH KERTAS KANTONG SEMEN SEBAGAI BAHAN DASAR ALTERNATIF PEMBUATAN PRODUK. Purwanto ABSTRAK

KARAKTERISTIK AKUSTIK PAPAN KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA BERMATRIK KERAMIK

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI

PENGARUH FRAKSI VOLUME PARTIKEL TERHADAP KETAHANAN BAKAR KOMPOSIT FLY ASH-RIPOXY R-802

Pengaruh core campuran sampah daun kering, kertas koran dan plastik hdpe pada komposit sandwich UPRS Cantula 3D terhadap nilai sound transmission loss

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA

PENGUKURAN TINGKAT PENYERAPAN BUNYI KEPINGAN BATANG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG IMPEDANSI. Septina Sari 1, Erwin 2,Krisman 3

I. PENDAHULUAN. mengimpor minyak dari Timur Tengah (Antara News, 2011). Hal ini. mengakibatkan krisis energi yang sangat hebat.

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP FREKUENSI PRIBADI DAN RASIO REDAMAN KOMPOSIT HIBRYD SERAT KARBON DAN SERAT GELAS

PEMANFAATAN LIMBAH (SEKAM PADI DAN SABUT KELAPA) SEBAGAI ISIAN BATAKO (BATA BETON) RAMAH LINGKUNGAN

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL. Oleh: Arif Widihantoro NIM: TUGAS AKHIR

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

OPTIMASI KINERJA AKUSTIK PADA BATAKO EXPOSE DENGAN CAMPURAN ABU ONGGOK AREN

PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MEDAN AREA. Gambar 2.1 Fenomena absorpsi suara pada permukaan bahan

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISA KONDUKTIVITAS THERMAL MATERIAL KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA DENGAN PERLAKUAN ALKALI DAN RESIN POLIESTER

Transkripsi:

PERBANDINGAN RESAPAN BISING PANEL AKUSTIK LIMBAH BONGGOL JAGUNG DENGAN AMPAS TEBU Suranto Wahyu Nugroho 1,2, Sutrisno 1,3, Akhmad Fajar Adi 1 1. Program Studi Magister Teknik Mesin. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Guru SMK Negeri 1 Bringin Ds. Krompol, Kec. Bringin Kab. Ngawi, Jawa Timur, Indonesia 3. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract Acoustic panels made from bagasse is a sound absorbing material on the market. Because of limited raw materials, production of bagasse panel declined. An agricultural waste, corncobs from corn crops are abundant in number. Judging from the characteristic that is porous, it is possible to use corncobs as a sound absorbing material. In this research, the sound absorption coefficient (α) bagasse panel and corncobs-pvac composite with a thickness of 15 mm was measured in the frequency range 0-1800 Hz. Corncobs-PVAc composition was varied at 40%, 50% and 60% corncobs. Impedance tube method used to measure the sound absorption coefficient. Measurements were performed according to standard test method ASTM C384/ISO 10534 is a standard test for impedance and absorption of acoustical materials using impedance tubes and digital frequency analysis system. The results showed bagasse panel has koefisian sound absorption by an average of 0.34 at a frequency of 0-1800 Hz. While at the same frequency range as corncobs-pvac composites have sound absorption coefficient by an average of 0.45 at 60% corncobs composition. These results indicate that corncobs-pvac composite is best used as a sound absorbing material and replace acoustical bagasse panel. Keywords: composite, corncobs, bagasse, sound absorbent PENDAHULUAN Kebisingan dan getaran merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam berbagai sistem mekanik, termasuk mesin industri, peralatan rumah tangga, kendaraan dan bangunan. Biasanya hal ini akan menjadi suatu permasalahan yang cukup mengganggu. Tetapi selain dampak negatif tersebut, kebisingan dan getaran juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber sinyal untuk diagnosa mesin dan pemantauan kesehatan. Untuk mengurangi dampak negatif dari kebisingan biasanya digunakan suatu bahan penyerap suara yang dapat mengontrol suara bising. Saat ini dipasaran, bahan penyerap suara atau biasa disebut bahan akustik kebanyakan terbuat dari bahan sintetis. Dengan gencarnya kampanye stop global warming, maka akan mengubah pasar bahan akustik, dari bahan sintetis beralih ke bahan organik. Sebagaimana diketahui, proses produksi bahan sintetis memberikan kontribusi emisi karbon dioksida (kebanyakan dari pembangkit listrik dan transportasi), metana dan nitrogen dioksida yang akan semakin mempercepat pemanasan global (Jorge P. Arenas 2010). Beberapa peneliti melakukan terobosan untuk mengembangkan bahan penyerap akustik baru berbasis pemanfaatan limbah atau menggunakan serat dan partikel organik yang lebih ramah lingkungan sebagai penyerap bunyi. Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 PERBANDINGAN RESAPAN... 28

