KAJIAN DAMPAK INTRUSI AIR LAUT PADA AKUIFER PULAU KORAL SANGAT KECIL BERDASARKAN ANALISIS PERBANDINGAN ION MAYOR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EVOLUSI HIDROGEOKIMIA AIRTANAH DI PULAU KORAL PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU

KAJIAN DISTRIBUSI SPASIAL SALINITAS AIRTANAH BERDASARKAN KANDUNGAN KLORIDA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL SALINITAS AIRTANAH DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

Evolusi Hidrogeokimia pada Mataair di Sistem Goa Pindul, Karangmojo, Kebupaten Gunungkidul

ANALISIS KARAKTERISTIK HIDROGEOKIMIA AIRTANAH DI PULAU KORAL PANGGANG, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

Makalah dalam Sarasehan Nasional Tanggal 31 Agustus 2013, Fakultas Geografi UGM Yogyakarta

PEMETAAN POTENSI AIRTANAH DI DAS JUWET KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Analisis Dampak Intrusi Air Laut terhadap Airtanah di Pulau Koral Pramuka, DKI Jakarta

HUBUNGAN KARAKTERISTIK HIDROKIMIA DAN PEMANFAATAN AIRTANAH PADA PULAU KECIL (PULAU PANGGANG, DKI JAKARTA)

PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIRTANAH UNTUK KEGIATAN PERTANIAN LAHAN KERING DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN KULONPROGO

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMANENAN AIR HUJAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KETAHANAN SUMBERDAYA AIR DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

Permasalahan Sumberdaya Air Pulau Karang Sangat Kecil (Studi Kasus di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta) Ahmad Cahyadi 1

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN POLA ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP KETERBATASAN LAHAN DI PULAU PANGGANG KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

KARAKTERISTIK HIDROGEOKIMIA AIRTANAH DI PESISIR KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGELOLAAN PESISIR & DAERAH ALIRAN SUNGAI KE-1

KIMIA AIR TANAH DI CEKUNGAN AIR TANAH MAGELANG-TEMANGGUNG BAGIAN BARAT, KABUPATEN TEMANGGUNG DAN MAGELANG, PROVINSI JAWA TENGAH

STUDI HIDROGEOKIMIA AIRTANAH BEBAS DI WILAYAH KEPESISIRAN KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL DAN SEKITARNYA

VARIASI TEMPORAL KANDUNGAN HCO - 3 TERLARUT PADA MATAAIR SENDANG BIRU DAN MATAAIR BEJI DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN DAN KECAMATAN GEDANGAN

KAJIAN KEASINAN AIRTANAH DI WILAYAH PANTAI DAN PESISIR KECAMATAN SANDEN, KABUPATEN BANTUL. Arlin Irmaningdiah

KARAKTERISTIK MATAAIR KARST DI KECAMATAN TAMBAKBOYO, KABUPATEN TUBAN, JAWA TIMUR. Chabibul Mifta

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

TANGGAPAN TERKAIT DENGAN PENGGENANGAN LAHAN DI SEKITAR GUA/MATAAIR NGRENENG, SEMANU, GUNUNGKIDUL

Week 9 AKIFER DAN BERBAGAI PARAMETER HIDROLIKNYA

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

STUDI KUALITAS AIRTANAH UNTUK PENGEMBANGAN WISATA DI KAWASAN PARANGTRITIS, BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Analisis Kesesuaian Kualitas air untuk Irigasi pada Beberapa Mataair di Kawasan Karst Sistem Goa Pindul

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah

KAJIAN KUALITAS AIRTANAH BERDASARKAN BENTUKLAHAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Dwi Nila Wahyuningsih

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi hidrogeologi daerah penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan perhitungan dan dibantu dengan data-data sekunder dari

BAB V KESIMPULAN. 1. Cekungan Aitanah Yogyakarta Sleman memiliki kondisi hidrogeologi seperti

