STUDI KOMPARASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PEMBERIAN MP ASI DINI TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 8 BULAN DI DESA CATURHARJO SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-36 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

PERBEDAAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DENGAN YANG DIBERIKAN MP-ASI DI KECAMATAN GUNUNGPATI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

Nurul Auliya Kamila 2, Evi Nurhidayati 3

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN STATUS IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Apriani Tiasna

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH KELAS I DI SD N KALIGONDANG BANTUL YOGYAKARTA

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PADUKUHAN PUCANGANOM DESA WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

PERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Tri Wahyuni

STUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

ARTIKEL. Oleh SILVIA ROKANA ALVIDA. NIM a030 PROGRAM STUDI ILMU GIZI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract

EFEKTIVITAS SOSIALISASI PMBA TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA DI PUSKESMAS LENDAH I TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

ABSTRACT. I Komang Yulitridana 2, Andri Purwandari 3, Haerul Anwar 1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

Transkripsi:

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PEMBERIAN MP ASI DINI TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 8 BULAN DI DESA CATURHARJO SLEMAN NASKAH PUBLIKASI DisusunOleh: MADA TRI LOKAWATI 0101001018 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 014

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PEMBERIAN MP ASI DINI TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 8 BULAN DI DESA CATURHARJO SLEMAN NASKAH PUBLIKASI DiajukanGuna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan PadaProgram PendidikanNers-Program StudiIlmuKeperawatan Di SekolahTinggiIlmuKesehatan Aisyiyah Yogyakarta DisusunOleh: MADA TRI LOKAWATI 0101001018 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 014

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PEMBERIAN MP ASI DINI TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 8 BULAN DI DESA CATURHARJO SLEMAN 1 Mada Tri Lokawati, Tri Prabowo 3 INTISARI Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan status gizi antara bayi yang diberi ASI Eksklusif dan bayi yang diberi MP-ASI dini pada bayi usia 6-8 bulan di Desa Caturharjo Sleman Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain survey analitik, dengan pendekatan waktu cross sectional. Uji statistik dengan menggunakan Mann-Whitney U-test. Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 bayi berusia 6-8 bulan yang bertempat tinggal di Desa Caturharjo Sleman Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Hasil Penelitian: Pada penelitian ini menujukkan bahwa bayi yang diberi ASI Eksklusif sebagian besar memiliki status gizi dalam kategori normal yaitu sebanyak 14 bayi (100%) dari total bayi yang diberikan ASI Eksklusif. Sedangkan bayi yang diberi MP-ASI dini sebanyak 16 bayi dengan 5 bayi (16,7%) memiliki gizi berlebih dan 11 (36,6%) bayi memiliki status gizi baik. Hasil Mann-Whitney U-test menunjukkan hasil nilai Z -,53 dengan taraf signifikan (p) 0,04 (p < 0,05). Simpulan: Ada perbedaan status gizi antara bayi yang diberi ASI Eksklusif dan bayi yang diberi MP-ASI dini pada bayi usia 6-8 bulan di Desa Caturharjo Sleman Yogyakarta. Kata Kunci Kepustakaan Jumlah Halaman : Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI Dini, Status Gizi : 18 Buku (003 014), 3 Jurnal, 6 Website : xiii, 67 Halaman, 8 Tabel, Gambar, 14 Lampiran 1 Judul skripsi Mahasiswa PPN-PSIK STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen POLTEKES Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Yogyakarta

