BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

Keutamaan Puasa Enam Hari dibulan Syawal

BAB I PENDAHULUAN. inilah yang dikatakan Agama, diputuskan oleh akal dan logika dan dibenarkan

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Tata Cara Shalat Malam

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4)

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-quran, sebagaimana. firman Allah SWT dalam surah an-nisa ayat 59: 1

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang tertulis dalam suatu mushap

'ABDULLAH bin HASAN bin HASAN bin

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

untuk mengikuti ajaran Ibrahim dan agar beliau dan umat Islam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB IV ANALISIS SANAD DAN MATAN HADITS TENTANG SYAFAAT PENGHAFAL AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

Metodologi Imam Tirmizi DR MUHAMAD ROZAIMI RAMLE

BAB I PENDAHULUAN. (bersuci) terlebih dahulu seperti berwudhu. Wudhu adalah sebuah syariat

Pengertian Hadits. Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi.

Hadits Menuntut Ilmu. Ringkasan Materi. A. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu Hadits 1. Hadits 2. Hadits 3

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

Membatalkan Shalat Witir

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB IV ANALISIS HADIS SUGUHAN KELUARGA MAYAT. sanad. Adapun kritik sanadnya, antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

GURU MENGELUHKAN MURIDNYA YANG TIDAK PATUH DAN TIDAK MENERIMA NASEHAT

إن عدة الشهور عند الله اتنا عشر شهرا في كتاب الله يوم خلق السموات والأرض منها أربعة حرم

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan,

Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-qur an dan al-hadist yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. hukum secara global, yaitu untuk mengatur segala tingkah laku manusia

DI BULAN SUCI RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui tuntutan dan kebutuhan pembangunan. Hal ini sesuai dengan undangundang

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Apabila Hari Raya ( Id) Bertepatan dengan Hari Jum at

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-ankabut bahwa setiap

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

Hari ini adalah hari Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka

DAFTAR PUSTAKA. Abu Dawud, Sulaiman bin al-asy as al-sijistani H. Sunan Abu Dawud. Beirut: Dar Ibn Hazm. Juz III.

Memperbaiki Kesalahan dalam Bulan Ramadhan

Keistimewaan Hari Jumat

: :

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN DEWAN PENGAWAS SYARI AH BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TERHADAP FATWA DSN NO

BAB I PENDAHULUAN. dan imamah (Serban). Kebiasaan Nabi SAW dan para sahabatnya, baik dalam

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran, 1 sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu berisi beberapa perintah yang harus dijalankan oleh semua umat

E٤٢ J٣٣ W F : :

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

AL-MAHDI AKHIR ZAMAN

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Interaksi dengan Al Qur'an

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

HADITS-HADITS PENDEK

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadis Nabi merupakan sumber ajaran Islam. Di samping al-quran, hadis Nabi merupakan penafsiran al-quran dalam praktek atau aktualisasi ajaran Islam secara faktual dan ideal. Hal ini mengingat bahwa pribadi Rasulullah Saw merupakan manifestasi dari al-quran yang ditafsirkan untuk manusia, serta ajaran Islam yang dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Ahli akal dan naql dalam Islam, telah bersepakat bahwa hadis merupakan dasar hukum Islam. Umat Islam diwajibkan untuk mengikutinya sebagaimana kewajiban yang mengikuti al-quran, karena antara keduanya tidak terdapat perbedaan dalam garis besarnya. 1 Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam merupakan sumber pokok kedua setelah al-quran di mana keduanya memiliki kedudukan yang berbeda. Hadis merupakan penafsiran al-quran dalam praktek atau penerapan risalah Islam, hal ini mengingat pribadi Nabi Muhammad merupakan perwujudan dari al-quran yang ditafsirkan untuk manusia. 2 Hadis Nabi Saw sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah al-quran, menempati posisi yang sangat penting dan strategis didalam kajian-kajian ke- Islaman, sehingga keberadaan dan kedudukannya tidak diragukan lagi. Meskipun al-quran dan hadis Nabi Saw sama-sama merupakan sumber utama dalam ajaran Islam bukan berarti keduanya dapat dipersamakan sepenuhnya. 1 M. Hasbi al-shidieqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Jakarta : Bulan Bintang, 1958), hlm. 158 2 Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi, terj. Muhammad Baqir, (Bandung : Karisma, 1995), hlm. 17 1

