Oleh : ROBITAH NIM : X ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

Keywords: ball throwing basic movement, game.

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kata kunci: modifikasi alat bantu, hasil belajar memukul bola kasti, permainan bola kasti.

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Upaya Meningkatkan Pembelajaran...(Badar Eko Saputro)1

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SKRIPSI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

: RIZKA OCTAVIANA K

Penerapan Model Movement Problem Based Learning Soccer Like Games

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLA

MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

MENINGKATKAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI LOMPAT RINTANGAN DI 07 PAKIT MULAU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GULING KEDEPAN MENGGUNAKAN MODEL CTL TERHADAP SISWA KELAS XI SMKN 1 GROGOL KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 2

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli.

SKRIPSI. Oleh : GIRI WIARTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2013.

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN TENDANGAN BELAKANG MELALUI ALAT BANTU BOLA DIGANTUNG

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PREMBUN, KECAMATAN PREMBUN, KABUPATEN KEBUMEN

PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN TONNIS MELALUI PENDEKATAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU)

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

Transkripsi:

MENINGKATKAN KELINCAHAN GERAK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SIRKUIT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 EROREJO KECAMATAN WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2013/2014 Oleh : ROBITAH NIM : X4712604 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kelincahan gerak siswa dengan menerapkan pendekatan bermain sirkuit pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Erorejo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun 2013/2014. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Erorejo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 12 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan bermain sirkuit dapat meningkatkan kelincahan gerak pada siswa karena diberi pembelajaran dalam bentuk berbagai macam permainan. Sehingga kelincahan siswa kelas IV SD Negeri 2 Erorejo Kecamatan Wadaslintang kabupaten Wonosobo tahun 2013/2014 meningkat. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari siklus I pertemuan I (203,75) meningkat 12,92 menjadi 216,67 pada pertemuan II. Siklus I pertemuan II 216,67 naik 57,92 menjadi 274,58 pada siklus II. sedangkan ketuntasan belajar dari siklus I pertemuan I ke pertemuan II naik 5,04%. Siklus I pertemuan II ke siklus II naik 18,46%. Hasil akhir ketuntasan belajar, yaitu hasil pada siklus II mencapai 92,96. Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran melalui pendekatan bermain sirkuit dapat meningkatkan kelincahan gerak siswa kelas IV SD Negeri 2 Erorejo Kecamatan Wadaslintang kabupaten Wonosobo tahun 2013/2014. Kata Kunci : Pendekatan bermain sirkuit, kelincahan gerak. 1

2 ABSTRACT The purpose of this research is to increase student s agility using circuit playing approach on fourth year student SD Negeri 2 Erorejo, district Wadaslintang, Wonosobo region 2013/2014 academic year. This research is Penelitian Tindakan Kelas (PTK). This reasearch is conducted in two cycles, with four phases each, that are planning, performing, observation, and feedback. The subject of this research is fourth year student SD Negeri 2 Erorejo, district Wadaslintang, Wonosobo region total 12 students. Source data collected from teacher and students. Data collecting in this research using descriptive method based on qualitative analysis. The result of this research shows that through circuit playing approach can increase student agility because they have been given learning in various games. Thus, student s agility fourth year student SD Negeri 2 Erorejo, district Wadaslintang, Wonosobo region 2013/2014 academic year increase. From the analysis, it resulth/increase agility in cycle I meeting I (203.75) increased 12.92 to 216.67 in meeting II. Cycle I meeting II 216.67 increase 57,92 to 274.58 in cycle II. Meanwhile, learning achievement is the result in cycle II reaching 92.96. The conclusion of this research is learning through circuit playing approach can increase student agility fourth year student SD Negeri 2 Erorejo, district Wadaslintang, Wonosobo region 2013/2014 academic year. Keyword : approach, cicuit playing, agility PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Pendidikan berperan penting bagi peningkatan kecerdasan, keterampilan, pengembangan potensi diri dan dapat membentuk pribadi yang bertanggung jawab, cerdas dan kreatif. Melalui pendidikan, seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, yaitu melalui proses belajar. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan gerak adalah meningkatnya kebugaran atau kesegaran jasmani, yaitu suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan aktifitas tanpa merasakan suatu kelelahan. Salah satu komponen

