BAB III EFEKTIVITASMENIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KAB MOJOKERTO KAWASAN SELATAN SETELAH ADANYA PP NOMOR 48 TAHUN a. Profil KUA Kecamatan Sooko

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III FAKTOR-FAKTOR PENINGKATAN PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI KUA SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV. Pelaksanaan perkawinan telah diatur di dalam UU No. 1 Tahun Pasal 12 yang berbunyi bahwa tata cara pelaksanaan perkawinan diatur

IV. GAMBARAN UMUM. Implementasi merupakan suatu kajian mengenai kebijakan yang mengarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan ujung tombak Kementerian

PROFIL KUA KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI 2010

BAB III PENGADUAN PASANGAN SUAMI ISTRI PRA CERAI DI KUA BUDURAN PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Mam MAKALAH ISLAM. PP dan PMA , Menuju KUA Berintegritas

BIMAS ISL STRATEGI DAN IMPLEMENTASI BIMAS ISLAM DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN URUSAN AGAMA ISLAM DAN PEMBERDAYAAN ZAKAT DAN WAKAF

BAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN. Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertempat di Jl. Putting Marga

BAB III KUA KECAMATAN SUKODONO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Realisasi Pendidikan dan Pelatihan. Semester I (Januari - Juni 2015)

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGAMA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian

BAB III PELAKSANAAN PENCATATAN PERKAWINAN ANAK ANGKAT DI KUA KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN. A. Biaya Administrasi Perkawinan di Kantor Urusan Agama Kecamatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

REALISASI DIKLAT SEMESTER 1 (JANUARI JUNI) BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO

PROFIL KANTOR URUSAN AGAMAKECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada Tahun 2015 ini terdapat 5 Kelurahan di Metro Timur, yaitu :

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

INSTRUKSI MENTERI AGAMA R.I. NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENINGKATAN PELAYANAN PERNIKAHAN PADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

BAB III PENENTUAN WALI HAKIM DI KUA KEC. TAYU KAB. PATI. 21 KUA Kecamatan yang ada di Kabupaten Pati, yang

- 5 - (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1692).

BAB III PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BIAYA NIKAH DI KUA WILYAH GRESIK UTARA

BAB III TINJAUAN UMUM KUA KEC. LEMBANG KAB. BANDUNG BARAT. Bandung Barat sebelah utara kota Bandung di bawah kaki gunung Tangkuban

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DEPARTEMEN AGAMA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

menikah akan membentuk keluarga yang sakinah, mawadah warahmah. Dalam pernikahan yang berlandaskan al- Qur an dan Sunnah. Tata cara tersebut antara

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

KATA PENGANTAR Ketentuan yang mengatur tenaga fungsional penyuluh kehutanan adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan.

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. berpasang-pasangan, menjadikan manusia laki-laki berpasangan dengan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KUBU KABUPATEN ROKAN HILIR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

-2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Un

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

2 Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerint

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

A. Gambaran Singkat KUA Kecamatan Sawahan Kota Surabaya dan KUA. Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

BAB III PENOLAKAN PENDAFTARAN PERNIKAHAN DUDA DI BAWAH UMUR OLEH KUA KECAMATAN DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

RENCANA KINERJA TAHUNAN KUA KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENCATATAN PERNIKAHAN DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM. kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

PENGUMUMAN NOMOR: 03/Pansel/JPT Pratama/11/2016

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2005 T E N T A N G

2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

2014, No

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

Sejak keberadaannya di Kabupaten Buru, Kantor Kementerian Agama telah dipimpin oleh tiga orang, antara lain :

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) NOMOR: PER 1275 /K/JF/2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemba

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Kep. MENPAN No. 7/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN LAHAT

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

DISAMPAIKAN OLEH: KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REPORMASI BIROKRASI 2011 LKPP, SIMPOSIUM,

BAB III PELAKSANAAN TES KESEHATAN PRA NIKAH BAGI CALON MEMPELAI LAKI-LAKI DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO

BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DEPARTEMEN AGAMA

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Transkripsi:

BAB III EFEKTIVITASMENIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KAB MOJOKERTO KAWASAN SELATAN SETELAH ADANYA PP NOMOR 48 A. Profil KUA Kab Mojokerto 1. KUA KecamatanSooko TAHUN 2014 a. Profil KUA Kecamatan Sooko Tanah dan bangunan yang digunakan KUA Kec.Sooko berdiri diatas tanah gendom awal menjalankan tugas dan fungsinya, Kantor Urusan Agama Kec.Sooko berkantor di sebelah utara Masjid Besar` DarusSalam Desa Gemekan Kec. Sooko Kab. Mojokerto milik Negara.Dan pada perkembangan selanjutnya KUA Kec.Sooko harus pindah kantor karena pada kantor sebelumnya akan digunakan untuk pelebaran masjid Besar Darus Salam Desa Gemekan Kec. Sooko.Kantor Urusan Agama Kec.Sooko sekarang terletak di jalan Kamas Setyo Adi 66 Desa Kedungmaling Kec.Sooko untuk sementara dalam kegiatannya KUA Kec.Sooko menempati Kantor Diknas Kec.Sooko milik Pemerintah Daerah Kab.Mojokerto. Dalam pelaksanaan tugasnya Kantor Urusan Agama Kec. Sooko mewilayahi 15 (lima belas) Desa : NO NAMA DESA 1. Gemekan 2. Blimbingsari 3. Brangkal 4. Kedungmaling 5. Klinterejo 6. Modongan 7. Sambiroto 8. Jampirogo 44

45 9. Japan 10. Sooko 11. Wringinrejo 12. Karangkedawang 13. Mojoranu 14 Tempuran 15. Ngingasrembyong Keadaan Geografis Kantor Urusan Agama Kec. Sooko. Dari segi geografis KUA Kecamatan Sooko merupakan wilayah Kecamatan paling dekat dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto. Dengan jarak ± 5 Km dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto. Dan ± 2 Km dari Masjid Besar Darus Salam DesaGemekan, dan 500 M sebelah utara pasar Kedungmaling. Adapun batas batas wilayah dari KUA Kecamatan Sookomeliputi : Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto b. Visi, Misi dan Motto KUA Sooko

46 Visi, Misi dan Motto. Visi Terwujudnya Keluarga Muslim Sooko yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah, sejahtera lahir dan bathin dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Misi 1. Meningkatkan kualitas dibidang administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan (Manajemen). 2. Reformasi Birokrasi pada sistem Pelayanan Nikah, Rujuk, Wakaf, Haji, Pangan Halal, Hisab Rukyat, Ibadah Sosial, dan Kemitraan Umat Beragama. 3. Meningkatkan pemahaman masyarakat dibidang Munakahat, Keluarga Sakinah, Kemasjidan, Zakat, Wakaf, Ibadah Sosial, Produk Halal, Hisab Rukyat dan Kemitraan Umat serta Haji/Umroh. 4. Menumbuhkan semangat hidup bermasyarakat yang bermartabat dengan mengamalkan ajaran agama serta menciptakan keharmonisan intern umat beragama (Islam). Antar umat beragama dan antar umat beragama dengan pemerintah. 5. Memanfaatkan IT untuk peningkatan ketertiban administrasi dan pelayanan publik. Motto Pelayanan : Kerja Keras, Cerdas, Tuntas dan Ikhlas