Tidak ada ayat-ayat al-quran yang diturunkan hampa dari kultur, ia pasti berhadapan dengan masyarakat, budaya (kultur) yang mengitarinya, begitu juga hadis. Sedangkan ayat-ayat al-quran dan penjelasan dari hadis itu tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat ketika ayat-ayat tersebut diturunkan, tetapi juga untuk generasi sesudahnya untuk sekarang ini, dan sampai hari kiamat kelak. 3 Al-Quran dan hadis Nabi Saw dari periwayatannya memiliki perbedaan, al-quran diriwayatkan secara mutawatir 4 dan berkedudukan qath i al-wurud, sedangkan hadis Nabi berlangsung secara mutawatir dan sebagian lagi berlangsung secara ahad sehingga sebagiannya berkedudukan qath i alwurud dan sebagian lagi berkedudukan sebagai zanni al-wurud. 5 Dilihat dari periwayatannya, hadis Nabi berbeda dengan al-quran, semua periwayatan yang terdapat dalam al-quran berlangsung secara mutawatir, sedang hadis Nabi sebagian besar periwayatannya berlangsung secara perorangan (ahad) pada bagian yang lain. Oleh karenannya dilihat dari sisi ini, al-quran seluruhnya mempunyai kedudukan qath i al-wurud, sedangkan hadis Nabi sebagian lagi bahkan yang lebih banyak berkedudukan zanni al-wurud. Perbedaan ini disebabkan adanya kesenjangan yang cukup lama antara kodifikasi hadis Nabi, dengan masa hidup Rasulullah Saw, yakni pada masa Khalifah Umar ibn Abdul Aziz. 6 Atau sekitar sembilan puluh tahun setelah Nabi wafat. Hal ini berbeda dengan al-quran yang telah menjadi 3 Hasan Baharun, Islam Esensial, (Jakarta : Pustaka Amani, 1998), hlm. vii-viii 4 Arti harfiah mutawatir adalah tatabu yakni berturut-turut, sedangkan arti istilah dalam ilmu hadis adalah berita yang diriwayatkan oleh orang banyak pada setiap tingkatan periwayat, mulai dari tingkat sahabat sampai dengan mukharij, yang menurut ukuran rasio dan kebiasaan mustahil para periwayat yang jumlahnya banyak itu bersepakat terlebih dahulu untuk berdusta, sedang ahad sebagai jama untuk kata wahid arti harfiahnya satu, arti istilah menurut ilmu hadis ialah apa yang diberitakan oleh orang seorang yang tidak mencapai tingkat mutawatir. Maksud qath i al-wurud atau qath i as-subut adalah absolut (mutlak) kebenaran beritanya. Sedang zanni al-wurud atau zanni as-subut ialah nisbi atau relatif (tidak mutlak) tingkat kebenarannya. 5 M. Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1992), hlm. 3-4 6 M. Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, (Jakarta : Bulan Bintang, 1988), hlm. 4

perhatian yang sangat tinggi pada masa Khalifah al-rasyidin, dan telah terkodifikasi menjadi mushaf resmi pada masa Khalifah Utsman ibn Affan. Oleh karena itu, penelitian terhadap hadis-hadis Nabi sangat penting, baik dari segi sanad, penelitian penting artinya mengingat tujuan dari penelitian hadis adalah untuk menilai apakah secara historis sesuatu yang dikatakan sebagai hadis itu benar-benar dipertanggungjawabkan keshahihannya berasal dari Nabi atau tidak. Hal ini sangat penting, mengingat kedudukan kualitas hadis erat sekali kaitannya dengan dapat atau tidak dapatnya suatu hadis dijadikan hujjah (dalil) agama. 7 Dari segi matan, penelitian hadis akan memperkuat kualitas sanad hadis. Perlunya penelitian matan hadis tak hanya karena matan tidak dapat dipisahkan dari pengaruh sanad, tetapi juga karena dalam periwayatan hadis dikenal adanya periwayatan secara makna (riwayat bil ma na). 8 Hadis Nabi juga merupakan kebijakan dari Nabi Muhammad. Segisegi yang berkaitan erat dengan diri Nabi serta suasana yang melatarbelakanginya atau menyebabkan terjadinya hadis tersebut mempunyai kedudukan penting dalam pemahaman suatu hadis. Teks-teks hadis yang telah tertulis dalam kitab-kitab hadis yang tersebar di tengah-tengah masyarakat dan dijadikan sebagai pegangan umat Islam dalam hubungannya dengan hadis sebagai sumber hukum Islam itu adalah kitab-kitab yang tersusun setelah Nabi wafat (II H/632 SM). Jadi terdapat jarak yang lama, sehingga memungkinkan adanya riwayat yang menyalahi apa yang sebenarnya datang dari Nabi. Dengan demikian, untuk mengetahui apakah riwayat hadis yang terhimpun dalam berbagai kitab hadis itu dapat dijadikan hujjah atau tidak perlu adanya penelitian. 9 7 Ibid. 8 Ibid., hlm. 26 9 M. Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis Nabi, op.cit., hlm. 4