3 kebugaran adalah kelincahan. Kelincahan menunjang dalam keaktifan dan keberhasilan suatu gerakan. Oleh karena itu penting untuk melatih kelincahan, terutama pada anak usia dini. Kelincahan merupakan kemampuan tubuh untuk merubah arah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Pada usia Sekolah Dasar (SD), aktivitas gerak diberikan melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes). Metode pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan Penjaskes adalah dengan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran Penjaskes dapat dilakukan dengan beberapa macam diantaranya pendekatan bermain. Melalui pendekatan bermain ini diharapkan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran kelincahan gerak di sekolah SD Negeri 2 Erorejo adalah terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah dan juga di SD Negeri 2 Erorejo, materi Penjas belum pernah diberikan dalam bentuk permainan sirkuit. Oleh karena itu pendekatan bermain sirkuit sangat tepat apabila diberikan untuk meningkatkan kelincahan siswa. Dengan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini dirumuskan dalam judul Meningkatkan Kelincahan Gerak melalui Pendekatan Bermain Sirkuit Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Erorejo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah pendekatan bermain sirkuit dapat meningkatkan kelincahan gerak siswa kelas IV SD Negeri 2 Erorejo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun 2013/2014?

4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk meningkatkan kelincahan gerak siswa dengan menerapkan pendekatan bermain sirkuit pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Erorejo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun 2013/2014. Manfaat Penelitian Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan memiliki manfaat antara lain : 1. Bagi guru Penelitian Tindakan Kelas guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan dengan pendekatan bermain melalui sirkuit. 2. Bagi siswa Hasil penelitian ini bermanfaat dalam meningkatkan kelincahan gerak. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini membantu memperbaiki pembelajaran jasmani dan kesehatan di sekolah, khususnya pembelajaran melalui pendekatan bermain. KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) Pengertian Penjaskes Materi olahraga pada tingkat sekolah diberikan dalam bentuk mata pelajaran Penjaskes. Menurut Rismayanthi (2013:1) Pengertian dari Penjaskes dalam Depdiknas (2003:6) adalah Proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani yang direncanakan secara sistematis bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif dan emosional dalam rangkaian sistem pendidikan nasional. Sedangkan menurut Rusli

5 Lutan dkk (2004) dalam Sucipto (2006:17) Penjaskes adalah bagian intergral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuan Penjaskes Tujuan pembelajaran Penjaskes harus mengacu pada pengembangan pribadi manusia secara utuh, baik manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Menurut Depdiknas (2006:703) Penjaskes bertujuan agar peserta didik dapat : 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam rangka upaya pengembangan dan pemeliharaan kesegaranjasmani olahraga yang terpilih. 2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Penjaskes Olahraga dan Kesehatan. 5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis. 6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga kesehatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 7) Memahami konsep aktifitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Fungsi Penjaskes Penjaskes sangat membantu bagi perkembangan mental, sosial dan emosional dan fisik setiap individu. Menurut Depdiknas (2003:7-9), fungsi dari Penjaskes sebagai berikut : 1) Aspek organik 2) Aspek Neoromuskuler 3) Aspek Perseptual 4) Aspek Kognitif 5) Aspek Sosial 6) Aspek Emosional Ruang Lingkup Penjaskes Ruang lingkup Penjaskes olahraga dan kesehatan menurut Depdiknas (2006:703) meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Permainan dan olahraga meliputi : tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor dan manipulatif atletik, kasti, kippers, roundes,