COMPARATIVE STUDY OF THE GIVING OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND THE EARLY GIVING OF COMPLEMENTARY BREASTFEEDING TO THE NUTRITION STATUS FOR THE 6-8 MONTHS OLD BABIES IN CATURHARJO VILLAGE SLEMAN 1 Mada Tri Lokawati, Tri Prabowo 3 ABSTRACT Purpose : Knowing differences of nutrion status between the babies who are given the exclusive breastfeeding and the babies who are given the complementary breastfeeding in their 6-8 months old in Caturharjo Village, Sleman, Yogyakarta. Method: The research uses analitic survey design, with cross sectional time approach. The statistic test used is Mann-Whitney U-test. The sample of this research is 6-8 months old, 30 babies who live in Caturharjo, Sleman, Yogyakarta. The sampling technique used is total sampling. Research Result: This research shows that the babies who are given exclusive breastfeeding mostly have nutrition status in normal category are 14 babies (100%) from the total babies who given exclusive breastfeeding. While the babies who are given the early complementary breastfeeding are 16 babies 5 babies (16,7%) have excess nutrition and 11(36,6%) babies have good nutrition. The Mann-Whitney U- test result show thats Z -,53 with significant value (p) 0,04 (p < 0,05). Conclusion: there is differences of nutrition status between the babies who are given exclusive breastfeeding and the babies who are given complementary breastfeeding in babies 6-8 months old in Caturharjo Village, Sleman, Yogyakarta. Key words Literature Total Page : The Giving of Exclusive Breastfeeding and Early Complementary Breastfeeding, Nutrition Status : 18 Books (003 014), 3 Journal, 6 Websites : xiii, 67 Page, 8 Tables, Pictures, 14 Appendices 1 Title of Graduating Paper Student of PPN-PSIK STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 The lecturer of Health Polytechnic, Ministry of Health Republic of Indonesia, Yogyakarta