Abstract. Keywords: Community Adaptation, Water Resources Limitations, Pramuka Island. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

KAJIAN HIDROKIMIA AIRTANAH BEBAS DI KECAMATAN KALIORI, KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Karakteristik dan Pemanfaatan Mataair di Daerah Tangkapan Sistem Goa Pindul, Karangmojo, Gunungkidul

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut

Analisis Potensi Sungai Bawah Tanah Ngancar untuk Pemanfaatan Sebagai Sumber Air Minum

Prosiding Seminar Nasional Perubahan Iklim 2012, Sekolah Pascaasarjana, Universitas Gadjah Mada, 30 Juni 2012

STUDI SALINITAS AIR TANAH DANGKAL DI DAERAH PESISIR BAGIAN UTARA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN INTERFACE DAN DEBIT MAKSIMUM PEMOMPAAN AIRTANAH BEBAS DI PANTAI DAN PESISIR KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH

Week 4. Struktur Geologi dalam Hidrogeologi. (Geological structure in hydrogeology)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

Fitria Nucifera Program Beasiswa Unggulan BPKLN

PERKEMBANGAN SISTEM HIDROLOGI KARST DI KARST PIDIE, ACEH. Karst Research Group Fak. Geografi UGM

IDENTIFIKASI AIRTANAH ASIN BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KOTA CILACAP JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Zona Bogor (Van Bemmelen, 1949). Zona Bogor sendiri merupakan antiklinorium

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR INTISARI

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016

TIPOLOGI DAN KUALITAS SUMBER-SUMBER AIR DI PULAU YAMDENA DAN SELARU, MALUKU TENGGARA BARAT

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. HALAMAN PERNYATAAN... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR...

Proses hidrogeokimia pengontrol salinitas air tanah tidak tertekan di utara Cekungan Air Tanah Jakarta

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

KARAKTERISTIK AKUIFER WILAYAH KEPESISIRAN PARANGTRITIS, KABUPATEN BANTUL

BAB 5 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang bukan hanya dalam hal kuantitas, namun juga terkait kualitas

Materi kuliah dapat didownload di

STUDI KARAKTERISTIK KIMIA AIRTANAH DAN STATUS MUTU AIR DI KAWASAN CANDI SONGGORITI KELURAHAN SONGGOKERTO KECAMATAN BATU KOTA BATU

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8

Pengawasan dan penyimpanan serta pemanfaatan data kualitas air

BAB III METODE PENELITIAN. panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. penafsiran potensi panasbumi daerah penelitian.

Intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal dari pantai kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) :

Analisis Karakteristik Hidrologi Aliran Sungai Bawah Tanah di Kawasan Karst untuk Mendukung Pengembangan Geowisata

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKOLOGI LINGKUNGAN KAWASAN KARST INDONESIA Menjaga Asa Kelestarian Kawasan Karst Indonesia

PEMETAAN SEBARAN AIR TANAH ASIN PADA AQUIFER DALAM DI WILAYAH SEMARANG BAWAH

Groundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GENESIS AIR TANAH ASIN/PAYAU DI DAERAH PARANGTRITIS DAN SEKITARNYA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebut Brine. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

IDENTITAS MATA KULIAH. Status mata kuliah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung bagian timur. Cekungan airtanah ini berada di Kabupaten Magelang

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

Seminar Nasional ke-ii FTG Universitas Padjadjaran. Yudhi Listiawan, Bombom Rahmat Suganda, Nursiyam Barkah, Cipta Endyana

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS

ANALISIS KATION DAN ANION AIR TANAH DI DAERAH SUKABUMI JAWA BARAT

OP-027 INDIKASI INTRUSI AIR LAUT DARI KONDUKTIVITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PADANG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

KARAKTERISTIK KUALITAS SUMBERDAYA AIR KAWASAN PANAS BUMI STUDI KASUS DIENG DAN WINDU WAYANG

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

KUALITAS AIRTANAH SUB DAS CODE KOTA YOGYAKARTA PASCA ERUPSI MERAPI TAHUN Yoga Brahmantya

JURNAL ANALISIS SALINITAS AIR PADA DOWN STREAM DAN MIDDLE STREAM SUNGAI PAMPANG MAKASSAR OLEH : ASWIN ARMIS D

DAFTAR ISI. BAB II. GEOLOGI REGIONAL...12 II.1. Geomorfologi Regional...12 II.2. Geologi Regional...13 II.3. Hidrogeologi Regional...16.