6 sepakbola, bola basket, bola voli, tenis lapangan, tenis meja, bulu tangkis dan beladiri serta aktifitas lainnya. 2) Aktifitas pengembangan meliputi : mekanika sikap tubuh, komponen kesegaranjasmani, dan bentuk postur tubuh, serta aktifitas lainnya. 3) Aktifitas senam meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat dan senam lain serta aktifitas lainnya. 4) Aktifitas ritmik meliputi : gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya. 5) Aktifitas air meliputi : permapinan di air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air dan renang sert aktifitas lainnya. 6) Pendidikan luar kelas meliputi : piknik, karya wisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Fase-fase kehidupan manusia yang diidentifikasi oleh manusia dan kemudian dirumuskan, merupakan suatu upaya untuk menyederhanakan dalam memahami gejala-gejala yang ada pada diri manusia pada umumnya sejak masih dalam kandungan sampai akhirnya mati. Gejala-gejala pertumbuhan dan perkembangan dapat ditandai kecenderungan karakteristiknya. Kecenderungan karakteristik pada kurun waktu tertentu menjadi dasar pembatasan fase-fase kehidupan manusia. Pembatasan fase-fase kehidupan dapat dilakukan karena pada setiap waktu tertentu terjadi kecenderungan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang berbedabeda. Pertumbuhan Anak Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Pertumbuhan adalah proses peningkatan yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif atau peningkatan dalam hal ukuran. Perkembangan Anak Perkembangan adalah perubahan atau deferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Atau bisa disimpulkan arti perkembangan berhubungan dengan kualitatif/psikologis, misal perkembangan berpikir, kemampuanmenyesuaikan diri

7 dan bahasa. Uyoh Sadulloh, dkk (2010:139) mengelompokkan perkembangan anak, yaitu : 1) Bayi (0 2 tahun) 2) Kanak-kanak (3 7 tahun) 3) Anak-anak (7 12 tahun) 4) Puber (12 14 tahun) Perkembangan Gerak Anak Usia 9 10 Tahun 1) Perkembangan Gerak Anak Sejalan dengan peningkatan ukuran tubuh dan kekuatan anak besar yang tetap, maka kemampuan geraknya terutama keterampilan dasar lari, meloncat dan melempar juga tetap. 2) Perkembangan Gerak Anak Usia 9 10 Tahun Pada ranah pertumbuhan dan perkembangan, usia 9 10 tahun masuk dalam kategori anak besar, yaitu anak yang berusia anatara 6 sampai 12 tahun. Pada masa ini anak mengalami pertumbuhan yang relatif lambat dan konstan. Periode ini ditandai oleh adanya penyempurnaan kemampuan atau keterampilan yang telah dicapai pada periode sebelumnya. Pendekatan Pembelajaran Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pembelajaran menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pendekatan (approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran Sanjaya (2008) dalam Kusuma (2011:46). Proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan dalam pembelajaran Selanjutnya dijelaskan istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approach). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.

8 Prinsip-prinsip Pembelajaran Suatu perubahan yang disebabkan oleh proses belajar merupakan pencapaian dari suatu pembelajaran. Proses belajar ini membutuhkan dasar dalam pelaksanaanya. Oleh karena itu perlu memahami prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:42) menyebutkan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut : 1) Perhatian dan Motivasi 2) Keaktifan 3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman 4) Pengulangan 5) Tantangan 6) Balikan Dan Penguatan 7) Perbedaan Individu Pendekatan Bermain Pengertian Pendekatan Bermain Pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan. Menurut Yoyo Bahagia&Adang Suherman (1999/2000:35) berpendapat, strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya melibatkan modifikasi atau pengembangan agar sesuai dengan prisip DAP (developmentally Appropiate Pactice) dan body scalling (ukuran fisik termasuk kemmapuan fisik). Pendekatan bermain dapat disimpulkan sebagai bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Pendekatan Bermain melalui Sirkuit Pendekatan bermain melalui sirkuit merupakan latihan yang berisi permainan yang terdiri dari beberapa pos. Masing-masing pos merupakan pelaksanaan satu gerakan atau latihan yang kemudian di rangkai ke pos selanjutnya dengan gerakan yang berbeda.