PENDAHULUAN World Health Organization (WHO), menjelaskan bahwa permasalahan gizi dapat ditunjukkan dengan besarnya angka kejadian gizi buruk di negara tersebut. Angka kejadian gizi buruk di Indonesia menduduki peringkat ke 14 dari 170 negara dan terendah di ASEAN. Data WHO menyebutkan angka kejadian gizi buruk pada balita tahun 00 meningkat 8,3% dan gizi kurang 7%. Tahun 007 lalu tercatat sebanyak 4 juta balita di Indonesia mengalami gizi kurang dan 700 ribu anak dalam kategori gizi buruk (WHO, 008). Keadaan gizi masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 011 adalah masih tingginya prevalensi balita kurang gizi yaitu sebesar 10.8%, prevalensi tersebut telah mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 010 yaitu sebesar 11.3%. Prevalensi balita gizi kurang, di DIY masih berada di atas 10% yang artinya masih di atas nilai ambang batas masalah kesehatan masyarakat. Sedangkan prevalensi balita dengan status gizi buruk sebesar 0.68%, status gizi kurang sebesar 9.60% dan balita dengan status gizi lebih sebesar.55%. Meskipun angka prevalensi gizi telah mengalami penurunan, namun masalah status gizi masih sering dijumpai di wilayah DIY. Dengan demikian kota Yogyakarta memperlihatkan bahwa balita belum mencapai target status gizi yang baik (Dinkes Yogyakarta, 01). Dalam Undang-undang tentang Kesehatan No. 36/009 pasal 14 ayat () yang mengatur tentang upaya perbaikan gizi di lakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok rawan yaitu bayi dan balita, remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui (UU Kesehatan RI No. 36 Tahun 009, pasal 14 ayat ). Pada tahun 01 di Kabupaten Sleman kegiatan ASI Eksklusif yang dilakukan pada sasaran bayi yang berusia 0-6 bulan yang diberi ASI saja tanpa makanan pendamping atau cairan lain, kecuali obat dan mineral dari 8.505 bayi yang ada sebanyak 5.987 bayi (70.4%) masih di bawah target sedangkan target yang harus dicapai sebanyak 80%, dengan ini di Kabupaten Sleman menunjukkan belum tercapainya target pemberian ASI secara Eksklusif. Berdasarkan Studi Pendahuluan yang telah dilakukan, Desa Caturharjo merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta, merupakan salah satu desa rawan gizi buruk. Dengan status rawan gizi 9.6% yakni 54 dari 343 balita berstatus gizi kurang dan berlebih dan terdapat 5 balita berstatus gizi buruk. Menurut kader bidan desa di Desa Caturharjo Sleman pemberian ASI Eksklusif masih jarang dilakukan, masyarakat beranggapan bahwa bayi lahir untuk makan sehingga bayi belum memasuki usia 6 bulan sudah diberikan MP-ASI berupa pisang, susu formula maupun bubur instan yang kini mulai banyak ditemukan di masyarakat. Ibu Pipit selaku bidan desa di Desa Caturharjo mengatakan terdapat 15% bayi usia -3 bulan sudah diberi MP-ASI. Sedangkan untuk pelaksanaan ASI Eksklusif, Desa Caturharjo telah melakukan gerakan ASI Eksklusif di Desa Caturharjo melalui KP ibu di setiap dusun. Hasilnya terdapat sedikit peningkatan setiap tahunnya yaitu 16.5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan status gizi antara bayi yang diberi ASI Eksklusif dan bayi yang diberi MP ASI dini pada bayi usia 6 8 bulan di Desa Caturharjo Sleman.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi komparasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mencoba menggali kejadian dan fenomena itu terjadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu cross sectional, yaitu suatu metode pengambilan data yang dilaksanakan pada suatu waktu yang sama dengan subyek yang berbeda (Notoatmodjo, 01). Populasi pada penelitian ini memiliki kriteria insklusi yaitu bayi yang berusia 6-8 bulan yang tinggal di Desa Caturharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling yaitu didapatkan sampel sebanyak 30 bayi. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pedoman wawancara yang digunakan untuk mengetahui pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI dini. Sedangkan untuk mengetahui status gizi bayi dengan melihat pedoman lembar tabel kualifikasi status gizi balita menurut WHO NCHS. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistik nonparametris untuk mencari perbedaan antar variabel yaitu dengan rumus Mann-Whitney U-Test yang digunakan untuk mencari perbedaan dua sampel independen bila data variabel ordinal.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Caturharjo, yang terletak di Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta. Kecamatan Sleman terdiri dari 5 desa. Desa Caturharjo terdiri dari 0 dusun yang terdiri atas 49 RW dan 109 RT, dengan jumlah penduduk sebanyak 14.95 jiwa. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karekteristik ibu dan bayi. Karakteristik ibu responden berdasarkan tingkat pendidikan, usia ibu, pekerjaan dan pendapat, sedangkan karekteristik bayi meliputi jenis kelamin dan usia bayi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan karakteristik responden sebagai berikut : Tabel 4.1 Deskripsi Karakteristik Ibu Responden Berdasarkan Pendidikan, Usia, Pekerjaan dan Pendapatan di Desa Caturharjo Sleman Frekuensi Pemberian ASI No Kategori ASI Eksklusif MP-ASI Dini Pendidikan 1 SD 14,3% - 0% SMP 6 4,9% 7 43,8% 3 SMA 4 8,6% 7 43,8% 4 Perguruan Tinggi 14,3% 1,5% Usia 1 3 4 Pekerjaan 1 3 4 0 5 tahun 5 30 tahun 30 35 tahun 35 tahun PNS Swasta Wiraswasta Buruh 6 4 1 5 6 4,9% 8,6% 14,3% 14,3% 7,1% 35,7% 14,3% 4,9% 6 5 5 0 3 1 0 1 37,5% 31,3% 31,3% 0% 18,8% 75,0% 0% 6,3% Pendapatan 1 Rp. 500.000,- 1 7,1% 1 6,3% Rp. 800.000,- 6 4,9% 3 18,8% 3 Rp. 1.000.000,- 4 8,6% 9 56,3% 4 Rp. 1.500.000,- 3 1,4% 3 18,8% Jumlah 14 100% 16 100% Sumber : data primer diolah 014 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar latar belakang pendidikan responden yang memberikan ASI Eksklusif adalah SMP yaitu sebanyak 6 orang (4,9%) sedangkan ibu yang memberikan MP-ASI dini sebagian besar berlatar pendidikan SMP dan SMA masing-masing sebanyak 7 orang (43,8%). Berdasarkan karakteristik usia ibu dapat diketahui ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 6 orang (4,9%) sedangkan ibu yang memberikan MP-ASI dini sebanyak 6 orang (37,5%) berusia 0-5 tahun. Berdasarkan status pekerjaan ibu dapat diketahui ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 6 orang (4,9%) buruh, sedangkan status pekerjaan ibu yang memberikan MP-ASI dini sebagian besar adalah swasta 1 orang (75%). Berdasarkan karakteristik pendapatan diketahui ibu yang memberikan ASI Eksklusif memiliki pendapatan 800.000 rupiah sebanyak 6 orang (4,9%),