Selain itu, hadis tidak dihimpun pada awal Islam, sebagaimana para sahabat melakukannya terhadap al-quran. Tapi tidak semuanya terhimpun dan lebih banyak mereka himpun untuk koleksi pribadi. Dalam kenyataannya catatan sahabat juga tidak seragam. Sangat sedikit hadis yang diriwayatkan secara mutawatir dan selebihnya diriwayatkan secara ahad. 10 Mengingat hadis Nabi merupakan sumber hukum Islam di samping al- Quran, maka derajat keshahihannya harus diketahui lebih jelas agar sah sebagai legitimasi hukum terhadap pelaksanaan suatu perintah agama. Mengingat pula bahwa mayoritas ulama membolehkan penggunaan hadis dho if untuk sugesti amalan utama dan perkara mustahab dengan syarat tertentu, 11 maka untuk mendapat kejelasan mengenai kualitas hadis sebagai hujjah perlu diteliti dan mengingat polemik yang terjadi di kalangan masyarakat karena perbedaan pemahaman teks hadis, maka kegiatan penelitian hadis sangatlah penting, karena sudah banyak orang yang menciptakan hadis untuk kepentingan mereka sendiri, seperti legalisasi politik, legalisasi madhab, teknik dakwah dan lain-lain. Pada sisi lain, wilayah Islam yang kian lama kian meluas membuat penyebaran hadis semakin tidak terkendali. Maka dapat dipastikan hadis itu tidak seluruhnya diserap oleh kitab-kitab hadis, disamping juga tidak setiap hadis yang terliput di dalam kitab-kitab hadis itu dijamin otentik dari Nabi karena dimungkinkan beberapa ulah tangan jahil pencipta hadis palsu. 12 Dalam suatu agama terutama menyangkut akan ritual-ritual keagamaan keberadaan hari sangatlah signifikan sekali. Hal ini sebagaimana diyakini dalam orang-orang Yahudi, misalnya, bahwa hari sabtu merupakan hari besar bagi mereka. Dalam agama Islam sendiri, begitu juga sangat meyakini adanya hari-hari tertentu yang sangat dimuliakan. Hari raya misalnya, merupakan hari 10 Ahmad Darodji, Takhrij Hadis Dasar-dasar Keputusan Pengadilan Tinggi Semarang, Jurnal Penelitian Walisongo, No. VI, 1996, hlm. 7 11 Muhammad Awwamah, Hadis Rasulullah dan Keragaman Pendapat Para Pakar, (Surabaya : Amar Press, 1990), hlm. 9 12 Muhammad Zuhri, Metode Penelitian Hadis, Jurnal Penelitian Walisongo, No. VI, Balai Penelitian Jurnal Walisongo, 1996, hlm. 1