9 Kelincahan Pengertian Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dalam keadaan bergerak. Untuk dapat meningkatkan kelincahan, seorang guru dapat menentukan cara-cara untuk melatih kelincahan, diantaranya dengan menambah gerakan kombinasi dengan gerakan yang telah dikuasai, memberikan beban maksimal terhadap gerakan-gerakan yang sudah otomatis. Dalam hal ini bentuk latihan dapat berupa : lari, lompat, senam, lari berbelok-belok, dan lari merubah arah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan Menurut Dangsina Moeloek (1984:7) dalam Hadinoto (2009:17) faktorfaktor yang mempengaruhi kelincahan adalah : 1) Tipe tubuh 2) Usia 3) Jenis kelamin 4) Berat badan 5) Kelelahan Pendekatan Bermain Sirkuit Untuk Meningkatkan Kelincahan Pendekatan bermain digunakan karena memiliki keunggulan dalam penyampaian dan suasana pembelajaran. Pembelajaran dalam bentuk permainan bisa diaplikasikan dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah sirkuit, yaitu permainan dengan menggunakan beberapa pos. Setiap pos memiliki karakteristik gerakan yang berbeda satu dengan yang lain. Adapun bentuk pembelajaran bermain sirkuit untuk meningkatkankelincahan adalah sebagai berikut : Pos 1 : a. Lari belak-belok melalui kun : b. Lari mengikuti pusaran angin Pos 2 : a. Lari bolak-balik memindahkan bola : b.lari bolak-balik melewati rintangan memindahkan bendera Pos 3 : a. Lari kedepan, kesamping melalui poros : b. Lompat holahop Pos 4 : a. Lari, lompat menerobos teman

10 : b. Menerobos melalui rintangan Pos 5 : a. Lari ke samping melalui rintangan : b. Lompat ke samping melalui rintangan Kerangka Berpikir Pembelajaran penjaskes bertujuan untuk meningkatkan kualitas gerak anak, sehingga anak memiliki kebugaran tubuh yang baik. Salah satu komponen kebugaran tubuh adalah kelincahan. Guna meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam melakukan gerakan, maka pembelajaran Penjaskes diberikan melalui pendekatan bermain. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan bermain sirkuit. Pendekatan bermain sirkuit ini diharapkan dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga tujuan dari pembelajaran Penjaskes dapat tercapai. Guna memperlancar tercapanya proses pembelajaran, maka perlu adanya perencanaan pembelajaran yang akan membantu guru dalam memberikan materi berikut perencanaan yang digunakan dalam penelitian ini. METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan bulan Oktober sampai Desember 2013. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Erarejo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus untuk melihat peningkatan kelincahan gerak siswa dalam pelajaran Penjaskes dengan pendekatan bermain melalui sirkuit. Subjek Penelitian

11 Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Erarejo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2013/2014, berjumlah 12 siswa terdiri atas 3 siswa putra dan 9 siswa putri. Sumber data Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagi berikut : 1. Siswa, 2. Guru Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa cacatan tentang hasil amatan. Hasil amatan tersebut dikumpulkan melalui tes dan observasi. 1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil kelincahan gerak melalui sirkuit. 2. Observasi dipergunakan sebagai teknik pengumpulan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes hasil belajar. Indikator Kinerja Penelitian Tabel 1. Presentase Target Capaian Aspek Aspek yang Diukur Target (%) Cara Mengukur Kognitif Menyebutkan pos-pos dalam 60% Siswa diberi rangkaian sirkuit pertanyaan apa yang sudah dilakukan sebelumnya Afektif Sikap kerja keras, disiplin dan 70% Diamati saat kerjasama siswa diberi pembelajaran

