BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang memiliki potensi untuk. mengembangkan pola kehidupannya, dan sekaligus menjadi objek dalam

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti ini perkembagan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya salah satunya untuk suatu keahlian tingkat sarjana.

BAB I PENDAHULUAN. satu titik yaitu rendahnya kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Pendidikan sebagai sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

PENGARUH SELF-CONTROL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN BUKU TEKS BERBAHASA INGGRIS DI FAKULTAS PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. tergambar dalam amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diterapkan di. Indonesia pada tahun MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PENDAHULUAN. Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang. dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau sekolah dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. datangnya era global dan pasar bebas yang penuh dengan persaingan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Tidak dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa negara karena pendidikan menentukan kemajuan proses pembangunan bangsa dalam berbagai bidang (Syah, 2006). Menurut UU RI No 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Hardianto, 2013). Layanan pendidikan menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang pendidikan. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Depdiknas, 2003). Pendidikan tinggi sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka pendidikan tinggi menjadi ujung tombak dalam mendorong perkembangan suatu bangsa (Nugraha, 2012). Pendidikan tinggi sebagai lembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi mahasiswa. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat 1

2 merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi (Siswoyo, 2007). Menurut Kholidah & Alsa (2012) mahasiswa juga diharapkan memiliki cara pandang yang baik, jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang mahasiswa mampu menguasai permasalahan sesulit apapun, mempunyai cara berpikir positif terhadap dirinya dan orang lain, mampu mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang menyerah pada keadaan yang ada dalam menghadapi tugas-tugas secara keseluruhan baik secara akademik maupun non akademik. Tugas-tugas yang dimiliki oleh mahasiswa cenderung untuk membawa mahasiswa ke dalam beberapa masalah, khususnya dalam masalah akademik. Permasalahan yang sering muncul di kalangan mahasiswa dalam kaitannya dengan akademik seperti banyaknya tugas mata kuliah yang dibebankan kepadanya, ketidakpahaman pada materi, ketegangan menghadapi masa ujian, baik ujian tengah semester maupun akhir semester, indeks prestasi kumulatif (IPK) kurang memuaskan, metode belajar yang kurang maksimal dan kemana akan melangkah setelah lulus kuliah mengingat sedikitnya lapangan pekerjaan serta ketatnya persaingan dengan para pencari kerja yang lain (Solomon & Rothblum, 2001). Hal tersebut juga sejalan dengan fenomena yang sedang terjadi di Indonesia karena masuknya puluhan ribu tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia dan melalui peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 16 Tahun 2015, pemerintah telah mempermudah izin masuk tenaga kerja asing ke Indonesia dan

3 menghapus syarat penguasaan bahasa Indonesia. Dikatakan bahwa penguasaan bahasa Inggris sangat penting dalam dunia pekerjaan khususnya di Indonesia karena masih banyak keluhan terhadap tenaga kerja apabila bekerjasama dengan kelompok kerja dari berbagai Negara. Kebijakan tersebut dapat mengurangi lapangan kerja bagi buruh Indonesia dengan banyaknya persaingan tenaga kerja dari berbagai negara yang ingin bekerja di Indonesia (Tribunnews, 2015). Sehingga dalam mencari pekerjaan setelah tamat kuliah, mahasiswa bukan hanya dituntut untuk memiliki IPK yang cukup tinggi, melainkan penguasaan bahasa yang luas, salah satunya yaitu bahasa Inggris. Dalam dunia perkuliahan di Fakultas Psikologi telah disarankan menggunakan buku teks berbahasa Inggris selama proses pembelajarannya dikarenakan ilmuilmu psikologi berkembang dari luar negri, serta panduan mahasiswa psikologi dalam pembelajarannya menggunakan APA (American Psychology Association). Hal tersebut membuat para pengajar memiliki kebijakan untuk seluruh mahasiswa menggunakan buku teks berbahasa Inggris dalam proses pembelajaran. Sebagaimana wawancara yang dilakukan terhadap salah satu pengajar di Fakultas Psikologi. Kami menyarankan kepada mahasiswa untuk belajar dengan buku yang menggunakan teks bahasa Inggris selain pemahaman ilmu psikologi yang dimaksud akan lebih mudah dipahami oleh para mahasiswa serta pengetahuan yang di dapat akan lebih luas. Jauh lebih baik jika dapat belajar dengan menggunakan buku yang berbahasa Inggris karena pada dasarnya buku psikologi berasal dari luar negri dan mahasiswa harus mulai membiasakan diri untuk menyukainya karena mau tidak mau sampai semester akhir buku yang akan digunakan di psikologi yaitu buku teks yang menggunakan bahasa Inggris. (Wawancara Personal, 2015)

