NARASI PERLUNYA LATIHAN SESUAI DOSIS DAN PRINSIP LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DALAM UPAYA MEMPEROLEH KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

PROGAM LATIHAN BODY BUILDING DAPAT MENINGKATKAN MASSA OTOT MAHASISWA IKORA FIK UNY

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DAN MENTAL MELALUI AKTIVITAS OUTBOND. Oleh: Ahmad Nasrulloh Dosen Jurusan PKR FIK UNY

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

LAPORAN KEGIATAN PPM PROGRAM PENERAPAN IPTEK

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN JOGING DAN JALAN CEPAT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI. Sugeng Purwanto

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan penelitian ini yaitu fat loss programme dapat memberikan

Progam Latihan Body Building dapat Meningkatkan Massa Otot Mahasiswa IKORA FIK UNY

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

ISBN : PROCEEDING asmnal PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Yogyakarta, 12 Mei 2012 Hotel Quality

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesegaran kardiorespirasi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

KETAHANAN (ENDURANCE)

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN PEKAN OLAHRAGA MAHASISWA NASIONAL (POMNAS) XI PALEMBANG, Oktober 2009

Pengertian Pembinaan/latihan

METODE LATIHAN. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari FIK UNY 2013

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

PRINSIP PROGRAM OLAHRAGA UNTUK KESEHATAN

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

F fitness. Since the achievement of the aerobics fitness takes time, it is

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN CABOR PANAHAN KEJURNAS PPLM DAN UKM UPI, BANDUNG, 25 November-1 Desember 2010

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012 LATIHAN SENAM AEROBIK UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI

PENTINGNYA KEBUGARAN JASMANI BAGI GURU PROFESIONAL. Oleh: Eka Swasta B. Dosen FIK Universitas Negeri Yogyakarta. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

Dasar Melatih. Indah prasetyawati tri purnama sari Fik uny Materi 4

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

PENERAPAN IPTEKS. Meningkatkan Kesegaran Jasmani Melalui Latihan Daya Tahan. Nurman Hasibuan

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

BAHAN AJAR TEORI & METODOLOGI LATIHAN ORKES KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHANNYA. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS METODE MELATIH FISIK PENCAKSILAT. No. Revisi : 00 Tgl. Mar 10 Hal 1 dari 3

SENAM MASAL DALAM RANGKA MEMPERINGATI DIES NATALIS FIK ke-1

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

MANFAAT SENAM BAGI KESEHATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

control group pre-tes pos-test design. Sampel penelitian berjumlah

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan

LATIHAN KELINCAHAN KHUSUS CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN. Supriatna 1, Imam Hariadi 2, Taufik 3 Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

LATIHAN KETAHANAN (KEBUGARAN AEROBIK)

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012

O2SN SD TINGKAT PROVINSI DIY TAHUN Oleh. Abdul Alim, S.Pd.Kor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI. Oleh: Suharjana Fakultas Ilmu Keolahraaan Universitas Negeri Yogyakarta

Kata Kunci: Kadar Lemak, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru, Kesegaran Jasmani.

OBESITAS DAN OLAHRAGA. Muhammad Adam Mappaompo

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

Bintoro Widodo-Pemberian Latihan Aerobik

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIHGT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

PENGARUH LATIHAN TREADMILL TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA OVERWEIGHT MAHASISWA IKOR

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Universitas Negeri Yogyakartasebagai berikut ini:

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN. Hedi Ardiyanto Hermawan

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI ANAK SD MELALUI LATIHAN KEBUGARAN AEROBIK. Oleh: Banu Setyo Adi Dosen Jurusan PPSD FIP UNY

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH

PENGARUH LATIHAN BEBAN SQUAT TERHADAP POWER TENDANGAN MAWASHI GERI PADA ATLET KEMPO ACEH TAHUN Awaluddin

Kesehatan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

PENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR. Suharjana FIK UNY

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU-GURU PENJASKES SEKOLAH DASAR (SD) SE KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

LATIHAN AEROBIK BENTUK DAN METODE. Suharjana FIK UNY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. waktunya. Dari pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2004:2). Sedangkan perbedaan adalah sesuatu yg menjadikan berlainan. berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

Survai Kemampuan Motorik Pemain Sekolah Sepakbola Selabora FIK UNY Oleh:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

KONTRIBUSI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET TERHADAP PEMBIBITAN ATLET DAN PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan. yang benar (Depdiknas, 2002: 1). Pendapat lain dari Junusul Hairy

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

Transkripsi:

