BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri secara global. Tiap tahun angka pekerja terus meningkat yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan suatu. penyakit peradangan idiopatik pada traktus

BAB 1 PENDAHULUAN. 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Tahun 2006

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. apendisitis akut (Lee et al., 2010; Shrestha et al., 2012). Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden

BAB I PENDAHULUAN. penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan. reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran

BAB I PENDAHULUAN. Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah terjadi sekitar 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu predisposisi terjadinya kanker kolon (Popivanova et

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia (lanjut usia)

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari (Navaneethan et al., 2011). Secara global, terdapat 1,7 miliar kasus diare

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menangani pasien-pasien dengan penyakit saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif. rekam medik RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia tahun (Lilik, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat. dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2020 Indonesia diperkirakan merupakan negara urutan ke-4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya (Wibowo et al.,

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Intususepsi merupakan salah satu penyebab tersering dari obstruksi usus dan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk lansia diakibatkan oleh penurunan angka

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. rektum yang khusus menyerang bagian sekum yang terjadi akibat gangguan

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Singapura dan 9,1% di Thailand (Susalit, 2009). Di Indonesia sendiri belum ada

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada

PANDUAN PENATALAKSANAAN KANKER KOLOREKTAL KEMENTERIAN KESEHATAN KOMITE PENANGGULANGAN KANKER NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kolonoskopi saat ini merupakan salah satu alat diagnostik dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di berbagai bidang telah memperbaiki kualitas

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geriatri adalah pelayanan kesehatan untuk lanjut usia (lansia) yang mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009). Menurut UU RI No. 13 tahun 1998, lansia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun ke atas. Saat ini ilmu geriatri menjadi sangat penting untuk dipahami oleh tenaga kesehatan karena jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia yang semakin meningkat (Setiati, 2013). Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2014, jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa atau 8,03% dari seluruh penduduk Indonesia sehingga termasuk negara dengan struktur penduduk menuju tua atau ageing population. Hal ini juga mempengaruhi angka harapan hidup yang meningkat mencapai 70,7 tahun (BPS, 2015). Diperkirakan persentase lansia di Indonesia akan mencapai 11,34% pada tahun 2020 dan Indonesia akan menjadi negara ke-5 yang paling banyak jumlah lansianya pada tahun 2025. Perubahan struktur demografi ini mengakibatkan perubahan juga dalam strategi pelayanan kesehatan di Indonesia, yaitu dengan lebih memperhatikan penyakit yang terjadi pada lansia (Darmojo, 2009). Seiring peningkatan usia, insiden penyakit gastrointestinal juga meningkat. Salah satunya adalah kanker kolorektal yang merupakan penyebab kematian kedua terbanyak dari seluruh pasien kanker di Amerika Serikat. Rata-rata pasien dengan kanker kolorektal berusia 67 tahun dan lebih dari 50% kematian terjadi pada mereka yang berumur diatas 55 tahun (Abdullah, 2009). Lansia merupakan

kelompok terbesar yang didiagnosis kanker kolorektal, dengan tingkat kejadian 247,6/ 100.000 penduduk dibandingkan dengan 18,2/ 100.000 penduduk yang berusia dibawah 65 tahun (Travis et al, 2012). Faktor penting dalam penyebab kanker kolorektal adalah kebiasaan makan. Kejadian kanker kolorektal terjadi sekitar 10 kali lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan tinggi lemak, kurangnya asupan mikronutrien protektif (vitamin A, C, dan E), dan rendah serat. Hal ini mengakibatkan perubahan flora feses dan perubahan degradasi garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak dan sebagian zat ini bersifat karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebabkan pemekatan zat karsinogenik ini. Selain itu, karena proses penuaan yang mengakibatkan waktu transit feses menjadi lama sehingga kontak antara zat berpotensi karsinogenik ini dengan mukosa usus juga bertambah lama. Zat karsinogenik yang terus terakumulasi dan kontak dengan mukosa kolon seiring usia mengakibatkan terbentuknya mutasi genetik yang menyebabkan kanker (Crawford dan Kumar, 2013; Lindseth, 2006). Hemoroid juga merupakan penyakit yang sering terjadi pada lansia. Walaupun tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi morbiditas penyakit cukup tinggi dan mempengaruhi kualitas hidup lansia. Hemoroid sering terjadi setelah usia 50 tahun dan berkaitan dengan peningkatan tekanan vena di dalam pleksus hemoroidalis. Faktor-faktor risiko hemoroid pada lansia, antara lain pola buang air besar yang salah, peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor, konstipasi kronik, diare kronik atau diare akut yang berlebihan, hipertensi