12 Psikomotor melakukan permainan kelincahan Kemampuan siswa dalam mempraktekkan gerakan tiap pos pada siklus 1 Kemampuan siswa dalam mempraktekkan gerakan tiap pos pada siklus II 80% Keberhasilan dalam melakukan gerakan tiap pos Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroo Action Research). Menurut Mulyasa (2009:70) Penelitian Tindakan Kelas meliputi beberapa siklus sesuai dengan tingkat permasalahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan. Siklus-siklus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Siklus Pertama 2. Siklus Kedua a) Rencana a) Rencana b) Tindakan b) Tindakan c) Observasi c) Observasi d) Refleksi d) Refleksi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Survei Awal Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan survei awal guna mengetahui keadaan di lapangan. Survei ini berguna untuk mendeteksi permasalahan-permasalahan sehingga bisa mencari solusi dari permasalahan yang ada tersebut. Berdasarkan survei yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) siswa kelas IV di SD Negeri 2 Erorejo berjumlah 12 siswa terdiri dari 3 siswa putra dan 9 siswa putri. (2) proses pembelajaran yang dilakukan belum menerapkan pendekatan bermain, sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran Penjaskes. (3) sekolah memiliki keterbatasan dalam sarana dan prasarana..

13 Deskripsi Hasil Penelitian Kondisi awal tingkat kelincahan gerak siswa dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Erorejo tahun pelajaran 2013/2014 diketahui melalui observasi dan tes kelincahan gerak. Tes dan observasi ini dilakukan melalui 2 tahap pada siklus I dan 1 tahap pada siklus II. Tahan pertama pada siklus 1 sebagai gambaran awal tingkat kelincahan siswa. Selanjutnya merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kelincahan gerak siswa. Proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan bermain sirkuit. Kedua siklus, yaitu siklus I dan siklus II dilakukan dalam permainan sirkuit. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi. Proses tindakan tiap-tiap siklus sebagai berikut : Siklus I Pertemuan I Tahap Perencanaan Tahap perencanaan ini mencakup beberapa hal, yaitu sebagai berikut : 1) Melakukan analisis standar pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang akan diajarkan kepada siswa. 2) Mengembangkan alat peraga, alat bantu atau media pembelajaran yang menunjang SKKD dalam rangka implementasi PTK 3) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah sesuai dengan kondisi pembelajaran. 4) Mengembangkan praktek lapangan. 5) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam siklus PTK. 6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar. Tahap Tindakan Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari Rabu, 6 November 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : 1) Lari belak-belok melewati cone

14 2) Lari bolak-balik memindahkan bola 3) Lompat ke depan, ke samping menuju poros 4) Lari lompat menerobos teman 5) Lari kesamping melewati rintangan Tahap Observasi (Pengamantan) Tabel 2. Lembar Penilaian Kelincahan Gerak Siklus I Pertemuan I Siswa Kelas IV SD Negeri II Erorejo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 No Nama Performen Psikomotor Kognitif Afektif Total 1 Aditya Rahmad 65 40 50 155 2 Alin Nuha Fazan 70 60 75 205 3 Amir Prasetyo 70 60 50 180 4 Ana Trianingsih 80 60 75 215 5 Eka San Sheri Enda A 75 80 75 230 6 Ilyas Adi Saputro 70 60 75 205 7 Melisa Oktavina 85 80 75 240 8 Nurika Chilyatun N 75 60 50 185 9 Novi Laelatul F 90 80 75 245 10 Siti Aminatus S 70 60 50 180 11 Septiana Azizah 65 60 50 175 12 Via Nuril Chusni 75 80 75 230 Jumlah 890 780 775 2445 Rata-rata 74,17 65,00 64,58 203,75 Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan target capaian pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Tingkat capaian siswa merupakan gambaran kemampuan kelincahan siswa. Tahap Refleksi Hasil data di atas menjadi dasar kelanjutan proses selanjutnya, yaitu siklus I pertemuan II. Adapun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai 69,46%, hasil ini belum memenuhi target capaian pada KKM. Refleksi pembelajaran pada siklus I pertemuan I sebagai tolak ukur tingkat