NARASI PERLUNYA LATIHAN SESUAI DOSIS DAN PRINSIP LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DALAM UPAYA MEMPEROLEH KESEHATAN DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN PERTEMUAN EVALUASI PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA YANG DISELENGGARAKAN OLEH DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Ahmad Nasrulloh, S.Or., M.Or. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1

PERLUNYA LATIHAN SESUAI DOSIS DAN PRINSIP LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DALAM UPAYA MEMPEROLEH KESEHATAN Oleh: Ahmad Nasrulloh, S.Or., M.Or. Berikut ini adalah uraian tentang materi yang disampaikan dalam kegiatan Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Upaya Kesehatan Olahraga yang di selenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DIY pada hari Selasa tanggal 17 Juli 2012 di Hotel Mutiara, Jln. Malioboro No. 18 Yogyakarta. A. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani bagi masyarakat pada umumnya banyak yang belum mengenal, mereka lebih mengenal kesegaran jasmani. Padahal apabila dilihat dari asal katanya ialah kebugaran jasmani berasal dari kata physical fitness yang artinya kebugaran jasmani atau kesegaran jasmani (Bambang Priyonoadi dkk, 2001: 4), sehingga dapat dikatakan bahwa istilah kebugaran jasmani sama dengan kesegaran jasmani. Menurut Suhartono yang dikutip oleh Suryanto, dkk. (1998: 5), menyatakan bahwa kebugaran dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu: a. Kebugaran jasmani (physical fitness) Kebugaran jasmani merupakan satu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh yang memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif dalam kehidupan sehari-hari, tanpa adanya kelelahan yang berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu luangnya maupun melakukan pekerjaan yang mendadak dengan baik. b. Kebugaran mental (mental fitness) Kebugaran mental yaitu suatu keadaan dimana seseorang bisa memiliki pengertian, pandangan, pengetahuan, kecerdasan, moral dan semangat kerja yang baik serta mampu mengatasi permasalahan yang ada pada diri sendiri maupun masyarakat. 2

c. Kebugaran emosi (emotional fitness) Kebugaran emosi yaitu kebugaran yang ditandai dengan adanya rasa ketenangan dan bebas dari tekanan keluarga maupun lingkungan masyarakat serta mampu menghadapi dan mengatasi kenyataan yang ada. d. Kebugaran sosial (social fitness) Kebugaran sosial merupakan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan, menempatkan dan mengabdikan diri kepada lingkungan, keluarga dan masyarakat. Adapun menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2-3) kebugaran dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Kebugaran statis adalah keadaan seeorang yang bebas dari penyakit dan cacat atau disebut sehat. b. Kebugaran dinamis adalah kemampun seseorang untuk bekerja secara efisien yang tidak memerlukan keterampilan khusus, misalnya berjalan, berlari, melompat, mengangkat. c. Kebugaran motoris merupakan kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisien yang menuntut keterampilan khusus. Kebugaran fisik (physical fitness), yakni kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya (Djoko Pekik Irianto, 2004: 2). Kebugaran jasmani menurut Arma Abdoellah (1994: 146) adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang. Menurut Sadoso Sumosardjuno (1992: 19), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya, dan untuk keperluan-keperluan yang mendadak. 3

Kebugaran jasmani pada hakikatnya berkenaan dengan kondisi fisik seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya (Iskandar dkk., 1999: 4). Menurut Engkos Kosasih (1985: 10), seseorang dikatakan memiliki kebugaran jasmani apabila memiliki kekuatan, kemampuan, dan daya tahan untuk melakukan pekerjaan secara efisien, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Dengan kata lain setelah melakukan aktivitas atau pekerjaan masih memiliki cadangan energi yang cukup untuk mengisi waktu luangnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan seorang individu untuk melakukan pekerjaan seberat apa pun dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, sehingga masih memiliki tenaga atau energi untuk mengisi waktu luangnya dan masih mampu melakukan pekerjaan yang mendadak. B. Latihan Modified definition of sports training of Dietrich Herre states that trainning is a process of sports perfection rules by scientific, particularly pedagogic, principles. This process, which is planned and systematic, increases the readiness to perform and the performance capacity of a sportsman (Nossek, 1982: 9). Artinya definisi latihan olahraga yang dimodifikasi Dietrich Herre menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, khususnya prinsip-prinsip paedagogis. Proses ini direncanakan dan sistematis, yang meningkatkan kesiapan untuk melakukan dan kapasitas penampilan atlet. Training is usually defined as systematic process of repetitive, progressive exercises, having the ultimate goal of improving athletic 4