4 Dari ungkapan tersebut seharusnya dapat mempermudah para mahasiswa, selain dalam pemahamannya terhadap bahasa Inggris juga sangat membantu selama proses pembelajaran, tetapi pada kenyataannya hasil dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2015 di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa penggunaan buku teks berbahasa Inggris membuat mahasiswa menjadi kurang maksimal dalam proses pembelajarannya. Berikut hasil wawancara pada salah satu mahasiswa di Fakultas Psikologi USU. Aku sih ngrasa sulit kalau belajar pakai buku bahasa Inggris jadinya gak terlalu ngertilah kak klu udah belajar apalagi nanti ada dikasih tugas kuis dan belajarnya harus dari buku yang bahasa Inggris. (Komunikasi Personal, 17 Oktober 2015) Selanjutnya dalam menguatkan asumsi tersebut, peneliti kemudian menyebar kuisioner awal kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dilakukan dari 93 mahasiswa dapat disimpulkan bahwa 75% mahasiswa kesulitan dalam belajar dengan menggunakan buku berbahasa Inggris dibandingkan buku berbahasa Indonesia. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa hampir seluruh mahasiswa di Fakultas Psikologi cenderung kesulitan belajar dengan buku berbahasa Inggris sehingga lebih aktif belajar dengan buku berbahasa Indonesia. Buku-buku yang dijadikan sebagai referensi ada yang sudah diterjemahkan dengan menggunakan bahasa Indonesia tetapi masih banyak buku-buku referensi

5 berbahasa Inggris yang belum ada terjemahannya. Hal inilah yang menjadikan mahasiswa kesulitan dalam memahami buku-buku sumber yang dijadikan acuan atau untuk membantu dalam pengerjaan tugas-tugasnya (Setiawan, 2011). Selanjutnya menurut (Hermayawati, 2010) kesulitan bahasa Inggris hingga saat ini masih banyak dialami oleh para mahasiswa. Penguasaan bahasa Inggris juga merupakan sarana guna mendongkrak sumber daya manusia Indonesia, yang menurut Human Development Index termasuk kategori paling rendah di Asia. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut di atas adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan bahasa Inggris. Peningkatan mutu pembelajaran dapat tercapai jika diketahui latar belakang kesulitan belajarnya. Hal yang mendasari kesulitan belajar salah satunya yaitu motivasi belajar. Peran aktif mahasiswa tergantung pada tingkat motivasinya dalam belajar. Motivasi belajar yang tinggi akan mendukung peningkatan hasil belajar. Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Komari (2010) yang menunjukkan bahwa banyak mahasiswa memiliki kemampuan bahasa Inggris yang rendah. Menurut Gardner dalam Aziz (2012) khusus untuk belajar bahasa asing /bahasa kedua menyatakan dua faktor utama individu yang sangat menentukan, yaitu bakat dan motivasi. Bakat dan motivasi setiap individu berbeda-beda, dan inilah yang mempengaruhi keberhasilan mengakuisisi bahasa target tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2012) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan bahasa Inggris mahasiswa semester akhir STIE SWADAYA bahwa penguasaan bahasa Inggris sebagian besar mahasiswa semester akhir STIE Swadaya berada pada kategori Elementary.

