Tuhan dalam Cerita Tuhan dalam cerita Pada paru-paru yang terhujam dangkal ke sukma Dikala nafas mulai menepi pada gulita tanpa suara Dikala air mata dan angin mulai menyaru Kawan main tak sekedar taring anjing pada ujung rerumputan Tuhan dalam cerita Dia telah datang tanpa rinai nyawa dalam jasad Desir rambutnya serupa darah yang teramat manis Minumlah, Tuhan. Minumah oleh-mu Sehingga tanggal yang merantai masih tuli dengan- Mu
Secangkir Kopi dan Gang Kecil Bertarik dua, seribu nafas pada ujung gang seadanya Kau kucintai dalam maumu Seperti setianya jarum kompas pada medan tak terlihat Bertarik dua, seribu nafas pada secangkir kopi Kau kucintai dalam anganmu Seperti setianya Bulan mengitari yang tak tergapai 2
Aku dalam Nafas dan Salam Jika aku hanya hadir dalam aksara Biarkan aku menjelma dalam salam Yang tak habis kau ucap sebelum terbalas Yang tak pernah musnah di setiap kau singgah Jika aku hanya hadir dalam udara Biarkan aku menjelma dalam nafas Yang tak henti kau hela walau kau terlelap Yang tak pernah luput di setiap bulir darahmu Menyaru nada untuk setiap bait yang terikat Pada gemericik yang menatap di balik jarak Untuk bahasa yang tak terungkap sempurna dalam kata Biarkan aku mencintaimu Seperti salam yang tak butuh kau balas untuk surgamu 3
Seperti nafas yang tak butuh kau ingat untuk hidupmu 4
Teratai-Teratai Beling Menulis detik-detik pada baris suara Untuk mereka yang teredam dalam ingatan Pada lirih bait yang terdiam di atap Betapa kabut menyingsing aliran darah Sampai kita berhenti sejenak di antara tatapan Lalu malam pun turut menyaksikan Beribu sukma yang melarut dalam pendar di kiri jalan Atau siapa yang terpangku dalam rangkulan khayalan Di balik kita yang terdiam Yang hanya saling menatap dari ujung lautan Biarkan mentari bangkit lagi fajar nanti Agar kutemukan cahaya yang memudarkan catatan Pada setiap halaman tentang kebingungan Agar di ruang ini tak ada lagi ingatan 5
Dan apabila senja karam nanti Kata perpisahan mulai menanti Maka untuk teratai-teratai beling Hadirlah dalam rupamu yang sederhana Dalam lelapku yang melebur sunyi Dalam lelap mereka yang tak jauh berbeda Hadirlah dalam rupa setiap yang dinanti Hadirlah dalam pesan yang tak kunjung tersampaikan Agar setiap kehampaan sirna di antara senyuman 6
Desiderata Cinta Aku berpasrah pada sehelai cinta Tak bermakna sama di bawah ketuhanan Aku menyerah dalam dingin kuasa cinta Tak bermakna sama pada semua surga Jika aku berlari menembus hujan Tak berarti itu pengorbanan Jika aku bermuka pucat dalam kebekuan Tak berarti itu pengorbanan Jika parasmu manis bergemulai anggun Tak berarti itu alasan Jika aku kau bawa dalam detik kegembiraan Tak berarti itu alasan Apabila waktu dalam ruangnya berhasil menghujam suara Maka kau kuperjuangkan dalam tenaga tanpa kata Apabila malam di antara siangnya tetap tak bercahaya 7
Maka kau kupertahankan dengan tangan yang ada Cinta telah diciptakan Dalam rencana yang mulia Datanglah dalam gemuruh kehidupan yang nyata Kita diberi cinta Pada satu wajah yang telah tertulis Jika desir darah pun tak mampu lagi mengelabui Mengapa kita menghalangi Terhadap setiap yang bergembira Melihatku merebut jemarimu Di depan seribu pisau yang segera menikamku - Katakanlah seperti itu 8
Tak Ada Bias tawa dalam kata yang terlalu muda Desir lirih dalam tangis yang terlalu buta Di balik hujan ada perkataan Dalam hutan ada kebisuan Tapi sebelum aku berlari pada riaknya Melukis ranah di balik jendela Namun matamu kalut tak tergambarkan Jika gerimis masih terdiam Maka biarkan rintiknya mengundang suaramu Agar kutelaah lagi setiap kata dalam perjalanan Setidaknya untuk kali ini Untuk itu aku berlari Mencarimu yang tak ada Agar apabila kau tak kutemukan, aku tak pernah tersesat Dan apabila kau tak kunjung datang, aku tak pernah terhenti 9
Sehari Saja Dalam persimpangan di balik rinai malam, setiap nyawa berdiam Ketika suaramu mulai tak bergeming dalam penyamarannya Atau pada percakapan yang menyaru dalam curahannya Tapi rindu terkubur di sini Seakan kata dalam aksaranya tertikam Sebagaimana ketaatan dalam tindakannya terbungkam Seperti kita dalam keyakinannya terhujam Tapi untuk cerita, mereka telah padam Ambillah olehmu seutas darah Ambillah olehmu sehelai nafas Ambillah olehmu seikat tatapan Untuk kau temui disaat aku meradang dalam darah Dalam nafas 10
Dan dalam tatapan yang pudar terpukau gemericik waktu Tapi pulanglah dulu, sehari saja Untuk berjalan bersama ke rumah kita Bila kau ragu Tikamlah tanganku Agar aku tak dapat memelukmu lagi 11
Perjumpaan Dalam sumbang perjalanan pun mengandung cerita Kumaknai kasih dalam perjumpaan Di mana setiap bahasa mudah diterka dalam isyarat Dia mengalir dalam haru Dia menyaru dalam waktu Tanganmu dingin pada bulir pasir yang berkata Terlebih di sebelah embun yang seketika bernafas Melepas tangis sekuat-kuatnya Dalam tatapan Penyair yang tak tersyairkan Dalam perjumpaan di balik derai kehidupan Kita terlampau mendustakan gelora perkataan Atau pada senyap pelarian Kepada kita yang berjumpa Tetaplah dalam satu nyawa 12
Seperti Hujan Jangan datang seperti hujan Apabila kau tak tahu benar apa di balik waktu Karena seribu datangnya Hadir dalam seribu kepedihan Jangan datang seperti hujan Apabila kau tahu kita mulai kelam Yang menenggelamkan luka dalam senyap kegelapan Tanpa henti menuding dua di antara kita Dalam kata hampir pada kematian Tapi datanglah seperti hujan Apabila kau tak suka berdusta Karena sejuta turunnya Menenggelamkan kita dalam cerita yang hanya kita yang mengerti 13