47 c. Struktur organisasi Agar tercapai tujuan yang diinginkan sebagaimana tugas pokok fungsi, visi dan misi tersebut di atas, maka ditetapkan bahwa KUA Kecamatan Sooko, berdasarkan KMA No.18 Tahun 1975 termasuk kategori Tipology A, seharusnya terdiri dari, seorang Kepala, tiga orang Penghulu dan tujuh orang Staf. Namun demikian, KUA Kecamatan Sooko dengan realitas aparat pegawai yang ada hanya terdiri dari seorang Kepala, satu orang penghulu serta lima orang staf ( 3 PNS dan 2 PTT / Honorer ) dan di bantu P3N sebanyak 16 Orang. Data Pegawai. No 1. 2. 3. 4. Nama / NIP Ahirizzen, SPd. I NIP. 196202061987031002 Mohamad Ibnu Mas ud NIP. 197110272005011001 Siti Halimah NIP. 196411081988032001 Miftahul Jinan NIP.195806271990031002 Pangkat Golongan Penata Tk.I III/d Penata III / c Penata Muda Tk.I III/ b Penata Muda Tk.I III/b Jabatan Kepala KUA Penghulu Muda 5. One DeasyNovianti - Honorer 6. Dicky Bagus Setiawan - Honorer Staf Staf Data P3N Kec. Sooko No NAMA ALAMAT KET 1 H. Shodiqin Gemekan 2 M. Kholiq Blimbingsari 3 Imam Bukhori, Sag Brangkal 4 Ali Imron Kedungmaling 5 M. Syaiful Bachri Klinterejo 6 Ach. Tafiin Modongan 7 Anas Syamsudin Muzakki, SHI Sambiroto

48 8 H. Sholihin Jampirogo 9 Ahmad Yasir, MPd. I Japan 10 H. Mahmud Andir Sooko 11 Abdul Aziz Sooko 12 Ach. Nasiruddin, SPd I Wringinrejo 13 Anshori Karangkedawang 14 ChoirulAnam Mojoranu 15 NonoHadiatno Tempuran 16 Sadukan Ngingasrembyong 2. KUA Kecamatan Puri a. Profil KUA Kecamatan Puri Kantor Urusan Agama Kecamatan Puri merupakan salah satu dari 18 KUA Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa Timur. Sebelum tahun 2004 Kecamatan Puri terdiri dari 22 Desa, yaitu : Tampungrejo, Plososari, Kintelan,Brayung, Ketemasdungus, Puri, Tangunan, Sumbergirang, Kebonagung, Mlaten, Medali, Balongmojo, Sumolawang, Tambakagung, Kenanten, Banjaragung, Jabon, Gayaman, Sumberjati, Gebangmalang, Kepuhanyar dan lengkong. Namun dalam perkembangan berikutnya, tepatnya pada bulan juli 2004 di Kab. Mojokerto terjadi pemekaran wilayah Kecamatan yaitu Kec. Mojoanyar, sehingga terjadi pemecahan wilayah di dua Kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Puri yang awalnya mewilayahi 22 Desa, tinggal 16 Desa yaitu : NO NAMA DESA 1. Tampungrejo 2. Plososari 3. Kintelan 4. Brayung 5. Ketemasdungus 6. Puri 7. Tangunan 8. Sumbergirang 9. Kebonagung 10. Mlaten

49 11. Medali 12. Balongmojo 13. Sumolawang 14 Tambakagung 15. Kenanten 16. Banjaragung Sedangkan yang 6 Desa masuk wilayah Kec. Mojoanyar, yaitu: NO NAMA DESA 1. Jabon 2. Gayaman 3. Sumberjati 4. Gebangmalang 5. Kepuhanyar 6. Lengkong b. Visi, Misi dan Motto KUA Kecamatan Puri A. Visi, Misi dan Motto. 1. Visi : Terwujudnya Keluarga Muslim Puri yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah, sejahtera lahir dan bathin dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Misi : a. Meningkatkan kualitas dibidang administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan ( Manajemen ). b. Reformasi Birokrasi pada sistem Pelayanan Nikah, Rujuk, Wakaf, Haji, pangan halal, hisab rukyat, Ibadah Sosial. Dan Kemitraan umat beragama. c. Meningkatkan pemahaman masyarakat dibidang Munakahat, Keluarga Sakinah, Kemasjidan, Zakat, Wakaf, Ibadah Sosial, Produk Halal, Hisab Rukyat dan Kemitraan Umat serta Haji /Umroh.