sedangkan ibu yang memberikan MP-ASI dini memiliki pendapatan 1.000.000 rupiah sebanyak 9 orang (56,3%). Tabel 4. Deskripsi Karakteristik Responden Bayi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia bayi di Desa Caturharjo Sleman No Kategori Frekuensi Pemberian ASI ASI Eksklusif MP-ASI Dini Jenis Kelamin 1 Laki-laki Perempuan 6 8 4,9% 57,1% 8 8 50,0% 50,0% Usia 1 3 6 bulan 7 bulan 8 bulan 6 6 4,9% 4,9% 14,3% 8 8 0 50,0% 50,0% 0% Jumlah 14 100% 16 100% Sumber : data primer diolah 014 Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa sebagian besar jenis kelamin bayi yang diberi ASI Eksklusif adalah perempuan 8 bayi (57,1%), sedangkan bayi yang diberikan MP-ASI dini laki-laki dan perempuan masing-masing berjumlah 8 bayi (50%). Berdasarkan karakteristik usia bayi yang diberikan ASI Eksklusif diketahui bayi berusia 6 bulan dan 7 bulan masing-masing memiliki jumlah yang sama yaitu 8 orang (4,9%), sedangkan bayi yang diberikan MP-ASI dini rata-rata memiliki jumlah yang sama yaitu 8 orang (50%) yaitu bayi berusia 6 bulan dan 7 bulan. Hasil Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI Dini Tabel 4.3 Kategori Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI Dini di Desa Caturharjo Sleman Ketegori Jumlah Prosentase ASI Eksklusif MP-ASI Dini 14 16 46,7% 53,3% Jumlah 30 100% Sumber : data primer diolah 014 Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah anak yang diberi ASI Eksklusif sebanyak 14 bayi (46,7%) dan bayi yang diberi MP-ASI dini sebanyak 16 bayi (53,3%) didapatkan dari 30 responden. Status Gizi Pada Bayi Tabel 4.4 Tabel Kategori Status Gizi Bayi Usia 6-8 Bulan di Desa Caturharjo Sleman Pemberian ASI Status Gizi ASI Eksklusif MP-ASI Dini 0 0% 5 31,3% 14 100% 11 68,8% Jumlah 14 100% 16 100% Sumber : data primer diolah 014 Gizi lebih Gizi baik

Dari data di atas dapat diketahui bahwa semua bayi yang diberi ASI Eksklusif memiliki status gizi baik dan tidak ada bayi yang memiliki status gizi lebih, sedangkan bayi yang diberi MP-ASI dini terdapat bayi yang memiliki status gizi lebih yaitu sebanyak 5 bayi (31,3%) sisanya 11 bayi (68,8%) memiliki status gizi baik. Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-8 Bulan Yang diberi ASI Eksklusif dan Bayi Yang Diberi MP-ASI Dini Di Desa Caturharjo Sleman Yogyakarta Tahun 014 Tabel 4.5 Perbedaan Antara Status Gizi Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI Dini Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6-8 Bulan di Desa Caturharjo Sleman Status Gizi Lebih Baik Pemberian ASI ASI MP-ASI Total Eksklusif dini F % F % F % 0 0 5 31,3 5 16,7 14 100 11 68,8 5 83,3 14 100 16 100 30 100 Sumber : data primer diolah 014 p (value) Z 0,04 -,53 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar gizi bayi dalam kategori baik, untuk bayi yang diberi ASI Eksklusif sebagian besar memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 14 bayi (100%) dari 14 bayi yang diberi ASI Eksklusif, sedangakan bayi yang diberi MP-ASI dini sebanyak 16 bayi, dengan 5 mempunyai status gizi berlebih. Dari hasil uji hipotesis komparatif dua sampel independen yaitu Mann- Whitney U-test didapatkan nilai Z sebesar -,53 dengan taraf signifikan (p) 0,04. Untuk menentukan adanya perbedaan atau tidak adanya perbedaan ditentukan oleh nilai (p), jika p lebih besar dari 0,05 maka hipotesis diterima dan didapatkan hasil tidak ada perbedaan, jika nilai p kurang atau lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ditolak sehingga didapatkan hasil ada perbedaan. Hasil penghitungan pada penelitian ini adalah 0,04 artinya (p) lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan status gizi yang signifikan antara bayi yang diberi ASI Eksklusif dan bayi yang diberi MP-ASI dini pada bayi usai 6-8 bulan di Desa Caturharjo Sleman Yogyakarta. Pembahasan Status Gizi Bayi Usia 6-8 Bulan Yang diberi ASI Eksklusif Pada penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa bayi yang diberi ASI secara eksklusif sebagian besar dalam kategori gizi baik yaitu sebanyak 14 bayi (100%) yang telah ditunjukkan dalam tabel di atas. ASI merupakan sumber makanan utama dan paling sempurna untuk bayi, karena ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin, selain itu ASI juga mengandung antibody yaitu zat untuk kekebalan dan daya tahan agar tidak mudah terkena penyakit dan infeksi, menurut Kristiyansari (009). Oleh karena itulah ASI harus diberikan secara eksklusif yaitu sejak bayi lahir hingga bayi berusia 6 bulan, bayi diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan lainnya seperti susu formula, bubur tim, pisang, nasi tajin dan madu. Seperti yang telah dijelaskan dalam Al Qur an potongan surat Al-Baqarah ayat: 33 yaitu Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama tahun