(Lindawati Ismail 2010), meneliti koefisien absorpsi dari serat pohon aren dan mendapatkan hasil bahwa serat aren sangat baik untuk menyerap bunyi pada frekuensi 2000 Hz 5000 Hz dengan koefisien absorpsi antara 0,75 0,90, serta ketebalan optimum adalah 40 mm. (Zulkarnain 2011), melakukan penelitian pada serat sabut kelapa dan mendapatkan hasil bahwa karakteristik akustik dari serat sabut kelapa dapat dianalisa menggunakan persamaan model yang dikembangkan oleh komatsu (2008) untuk ketebalan 10-30 mm. (I Made Miasa 2004) dalam penelitiannya mengenai sifat akustik penghalang kebisingan dari kertas dan plastik, menyatakan bahwa peredam kebisingan buatan dari kertas dan plastik (termasuk didalamnya kertas dan plastik bekas) mempunyai kemampuan meredam kebisingan lebih baik daripada tanaman dengan kemampuan hambatan aliran dapat diatur. (Himawanto 2007) Semakin besar kandungan material anorganik, koefisien absorbsinya juga semakin meningkat pada frekuensi rendah. Bahan akustik organik yang ada di pasaran kebanyakan terbuat dari bahan dasar serat alam, seperti dari panel ampas tebu, bahan kayu lunak dan lain-lain. Untuk panel ampas tebu, selain mempunyai keunggulan sifat mekanik yang baik, proses produksinya juga memanfaatkan bahan limbah produksi gula. Dengan melonjaknya harga minyak untuk bahan bakar diperlukan efisiensi di pabrik gula, salah satunya dengan memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar. Hal ini menyebabkan produksi panel ampas tebu sebagai bahan akustik semakin menurun. Untuk itu maka diperlukan bahan organik lain yang dapat digunakan sebagai bahan akustik. Salah satu kriteria bahan akustik adalah berpori. Semakin banyak poripori pada suatu material maka penyerapan bunyi akan semakin efisien, karena dengan pori-pori tersebut energi bunyi yang diterima akan diubah menjadi energi panas melalui gesekan dengan molekul udara. Selain itu ketebalan lapisan bahan penyerap juga akan mempengaruhi efisiensi penyerapan suara. Pada frekuensi yang tinggi, semakin tebal lapisan bahan penyerap maka penyerapan bunyi akan semakin efektif (Jorge P. Arenas 2010). Salah satu bahan organik yang sangat mungkin digunakan sebagai bahan akustik adalah bonggol jagung. Produksi jagung nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sesuai data dari Sekretaris Negara Republik Indonesia, pada tahun 2009 produksi jagung nasional sebesar 19,76 juta ton pipilan kering (PK), tahun 2010 sebesar 19,80 juta ton, dan pada tahun 2011 sebesar 22 juta ton PK. Dari panen jagung nasional tersebut dihasilkan limbah berupa bonggol jagung yang selama ini hanya digunakan sebagai campuran pakan ternak dan bahan bakar. Dilihat dari fisiknya, bonggol jagung berpori banyak dan ringan, sehingga sangat mungkin untuk dikembangkan sebagai bahan akustik. Untuk itu, bonggol jagung sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut sebagai bahan akustik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bidang teknologi bahan akustik yang memanfaatkan limbah organik, serta untuk mengurangi dampak negatif pemanasan global dan bersifat ramah lingkungan. Selain itu diharapkan juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari bonggol jagung dengan menggantikan peran panel ampas tebu sebagai material penyerap suara. Metodologi Penelitian Bahan 1. Bonggol jagung (BJ) 2. Lem putih (PVAc) 3. Panel ampas tebu Peralatan 1. Alat pencacah (crushing machine) sederhana Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 PERBANDINGAN RESAPAN... 29