GEJALA INTRUSI AIR LAUT DI DAERAH PESISIR PADELEGAN, PADEMAWU DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

KAJIAN DAMPAK INTRUSI AIR LAUT PADA AKUIFER PULAU KORAL SANGAT KECIL BERDASARKAN ANALISIS PERBANDINGAN ION MAYOR (Studi Kasus di Pulau Koral Panggang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta) Ahmad Cahyadi 1,2, Wahyu Hidayat 1, Hendy Fatchurohman 2 1 Jurusan Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi,Universitas Gadjah Mada 2 Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Email: ahmadcahyadi@geo.ugm.ac.id Pulau koral sangat kecil memiliki kerawanan terhadap intrusi air laut. Jumlah imbuhan airtanah yang sangat sedikit akibat curah hujan yang rendah dan luas tangkapan air yang sempit menyebabkan ketersediaan airtanah sangat sedikit. Kondisi demikian di perparah dengan terjadinya intrusi air laut akibat penurapan airtanah yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intrusi air laut ke dalam akuifer airtanah tawar berdasarkan pada analisis perbadingan ion. Penelitian ini menggunakan analisis perbandingan ion Klorida dan Bikarbonat serta ion Magnesium dan Kalsium. Hasil analisis menunjukkan bahwa airtanah di Pulau Koral Panggang telah terpengaruh berat oleh air laut. Kata Kunci: Intrusi, Pulau Koral, Pulau Sangat Kecil, Pulau Koral Panggang, Ion Mayor Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 98% pulau dengan ukuran kecil dan sangat kecil (Kodoatie, 2012). Pulau kecil adalah pulau dengan ukuran kurang dari 2.000 km 2, sedangkan pulau sangat kecil merupakan pulau dengan luas kurang dari 100 km 2 dan atau pulau dengan lebar kurang dari 3 km (Falkland, 1991; 1992 dan Aris et. al. 2007). Pulau-pulau ini secara hidrologis merupakan wilayah yang memiliki kerawanan yang tinggi terhadap terjadinya intrusi air laut (Falkland, 1993). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 menyebutkan bahwa sumberdaya air meliputi air, sumber air, serta daya air yang terkandung di dalamnya. Air terdiri dari air permukaan, air hujan dan airtanah yang terletak di daratan. Sumber air yang dimaksud dalam undang-undang ini meliputi tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Gilli et al. (2012) menyebutkan bahwa sumberdaya air di pulau kecil secara alami terdiri dari airtanah, air permukaan berupa aliran sungai, mataair dan danau, serta air hujan. Namun demikian, Gilli et al. (2012) menambahkan bahwa pulau koral sangat kecil hanya memiliki sumber air berupa airtanah dan air hujan. Keberadaan airtanah akan sangat rawan