50 d. Menumbuhkan semangat hidup bermasyarakat yang bermartabat dengan mengamalkan ajaran agama serta menciptakan keharmonisan intern umat beragama ( Islam ). Antar umat beragama dan antar umat beragama dengan penmerintah. e. Memanfaatkan IT untuk peningkatan ketertiban administrasi dan pelayanan publik. 3. Motto Pelayanan Kerja Ikhlas, Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Tuntas c. Struktur Organisasi Agar tercapai tujuan yang diinginkan sebagaimana tugas pokok fungsi, visi dan misi tersebut di atas, maka ditetapkan bahwa KUA Kecamatan Puri, berdasarkan KMA No.18 Tahun 1975 termasuk kategori Tipology A, seharusnya terdiri dari, seorang Kepala, tiga orang Penghulu dan tujuh orang Staf. Namun demikian, KUA Kecamatan PURI dengan realitas aparat pegawai yang ada hanya terdiri dari seorang Kepala, satu orang penghulu serta empat orang staf ( 1 PNS dan 3 PTT / Honorer ) dan di bantu P3N sebanyak 16 Orang.

51 1. Data Pegawai No 1. 2. 3. Nama / NIP Dr. Chasiru Zainal Abidin, M. Pd. i NIP. 19710106 199703 1 002 Ismail SPdi. NIP. 19780710 200501 1 005 Ahmad HilmiMuzakki NIP.19810717 200501 1 005 4. Yeni Mudzalifah 5. Mohammad Umar Santoso 6. Syamsiati Alimah Tempat Tgl lahir Nganjuk, 06-01-1971 Mojokerto, 21-08-1962 Mojokerto, 17-07-1981 Mojokerto, 06-02-1987 Mojokerto, 18-01-1982 Malang, 15-11-1983 Pangkat Golongan Penata Tk.I IV/a Penata Muda Tk.I III / c Pengatur Muda Tk.I (II/ b Jabatan Kepala KUA Penghulu Pertama TMT 07-10-2010 01-04-2014 Staf 11-10-2010 - Honorer 30-08-2004 - Honorer 04-06-2007 - Honorer 01-07- 2011 2. Data P3N Kec. Puri NO NAMA ALAMAT KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 H. Suratman Masduqi Moch. Khoiri, M. Pd.I Kasirin Bambang Sukirno Purnomo M. Zainul Arifin Waridan Romeli Achmad Shodik Muslim Bachri Sajidun H. Soni Abadi H. Khusairi Sunhadji Romelan Junaidi Tampungrejo Plososari Kintelan Brayung Ketamasdungus Puri Tangunan Sumbergirang Kebonagung Mlaten Medali Balongmojo Sumolawang Tambakagung Kenanten Banjaragung

52 3. KUA Kecamatan Trowulan a. Profil KUA Trowulan KUA KEC.TROWULAN merupakan unit pelaksana dari Kantor Kementerian agama Kab. Mojokerto yang ada di daerah/wilayah Kec. Trowulan, yang mana segala kegiatan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Wilayah Kec.Trowulan. KUA KEC.TROWULAN secara struktural dan fungsional merupakan bagian dari instrument pemerintah yang dalam melaksanakan tugasnya tidak lepas dari kerja sama dan koordinasi dengan instansi terkait yang ada di wilayah Kecamatan. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Trowulan pada mulanya bertempat berdampingan dengan masjid Raden Fatah Trowulan. Namun ketika masjid tersebut direnovasi dan diperluas pada sekitar tahun 1983 maka Bpk H.Abd. Manan ( mantan kepala KUA ) menghibahkan tanah pekaranganya yang tempatnya tidak jauh dari masjid pada Kantor Kementerian agama Kab.Mojokerto kala itu,yang kemudian dibangunlah gedung KUA Kec.Trowulan. Meskipun berberpindah kantor, namun Register Nikah (Akta Nikah) yang ada masih tersimpan dengan rapi sampai sekarang mulai tahun 1943. Dengan telah dibangunnya gedung KUA Trowulan dan telah menempati gedung sendiri, maka kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat terus berusaha untuk ditingkatkan. Gedung KUA berdiri diatas lahan tanah seluas 720 M2 dengan Luas Bangunan 142 M2 dan Luas Halaman 578 M2 sedangkan status tanahnya adalah tanah

