BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan merupakan suatu perkembangan dan pertumbuhan manusia yang terus menerus dalam bentuk generasi tua mengajarkan kepada generasi yang lebih muda, berbagai hasil pelajaran dan pengamalan mereka dan orang-orang terdahulu dari mereka. Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia dalam berbagai dimensinya secara umum merupakan akibat dari adanya pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa untuk membantu, membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak didik secara teratur ke arah kedewasaan. 1 Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu mengembangkan dan menumbuhkan bakat, minat dan kemampuan akal seseorang menjadi manusia yang berilmu, beriman dan berakhlak. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, guna mencerdaskan anak bangsa yang demokratis dan bertanggung jawab. Hal ini, ditegaskan dalam Undang-Undang 1986), h. 12. 1 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1

2 No. 20 Tahun 2003 dalam bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran ditentukan oleh banyak faktorfaktor pendukung. Faktor-faktor yang mempengaruhi ini bisa berasal dari kalangan guru, siswa, materi pelajaran ataupun kondisi dan situasi saat proses pembelajaran tengah berlangsung. Belajar merupakan nafas kehidupan bagi seorang siswa. Karena hampir tidak pernah ditemukan siswa yang tidak belajar selama berstudi. Yang ada hanyalah perbedaan frekuensi belajar dan hasil belajar yang bervariasi. Belajar dan selalu belajar adalah tugas dari seorang siswa. Karena belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. 3 Disiplin adalah suatu tata tertib yang mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. 4 Kedisiplinan merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang hendak dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani 2 Departemen Pendidikan Nasional, UUSN No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 7. 3 Saiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahastya, 2002), Cet. I, h. 10. 4 Ibid., h. 12.

3 dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana pada umumnya. Jadi, pada hakikatnya kedisiplinan merupakan suatu sekumpulan tingkah laku yang dilakukan oleh individu maupun masyarakat yang mencerminkan adanya rasa ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Seorang siswa dapat disebut disiplin apabila ia melakukan suatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan, peraturan, norma yang berlaku dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun. Diberikannya tata tertib baik di sekolah maupun di rumah, kedisiplinan yang tertanam pada diri siswa akan diterapkan dimana saja dan kapan saja. Pengawasan terhadap pelaksanaanya serta penjelasan-penjelasan terhadap arti pentingnya kedisiplinan diharapkan akan dapat menumbuhkan rasa disiplin siswa. Sehingga dengan terciptanya kedisiplinan di sekolah akan mendukung proses kegiatan belajar mengajar yang ada, dengan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai maka seorang siswa akan dapat memperoleh prestasi yang baik. Akan tetapi, bagi anak yang tidak terbiasa dengan tata tertib hal ini akan menjadi terasa berat ketika dilakukan pada saat di sekolah. Anak yang kurang disiplin ini biasanya akan melanggar tata tertib yang ada karena ia berpikir peraturan itu merupakan keinginan apa yang ia lakukan. Berbagai faktor yang mempengaruhi anak kurang menunjukkan sikap tersebut, diantaranya lemahnya perhatian orang tua kepada anaknya dikarenakan orang tua selalu sibuk dengan urusan ekonomi, orang tua yang otoriter, keluarga yang brokenhome, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar anak, adanya

4 perkembangan media elektronik, kurang demokratisnya pendekatan dari orang tua maupun guru yang ada di sekolah. Dengan memberikan sanksi berjenjang di sekolah pada siswa diharapkan dapat merubah sikap dari kurang disiplin dan kurang bertanggung jawab menjadi anak yang berdisiplin dan bertanggung jawab. 5 Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. 6 Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini tidak hanya semata-mata sebagai pengajar yang transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik yang transfer of values dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Di samping itu, guru juga sebagai pelatih dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, aman, nyaman dan kondusif di kelas. Terlebih lagi, guru Pendidikan Agama Islam, dalam menjalankan tugasnya guru pendidikan agama Islam harus mampu menanamkan pemahaman agama dalam diri siswa sehingga diharapkan siswa mampu berperilaku sebagaimana yang tertuang dalam Al-quran dan hadis. Agama Islam adalah agama yang sempurna bagi manusia, segala perbuatan dan tingkah laku manusia seluruhnya telah di jelaskan dalam agama, 5 Isma, Bangkit Pendidikan Indonesia, diakses dari https://nicaturisma.wordpress.com/2013/05/27/peran-guru-dalam -meningkatkan kedisiplinan belajar- siswa. Pada hari Rabu tanggal 02 Maret 2016 Pukul 10.00 WITA. 6 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 125.