terhadap intrusi air laut. Selain itu, pada pulau koral sangat kecil memiliki kerentanan airtanah terhadap pencemaran tinggi karena memiliki material yang berupa rombakan bioklastis dengan permeabilitas yang tinggi (White dkk, 1999). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intrusi air laut terhadap akuifer pulau koral sangat kecil. Studi kasus penelitian ini dilakukan di Pulau Koral Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam pengelolaan sumberdaya air di Pulau Koral Panggang secara khusus, dan pulau koral sangat kecil secara umum. Metode 1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pemetaan intrusi air laut meliputi: a. Botol Sampel, untuk pengambilan sampel air untuk analisis laboratorium; b. Separangkat komputer dengan aplikasi Microsoft Office; dan c. Software Rockwork 14, untuk analisis hidrogeokimia. 2. Data yang Digunakan Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi data kandungan ion mayor pada sampel airtanah Analisis. Jumlah sampel airtanah adalah sejumlah delapan sampel yang mewakili bagian Utara, Tengah dan Selatan pulau, serta sampel yang mewakili sisi Barat, Tengah dan Timur Pulau Koral Panggang. Analisis laboratorium meliputi analisis ion mayor, yang terdiri dari Natrium (Na + ), Kalsium (Ca + ), Magnesium (Ma + ), Klorida (Cl - ), Bikarbonat (HCO 3- ), dan Sulfat (SO 4- ). Dalam penelitian ini ditambahkan parameter ikutan yang dianalisis meliputi Kalium (K + ). 3. Analisis Keseimbangan Ion Hal yang pertama kali dilakukan sebelum melakukan analisis hidrogeokimia adalah melakukan analisis keseimbangan ion (Gilli et al, 2012). Kandungan ion dalam airtanah seharusnya memiliki ion positif dan negatif yang jumlahnya sama (Effendi, 2003). Hal ini kemudian digunakan dasar untuk melakukan evaluasi terhadap hasil analisis laboratorium dengan menggunakan keseimbangan ion (Charge Balance Error/CBE) yang didasarkan pada nilai kandungan ion mayor dalam airtanah. Nilai CBE yang disarankan adalah kurang 5% untuk peralatan modern dan kurang dari 10% untuk analisis laboratorium yang dilakukan secara manual (Hiscock, 2005). Persamaan untuk perhitungan CBE ditunjukkan oleh persamaan 3.

CBE (%) = ((Ʃ Kation Ʃ Anion) / (Ʃ Kation + Ʃ Anion)) x 100... (1.) Perhitungan CBE harus dilakukan dengan mengubah satuan ion-ion yang awalnya miligram per liter (mg/l) menjadi miliekuivalen per liter (meq/l). Konversi satuan dari mg/l menjadi meq/l dilakukan dengan persamaan 2. dan persamaan 3. meq/l = miligram ion/ berat ekuivalen...(2.) di mana, berat ekuivalen = berat molekul / valensi ion...(3.) 4. Pengaruh Intrusi Air Laut Keberadaan airtanah asin dapat terjadi bukan karena proses intrusi air laut. Hal ini diantaranya dapat disebabkan oleh karena lingkungan pengendapan material akuifer terjadi pada lingkungan laut (Santosa, 2010). Oleh karena itu, maka perlu dilakukan analisis evolusi air tawar menjadi air laut berdasarkan perbandingan beberapa ion mayor (Aris dkk, 2013). Aris dkk. (2013) lebih lanjut menjelaskan bahwa analisis pengaruh intrusi air laut terhadap airtanah tawar dapat diketahui dengan: a. Analisis perbandingan ion Kalsium dan Magnesium b. Analisis perbandingan ion Klorida dengan Bikarbonat Kriteria penentuan besarnya pengaruh intrusi air laut terhadap airtanah tawar ditunjukkan oleh Tabel 3.2. Tabel 3.2. Kriteria Penentuan Besarnya Pengaruh Intrusi Air Laut Terhadap Airtanah Metode Analisis Kriteria Perbandingan Mg dan Ca Mg/Ca > 1 maka airtanah telah terpengaruh oleh intrusi air laut Perbandingan Cl dan HCO 3 Cl/HCO 3 < 0,5 maka airtanah belum Sumber: Aris dkk. (2013) terpengaruh intrusi airlaut, Cl/HCO 3 antara 0,5 sampai dengan 6,6 maka airtanah sedikit terpengaruh intrusi air laut, Cl/HCO 3 > 6,6 maka airtanah sudah sangat terpengaruh air laut