yang sangat dimuliakan oleh kaum muslimin dan bahkan selain orang muslim kadang juga menyempatkan diri untuk memuliakan hari-hari besar tersebut demi mengekspresikan maksud tertentu. Banyak orang Islam meyakini akan keberadaan sang hari. Sebuah hari bagi orang-orang tertentu, sangatlah memberi arti tersendiri. Persoalannya kemudian adalah mengapa banyak warga muslim khususnya, sangat meyakini dan bahkan sampai mensakralkan keberadaan hari-hari tertentu. Apakah di agama Islam, khususnya hadis, memang demikian yakni sangat mensakralkan dan bahkan sampai mengkultuskan sebuah hari? Apakah memang keistimewaan sebuah hari datang murni dari agama Islam atau sebaliknya, yakni datang dari luar Islam? Bagaimana keberadaan akan keotentikan redaksi hadis Nabi Saw yang telah berbicara akan hal itu? Pentingnya sebuah hari (waktu), sama persisnya dengan pentingnya beribadah kepada Tuhan. Hal ini tentu saja karena dalam beribadah kepada Tuhan tidak terlepas akan keberadaan waktu, apalagi adanya waktu yang mulia dan sangat disakralkan tersebut. Oleh karena itulah, hadis-hadis Nabi Saw yang membahas akan kemuliaan sebuah hari, khususnya hari Jum at sangat perlu dan penting untuk dikaji. Misalkan beberapa hadis di bawah ini : ا ن يوم الجمعة سي د الا ي ام وا عظمها عند االله من يوم الا ضحى ويوم الفطر. Artinya : Sesunggunya hari Jum at merupakan pemimpin beberapa hari. Di sisi Allah, hari Jum at lebih mulia daripada hari raya Idhul Adha dan Idhul Fitri. ا ن االله عز وج ل فرض عليكم الجمعة في يوم هذا في مقامي هذا. (رواه ابن ماجة) Artinya : Bahwasannya Allah Azzawajalla sangat mewajibkan kepada kalian di hari Jum at ini untuk melaksanakan shalat Jum at. (HR. Ibnu Majah) 13 13 Al-Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah Jilid I, (Beirut : Dar al-fikr, 275 H), hlm. 343

وعن ابى هريرة رضى االله عنه عن النبي صلى االله عليه وسلم قال : لاتخصوا ليلة الجمعة بقيام من بين ال ليالي ولاتخصوا يوم الجمعة بصيام من بين الا ي ام ا لا ان يكون فى صوم يصومه احدكم. (رواه مسلم) Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Saw beliau telah bersabda : Janganlah kamu khususkan malam Jum at dengan mendirikan shalat di antara malam-malam lainnya. Dan janganlah kamu khususkan hari Jum at dengan berpuasa di antara hari-hari yang lain, kecuali jika hari Jum at itu jatuh pada hari yang salah seorang dari kamu harus berpuasa. (H.R. Muslim) 14 Pentingnya mengkaji dan meneliti beberapa hadis Nabi Saw yang berhubungan dengan keterangan keutamaan hari Jum at, tidak lain adalah untuk mengungkap dan mengetahui sejauhmana hadis-hadis Nabi Saw merespon persoalan waktu (hari) khususnya hari Jum at. Hadis-hadis yang seperti apa (tingkat keshahihan) yang sering mengkaji. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa dan mengapa keutamaan hari Jum at dari hari-hari lainnya? 2. Bagaimana kualitas hadis tentang anjuran dan larangan yang berkaitan dengan ibadah hari Jum at? 3. Bagaimana pemahaman hadis tentang anjuran dan larangan yang berkaitan dengan ibadah di hari Jum at? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini meliputi : 14 Imam Abu al-husain Muslim bin al-hajaz, Al-Jami al-shahih Jilid 2, Beirut : Dar al- Kutub, t.th.), hlm. 154