6 Rendahnya kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki sebagian besar mahasiswa STIE Swadaya diperlukan kesadaran dan usaha mahasiswa untuk meningkatkan motivasi belajar. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Pringgo (2012) mengenai Pembelajaran Telaah Buku Teks Matematika Berbahasa Inggris yang menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan telah mampu memotivasi mahasiswa untuk aktif dalam kelas. Namun demikian, hanya kira-kira 10% mahasiswa yang aktif di kelas. Tentunya hal ini haruslah menjadi perhatian dosen untuk perbaikkan pembelajaran di masa yang akan datang. Perlu dipikirkan metode pembelajaran yang lebih baik di masa yang akan datang agar aktivitas mahasiswa di kelas lebih baik. Sesungguhnya motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003). Sejalan dengan definisi di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah kecendrungan peserta didik untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Menurut Brophy (2004) peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca untuk memahaminya dengan menggunakan strategi-strategi yang mendukung.

7 Sedangkan menurut Iskandari (2009) memiliki motivasi yang rendah akan menyebabkan peserta didik tidak memiliki semangat belajar, menyebabkan peserta didik bereaksi negatif terhadap tugas, maupun proses interpretasi yang salah terhadap tugas. Motivasi belajar yang dimililki peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam bagaimana peserta didik mengendalikan dirinya (self-control) (Richard, 2002). Hal ini diperkuat oleh Noels (2003) bahwa motivasi dalam belajar adalah adanya dorong peserta didik untuk berusaha mempelajari dengan baik dan tekun sehingga sangat dibutuhkan pengendalian dalam diri (self-control) agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Menurut Messina (dalam Gunarsa, 2009), self-control adalah seperangkat tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan mengubah diri pribadi, perasaan mampu pada diri sendiri, perasaan mandiri atau bebas dari pengaruh orang lain, kebebasan menentukan tujuan, serta seperangkat tingkah laku yang terfokus pada tanggung jawab diri pribadi. Sedangkan menurut Muraven & Baumeister (2000) self-control terjadi ketika seseorang mencoba untuk mengubah cara bagaimana seharusnya individu tersebut berpikir, merasa, atau berperilaku. Senada dengan definisi sebelumnya, menurut Gottfredson dan Hirschi (1990) menyatakan bahwa self-control merupakan atribut stabil manusia yang dikarakteristikkan dengan pengaturan kognisi, afeksi, dan perilaku menuju pemenuhan tujuan-tujuan tertentu individu.

8 Hal tersebut cenderung berkaitan dengan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2015. Berikut adalah hasil wawancara kepada beberapa mahasiswa di Fakultas Psikologi USU: Kalau bukunya pake bahasa Inggris pas mau ngerjain tugas lamalama ku kerjain kak karna aku biasanya nyari buku bahasa Indonesianya dulu. (Komunikasi Personal, 19 Oktober 2015) Biasanya aku minta kawan-kawanku yang pande bahasa Inggris kak kalau ngerjain tugas. Soalnya aku gak bisa ngerjain tugas klu pake buku bahasa Inggris. Kalau makalah pun pakai punya-punya senior. (Komunikasi Personal, 19 Oktober 2015) Misalnya lagi dikelas terus ngerjain tugas pakai buku bahasa Inggris klu gak ku kerjain juga gak masalah karna ada teman yang mau ngerjain dan gak banyak juga ngurangi nilai kalau gak dikerjain (Komunikasi Personal, 19 Oktober 2015) Saya merasa lebih mudah dipahami pakai buku yang berbahasa Indonesia daripada pakai buku bahasa Inggris yang sulit saya ngertinya jadi saya memilih belajar pakai buku yang berbahasa Indonesia. (Komunikasi Personal, 19 Oktober 2015) Dari hasil wawancara tersebut, adanya kecendrungan berkaitan dengan ketiga aspek dari self-control menurut Risnawati (2010) yaitu behavioral control, cognitive control, dan decisional control. Behavioral control yaitu merupakan suatu tindakan langsung terhadap lingkungan. Peserta didik cenderung mengulurngulur waktu dalam pengerjaan tugas yang menggunakan buku teks berbahasa