53 hibah. Dari tahun ketahun sejak berdirinya, KUA Kecamatan Trowulan mengalami peningkatan frekwensi pernikahan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan penduduk. KUA KEC.TROWULAN terus berkembang, apalagi seiring terbitnya KMA 477 Tahun 2004 tentang Pencatatan Nikah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/62/M.PAN/6/2005 tentang Jabatan Fungsional Penghulu dan Angka Kreditnya, maka KUA KEC.TROWULAN melaksanakan restrukturisasi sesuai acuan peraturan tersebut dengan struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang Kepala, satu orang tenaga fungsional penghulu dan dibantu dua tenaga tata usaha dengan kualifikasi pendidikan dan persyaratan lain yang sesuai dengan standar tugasnya masing-masing. Adapun wilayah Kecamatan Trowulan terbagi ke dalam 16 desa, yaitu: 1. Desa Trowulan 2. Desa Sentonorejo 3. Desa Pakis 4. Desa Temon 5. Desa Beloh 6. Desa Domas 7. Desa Jambuwok 8. Desa Watesumpak 9. Desa Jatipasar 10. Desa Bejijong 11. Desa Kejagan 12. Desa Wonorejo 13. Desa Tawangsari

54 14. Desa Panggih 15. Desa Bicak 16. Desa Balongwono b. Visi, Misi dan Motto KUA Kecamatan Trowulan B. Visi, Misi dan Motto. Visi : Terwujudnya Keluarga Muslim Trowulan yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah, sejahtera lahir dan bathin dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Misi : a. Meningkatkan kualitas dibidang administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan ( Manajemen ). b. Reformasi Birokrasi pada sistem Pelayanan Nikah, Rujuk, Wakaf, Haji, pangan halal, hisab rukyat, Ibadah Sosial. Dan Kemitraan umat beragama. c. Meningkatkan pemahaman masyarakat dibidang Munakahat, Keluarga Sakinah, Kemasjidan, Zakat, Wakaf, Ibadah Sosial, Produk Halal, Hisab Rukyat dan Kemitraan Umat serta Haji /Umroh. d. Menumbuhkan semangat hidup bermasyarakat yang bermartabat dengan mengamalkan ajaran agama serta menciptakan keharmonisan intern umat beragama ( Islam ). Antar umat beragama dan antar umat beragama dengan penmerintah. e. Memanfaatkan IT untuk peningkatan ketertiban administrasi dan pelayanan publik.

55 C. Motto Pelayanan Kerja Ikhlas, Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Tuntas C. Struktur Organisasi Dalam bidang pelayanan pernikahan dan rujuk, KUA Kecamatan Trowulan dibantu oleh 18 Anggota Pembantu Pencatat Nikah (P3N) yang tersebar di 16 wilayah desa se-kecamatan Trowulan. Karena terdapat beberapa desa yang mempunyai wilayah yang luas dan jarak yang agak jauh, maka ada beberapa desa yang memiliki lebih dari satu P3N. Kantor Urusan Agama Kecamatan Trowulan didukung oleh 7 pegawai yang terdiri dari 1 (satu) orang Kepala dan 1 (satu) orang Penghulu serta 2 (dua) orang Staf,2 (dua) orang tenaga honorer serta dibantu 1 (satu ) orang pnjaga kantor. Data Pegawai Menurut Jenis Kelamin JENIS KELAMIN NO JENIS Laki-Laki Perempuan JUMLAH KET 1 Kepala KUA 1-1 PNS 2 Penghulu 1-1 PNS 3 Staff 1 1 2 PNS Jumlah 3 1 4

