PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan Fungsi : Irigasi, Drainase, Petani Tambak (pada hilir) Muara terpecah menjadi 2, di tengah terbentuk delta, terjadi kerusakan muara akibat sedimen pantai (gambar) PU Pengairan merencanakan membangun jetty guna menanggulangi kerusakan pantai Efek pembangunan jetty terhadap elevasi muka air?
RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah kondisi debit dari hulu dan pengaruh pasut pada muara sungai? 2. Bagaimanakah kondisi elevasi muka air sungai sebelum dan setelah dibangun jetty? 3. Bagaimanakah kondisi sedimentasi di Kali Rejoso? 4. Bagaimanakah pengendalian banjir yang tepat apabila terjadi kenaikan elevasi m.a akibat dibangun jetty?
BATASAN MASALAH 1. Wilayah studi sepanjang 6.5 km dari muara ke arah hulu sungai (sampai pada jembatan di Jl.Ir Djuanda Pasuruan-Probolinggo) 2. Menggunakan program Hec-Ras 4.1.0 3. Data pasut satu tahun sepanjang tahun 2010 dari Dinas hidro-oseanografi TNI AL 4. Data curah hujan 10 tahun dari tahun 2001 sampai 2010 dari UPTD Gembong Pekalen, Kab.Pasuruan 5. Debit pengukuran ialah data AWLR satu tahun pada 2010 dari UPTD Gembong Pekalen, Kab.Pasuruan
6. Konstruksi di sekitar daerah studi (jembatan, pabrik, plengsengan, dll) diabaikan dalam analisis 7. Pengaruh gelombang dan sedimen sepanjang pantai tidak diperhitungkan
TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui debit banjir Kali Rejoso 2. Mengetahui elevasi m.a di muara Kali Rejoso sebelum dan setelah dibangun jetty 3. Mengetahui jumlah transpor sedimen di Kali Rejoso 4. Menanggulangi banjir (apabila terjadi) akibat kenaikan elevasi m.a di muara Kali Rejoso
MANFAAT PENULISAN 1. Memberikan solusi jika terjadi banjir di muara Kali Rejoso setelah dibangun konstruksi jetty 2. Menjadi referensi dalam penyelesaian banjir di muara sungai akibat pembangunan jetty
LOKASI STUDI
Kondisi muara tahun 2004
Kondisi muara tahun 2010, ilustrasi jetty
METODOLOGI
Flow Chart
PEMBAHASAN
Analisis Hidrologi 1. Perhitungan Hujan rerata selama 10 tahun yakni antara 2001 sampai 2010 dengan metoda Thiessen Poligon didapat nilai hujan rata-rata sebesar 80.08 mm 2. Menentukan curah hujan periode ulang (misal: 25 tahun ) dengan menggunakan metode distribusi Gumbel dan distribusi Log Pearson type III Metode distribusi Gumbel menghasilkan nilai 144.138 mm Metode distribusi Log Pearson tipe III menghasilkan nilai 123.11 mm 3. Uji kecocokan distribusi dengan metoda Chi-square dan Smirnov Kolmogorov. Dari uji kecocokan distribusi, kedua metoda memberikan hasil yang cocok,karena sama-sama cocok, dipakai metoda gumbel karena metoda tersebut memberikan nilai curah hujan yang lebih tinggi (safety factor) yakni 144.138 mm
4. Menghitung curah hujan effektif tiap jam 5. Menghitung debit menggunakan cara hidrograf satuan metode Nakayasu dan didapatkan nilai maksimum sebesar 554.984 m 3 /dt 6. Dengan cara yang sama didapat Q banjir untuk Q10 = 468.413 m 3 /dt ; Q5=399.954 m 3 /dt dan Q2=296.575 m 3 /d
Analisis Hidrolika
Permodelan Hec-Ras 4.1.0
1. Input data geometri eksisting sungai 2. Input data debit banjir nakayashu dan data pasut sebagai boundary condition analisis steady flow 3. Running program 4. Analisis hasil permodelan
8 6 Steady Non Jetty Q2 Plan: 2 tahun 1/10/2012 Geom: steady nonjetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS PF 1 Crit PF 1 Ground LOB ROB Elevation (m) 4 2 0-2 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q2 sebelum jetty
8 6 4 Steady Jetty Q2 Plan: Plan 01 1/10/2012 Geom: steady jetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS PF 1 Crit PF 1 Ground LOB ROB Elevation (m) 2 0-2 -4 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q2 setelah jetty
Perbandingan Elevasi Muka Air Q 2 tahun Elevasi Muka Air (m) 8 6 4 2 0 149 138 127 117 105 94 82 70 59 49 38 26 16 6 River Station Non Jetty Jetty Selisih Jetty Non Jetty Perbandingan elevasi m.a sebelum dan setelah jetty untuk Q2
8 6 Steady Non Jetty Q5 Plan: Q5 1/10/2012 Geom: steady nonjetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS PF 1 Crit PF 1 Ground LOB ROB Elevation (m) 4 2 0-2 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q5 sebelum jetty
8 6 4 Steady Jetty Q5 Plan: Q5 1/10/2012 Geom: steady jetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS PF 1 Crit PF 1 Ground LOB ROB Elevation (m) 2 0-2 -4 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q5 setelah jetty
Perbandingan Elevasi Muka Air Q 5 tahun Elevasi (m) 8 6 4 2 0 149 139 129 120 111 100 90 78 67 58 49 39 28 19 10 Rivet Station Non Jetty Jetty Selisih Elevasi Perbandingan elevasi m.a sebelum dan setelah jetty untuk Q5