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil analisis ion mayor di laboratorium ditunjukkan oleh Tabel 1. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka nampak bahwa nilai Klorida dan Magnesium sangat tinggi. Nilai ini menunjukkan kemungkinan adanya pengaruh intrusi air laut. Hal ini juga nampak pada Tabel 2., di mana pada satuan mili equivalent nilai magnesium dan klorida merupakan ion yang paling dominan. Hasil perhitungan CBE menunjukkan nilai CBE dalam penelitian ini masih di bawah batas yang diperbolehkan. Kondisi ini berarti bahwa hasil laboratorium dalam penelitian ini masih memiliki kualitas yang baik. Banyaknya ion klorida menunjukkan adanya pengaruh dari intrusi air laut. Hal ini karena kandungan klorida dalam airtanah sangat jarang sekali dihasilkan dari batuan (Younger, 2007). Kandungan magnesium pada airtanah yang tipe awalnya didominasi oleh kalsiumkarbonat menunjukkan airtanah telah menuju ke asin sampai pada tahapan payau (Aris et al, 2013). Melihat tingginya kandungan natrium yang tinggi, dan hampir menyamai kandungan magnesium dalam satuan mili equivalent, maka kemungkinan airtanah terdampak intrusi air laut sudah parah. Kondisi tersebut karena penggeseran ion magnesium oleh ion natrium dan kalium merupakan tahapan evolusi kimia yang kedua dari tipe airtanah kalsium karbonat (Aris et al. 2007) seperti yang seharusnya terdapat di Pulau Koral Panggang. Tabel 1. Kandungan Ion Mayor dalam Airtanah di Pulau Koral Panggang No. K + Na + Ca 2+ Mg 2+ Cl - HCO 3 SO 4-1. 59,53 495,80 370,00 399,00 2.680,00 380,00 62,07 2. 60,67 581,30 300,00 832,00 4.180,00 192,00 78,83 3. 58,69 543,00 280,00 750,00 3.890,00 332,00 61,86 4. 60,00 422,80 350,00 796,00 3.910,00 324,00 68,51 5. 60,00 267,40 400,00 881,00 3.540,00 268,00 65,93 6. 60,65 467,20 320,00 700,00 3.130,00 236,00 70,89 7. 58,17 537,20 230,00 587,00 3.200,00 228,00 25,76 8. 58,15 424,00 280,00 556,00 3.200,00 228,00 6,68 Sumber: Hasil analisis laboratorium hidrologi dan kualitas air Fakultas Geografi UGM

Tabel 2. Perhitungan Nilai CBE pada Hasil Laboratorium No. K + Na + Ca 2+ Mg 2+ Cl - HCO 3 SO 4 - CBE (%) 1. 1,52 21,57 18,50 32,81 75,58 6,23 1,29-5,52 2. 1,55 25,29 15,00 68,42 117,88 3,15 1,64-5,33 3. 1,50 23,62 14,00 61,68 109,70 5,44 1,29-7,19 4. 1,53 18,39 17,50 65,46 110,26 5,31 1,43-6,42 5. 1,53 11,63 20,00 72,45 99,83 4,39 1,37 0,01 6. 1,55 20,32 16,00 57,57 88,27 3,87 1,48 0,97 7. 1,49 23,37 11,50 48,27 90,24 3,74 0,54-5,52 8. 1,49 18,44 14,00 45,73 90,24 3,74 0,14-8,32 Sumber:Hasil perhitungan Berdasarkan hasil analisis perbandingan ion magnesium dan kalsium (Gambar 3), semua sampel airtanah yang diambil menunjukkan nilai perbandingan di atas 1. Hal ini berarti bahwa airtanah di Pulau Koral Pramuka sudah terpengaruh intrusi air laut. Kandungan kalsium yang semakin sedikit dan digantikan dengan magnesium, menunjukkan bahwa pengaruh batuan asal pada akuifer menjadi semakin kecil. Artinya bahwa pengaruh intrusi air laut telah terjadi cukup parah. Gambar 3. Diagram Perbandingan Ion Magnesium dan Kalsium