1. Untuk mengetahui keutamaan apa saja yang ada di hari Jum at menurut hadis 2. Untuk mengetahui rahasia keutamaan hari Jum at menurut hadis 3. Untuk mendapatkan pemahaman hadis tentang anjuran dan larangan yang berkaitan dengan ibadah hari Jum at D. Tinjauan Pustaka Sejauh pengetahuan penulis, ada beberapa karya ilmiah yang mengkaji masalah keutamaan hari Jum at meskipun belum fokus didalam kajiannya. Di bawah inilah, penulis akan memaparkan beberapa kajian yang telah diteliti oleh penelitian lain. Karya Al-Ghazaly, Asrar Ash-Shalah wa Muhimmatuhu yang diterjemahkan oleh Muhammad Al-Baqir tahun 2005 berjudul Rahasiarahasia Sholat, telah menjelaskan berbagai macam kerahasiaan akan shalat Jum at. Dalam buku ini telah dikupas akan keutamaan (fadhilah) hari Jum at dan ketentuan-ketentuan apa yang harus dilakukan jika hari Jum at telah tiba. Begitu juga adab dan perbuatan yang seperti apa yang seharusnya dilakukan di sepanjang hari Jum at yang sangat diutamakan. Karya Marzuqi yang berjudul Keistimewaan Hari Jum at : Rahasia, Hikmah dan Panduan Amalnya, dalam karyanya ia mengemukakan hadishadis tentang keistimewaan hari Jum at. Memang secara tidak langsung buku karya Marzuqi ini sudah membahas masalah keistimewaan hari Jum at, namun dalam uraiannya belum terfokus langsung terhadap kajian hadis khususnya mengenai keutamaan hari Jum at. Mengingat hadis merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-quran, maka menurut penulis faktor kualitas hadis tersebut sangat perlu dikaji untuk layaknya dalil yang dapat dijadikan hujjah. Disinilah letak kekhususan penelitian ini di antaranya yang ditulis sebelumnya.

E. Metode Penelitian Metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang mengambil sumber dari buku-buku atau kitab-kitab hadis yang secara langsung membahas tentang keutamaan hari Jum at dan anjuran serta larangan yang berkaitan dengan ibadah di hari Jum at dan buku-buku yang berkaitan dengan takhrij al-hadis yang mendukung dalam pengumpulan data ini, sehingga metode ini disebut metode library reearch. 15 2. Sumber data Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah : a. Sumber data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yang menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. 16 Dalam hal ini buku pokok yang penulis gunakan adalah kitab-kitab hadis yang tergolong Kutub As-Sittah dan buku-buku yang menguraikan tentang biografi para periwayat sesuai dengan masalah penulis angkat yaitu kitab Tahdzib at-tahdzib atau Tahdzib al-kamal. b. Sumber data sekunder Yaitu data yang diperoleh oleh pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh penelitian dari subyek penelitiannya. 17 Dalam hal ini, 15 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta : Andi Offset, 1997), hlm. 9 16 Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 91 17 Ibid.

buku penunjangnya adalah karya Yusuf al-qardhawi yang berjudul Waktu adalah Kehidupan yang secara tidak langsung yang berkaitan dengan persoalan di atas. 3. Metode analisis data Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : a. Metode takhrij hadis Yaitu penelusuran atau pencarian hadis-hadis pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan, yang didalam sumber itu dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadis yang bersangkutan. 18 Penggunaan metode ini sangat penting, karena jika tanpa dilakukan kegiatan ini, maka akan sulit diketahui asal-usul riwayat hadis yang akan diteliti. Metode ini penulis gunakan pada bab III. b. Metode deskriptif Adalah penyelidikan yang menentukan, menganalisa dan mengklasifikasikan juga penafsiran (menginterpretasikan) data yang ada. 19 Dalam hal ini penulis gunakan untuk memaparkan data berupa periwayat hadis yang menyangkut nama perawi, tahun lahir, dan wafatnya, guru-gurunya, murid-muridnya dan beberapa pendapat ulama mengenai pribadinya. Untuk mendapatkan informasi tentang perawi hadis, penulis menggunakan kitab-kitab yang berhubungan dengan biografi rawi yaitu kitab Tahzib al-kamal karya Abdul Hajjaj Yusuf bin Zaki al- 18 M. Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis Nabi, op.cit., hlm. 43 19 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsito, 1994), hlm. 139