5 salah satu perilaku tersebut yakni perilaku disiplin. Dalam QS. An-nisa: 4/59 Allah SWT berfirman: Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. 7 Dari ayat di atas, terungkap pesan untuk patuh dan taat kepada para pemimpin, pemimpin dalam ruang lingkup sekolah yakni kepala sekolah dan semua dewan guru. Jika terjadi perselisihan di antara mereka, maka urusannya harus dikembalikan kepada aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggungjawab atas tugas yang diamanahkan, banyak peraturan-peraturan sekolah yang diamanahkan kepada siswa untuk dipatuhi salah satunya tentang disiplin belajar yang meliputi mengikuti pelajaran, memperhatikan penjelasan guru, segera menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, tidak meninggalkan kelas sebelum waktunya, selalu menyelesaikan tugas rumah tepat waktu, rutin belajar dirumah, menghargai waktu h. 88. 7 Kementrian Agama RI, Alqur an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005),

6 dan sebagainya. Namun, dalam implementasinya masih banyak siswa di sekolahsekolah yang tidak mematuhi aturan-aturan yang telah di tetapkan oleh pemimpin sekolah. Dalam hal tersebut, peneliti temukan di SMA Negeri 6 Kendari. Melalui observasi awal yang dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), di sekolah SMA Negeri 6 Kendari masih kurang memiliki kedisiplinan belajar siswa, indikator dari hal ini dapat dilihat dari adanya perilaku-perilaku siswa yang melanggar selama proses pembelajaran berlangsung. Bentuk bentuk pelanggaran tersebut seperti sering terlambat datang ke sekolah yang mengakibatkan terlambat mengikuti pembelajaran di kelas, terlambat mengumpulkan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, tidak memperhatikan guru ketika menerangkan, meminta izin kepada guru namun siswa berperilaku tidak sesuai dengan permohonan izinnya seperti meminta izin ke toilet tetapi siswa tersebut ke kantin sekolah, dan lain sebagainya. Hal ini didukung pula dengan pernyataan guru dan siswa, dalam hasil wawancara yang dilakukan bahwa: Dalam proses pembelajaran berlangsung, terdapat siswa SMA Negeri 6 Kendari yang apatis terhadap pembelajaran tengah berlangsung, malas mengikuti pelajaran serta tidak tepat waktu mengikuti jam pelajaran tersebut. 8 Salah seorang Wakil OSIS SMA Negeri 6 Kendari pula mengatakan bahwa: Kedisiplinan belajar siswa masih kurang memadai, karena sering terlambat datang ke sekolah, tidak mengikuti upacara atau apel pagi hal tersebut akan terus mempengaruhi keadaan siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran tengah berlangsung. 9 8 Wawancara, dengan Guru PAI, (Budi Suyatmi, S.Ag guru Kelas XII IIS 1 SMA Negeri 6 Kendari) pada tanggal 28 Februari 2016. 9 Wawancara, dengan anggota OSIS (Syntia Ratna Dewi, Siswa Kelas XII IIS 1 SMA Negeri 6 Kendari) pada tanggal 28 Februari 2016.