15 kelincahan siswa. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu adanya kelanjutan pada siklus selanjutnya, yaitu siklus I pertemuan II. Siklus I pertemuan II Pada pertemuan II, siswa melakukan kegiatan pembelajaran sama dengan pertemuan I, yaitu : Tahap Perencanaan Tahap Tindakan Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 November 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (1 kali pertemuan). Kegiatan pembelajaran kelincahan gerak yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Lari berbelok-belok melewati cone 2) Lari bolak-balik memindahkan bola 3) Lompat ke depan, ke samping menuju poros 4) Lari lompat menerobos teman 5) Lari ke samping melewati rintangan Tahap observasi Tabel 3. Lembar Penilaian Kelincahan Gerak Siklus I Pertemuan II Siswa Kelas IV SD Negeri II Erorejo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 No Nama Performen Psikomotor Kognitif Afektif Total 1 Aditya Rahmad 80 60 50 190 2 Alin Nuha Fazan 80 60 75 215 3 Amir Prasetyo 80 60 75 215 4 Ana Trianingsih 80 60 75 215 5 Eka San Sheri Enda 80 80 75 235 6 Ilyas Adi Saputro 90 80 75 245 7 Melisa Oktavina 90 80 75 245 8 Nurika Chilyatun N 80 60 50 190 9 Novi Laelatul F 80 80 75 235 10 Siti Aminatus S 80 60 50 190

16 11 Septiana Azizah 80 60 50 190 12 Via Nuril Chusni 80 80 75 235 Jumlah 980 820 800 2600 Rata-rata 81,67 68,33 66,67 216,67 Tahap refleksi Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh mencapai 74,50%, hasil ini menunjukkan peningkatan dari siklus I pertemuan I ke siklus I pertemuan II. Akan tetapi hasil ini belum memenuhi KKM, yaitu 75%. Hasil pada pertemuan II ini membuktikan bahwa peningkatan kelincahan gerak melalui pendekatan bermain sirkuit sangat signifikan, walaupun belum memenuhi KKM. Oleh karena itu, hasil refleksi pada siklus I pertemuan II ini adalah perlu adanya penguatan materi dalam proses pembelajaran yang akan diberikan pada siklus II. Siklus II Tahap Perencanaan Tahap Tindakan Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 November 2013. Alokasi yang diperlukan 2 x 35 menit. Kegiatan inti, yaitu sebagai berikut : a) Lari belak-belok melewati cone b) Lari bolak-balik memindahkan bendera c) Lompat ke depan dan ke samping menuju poros d) Menerobos melewati rintangan e) Lari ke samping melewati rintangan Tahap Observasi (pengamatan) Setelah kegiatan dilaksanakan, maka hasil yang diperoleh akan diobservasi. Langkah-langkah dalam observasi adalah sebagai berikut : (1) guru mengamati tiga komponen penilaian, yaitu psikomotor, kognitif dan afektif. (2) mengisikan hasil setiap komponen penilaian pada lembar observasi sesuai dengan kriteria yang telah dibuat pada RPP. (3) mengakumulasi hasil ketiga komponen penilaian dalam satu nilai, dimana nilai ini merupakan hasil penilaian akhir dan tingkat ketuntasa belajar

17 siswa dalam kegiatan pembelajaran kelincahan gerak. Dari hasil observasi ini akan terlihat sejauh mana peningkatan kelincahan gerak siswa. Hasil yang didapat pada siklus II adalah sebagai berikut : Tabel 4. Lembar Penilaian Kelincahan Gerak Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri II Erorejo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 No Nama Performen Psikomotor Kognitif Afektif Total 1 Aditya Rahmad 95 80 75 250 2 Alin Nuha Fazan 100 80 100 280 3 Amir Prasetyo 100 80 75 255 4 Ana Trianingsih 95 80 100 275 5 Eka San Sheri Enda A 95 80 100 275 6 Ilyas Adi Saputro 100 100 75 275 7 Melisa Oktavina 100 100 100 300 8 Nurika Chilyatun N 95 100 100 295 9 Novi Laelatul F 100 100 100 300 10 Siti Aminatus S 100 80 75 255 11 Septiana Azizah 85 80 100 265 12 Via Nuril Chusni 90 80 100 270 Jumlah 1155 1040 1100 3295 Rata-rata 96,25 86,67 91,67 274,58 Tahap refleksi Berdasarkan observasi pada siklus II, guru dan siswa melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut : (1) Pembelajaran yang dilakukan hanya untuk penguatan pada sebagian siswa dan penyempurnaan gerak pada sebagian siswa lainnya. (2) pelaksanaan proses pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. (3) model pembelajaran dengan pendekatan bermain sirkuit mampu mengatur kondisi kelas sehingga transfer materi dapat dilakukan secara maksimal dan hasil yang diperoleh sesuai dengan target capaian. Pembahasan Hasil Penelitian