8 6 Steady Non Jetty Q10 Plan: 10 TAHUN 1/10/2012 Geom: steady nonjetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS PF 1 Crit PF 1 Ground LOB ROB Elevation (m) 4 2 0-2 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q10 sebelum jetty
8 6 4 Steady Jetty Q10 Plan: Q10 1/10/2012 Geom: steady jetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS PF 1 Crit PF 1 Ground LOB ROB Elevation (m) 2 0-2 -4 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q10 setelah jetty
Elevasi Muka Air (m) 8 6 4 2 0 Perbandingan Elevasi Muka Air Q 10 tahun 149 141 131 123 115 105 96 88 77 67 59 51 42 33 24 16 8 Non Jetty Jetty Selisih River Station Perbandingan elevasi m.a sebelum dan setelah jetty untuk Q10
8 6 Steady Non Jetty Plan: 2 tahun 1/10/2012 Geom: steady nonjetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS PF 1 Crit PF 1 Ground LOB ROB Elevation (m) 4 2 0-2 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q25 sebelum jetty
8 6 4 Steady Jetty Plan: Plan 01 1/6/2012 Geom: steady jetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS PF 1 Crit PF 1 Ground LOB ROB Elevation (m) 2 0-2 -4 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q25 setelah jetty
Perbandingan Elevasi Muka Air Q 25 tahun Elevasi Muka Air (m) 8 7 6 5 4 3 2 1 0 149 142 133 126 119 112 103 95 88 78 70 62 55 48 40 32 24 17 10 River Station Non Jetty Jetty Selisih Perbandingan elevasi m.a sebelum dan setelah jetty untuk Q25
Selisih elevasi m.a jetty-non jetty untuk setiap debit banjir
Terjadi kenaikan elevasi m.a air akibat konstruksi jetty, kenaikan elevasi terbesar pada hilir (0.9 m) pada debit Q25 Dari output permodelan terlihat bahwa kapasitas Kali Rejoso tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi Karena tidak mampu menampung debit banjir, dilakukan solusi penggulangan banjir, normalisasi sungai Normalisasi didasarkan pada debit banjir Q25 = 554 m 3 /dt
Permodelan Setelah Normalisasi
10 8 6 Normalisasi UnSteady NonJetty Plan: Plan Berhasil Jeh 1/9/2012 Geom: Geo Normalisasi NOJetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS Max WS Crit Max WS Ground LOB ROB Elevation (m) 4 2 0-2 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q25 normalisasi sebelum jetty
10 8 6 Normalisasi UnSteady Jetty Plan: Pasti Bisa 1/9/2012 Geom: Geo Normalisasi Jetty Rejoso Berjetty 1 Legend WS Max WS Crit Max WS Ground LOB ROB Elevation (m) 4 2 0-2 -4 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Main Channel Distance (m) Hasil permodelan debit banjir Q25 normalisasi setelah jetty
Elevasi m.a Normalisasi Elevasi m.a (m) 10 8 6 4 2 0 149 136 124.5* 111 99.5* 88.5* 77 66.5* 55.5* 43.6666* 32.5* 22.5* 13 River Station Elev m.a Non Jetty (m) Elev m.a Jetty (m) Selisih (m) Perbandingan elevasi m.a jetty-non jetty setelah normalisasi
Apabila penambahan jetty tidak disertai dengan normalisasi maka akan terjadi kenaikan elevasi m.a Apabila disertai dengan normalisasi maka akan terjadi penurunan m.a dengan penurunan terbesar pada hilir sebesar 0.2 m
Permodelan Quasi-Unsteady
Data sedimen hulu
Data sedimen hilir
Perubahan elevasi dasar cross section 149
Perubahan elevasi dasar cross section 108
Kumulatif massa sedimen terkumpul di cross section 143
Kumulatif massa sedimen terkumpul di cross section 108
KESIMPULAN
Kapasitas Kali Rejoso tidak mampu menampung debit banjir Q 2,Q 5,Q 10 dan Q 25 tahun. Pembangunan konstruksi jetty menyebabkan terjadinya kenaikan elevasi muka air di daerah studi. Kenaikan elevasi muka air tertinggi terjadi di muara sungai dan semakin mengecil ke bagian hilir sungai. Kenaikan elevasi muka air ini terjadi apabila dilakukan pembangunan jetty tanpa disertai normalisasi sungai, namun apabila pembangunan jetty disertai dengan pembangunan sungai maka tidak terjadi kenaikan elevasi muka air.
Pada muara sungai tinggi kenaikan elevasi muka air sebelum dilakukan normalisasi untuk debit Q 2 = 0,29 m ; Q 5 = 0,51 m ; Q 10 = 0,67 dan Q 25 = 0,9 m Terjadi erosi di bagian hulu dan sedimentasi di bagia hilir sungai, pada bagian tengah sungai terjadi keseimbangan (equilibrium) Sedimentasi terbesar terjadi antara cross section 29- cross section 50, sedangkan erosi terbesar terjadi pada hulu sungai yakni pada cross section 145-cross section 149
Terjadi proses sedimentasi dan erosi pada cross section 123 sampai cross section 145. Pada akhir permodelan (31 Desember 2010) terjadi pengendapan sedimen di muara sungai sebanyak 1.882,5 ton
SARAN Perlunya dilakukan studi lanjutan yakni studi di sepanjang Kali Rejoso untuk memberikan hasil yang lebih menyeluruh di sepanjang sungai.
Terima Kasih TERIMA KASIH Untuk Tuhan, Keluarga & Umat Manusia