7 Jika ditinjau dari masalah yang ada di SMA Negeri 6 Kendari maka, diperlukan adanya taktik atau strategi yang dilakukan guru, terutama guru Pendidikan Agama Islam sebagai agen pembentukan karakter siswa yang islami agar siswa dapat berperilaku disiplin sebagaimana yang telah diajarkan Allah swt melalui kitabnya. Melihat hal tersebut, menarik inisiatif peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah SMA Negeri 6 Kendari dengan mengangkat judul Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa SMA Negeri 6 Kendari B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus masalah adalah: 1. Kedisiplinan Belajar Siswa SMA Negeri 6 Kendari. 2. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa SMA Negeri 6 Kendari. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Kedisiplinan Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMA Negeri 6 Kendari? 2. Bagaimana Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa SMA Negeri 6 Kendari?

8 D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kedisiplinan belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMA Negeri 6 Kendari. b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa SMA Negeri 6 Kendari. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran serta menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca khususnya yang berhubungan dengan strategi guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. 2) Dapat bermanfaat sebagai referensi keilmuan dan memperkaya khazanah kepustakaan di IAIN Kendari. b. Manfaat Praktis 1) Bagi mahasiswa IAIN Kendari pada khususnya dan mahasiswa secara umum akademisi dan para peneliti yang berkeinginan melaksanakan penelitian ini dan mengangkat judul yang sejenis dengan penelitian ini, maka bisa dijadikan sebagai sumber informasi data pendukung dan bahan perbandingan serta sumber ilmu pengetahuan.

9 2) Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memahami masalah yang dihadapi siswa-siswi kemudian dicarikan solusinya atau pemecahannya khususnya terkait dengan strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. E. Definisi Operasional Untuk memperjelas pemahaman pembaca sekaligus menghindari kesalahpahaman terhadap proposal penelitian ini maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam yang peneliti maksud adalah serangkaian tindakan yang ditempuh oleh guru Pendidikan Agama Islam yang tercermin dari cara atau kiat-kiat yang dilakukan dalam mendidik, melatih dan membina kedisiplinan belajar siswa SMA Negeri 6 Kendari yang meliputi bentuk keteladanan yang baik, pembinaan secara kontinu, penegakan aturan tata tertib dan kegiatan ekstrakurikuler. 2. Kedisiplinan Belajar Siswa yang peneliti maksud adalah suatu sikap dan tingkah laku atau perbuatan siswa dalam melaksanakan kewajiban belajar di sekolah seperti ketepatan waktu siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, siswa tidak ribut selama proses pembelajaran berlangsung, berada dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung, ketepatan waktu siswa dalam mengumpulkan tugas dan lain sebagainya yang sesuai dengan tata tertib siswa di SMA Negeri 6 Kendari.

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Strategi Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Secara etimologi kata strategi bisa berarti siasat, taktik, kiat-kiat, trik-trik atau cara secara umum, strategi mempunyai pengertian yaitu suatu garis-garis besar haluan bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. 1. Hal ini berarti bahwa strategi mengandung pengertian sebagai cara atau pola umum yang digunakan untuk bertindak demi pencapaian tujuan tertentu. Keberhasilan proses interaksi antara guru dan siswa yang terjadi di sekolah atau yang biasa dikenal dengan istilah pembelajaran, sangat ditentukan oleh beberapa faktor penting, salah satunya adalah kemampuan guru dalam mensiasati serangkaian tindakan yang harus dilakukan dalam pembelajaran. Rangkaian tindakan yang dilakukan guru dengan berbagai pendekatan yang digunakannya inilah yang kemudian dikenal dengan istilah strategi guru. Guru secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Karena tugasnya itu, ia menambah kewibawaannya ia menjadi dikenal dan keberadaan guru sangat diperlukan dalam masyarakat. Guru merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan. Ia merupakan ujung tombak pelaksana pendidikan, proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa memandang guru mereka. 2 Guru yang ideal 1 St. Fatimah Kadir, Strategi Belajar Mengajar, (Kendari: STAIN, 2007), h. 1. 2 Jamaludin, Pembelajaran Yang Efektif, (Jakarta: Depag. Pusat, 2002), h. 36. 10