performance (Bompa, 1999: 1). Artinya yaitu bahwa latihan biasanya didefinisikan sebagai suatu proses sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, progresif, dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan penampilan fisik. Latihan adalah suatu proses berlatih secara sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang kian bertambah. Menurut Nossek (1982: 10), latihan adalah suatu proses atau peroiode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai olahragawan mencapai standar penampilan yang tinggi. Pada prinsipnya latihan adalah memberikan tekanan fisik secara teratur, sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan fisik di dalam melakukan aktivitas (Fox et all., 1993: 69). Menurut Sukadiyanto (2002: 5-6) istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises, dan training. Pengertian latihan yang berasal dari kata practise adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Pengertian latihan yang berasal dari kata exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Latihan exercises merupakan materi latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi latihan atau satu kali tatap muka dalam latihan. Misalnya susunan materi latihan dalam satu kali tatap muka pada umumnya berisikan materi, antara lain: (1) Pembukaan/pengantar latihan, (2) Pemanasan (warming-up), (3) Latihan inti, (4) Latihan tambahan (suplemen), dan (5) Cooling down/penutup. Latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Menurut Harre dalam Nossek yang 5

dikutip oleh Sukadiyanto (2002: 7-8) latihan yang berasal dari kata training adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya. Menurut Bompa (1994; 3) latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan, bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya untuk memenuhi tuntutan tugas. Latihan adalah suatu program latihan fisik untuk mengembangkan seorang atlit dalam menghadapi pertandingan penting (Fox, 1993: 693). Latihan itu diperoleh dengan cara menggabungkan tiga faktor yang terdiri atas intensitas, frekuensi, dan lama latihan. Walaupun ketiga faktor ini memiliki kualitas sendiri-sendiri, tetapi semua harus dipertimbangkan dalam menyesuaikan kondisi saat latihan. C. Dosis Latihan Menurut Sadoso (1992: 23) latihan olahraga harus meliputi empat macam, yaitu: (1) intensitas latihan, (2) lamanya latihan, (3) frekuensi latihan, dan (4) macam aktivitas latihan, yang masing-masing dapat diterangkan sebagai berikut: 1) Intensitas latihan Kualitas yang menunjukkan berat ringannya latihan disebut sebagai intensitas. Besarnya intensitas bergantung pada jenis dan tujuan latihan. Latihan aerobik menggunakan patokan kenaikan detak jantung seperti yang dikatakan Irianto (2000: 14) secara umum intensitas latihan kebugaran adalah 60 % - 90 % detak jantung maksimal dan secara khusus besarnya intensitas latihan bergantung pada tujuan latihan. Intensitas latihan untuk meningkatkan daya tahan kardiorespirasi yaitu antara 75 % - 85 % denyut jantung maksimal, sedangkan untuk proses pembakaran lemak antara 65 % - 75 % denyut jantung maksimal. 6

2) Durasi latihan Durasi merupakan ukuran yang menunjukkan lamanya proses latihan dapa setiap pertemuan. Durasi dapat disajikan dalam istilah waktu, jarak atau kalori (Sharkey, 2003: 111). Latihan yang benar diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik pada peningkatan sistem kardiorespirasi. Menurut Irianto (2000: 17) untuk meningkatkan kebugaran paru jatung dan penurunan berat badan diperlukan waktu berlatih 20-60 menit. Jadi dapat dikatakan bahwa durasi latihan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi adalah 20-60 menit pada setiap sesi latihan. 3) Frekuensi latihan Dalam melakukan latihan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi sebaiknya frekuensi latihan dilaksanakan paling sedikit tiga kali dalam satu minggu. Menurut Giam (1993: 16) bahwa frekuensi latihan yaitu 3 sampai 5 kali seminggu (dua hari sekali, apabila latihan dilakukan tiga kali seminggu). Untuk meningkatkan kebugaran memerlukan waktu latihan 3-5 kali per minggu (Irianto, 2000: 13). 4) Macam aktivitas latihan Latihan olahraga yang mengikutsertakan seluruh badan, misalnya jalan kaki, jogging, lari, berenang, bersepeda, dan senam aerobik dapat meningkatkan kemampuan kardiorespirasi. Menurut Sadoso (1992: 150) aktivitas tubuh yang bersifat anaerobik (seperti lari sprint) ternyata juga tidak meningkatkan kamampuan kardiorespirasi. D. Prinsip Latihan Latihan yang tepat hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Prinsip-prinsip dasar latihan yang efektif adalah sebagai berikut: 1) Prinsip beban berlebih (overload) 7

