BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahkluk hidup yang lain. Untuk melestarikan fungsi air perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis. Suatu daerah aliran sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai yang akhirnya bermuara ke danau atau laut (Manan, 1979). Unsur-unsur yang berpengaruh di dalam DAS itu sendiri antara lain: vegetasi, tanah, air dan manusia dengan segala upaya yang dilakukan di dalamnya. Dengan adanya unsur-unsur yang mempengaruhi karakteristik suatu daerah aliran sungai dan adanya kepentingan manusia yang memanfaatkan sumber daya alam dari suatu daerah aliran sungai menyebabkan perlu adanya pengelolaan daerah aliran sungai. Pengelolaan daerah aliran sungai merupakan pengelolaan sumber daya alam yang dapat pulih seperti air, tanah dan vegestasi dalam sebuah daerah aliran sungai dengan tujuan memperbaiki, memelihara dan melindungi keadaan daerah aliran sungai agar dapat menghasilkan air untuk kepentingan pertanian, 1
kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan dan masyarakat yaitu air minum, industri, irigasi, tenaga listrik, rekreasi dan sebagainya (Manan, 1979). Dalam mempelajari ekosistem DAS, daerah aliran sungai biasanya dibagi menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir. Daerah hulu DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut: merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (lebih dari 15%), memiliki kualitas air yang masih bagus, dan pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase. Sementara daerah hilir DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut: merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil, kemiringan lereng lebih kecil (kurang dari 8%), biasanya tercemar oleh banyak limbah, baik limbah domestik maupun limbah industri, dan pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi. Daerah aliran sungai bagian tengah merupakan daerah transisi dari kedua keadaan DAS yang berbeda tersebut di atas. Ekosistem DAS hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS. Perlindungan ini, antara lain, dari segi fungsi tata air (Asdak, 1995) Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadapa sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua mahkluk hidup yang 2
bergantung pada sumber daya air sehingga, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara saksama. Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat. Pencemaran memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya melalui atmosfer, tanah, limpasan (run-off) pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan limbah industri dan lain-lain. Sumber pencemaran dapat berasal dari daerah yang tidak dapat dikenali secara pasti (non-point sources) dan dapat berasal dari tempattempat yan secara pasti diketahui asalnya (point sources). Sumber pencemar point sources misalnya knalpot mobil, cerobong asap pabrik, dan saluran limbah industri. Sedangkan sumber pencemaran non-point sources dapat berupa point sources dalam jumlah yang banyak. Misalnya: limpasan dari daerah pertanian yang mengandung peptisida dan pupuk, limpasan dari daerah pemukiman (domestik), dan limpasan dari daerah perkotaan (Effendi, 2003). Limbah pemukiman sepertinya menjadi salah satu sumber utama dan penyebab pencemaran air yang memberikan dampak paling nyata terutama pada masyarakat perkotaan di Indonesia. Limbah pemukiman (rumah tangga) yang menjadi salah satu penyebab pencemaran air diakibatkan oleh aktivitas manusia itu sendiri (Effendi, 2003). Pada akhirnya, pencemaran air ini juga memberikan dampak dan akibat merugikan bagi manusia itu pula. Selain itu, pembuangan limbah ke badan sungai akan mempengaruhi kualitas air sungai, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, serta mempengaruhi 3
kehidupan biota yang ada di dalam sungai. Bahan pencemar yang jumlahnya cukup tinggi dapat meracuni mikroorganisme yang ada disuatu perairan. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas air diukur dari berbagai komponen yang ada dilingkungan yakni: parameter fisik, kimia, dan biologi. Komunitas fitoplankton merupakan salah satu parameter biologi kualitas air yang baik untuk digunakan sebagai indikator dalam penentuan kualitas air di suatu perairan. Hal ini disebabkan karena fitoplankton sangat sensitif terhadap setiap perubahan kualitas air baik fisik maupun kimia akibat suatu kegiatan. Sungai Gajah Wong merupakan salah satu sungai yang secara khusus mengalir dan melewati daerah kota Yogyakarta. Sungai ini berhulu di daerah Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman dan berakhir setelah bertemu dengan sungai Opak di Bantul. Air Sungai Gajah Wong telah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan oleh masyarakat sekitar daerah pengairannya yaitu untuk kepentingan air minum, perikanan, pertanian, dan air domestik. Selain itu, juga dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan limbah, baik limbah domestik, pertanian, dan industri. Dengan semakin meningkatnya kegiatan masyarakat yang membuang limbah (baik domestik maupun industri) ke badan sungai, maka maka perlu diteliti apakah karakteristik perairannya masih dalam batas normal atau melebihi ambang batas baku mutu perairan. 4
1.2 Rumusan Masalah Pada saat ini air sungai Gajah Wong telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti sumber baku air minum, pertanian, perikanan, dan juga digunakan sebagai air domestik bagi sebagian penduduk di sekitar daerah pengalirannya. Selain itu, sungai Gajah Wong juga dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan limbah baik limbah industri, pertanian, maupun domestik. Dengan semakin meningkatnya kegiatan tersebut, maka peranan Sungai Gajah Wong sebagai air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk minum dan keperluan rumah tangga perlu dikaji ulang peranannya, mengingat turunnya kualitas air sungai yang disebabkan oleh masuknya bahan-bahan pencemar dari lingkungan. Oleh karena itu, wilayah yang merupakan sumber-sumber pencemar perlu dikelola dengan baik agar degradasi air sungai dapat ditekan. Tata guna lahan, pengelolaan dan pengolahan limbah merupakan bagian penting yang mempunyai pengaruh pada kualitas air sungai. Kemampuan daya tampung air sungai yang telah ada secara alamiah terhadap pencemaran perlu dipertahankan untuk meminimalkan terjadinya penurunan kualitas air sungai. Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan antara lain: 1. Bagaimana perbedaan karakteristik peraiaran Sungai Gajah Wong yang digunakan sebagai tempat pembuangan berbagai limbah, dilihat dari parameter fisik (suhu, kecepatan air, kejernihan, TSS, dan TDS), kimia (ph, DO, BOD), dan biologi (keanekaragaman dan kepadatan plankton). 2. Berapakah indeks pencemaran air Sungai Gajah Wong yang digunakan sebagai tempat pembuangan limbah (industri maupun domestik). 5
1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbedaan karakteristik perairan Sungai Gajah Wong yang melewati pemukiman penduduk (adanya masukan limbah domestik dan industri) berdasarkan parameter fisik (suhu, kecepatan air, kejernihan, TSS, dan TDS), kimia (ph, DO, BOD), dan biologi (keberadaan plankton). 2. Mengetahui indeks pencemaran air Sungai Gajah Wong yang digunakan sebagai tempat pembuangan limbah (industri maupun domestik). 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai perbedaan karakteristik perairan dan indeks pencemaran air sungai Gajah Wong yang melewati pemukiman penduduk, sehingga dapat memberikan masukan untuk perbaikan ekosistemnya sesuai dengan perairan sungai tersebut seperti pada baku mutu. 2. Sebagai bahan masukan untuk berbagai penelitian yang terkait dalam upaya penanggulangan pencemaran yang ada di perairan, khususnya Sungai Gajah Wong. 6