porta, konsumsi serat rendah, kurang olahraga, dan imobilisasi (Crawford dan Kumar, 2013; Simadibrata K, 2009). Proses menua juga mengakibatkan tekanan intralumen yang cenderung tinggi sehingga dapat menimbulkan herniasi dinding usus atau divertikulosis yang merupakan penyebab tersering hematokezia pada pasien lebih dari dari 60 tahun (Aki, 2009; Stollman dan Raskin, 2004). Faktor imunologis yang rendah pada lansia juga berperan dalam patogenesis inflammatory bowel disease (IBD) baik pada crohn s disease maupun kolitis ulseratif (Ruel et al, 2014). Adanya peningkatan penyakit gastrointestinal bagian bawah pada lansia mengakibatkan meningkatnya keluhan saluran pencernaan seperti perdarahan saluran cerna bawah atau hematokezia, konstipasi, diare kronik, dan nyeri abdomen. Perdarahan saluran cerna bagian bawah mencerminkan adanya peningkatan insiden penyakit gastrointestinal bagian bawah, peningkatan komorbid, dan polifarmasi. Penyakit gastrointestinal yang dapat menyebabkan hematokezia antara lain divertikulosis, hemoroid, IBD, dan neoplasma kolon (adenoma dan kanker) (Triadafilopoulos, 2012). Konstipasi merupakan keluhan saluran cerna terbanyak yang terjadi pada usia lanjut. Sebanyak 30-40% orang berusia 65 tahun keatas mengalami konstipasi. Selain karena proses fisiologis menua, konstipasi bisa diakibatkan karena adanya obstruksi pada kolon oleh suatu penyakit seperti tumor dan divertikulosis (Pranarka dan Rahaya, 2009; Tremayne dan Harrison, 2016). Nyeri abdomen dan diare kronik juga merupakan keluhan yang sering terdapat pada lansia karena insiden penyakit gastrointestinal yang meningkat, seperti divertikulosis, IBD, polip, dan kanker kolorektal.

Oleh karena banyaknya penyebab atau diagnosis banding dari suatu keluhan gastrotintestinal pada lansia dibutuhkan suatu pemeriksaan diagnostik yang dapat penyebab keluhan tersebut yaitu kolonoskopi. Kolonoskopi adalah suatu prosedur pemeriksaan endoskopi menggunakan alat berupa kolonoskop untuk melihat kolon dan rektum. Pemeriksaan ini dapat menemukan penyebab dari keluhan seperti nyeri abdomen, gangguan defekasi, hematokezia, dan penurunan berat badan yang tidak jelas, serta biasa digunakan dalam skrining deteksi dini polip kolon dan kanker kolorektal (NIDDK, 2014). Penelitian ini dapat memberikan gambaran penyakit gastrointestinal bagian bawah pada lansia yang menjalani kolonoskopi sebagai pemeriksaan diagnostik sehingga dapat diketahui penyakit yang sering terjadi dan dapat mencegah terjadinya komplikasi, menurunkan risiko keparahan penyakit, dan menurunkan angka morbiditas serta mortalitas pada pasien geriatri. Oleh karena itu, penelitian tentang gambaran kolonoskopi pasien geriatri perlu dilakukan, khususnya di RSUP Dr. M. Djamil Padang karena penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang gambaran kolonoskopi pasien geriatri di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2014 2016. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana gambaran kolonoskopi pasien geriatri RSUP Dr. M. Djamil Padang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran kolonoskopi pasien geriatri di RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui frekuensi pemeriksaan kolonoskopi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. 2. Mengetahui karakteristik pasien geriatri meliputi usia dan jenis kelamin yang menjalani kolonoskopi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. 3. Mengetahui distribusi frekuensi indikasi kolonoskopi pasien geriatri di RSUP Dr. M. Djamil Padang. 4. Mengetahui distribusi frekuensi gambaran kolonoskopi pasien geriatri yang menjalani kolonoskopi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. 5. Mengetahui distribusi frekuensi hasil kolonoskopi berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, indikasi, dan lokasi saluran pencernaan bagian bawah pasien geriatri yang menjalani kolonoskopi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi peneliti 1. Memberikan pengalaman kepada peneliti untuk menerapkan dan memperluas ilmu tentang teori dan pengetahuan yang telah diterima dari perkuliahan. 2. Sebagai sarana pelatihan dan pembelajaran untuk melakukan penelitian.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pemeriksaan kolonoskopi dan penyakit saluran gastrointestinal bawah pada pasien geriatri. 1.4.2 Manfaat bagi institusi terkait Bagi institusi terkait dapat dijadikan pembelajaran tentang gambaran penyakit gastrointestinal bagian bawah pada usia lanjut yang menjalani kolonoskopi. 1.4.3 Manfaat bagi masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya pemeriksaan kolonoskopi pada usia lanjut.