Overload refers to the observation that a system or tisue must be exercised at a level beyond which it is accustomed in order for a training effect to occur (Powers dan Hwley, 2007: 621). Suharjana (2007: 88) menyatakan bahwa prinsip beban berlebih pada dasarnya menekankan beban kerja yang dijalani harus melebihi kemampuan yang dimiliki, karena itu latihan harus mencapai ambang rangsang. Hal itu bertujuan agar sistem fisiologis dapat menyesuaikan dengan tuntutan fungsi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan. Jadi dalam membuat dan melaksanakan sebuah program latihan harus berpegang pada prinsip overload untuk dapat meningkatkan kemampuan secara periodik. 2) Prinsip kekhususan (specifity) Program latihan yang baik harus dipilih secara khusus sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga dan pertandingan yang akan dilakukan. Menurut Sukarman (1986: 60) untuk mahir dalam keterampilan pada cabang olahraga tertentu seseorang harus berlatih olahraga itu. Latihan yang khusus untuk satu cabang olahraga atau pertadingan, mengarah kepada perubahan-perubahan morfologik dan fungsional dikaitkan dengan spesifikasi cabang olahraga yang bersangkutan (Bompa, 1994: 9). 3) Prinsip individual Menurut Bompa (1994: 13) individualisasi dalam latihan adalah suatu kebutuhan yang utama dari suatu bentuk usaha latihan bagi setiap atlet dalam pelaksanaannya kurang memperhatikan proses latihan, dalam latihan harus menyenangkan bagi setiap individu untuk kecakapannya, potensinya, serta mempelajari sifat secara khusus dari setiap cabang olahraga. Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda, sehingga dalam menentukan beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. 4) Prinsip beban latihan bersifat progresif 8

Menurut Sukadiyanto (2002: 16) latihan bersifat progresif artinya latihan harus dilakukan secara ajeg, maju dan berkelanjutan. Seseorang yang melakukan latihan, pemberian beban harus ditingkatkan secara bertahap, teratur dan ajeg hingga mencapai beban maksimum (Bompa, 1994: 30). Jadi dapat dikatakan bahwa dalam proses latihan harus dilakukan secara kontiyu dan meningkat melanjutkan latihan sebelumnya. 5) Prinsip kembali asal (reversible) Menurut Djoko (2000: 11) bahwa kebugaran yang telah dicapai seseorang akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali, jika latihan tidak dikerjakan secara teratur dengan takaran yang tepat. Kemampuan otot yang telah dicapai akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali jika tidak latihan (Suharjana, 2007: 89). Jadi dapat dikatakan bahwa adaptasi yang terjadi sebagai akibat dari latihan akan berangsur-angsur mengalami penurunan bahkan hilang apabila latihan tidak dilakukan secara teratur sesuai takaran latihan. DAFTAR PUSTAKA Arma Abdoellah. (1994). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dirjend Pendidikan Tinggi. Bambang Priyonoadi, dkk. (2001). Pengaruh Latihan Kasti terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Anak SD. Laporan Penelitian. Yogyakarta: FIK Uiversitas Negeri Yogyakarta. Bompa, T.O. (1999). Periodization of strenght the new wave in strenght training. Canada: Copywell.. (1994). Theory and metodology of training. Dubuque, Lowa: Kendal/ Hunt Publishing Company. Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran. Yogyakarta: Lukman Offset. 9

------------------------. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga. Yogyakarta: Andi Offset. Engkos Kosasih. (1985). Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: CV Akademika Pressindo. Fox. E. L, Bowers. R. W, dan Foss. M. L. (1993). The physiological basis for exercise and sport, fifth edition. Iowa: Brown & Benchmark Publishers. Jensen, P. (1987). Training Lactat Puls Rate. Finland: Publisher Polar Electro. Giam, C.K. (1993). Sport Medicine, Exercise and Fitness (Hartono Satmoko. Terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara. Buku asli diterbitkan tahun 1992. Iskandar Z. Adisapoetra, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani. Seminar. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga Kantor Menpora. Power, S.K & Howlen, E.T. (2007). Exercise physiology. United States: McGrawn-Hill Companies, Inc. Sadoso Sumosardjuno. (1992). Pengetahuan praktis kesehatan dalam olahraga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sharkay, J.B. (2003). Fitness and health. (Eri Desnarini Nasution. Terjemahan). Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada. Buku asli diterbitkan tahun 2003. Soekarman. (1986). Dasar olahraga untuk Pembina, pelatih, dan atlet. Jakarta: CV. Haji Masagung. Suharjana. (2007). Latihan Beban: Sebuah Metode Latihan Kekuatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga, MEDIKORA, Vol. III, No.1, 80-101. Sukadiyanto. (2002). Teori dan metodologi melatih fisik petenis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. Suryanto, dkk. (1998). Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SLTP N Se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta. Laporan Penelitian. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. 10