penuh, yaitu bagi yang menyempurnakan penyusuan... (Al-Quran, Al-Baqarah 33). Dalam potongan surat Al-Baqarah ayat 33, dijelaskan bahwa hendaklah ibu menyusui bayinya selama dua tahun penuh agar menyempurnakan menyusuinya, oleh karena itu pemberian ASI Eksklusif secara tidak langsung juga menjadi anjuran bagi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Pada saat dilakukannya wawancara dalam penelitian ini, ibu responden mengatakan ASI Eksklusif sangatlah mempunyai banyak manfaat, selain murah dan mudah untuk didapatkan ASI juga mempunyai banyak manfaat, ibu mengatakan bahwa bayinya tidak mudah terserang penyakit dan infeksi. Jika bayi sedang sakit seperti pilek, demam, batuk atau diare bayi tidak membutuhkan waktu penyembuhan yang lama karena menurut ibu responden bayinya lebih kebal terhadap penyakit atau infeksi, responden mengatakan bayinya terkena penyakit atau infeksi pada saat pergantian musim dan penyakit musiman saja. Selain bayi lebih kebal terhadap penyakit, responden mengatakan tidak khawatir dengan berat badannya karena bayinya tidak pernah mengalami penurunan berat badan kecuali pada saat bayi sakit. Pada saat sakit bayi tidak banyak mengalami penurunan berat badan yaitu ± 1 kg. Responden di Desa Caturharjo mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam memberikan ASI Eksklusif. Responden yang bekerja pun tetap bisa memberikan ASI Eksklusif, karena responden beranggapan ASI Eksklusif harus diberikan kepada bayinya agar petumbuhan dan perkembangan tetap optimal serta status gizinya tetap baik atau normal. Hal ini dapat memperjelas pada penelitian yang telah dilakukan oleh Hapsari (01) yaitu meneliti tentang Perbedaan status gizi bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan tidak eksklusif di BPS Suratni Bantul Yogyakarta hasilnya ada perbedaan status gizi bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan tidak eksklusif di BPS Suratni Bantul Yogyakarta. Penelitian Hapsari (01) depat memberikan kesimpulan bahwa pemberian ASI Eksklusif dapat mempengaruhi pada status gizi, pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bayi yang diberi ASI Eksklusif lebih kebal terhadap penyakit, selain murah dan mudah untuk didapatkan ASI merupakan makanan utama bagi bayi karena mengandung zat yang sesuai untuk kebutuhan bayi. Status Gizi Bayi Usia 6-8 Bulan Yang diberi MP-ASI Dini Berdasarkan hasil data dari penelitian yang telah dilakukan di Desa Caturharjo Sleman didapatkan data sebagian besar responden memberikan MP-ASI dini pada usia bayi kurang dari 6 bulan yaitu sebanyak 16 bayi (53,3%) diberi MP- ASI dini. Bayi yang diberikan MP-ASI dini sebagian besar dalam katagori gizi baik yaitu sebanyak 11 bayi (68,8%) dan terdapat bayi memiliki gizi berlebih yaitu sebanyak 5 bayi (31,3%). Alasan responden memberikan MP-ASI dini yaitu, sibuk bekerja dan bayi rewel kemudian diberikan makanan tambahan seperti susu formula, pisang, bubur tim, tajin, nasi yang dihaluskan dan madu, selain itu pemberian MP- ASI dini dapat dipengaruhi oleh tingat pendidikan, pendapatan dan budaya di masyarakat Desa Caturharjo Sleman, sebagian responden beranggapan bahwa bayi lahir untuk makan dengan demikian responden beranggapan jika bayi nangis karena lapar, oleh sebab itu diberikan makanan tambahan selain ASI. Beberapa responden memberikan MP-ASI pada usia 4 bulan, akan tetapi terdapat 5 bayi (31,3%) diberikan MP-ASI pada usia bulan. Makanan yang diberikan berupa pisang, bubur tim dan susu formila. Pemberian MP-ASI dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden, di Desa Caturharjo Sleman mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 13 responden (43,3%) sisanya SD terdiri dari responden (6,7%), SMA ll responden