9 Inggris. Kemudian cognitive control yaitu adanya penilian terhadap suatu stimulus. Peserta didik cenderung melakukan proses cognitive, dikatakan bahwa mereka merasa tidak banyak mengurangi penilaian jika tidak mengerjakan tugas. Dan yang terakhir yaitu decisional control, memilih kemungkinan tindakan. Peserta didik cenderung mengambil keputusan untuk menggunakan buku teks berbahasa Indonesia dalam mengerjakan tugasnya karena kesulitan menggunakan buku teks berbahasa Inggris. Selanjutnya menurut Tangney, Baumeister, & Boone, (2004) menjelaskan bahwa self-control merupakan fungsi utama dari diri dan kunci penting untuk kesuksesan dalam hidup. Dalam salah satu penelitiannya ditunjukan bahwa selfcontrol juga memiliki hubungan dengan keberhasilan dibidang akademis. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Ray (2011), menyatakan bahwa peserta didik dengan self-control yang rendah mengacu pada ketidakmampuan peserta didik menahan diri dalam melakukan sesuatu serta tidak memperdulikan konsekuensi jangka panjang. Sebaliknya, peserta didik dengan self-control yang tinggi dapat menahan diri dari hal-hal yang buruk dengan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dalam pembelajaran. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Lutfia (2007) mengenai hubungan antara self-control dengan motivasi berprestasi pada siswa SMAN 1 Sutojayan yang menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara kedua variable. Penelitian yang dilakukan oleh Sutman (2010) mengenai hubungan antara self-control dengan motivasi belajar mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati yang menunjukkan korelasi yang positif dan kuat antara

10 kedua variabel sebesar 0,760. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Duckworth (2008) mengenai hubungan antara self-control dengan prestasi akademik di Universitas Pennsylvania yang menunjukkan hubungan yang positif, Pada dasarnya, dalam mencapai prestasi yang terbaik sangat dibutuhkan sebuah dorongan atau motivasi (Purwanto, 2004). Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Muhid (2013) mengenai hubungan antara self-control dengan kecendrungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa yang hasilnya adalah adanya korelasi negatif antara self-control dengan prokrastinasi akademik. Jadi semakin tinggi selfcontrol maka prokrastinasi akademik semakin rendah. Berbagai hasil penelitian menemukan aspek-aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, aspek yang sangat signifikan yaitu motivasi dalam belajar (Green dalam Tuckman, 1991). Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merasa perlu meneliti pengaruh self-control terhadap motivasi belajar pada mahasiswa yang menggunakan buku teks bahasa Inggris di Fakultas Psikologi. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah self-control memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa yang menggunakan buku teks bahasa Inggris di Fakultas Psikologi?

11 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh selfcontrol terhadap motivasi belajar mahasiswa yang menggunakan buku teks bahasa Inggris di Fakultas Psikologi. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu psikologi khususnya di bidang psikologi pendidikan dan diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis dan disiplin ilmu psikologi, terutama mengenai motivasi belajar dan self-control pada Mahasiswa Fakultas Psikologi. 2. Manfaat Praktis a. Kepada Mahasiswa Fakultas Psikologi USU, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan suatu gambaran tentang motivasi belajar dan self-control yang mereka miliki. b. Kepada Fakultas Psikologi USU, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk para pengajar.

12 1.5. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Berisikan latar belakang masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah Teori-teori yang dinyatakan adalah teoriteori yang berhubungan dengan motivasi belajar dan self-control. Serta, terdapat dinamika antar kedua variabel penelitian, yaitu motivasi belajar dengan self-control dan hipotesis penelitian. Bab III : Metode Penelitian Berisi identifikasi variabel, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan data, prosedur pelaksaan penelitian dan metode analisa data penelitian. Bab IV : Analisis data dan pembahasan Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana gambaran serta hubungan antara 2 variabel dengan menggunakan analisis statistik. Pada bab ini juga akan dibahas mengenai interpretasi data dan diuraikan dalam pembahasan

13 Bab V : Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dari peneliti berdasarkan hasil penelitian dan saran bagi pihak lain berdasarka hasil yang diperoleh.