2. Ayakan (sieving) mesh 10 dan mesh 16 3. Neraca digital 4. Oven pengering 5. Mixing 6. Cetakan 7. Mesin hot pres 8. Satu set alat uji karakteristik akustik model tabung impedansi tipe 4002 dari Bruel & Kjaer yang berada di Laboratorium Akustik dan Getaran Mekanis Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin dan Industri universitas Gadjah Mada Yogyakarta Gambar 1. Diagram alir penelitian Pembuatan Spesimen Panel ampas tebu Panel ampas tebu dengan ketebalan 15 mmm dipotong untuk spesimen uji serap bising sesuai standar ASTM C384/ISO 10534 dengan diameter 100 mm Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 PERBANDINGAN RESAPAN... 30

Gambar 2. Spesimen panel ampas tebu Panel bonggol jagung-pvac (BJ- PVAc) Pembuatan panel BJ-PVAc dengan variasi komposisi 40%, 50%, 60% BJ dengan ketebalan 15 mm. Dilakukan secara hand lay up dimana bonggol jagung di crushing kemudian di ayak lolos mesh 10 tidak lolos mesh 16, kemudian di oven kering tanur. Setelah itu berdasarkan variasi komposisi BJ-PVAc dilakukan proses mixing. Selanjutnya campuran BJ- PVAc dituang kedalam cetakan dicetak menggunakan hot press. a b c Gambar 3. Spesimen panel Bonggol jagung-pvac (a) 40 % BJ; (b) 50 % BJ, (c) 60 % BJ Pengujian Uji karakteristik akustik Untuk mengetahui karakteristik akustik panel ampas tebu dan komposit bonggol jagung-pvac dilakukan pengujian karakteristik akustik berdasarkan ASTM C384/ISO 10534 Gambar 4. Alat uji karakteristik akustik tabung impedansi tipe 4002 Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 PERBANDINGAN RESAPAN... 31

Pengujian yang dilakukan di laboratorium akustik dan getaran mekanis Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menggunakan alat uji uji karakteristik akustik tabung impedansi tipe 4002. Pada cara ini, bahan diletakkan di salah satu ujung tabung, dan sumber suara di ujung yang lain. Sebuah. Selanjutnya nilai n digunakan untuk mengukur harga koefisien serap bahan (α). Koefisien serap yang diukur dalam hal ini adalah koefisien serap arah tegak lurus bahan. Nilai α berkisar dari 0 sampai 1. Jika α. mikropon yang dihubungkan dengan komputer diletakkan diantaranya (dalam konfigurasi 1 garis atau berhadapan) kemudian digerakkan sepanjang lintasan tabung untuk mendapatkan tekanan suara maksimal (P max ) dan minimal (P min ) pada masing-masing frekuensi. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai n dari perbandingan P max dan P min n = P max P min... (1) bernilai 0, artinya tidak ada bunyi yang diserap sedangkan jika α bernilai 1, artinya 100% bunyi yang datang diserap oleh bahan (Ainie Khuriati 2006) n - 1 α = 1 - ( ) 2 n + 1...(2) Dari hasil pengujian diketahui koefisien penyerapann suara dari panel ampas tebu dan komposit bonggol jagung-pvac. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik akustik panel ampas tebu Hasil pengukuran menunjukkan panel ampas tebu memiliki koefisiensi penyerapan suara optimum pada frekuensi 500 hz sebesar 0,38 dan penyerapan suara minimum pada frekuensi 1000 hz sebesar 0,27. Ratarata koefisien penyerapan suara panel ampas tebu pada frekuensi 0 1800 hz adalah 0,34. (gambar 5) Gambar 5. Koefisien penyerapan suara panel ampas tebu Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 PERBANDINGAN RESAPAN... 32