Mizzi, Tahzib al-tahzib karya Ibnu Hajar al-asqalani dan kitab (buku) lain yang berkaitan dengan bigrafi rawi. F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran secara global terhadap keseluruhan pembahasan skripsi ini, maka berikut ini dikemukakan beberapa bahasan pokok dalam tiap-tiap bab, yaitu : Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini dibagi menjadi beberapa sub bab, yaitu : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi. Bab II : Gambaran Umum tentang Keutamaan Waktu dan Hari-hari Tertentu dalam Islam Bab kedua ini terdiri dari beberapa sub bab, yaitu : pengertian eksistensi waktu dalam agama Islam, dan hari-hari istimewa dalam agama Islam. Bab III : Hadis-hadis tentang Anjuran dan Larangan Ibadah Hari Jum at Dalam bab ini penulis membagi tiga sub bab, yaitu : pertama, hadis tentang anjuran ibadah hari Jum at meliputi hadis tentang anjuran membaca shalawat Nabi Saw, kedua, hadis tentang larangan ibadah hari Jum at meliputi hadis tentang larangan mengkhususkan hari Jum at untuk berpuasa, hadis tentang larangan mengkhususkan malam Jum at untuk shalat malam, ketiga, penyelesaian kontradiksi hadis anjuran dan larangan yang berkaitan dengan ibadah hari Jum at.

Bab IV : Analisa Dalam bab analisa ini terdiri tiga sub bab, yaitu : pertama, menganalisa tentang sanad hadis masing-masing hadis yang diteliti, kedua, menganalisa tentang nilai matan masing-masing hadis jika dibutuhkan, ketiga pemahaman terhadap hadis-hadis tersebut. Bab V : Penutup Pada bab ini dikemukakan beberapa kesimpulan hasil pembahasan dari bab-bab sebelumnya dan merupakan jawaban singkat dari pokok permasalahan. Kemudian dikemukakan saran-saran sebagai tindak lanjut penelitian sekaligus disertakan kata penutup sebagai penutup akhir dari rangkaian pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA Al-Shidieqi, M. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Jakarta : Bulan Bintang, 1958 Awwamah, Muhammad, Hadis Rasulullah dan Keragaman Pendapat Para Pakar, Surabaya : Amar Press, 1990 Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998 Baharun, Hasan, Islam Esensial, Jakarta : Pustaka Amani, 1998 Darodji, Ahmad, Takhrij Hadis Dasar-dasar Keputusan Pengadilan Tinggi Semarang, Jurnal Penelitian Walisongo, No. VI, 1996 Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jakarta : Andi Offset, 1997 Ismail, M. Syuhudi, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, Jakarta : Bulan Bintang, 1988, Metode Penelitian Hadis Nabi, Jakarta : Bulan Bintang, 1992 Muhammad, Al-Hafidz Abi Abdillah bin Yazid, Sunan Ibnu Majah Jilid I, Beirut: Dar al-fikr, 275 H Qardhawi, Yusuf, Bagaimana Memahami Hadis Nabi, terj. Muhammad Baqir, Bandung : Karisma, 1995 Zuhri, Muhammad, Metode Penelitian Hadis, Jurnal Penelitian Walisongo, No. VI, Balai Penelitian Jurnal Walisongo, 1996

DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III BAB IV : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Tinjauan Pustaka E. Metodologi Penelitian F. Sistematika Penulisan Skripsi : Gambaran Umum tentang Keutamaan Waktu dan Hari-hari Tertentu dalam Islam A. Eksistensi Waktu dalam Agama Islam B. Hari-hari Istimewa dalam Agama Islam : Hadis-hadis tentang Keutamaan Hari Jum at A. Hadis tentang Keutamaan Hari Jum at 1. Kajian sanad hadis keutamaan hari Jum at 2. Kajian matan hadis keutamaan hari Jum at B. Hadis tentang Anjuran Ibadah Hari Jum at 1. Kajian sanad hadis anjuran ibadah hari Jum at 2. Kajian matan hadis anjuran ibadah hari Jum at C. Hadis tentang Larangan Ibadah Hari Jum at 1. Kajian sanad hadis larangan ibadah hari Jum at 2. Kajian matan hadis larangan ibadah hari Jum at : ANALISA A. Nilai Sanad Masing-masing Hadis B. Nilai Matan Masing-masing Hadis C. Pemahaman terhadap Hadis Tersebut

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup

KEUTAMAAN HARI JUM AT (Telaah Hadis Anjuran dan Larangan yang Berkaitan dengan Ibadah) PROPOSAL PENELITIAN Diajukan Guna Mendapatkan Ijin Penelitian (Penyusunan) Skripsi Oleh : SITI MAESAROH 4 1 0 1 1 1 1 FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2006