56 Data Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan STATUS KUALIFIKASI PENDIDIKAN NO KEPEGAWAIAN SLTA D2 S1 S2 JUMLAH 1 PNS 1 1 1 1 4 2 CPNS - - - - - 3 PERTENTANGAN 1-2 - 3 Jumlah 3-4 - 7 NO Data Pegawai Berdasarkan jenjang Golongan/Kepangkatan STATUS KEPEGAWAIAN Gol. IIc Pangkat/Gol Gol. IIIb Gol. IIIc Gol. IIId JUMLAH 1 Kepala KUA - - - 1 1 2 Penghulu - 1 - - 1 3 Staff 1 1 - - 2 Jumlah - 3 1-4 B. Efektifitas Menikah di Kantor Urusan Agama KAB Mojokerto Kawasan Selatan Setelah Adanya PP Nomor 48 Tahun 2014 KUA Kab Mojokerto adalah lembaga atau Instansi Kementerian Agama Republik Indonesia di Kab Mojokerto yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kab Mojokerto di bidang pencatatan perkawinan. Di dalam PMA No. 11 Tahun 2007 Pasal 21 ayat 1 menyatakan bahwa akad nikah dilaksanakan di KUA, sedangkan ayat 2 menyatakan bahwa atas permintaan calon

57 pengantin dan atas persetujuan PPN, akad nikah dapat dilaksanakan di luar KUA. 1 Pada Tahun 2013, tepatnya pada Bulan Desember ada sebuah kasus yang dianggap telah mencoreng Instansi KUA, yakni adanya Kepala KUA Kota Kediri yang bernama pak Romli telah dianggap melakukan gratifikasi oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Di dalam kasus tersebut pak RomliRomli dituduh melakukan pungutan liar sejak 2 Januari hingga 31 Desember 2012 dengan jumlah 713 peristiwa perkawinan. Saat ini kasus Romli tengah ditangani Pengadilan Tipikor Surabaya, setelah beberapa waktu lalu sempat dititipkan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kediri oleh Kejari Kota Kediri. Adanya kasus pak Romli di atas diakibatkan oleh perubahan dalam peraturan perundang-undangan. Sehingga Instansi yang terkait menuai kebingungan, perubahan tersebut dapat dilihat dari perubahan peraturan PMA, bahwasanya dalam sejarahnya, yakni sebelum terbentuknya PMA No. 11 Tahun 2007, biaya tentang pelaksanaan nikah tertera dengan jelas, bahwa biaya tersebut ditanggung oleh catin (Calon Pengantin). Akan tetapi dengan adanya peraturan yang baru, yakni dalam PMA No. 11 Tahun 2007.Biaya tersebut tidak dicantumkan. 2 Sejarah tentang biaya pelaksanaan nikah yang harus ditanggung oleh catin bisa dilihat dalam PMA No. 2 Tahun 1990 tentang kewajiban PPN Pasal 22 yang berbunyi sebagai berikut: 1 PMA No. 11 Tahun 2007. 2 Sejarah peraturan tentang biaya pelayanan nikah/rujuk.