Karakteristik akustik komposit bonggol jagung-pvac Dari 3 sampel yang telah dibuat masing-masing dengan komposisi yang berbeda yaitu 40 %, 50 % dan 60 % BJ, didapatkan hasil pada gambar 6. Padaa komposisi 60 % BJ, koefisien penyerapan suara optimum pada frekuensi 1800 hz sebesar 0,8. Koefisien penyerapan suara minimum padaa frekuensi 750 hz sebesar 0,27. Koefisien penyerapan suara rata-rata 0,45 pada frekuensi 0 1800 hz. Setelah itu, pada komposisi 50 % BJ, koefisien penyerapan suara optimum didapatkan pada frekuensi 1800 hz sebesar 0,53. Koefisien penyerapan suara minimum padaa frekuensi 750 hz sebesar 0,33. Koefisien penyerapan suara rata-rata 0,41 pada frekuensi 0 1800 hz. Sedangkan untuk komposisi 40 % BJ, koefisien penyerapan suara optimum didapatkan pada frekuensi 1800 hz sebesar 0,63. Koefisien penyerapan suara minimum pada frekuensi 500 hz sebesar 0,3. Koefisien penyerapan suara rata-rata 0,44 pada frekuensi 0 1800 hz. Hasil ini menunjukkan bahwa menunjukkan komposit bonggol jagung-pvac di semua komposisi memiliki koefisien penyerapan suara yang cukup baik yaitu rata-rata sebesar 0,43 pada frekuensi 0 1800 hz. Gambar 6. Koefisien penyerapan suara komposit bonggol jagung-pvac Perbandingan karakteristik akustik panel ampas tebu dengan komposit bonggol jagung-pvac. Dari kedua hasil pengukuran koefisiensi penyerapan suara di atas, didapatkan hasil bahwa pada rentang frekuensi yang sama sebesar 0 1800 hz rata- rata koefisiensi penyerapan suara komposit bonggol jagung-pvac sebesar 0,43 lebih tinggi daripada rata-rata koefisiensi penyerapan suara panel ampas tebu sebesar 0,34.(gambar 7) Gambar 7. Koefisien penyerapan suara komposit bonggol jagung-pvac dan panel ampas tebu Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 PERBANDINGAN RESAPAN... 33

KESIMPULAN 1. Panel ampas tebu dengan ketebalan 15 mm memiliki koefisien penyerapan suara rata-rata 0,34 pada frekuensi 0 1800 hz 2. Komposit bonggol jagung-pvac dengan tebal 15 mm pada setiap komposisi memiliki koefisien penyerapan suara rata-rata 0,43 pada frekuensi 0 1800 hz 3. Koefisien penyerapan suara ratarata optimum dimiliki oleh komposit bonggol jagung-pvac pada komposisi 60 % BJ sebesar 0,45. 4. Komposit bonggol jagung-pvac sangat baik untuk menggantikan panel ampas tebu sebagai material penyerap suara pada frekuensi 0 1800 hz. penyerap bunyi." Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 DAFTAR PUSTAKA Ainie Khuriati, E. K., dan Muhammad Nur (2006). "Disain Peredam Suara Berbahan Dasar Sabut Kelapa dan Pengukuran Koefisien Penyerapan Bunyinya." Berkala Fisika 9(1): 15-25. Himawanto, D. A. (2007). "Karakteristik panel akustik sampah kota pada frekuensi rendah dan frekuensi tinggi akibat variasi kadar bahan anorganik." JURNAL TEKNIK GELAGAR 18(01): 19-24. I Made Miasa, R. S. (2004). "Penelitian Sifat-Sifat Akustik dari Bahan Kertas dan Plastik Sebagai Penghalang Kebisingan." Media Teknik(No. 1 Tahun XXVI): 68-71. Jorge P. Arenas, M. J. C. (2010). "Recent Trends in Porous Sound- Absorbing Materials." Sound & Vibration/July 2010 Lindawati Ismail, M. I. G., Shahruddin Mahzan, Ahmad Mujahid Ahmad Zaidi (2010). "Sound Absorption of Arenga Pinnata Natural Fiber " World Academy of Science, Engineering and Technology 67. Zulkarnain (2011). "Pengurangan tingkat kebisingan dengan menggunakan serat sabut kelapa digunakan sebagai bahan Agri-tek Volume 13 Nomor 2 September 2012 PERBANDINGAN RESAPAN... 34