(36,7%) dan perguruan tinggi 4 responden (13,3%). Semakin rendah tingkat pendidikan responden, semakin sempit pengetahuannya, sehingga banyak masyarakat Desa Caturharjo Sleman memberikan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Dengan demikan jika pemberian MP-ASI diberikan kurang dari usia 6 bulan maka akan berdampak pada status gizi berlebih, sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi tidak optimal (Depkes, 010). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Masruri (010) yang berjudul tentang Hubungan perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dengan status gizi anak usia 1-4 bulan di Desa Tamanmartani Kalasan Sleman Yogyakarta memberikan kesimpulan bawa pemberian MP-ASI sangat berpengaruh terhadap status gizi, pertumbuhan dan perkembangan bayi. Semakin dini pemberian MP-ASI akan berdampak pada status gizi berlebih dan sebaliknya apabila pemberian MP-ASI diberikan lebih dari usia 6 bulan akan berdampak pada status gizi kurang dan atau gizi buruk. Pemberian MP-ASI dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pendapatan, semakin tinggi pendidikan semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pola asuh terhadap bayi dan semakin tinggi pendapatan asupan gizi bayi semakin cukup dan seimbang, dengan demikian maka bayi akan memiliki status gizi baik. Perbedaan Status Gizi Bayi Yang diberi ASI Eksklusif dan MP-ASI Dini Pada Bayi Usia 6-8 Bulan Hasil penelitian yang telah dilakukan di desa Caturharjo Sleman menunjukkan bahwa besar status gizi bayi dalam kategori baik untuk pemberian ASI Eksklusif diketahui yang memiliki status gizi baik sebanyak 14 bayi (100%) dan tidak ada yang mempunyai status gizi berlebih, gizi kurang dan gizi buruk. Sedangkan pemberian MP-ASI dini diketahui sebanyak 5 bayi (31,3%) memiliki status gizi berlebih dan 11 bayi (68,8%) memiliki status gizi baik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan perbedaan status gizi terhadap pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI dini pada bayi usia 6-8 bulan. Hal ini lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang menjadi penghalang seperti tingkat ekonomi yang rendah dan tikat pendidikan yang dapat menyebabkan ibu responden menerapkan perilaku yang salah tentang pola pemberian makanan tambahan pada bayi usia 6-8 bulan. Selain itu budaya yang turun-temurun di Desa Caturharjo Sleman menjadi faktor pendukung dalam pemberian makanan tambahan pada bayi, yakni responden beranggapan bayi lahir untuk makan. Berdasarkan hasil uji hipotesis komparatif dua sampel independen yaitu Mann-Whitney U-test sebesar -,53 dan nilai signifikansi 0,04 (p < 0,05). Dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara status gizi bayi yang diberi ASI Eksklusif dan status gizi bayi yang diberi MP-ASI dini pada bayi usia 6-8 bulan di Desa Caturharjo Sleman Yogyakarta 014. Dari hasil penelitian di atas ada perbedaan status gizi bayi yang pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI dini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu responden. Tingkat pendidikan responden akan berpengaruh pada pengetahuan responden, di Desa Caturharjo sebagian besar responden memiliki pendidikan tingkat akhir SMP yaitu sebanyak 13 responden (43,3%). Rendahnya tingkat pendidikan responden akan berpengaruh pada kurangnya pengetahuan terhadap pola dan perilaku penerapan pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI dini pada bayi usia 6-8 bulan. Responden dengan tingkat pengetahuan kurang cenderung tidak paham menerapkan pola asuh kepada bayinya serta tidak mengerti dampak yang dapat ditimbulkan dikemudian hari.