18 Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Erorejo tahun pelajaran 2013/2014 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut : Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Pertemuan I, Siklus I Pertemuan II Dan Siklus II Tabel 5. Perbandingan Peningkatan Kelincahan Gerak Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Erorejo Tahun Pelajaran 2013/2014 Dari Siklus I Pertemuan I, siklus I Pertemuan II dan Siklus II No. Pelaksanaan Siklus Performen Psikomotor Kognitif Afektif Score total 1 Siklus I Pertemuan I 74,17 65,00 64,58 203,75 2 Siklus I Pertemuan II 81,67 68,33 66,67 216,67 3 Siklus II 96,25 86,67 91,67 274,58 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari siklus I pertemuan I ke siklus I pertemuan II dan siklus II. Kelincahan gerak pada siklus I pertemuan I (203,75) meningkat 12,92 menjadi 216,67 pada pertemuan II. Siklus I pertemuan II 216,67 naik 57,92 menjadi 274,58 pada siklus II. sedangkan ketuntasan belajar dari siklus I pertemuan I ke pertemuan II naik 5,04%. Siklus I pertemuan II ke siklus II naik 18,46%. Hasil akhir ketuntasan belajar, yaitu hasil pada siklus II mencapai 92,96. Hasil ini mendekati ketuntasan maksimal. Implikasi Penelitian ini memberikan suatu gambaran bahwa proses pembelajan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut berasal dari guru maupun siswa serta sarana dan prasarana yang tersedia. Selain itu sarana dan prasarana juga menjadi poin penting kelancaran proses belajar mengajar. Akan tetapi dengan adanya metode modifikasi alat sangat membantu dalam pelaksanaan belajar. Modifikasi alat

19 bantu ini disesuaikan dengan yang dimiliki oleh sekolah. Selain membantu guru, modifikasi ini juga mneyenangkan bagi siswa. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran khususnya untuk guru Penjaskes, yaitu : 1. Guru hendaknya meningkatkan pengetahuan guna meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi serta dalam pengelolaan kelas serta membuka diri untuk menerima berbagai masukan saran, dan kritik agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya. 2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam mengembangkan metode pembelajaran serta memanfaatkan media untuk memodifikasi alat guna kelancaran proses pembelajaran. 3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar Penjaskes. DAFTAR PUSTAKA Bahagia, Yoyo dan Adang Suherman. 1999. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. 2003. http://ardian ruyadi.blogspot.com/. Diunduh Oktober 2013. Depdiknas. 2006. http://sport physical education.blogspot.com/2012/06/penerapanmodel pembelajaran team games.html. Diunduh Oktober 2013. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hadinoto, Dwi Purnomo. 2009. Sumbangan Panjang Tungkai dan Kelincahan terhadap Kecepatan Tendangan Sabit pada Atlet Tapak Suci di Pondok Pesantren Dahrull Ihsan Sragen Tahun 2008. Semarang : FKIP UNNES. Kusuma, Iwan Arya. 2012. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Sistem Terpusat dan Acak Terhadap kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari kelincahan. Surakarta : UNS

20 Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Rismayathi, Cerika. 2013. Bahan Ajar Pembelajaran Penjasorkes. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/cerika%20rismayanthi,%2 0S.Or./Penjasorkes.pdf. Di unduh Oktober 2013. Rusli Lutan, dkk. 2004. Akar Sejarah dan Dimensi Keolahragaan Nasional. Direktorat Jendral Olahraga Departemen Pendidikan Nasional. Sadulloh, Uyoh dkk. 2010. Pedagogik. Bandung : CV. Alfabeta. Sucipto. 2006. Isu Krisis Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT. Ramaja Rosdakarya http://id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran. Di unduh Oktober 2013