58 1. Akad nikah dilangsungkan di balai nikah. 2. Atas permintaan yang bersangkutan dan mendapat persetujuan PPN atau pembantu PPN, akad nikah dapat dilakukan di tempat lain di dalam wilayahnya. 3. Dalam hal akad dilangsungkan di luar balai nikah di dalam wilayahnya, halaman akhir data pemeriksaan nikah diisi dan ditanda tangani oleh PPN atau Pembantu PPN dan oleh masing-masing yang bersangkutan. 4. Honorarium pembantu PPN, biaya transport PPN atau Pembantu PPN untuk menghadiri akad nikah di luar balai nikah dibebankan kepada yang bersangkutan yang besarnya ditetapkan oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi atas usul kepada Bidan Urusan Agama Islam/Bidang bimbingan masyarakat Islam/Bidang Bimbingan Masyarakat dan pembinaan Kelembagaan Agama Islam dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah setempat. 3 Setelah PMA No. 2 Tahun 1990 kemudian peraturan tersebut dihapus dengan KMA No. 298 Tahun 2003 tentang Pencatatan Nikah Pasal 21 yang berbunyi: 1. Akad nikah dilangsungkan di balai nikah. 3 PMA No. 2 Tahun 1990.

59 2. Atas permintaan calon pengantin yang bersangkutan akad nikah dapat dilaksanakan di luar balai nikah dengan persetujuan PPN. 3. Biaya transport PPN atau pembantu PPN dalam pelaksanaan di luar balai nikah dibebankan kepada calon pengantin yang besarnya ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi atas usul Kepala Bidang yang menangani tugas kepenghuluan dengan persetujuan Gubernur. 4 Dari kedua peraturan di atas, peraturan tentang biaya pelaksanaan nikah/rujuk masih tertera dengan jelas, bahwa biaya tersebut dibebankan kepada yang bersangkutan, dalam hal ini dibebankan kepada calon pengantin yang besarnya ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi. Akan tetapi Setelah diatur di dalam KMA No. 298 Tahun 2003. Kemudian mengalami perubahan perundangan yang mana KMA No. 298 Tahun 2003 telah dihapus oleh KMA No. 477 Tahun 2004 tentang Pencatatan Nikah Pasal 20 yang berbunyi: 1. Akad nikah dilaksanakan di KUA Kecamatan oleh Penghulu. 2. Atas permintaan calon pengantin yang bersangkutan akad nikah dapat dilaksanakan di luar KUA Kecamatan dengan persetujuan penghulu. 5 4 KMA No. 298 Tahun 2003. 5 KMA No. 477 Tahun 2004.

60 Setelah diatur di dalam KMA No. 477 Tahun 2004. Kemudian peraturan tersebut dihapus oleh PMA No. 11 Tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah Pasal 21 yang berbunyi: 6 1. Akad nikah dilaksanakan di KUA. 2. Atas permintaaan calon pengantin dan atas persetujuan PPN, akad nikah dapat dilaksanakan di luar KUA. Dari kedua peraturan di atas, mengenai biaya pelayanan nikah/rujuk sudah tidak tertera.hal inilah yang menimbulkan masalah yang sedang terjadi. Sedangkan di dalam UU No. 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah Talak dan Rujuk Pasal 1 ayat 4 menyebutkan bahwa: Seseorang yang nikah, menjatuhkan talak atau merujuk, diwajibkan membayar biaya pencatatan yang banyaknya ditetapkan oleh Menteri Agama. Dari mereka yang dapat menunjukkan surat keterangan tidak mampu dari kepala desannya (kelurahannya) tidak dipungut biaya. Surat keterangan ini diberikan dengan percuma.biaya pencatatan nikah, talak dan rujuk dimasukkan di dalam Kas Negara menurut aturan yang ditetapkan oleh Menteri Agama. Di dalam UU No. 22 Tahun 1946 di atas telah dijelaskan bahwa diwajibkan membayar biaya pencatatan yang banyaknya ditetapkan oleh Menteri Agama.Adapun mengenai biaya pencatatan yang banyaknya ditetapkan oleh Menteri Agama telah diatur di dalam PP No. 51 Tahun 2000 Jo. PP No. 47 Tahun 2004 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan 6 PMA No. 11 Tahun 2007.