Hasil analisis berdasarkan kandungan ion dominan dan perbandingan ion magnesium dan kalsium juga sesuai dengan hasil analisis perbandingan ion klorida dan bikarbonat. Berdasarkan analisis perbandingan ion klorida dan karbonat, diketahui bahwa airtanah di Pulau Koral Panggang telah terpengaruh intrusi air laut dengan derajat berat. Hal ini nampak dari jumlah klorida yang berasal dari air laut yang terlalu tinggi, sehingga semua sampel airtanah menunjukkan posisi jauh di atas batas pengaruh sedang dan tinggi (10 kali lebih besar dari batas pengaruh sedang). Gambar 4. Grafik Perbandingan Ion Klorida dan Bikarbonat Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa airtanah di Pulau Koral Panggang telah terpengaruh intrusi air laut dengan derajat pengaruh berat. Hal ini terbukti dari perbandingan ion magnesium dan kalsium serta perbandingan ion klorida dan bikarbonat. Selain itu, kandungan klorida dan magensium sebagai anion dan kation dominan menunjukkan bahwa perubahan hidrogeokimia airtanah akibat intrusi air laut memang telah terjadi.

Pengakuan Penelitian ini merupakan sebagian dari tesis penulis pertama, serta merupakan bagian dari penelitian yang dibiayai oleh Hibah Penelitian Dosen Fakultas Geografi Univeristas Gadjah Mada Tahun 2014 yang dibiayai melalui Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Fakultas Geografi UGM Tahun 2014 yang berjudul Karakteristik Hidrokimia dan Kualitas Airtanah di Pulau Koral Sangat Kecil: Studi Kasus di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Daftar Pustaka Aris, A.Z.; Abdullah, M.H.; Ahmed, A. dan Woong, K.K. 2007. Controlling Factors of Groundwater Hydrochemistry in A Small Island s Aquifer. International Journal of Environmental Science and Technology, Vol. 4 (4). Hal: 441-450. Aris, A.Z.; Praveena, S.M. dan Isa, N.M. 2013. Groundwater Composition and Geochemical Controls in Small Tropical Island of Malaysia: A Comparative Study. dalam Wetzelhuetter, C. 2013. Groundwater in The Coastal Zones of Asia-Pacific. Dordrecht: Springer. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius. Falkland, C.A.1991. Hydrology and Water Resources of Small Island: A Practical Guide. Paris: UNESCO. Falkland, C.A. 1992. Small Tropical Island: Water Resources of Paradises Lost. Paris: UNESCO. Falkland, C.A. 1993. Hydrology and Water Management in Small Tropical Island. Proceeding of The Yokohama Symposium on Hydrology on Warm Humid Regions. July, 1993. Gilli, E.; Mangan, C. dan Mudry, J. 2012. Hydrogeology: Objectives, Methods, Applications, diterjemahkan dari Bahasa Perancis oleh Chloe Fandel. Boca Raton: CRC Press. Hiscock, K.M. 2005. Hydrogeology: Principles and Practice. Oxford: Blackwell Publishing. Kodoatie, R.J. 2012. Tata Ruang Air Tanah. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Santosa. L.W. 2010. Kajian Genesis Bentuklahan dan Pengaruhnya Terhadap Hidrostratigrafi Akuifer dan Hidrogeokimia Sebagai Geoindikator Evolusi Airtanah Bebas pada Bentanglahan Kuarter Kabupaten Kulonprogo Bagian Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumberdaya Air.

White, I.; Falkland, C.A.; Crennan, L.; Jones, P.; Metutera,T.; Etuati, B. dan Metai, E. 1999. Issues, Traditions and Conflicts in Groundwater Use and Management. Paris: UNESCO. Younger, P.L. 2007. Groundwater in The Environment. Oxford, UK: Blackwell Publishing.