Faktor lain yang dapat mempengarui status gizi terhadap pemberian ASI Eksklusif maupun pemberian MP-ASI dini pada bayi adalah tingkat ekonomi yang rendah. Faktor ekonomi berkaitan erat dengan konsumsi makanan atau dalam penyajian makanan khususnya pada pemberian MP-ASI. Pemenuhan gizi yang cukup dan sesuai takaran yang telah ditentukan berdasarkan usia bayi akan berpengaruh pada status gizi, pertumbuhan dan perkembangan bayi (Jitowiyono, 010). Faktor sosial dan ekonomi seseorang dengan tingkat perekonomian yang cukup baik akan berusaha memenuhi kebutuhan gizi bayinya melalui konsumsi makanan yang dikonsumsi sehari-hari sehingga kebutuhan gizi bayi akan terpenuhi, sedangkan responden dengan tingkat perekonomian yang rendah cenderung tidak memperhatikan kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi setiap harinya sehingga dapat berisiko pada kurangnya asupan gizi dan nutrisi kemudian akan berdampak pada status gizi kurang dan atau gizi buruk, selain itu faktor kebudayaan serta adat istiadat yang turun-temurun mengenai pemberian makanan pendamping ASI pada bayi sebelum waktunya juga dapat berdampak buruk pada status gizi dan tumbuh kembang bayi. Hasil analisis dalam penelitian ini didapatkan hipotesis ada perbedaan status gizi bayi yang diberi ASI Eksklusif dan bayi yang diberi MP-ASI dini usia 6-8 bulan di Desa Caturharjo Sleman Yogyakarta 010. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN 1. Semua bayi yang diberi ASI secara eksklusif memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 14 bayi (100%).. Terdapat bayi yang berstatus gizi lebih pada bayi yang diberi MP-ASI dini yaitu sebanyak 5 bayi (31,3%). 3. Hasil uji hipotesis dengan taraf signifikan (p) 0,04, ada perbedaan yang signifikan antara status gizi pada bayi yang diberikan ASI Eksklusif dan bayi yang diberi MP-ASI dini pada bayi usia 6-8 bulan di Desa Caturharjo Sleman Yogyakarta. SARAN Diharapkan ibu dapat menghilangkan budaya maupun anggapan bahwa bayi menangis belum tentu lapar, akan tetapi bayi menangis merupakan respon fisiologis yang normal, sehingga ASI tetap harus diberikan selama 6 bulan tanpa tambahan makanan lain dalam porposi yang baik maka kebutuahn gizi bayi akan tercukupi. DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. (010). Pemantauan Pertumbuhan Balita. Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. (011). Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Departemen Kesehatan RI : Jakarta. Febriyani, R. (01). Faktor-Faktor Penyebab Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tegal Rejo Yogyakarta Tahun 01. Skripsi STIKES Aisyiyah Yogyakarta: tidak dipublikasikan. Gizi.depkes.go.id. diakses pada tanggal 6 Februari 014.

Hapsari, R.A. (01). Perbedaan Status Gizi Usia 0-6 Bulan Bayi yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Eksklusif di BPS Suratini Bantul Yogyakarta. Skripsi STIKES Aisyiyah Yogyakarta; tidak dipublikasikan. Ino.searo.WHO.int diakses pada 8 September 013. Jitowiyono, dkk. (010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Nuha Medika: Yogyakarta. Kristiyansari W. (009). Asi, Menyusui dan Sadari. Nuha Medika Press: Yogyakarta. Marimbi, H. (010). Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita. Nuha Medika: Yogyakarta. Masruri, N. (010). Hubungan Perilaku Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dengan Status Gizi Anak Usia 1-4 Bulan di Desa Tamanmartani Kalasan Sleman Yogyakarta. Skripsi STIKES Aisyiyah Yogyakarta: tidak dipublikasikan. Notoatmodjo, S. (01). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Sulistyaningsih, H. (011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu: Yogyakarta. Undang-undang Kesehatan. (009). Undang-undang Kesehatan RI No. 36 Tahun 009. Sinar Grafika: Jakarta. www.health.kompas.com. Status Terkini Gizi Anak Indonesia diakses tanggal 16 Mei 013. www.dinkes.slemankab.go.id. Status Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak diakses pada 6 Oktober 013. www.indonesian-publichealth.com. Pemantauan Status Gizi Menurut WHO diakses pada 8 September 013. www.jogjatv.tv. Prevalensi Status Gizi di Daerah Istimewa Yogyakarta diakses pada 8 Oktober 013.