61 Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Agama dalam lampirannya dijelaskan bahwa Biaya Pencatatan Nikah Rp. 30.000,- per peristiwa. 7 Yang terbaru Pemerintah akhirnya menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014 yang merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Agama pada 27 Juni 2014 lalu. Yang isinya adalah : Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4455) diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 6 (1) Setiap warga negara yang melaksanakan nikah atau rujuk di Kantor Urusan Agama Kecamatan atau di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan tidak dikenakan biaya pencatatan nikah atau rujuk. (2) Dalam hal nikah atau rujuk dilaksanakan di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan dikenakan biaya transportasi dan jasa profesi sebagai 7 PP No. 51 Tahun 2000 Jo.PP No. 47 Tahun 2004.

62 penerimaan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan. (3) Terhadap warga negara yang tidak mampu secara ekonomi dan/atau korban bencana yang melaksanakan nikah atau rujuk di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah). (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara untuk dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah) kepada warga negara yang tidak mampu secara ekonomi dan/atau korban bencana yang melaksanakan nikah atau rujuk di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri Agama setelah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan. 8 Peraturan ini seolah menjadi angin segar bagi petugas KUA terutama Penghulu selaku pelaksana Perkawinan, cerai dan talak, mereka lega karena sekarang ada payung hukum yang jelas terkait biaya transport ketika menerima tugas menikahkan pengantin di luar KUA dan di luar jam kerja.pihak Kementrian Agama melalui KUA setempat pun gencar melakukan sosialisasi hingga lapisan terbawah terkait peraturan ini ke seluruh masyarakat.masyarakat pun kini merasa di lebih mudah dan terbantu dengan adanya peraturan ini terutama mereka dari golongan menengaskebawah.dan sejak diberlakukannya peraturan ini sampai pada hari ini, ada perubahan yang sangat signifikan terkait antusias masyarakat untuk melaksanakan pernikahan di KUA.Menurut bapak Ahirizzen, kepala 8 PP Nomor 48 Tahun 2014.

63 KUA Sooko, di wilayah Kecamatan Sooko sendiri, peningkatannya sampai 60-80%, orang-orang kini mau melaksanakan akad nikah di kantor, dulu sebelum ada peraturan ini, hanya 30% orang-orang mau melaksanakan pernikahan di kantor. Dengan alasan utama adalah alasan ekonomi. 9 Beliau juga menambahi dengan adanya peraturan ini pihak KUA pun merasa lebih ringan dalam melaksanakan tugas terkait akad nikah, cerai dan rujuk.karena kini masyarakat yang datang sendiri ke KUA. Penghulu tinggal menunggu di kantor saja. Setali tiga uang dengan Kepala KUA Sooko, Kepala KUA Puri pun berpendapat demikian.dengan adanya peraturan ini, masyarakat semakin sadar dan bersedia melaksanakan akad nikah di KUA.Dan yang utama adalah tidak ada intervensi atau paksaan dari KUA untuk melaksanakan akad nikah di KUA. Semua atas dasar kesadaran masyarakat sendiri. 10. ketika di singgung tentang analisis MaslahahMursalah bila di kaitkan dengan PP Nomor 48 Tahun 2014, Bapak Berumur 45 Tahun ini setuju jika manfaat yang dituju adalah untuk masyarakat. Karena melihat masyarakat kita sebagian besar adalah dari kalangan menengah kebawah.maka analisis MaslahahMursalah ini dirasa cukup tepat, karena manfaat yang dirasakan terkait dengan peraturan ini dapat dirasakan langsung masyarakat kita. 11 9 Ahirizzen, wawancara, Mojokerto, 02 juli 2015. 10 Chasiru, wawancara, Mojokerto, 02 Juli 2015. 11 ChasiruIbid.

64 Harapan untuk PP Nomor 48 Tahun 2014 ini adalah bahwa peraturan ini dapat berlaku efektif dan maksimal, agar tidak terjadi penyalah gunaan wewenang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.