BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat


BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAH AR

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. ringan (TD diastole ), sedang (TD diastole ), dan berat (Td

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi sosial. Gejalanya sudah. tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun (Priyatna, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya Umur Harapan Hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi di abad ke-21 ini mampu mengubah

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang melebihi 140/90 mmhg yang dikonfirmasikan pada berbagai kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan penyakit asimptomatik yaitu seringnya tidak menunjukkan tanda gejala sebelum menyerang organ lain seperti serangan jantung atau stroke. Hal ini juga yang menyebabkan banyak pendapat bahwa hipertensi adalah the silent killer (Rohatami 2015). Data WHO menyebutkan, jumlah penderita hipertensi di India tahun 2000 sebanyak 69,3 juta jiwa dan diperkirakan sebanyak 107,3 juta jiwa pada tahun 2025. Di Cina pada tahun 2000 sebanyak 98,5 juta jiwa menderita hipertensi dan diperkirakan tahun 2025 meningkat menjadi 151 juta jiwa. Sedangkan di bagian Asia tercatat tahun 2000 penderita hipertensi sebanyak 38,4 juta jiwa dan diperkirakan tahun 2025 meningkat menjadi 67,3 juta. Data ini menunjukkan bahwa hipertensi masih menjadi ancaman bagi masyarakat dunia (Kamaludin, 2010). Menurut Riskesdas (2013), hipertensi termasuk golongan penyakit tidak menular. Prevalensi hipertensi meningkat dari 7,6 persen pada tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebanyak 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). Sedangkan di pulau Jawa, propinsi Jawa Tengah ada di urutan terbanyak nomor dua (26,4%) setelah Jawa Barat (29,4%) (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada tahun 2013 jumlah pasien hipertensi yaitu sebanyak 7.544 jiwa, pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 9.373 jiwa. Jumlah pasien hipertensi terbanyak di Kabupaten Pekalongan tepatnya berada di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo (Data Dinkes Kabupaten Pekalongan, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan jumlah pasien hipertensi sejak bulan Januari hingga

2 bulan Oktober 2015 sebanyak 1.975 pasien hipertensi. Terbanyak kasus di Desa Jetak Kidul yaitu sebanyak 193 pasien. Kebanyakan diderita oleh perempuan usia di atas 45 tahun. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi yang sering terjadi pada usia lebih dari 30 tahun dan akan meningkat pada usia 50 tahun (Smeltzer & Bare, 2004). Komplikasi yang sering terjadi pada penderita hipertensi apabila tidak terdeteksi secara dini antara lain komplikasi ginjal sebanyak 10 %, stroke 15 %, dan komplikasi jantung 75 % (Listiyani, 2004). Berdasarkan data Depkes RI (2010) presentasi penduduk Indonesia yang mempunyai keluhan kesehatan secara nasional pada tahun 2008 adalah 33,24 %, penyakit sistem sirkulasi darah menduduki peringkat pertama penyebab kematian yaitu 11,06 %. Hipertensi merupakan penyakit yang membutuhkan perawatan untuk mengendalikan tekanan darah. Banyak metode yang telah ditemukan untuk mengatasi hipertensi, baik secara farmakologi dan non-farmakologi. Terapi farmakologi yaitu terapi yang penderitanya harus minum obat secara rutin, hal ini menyebabkan penderita menjadi bosan, sehingga penderita hipertensi kurang patuh meminum obat. Hal ini merupakan alasan tersering kegagalan terapi farmakologi (Harvey, 2013 dalam Rohatami 2015). Terapi nonfarmakologi yaitu dengan cara hipnoterapi, pijat refleksi, relaksasi Benson, terapi murottal, terapi musik dan bekam. Jenuhnya masyarakat terhadap pengobatan medis yang syarat akan efek samping penggunaan obat dapat merusak hati dan ginjal jika digunakan dalam jangka panjang, kini masyakat mulai melirik pengobatan non-farmakologi (Harvey, 2013). Di antara penanganan non-farmaklogi tersebut yaitu hipnoterapi dan terapi murottal. Metode ini dipilih karena kecilnya efek samping yang ditimbulkan dan lebih ekonomis. Terapi dengan hipnoterapi tidak ada obat yang diminum, pembedahan, ataupun penggunaan alat kedokteran. Terapi ini hanyalah menggunakan kekuatan sugesti yang akan langsung merelaksasikan kondisi pasien, sehingga dapat menjadi lebih nyaman dalam waktu yang cukup singkat. Hipnoterapi belum banyak dikenal dan dikembangkan sebagai terapi keperawatan di Indonesia. Namun bagi yang sudah memahami, terapi

3 kognitif seperti hipnoterapi ini merupakan jenis terapi yang efektif dalam mengatasi beberapa masalah kesehatan, termasuk dalam menurunkan tekanan darah dengan sedikit atau hampir tidak ada efek samping sama sekali. Dampak yang diharapkan adalah dapat segera merilekskan dan menurunkan tekanan darah, mempersingkat lama rawat, meningkatkan pemulihan fisik, serta meringankan respon psikoemosional pasien (Closkey & Bulechek, 2004 dalam Nugroho, Asrin & Sarwono, 2012). Keefektifan hipnoterapi telah banyak dibuktikan. Menurut American Psichological Association (APA), Dictionary of sychology (2007), bukti-bukti ilmiah menunjukkan hipnoterapi dapat mengatasi hipertensi, asma, insomnia, manajemen rasa nyeri akut maupun kronis, anorexia, nervosa, makan berlebih, merokok, dan gangguan kepribadian. Selain itu dibuktikan oleh Nugroho, Asrin & Sarwono (2012) dalam hasil penelitiannya di Desa Sumpiuh bahwa hipnoterapi dapat menurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode non-farmakologi lain yang efektif terhadap penurunan tekanan darah adalah terapi murottal, yaitu dengan mendengarkan bacaan Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori. Suara Al-Qur an ibarat gelombang suara yang memiliki ketukan dan gelombang tertentu, menyebar dalam tubuh kemudian menjadi getaran yang bisa mempengaruhi fungsi gerak sel otak dan membuat keseimbangan di dalamnya. Terapi murottal dapat mempengaruhi getaran neuronnya akan stabil kembali. Al-Qur an mempunyai beberapa manfaat karena terkandung beberapa aspek yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan antara lain mengandung unsur meditasi, autosugesti dan relaksasi (Ernawati & Sangiran, 2013). Pengaruh terapi murottal berupa adanya perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak jantung dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukkan adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi murottal bekerja pada otak, ketika didorong oleh rangsangan dari luar (terapi murottal), maka otak akan

4 memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini menyangkut pada reseptor-reseptor mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan (Sadriyah, 2012). Mendengarkan murotal dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual seseorang (SQ). Murottal yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat Ar-Rahman. Surat ini terdiri dari 78 ayat. Dalam surat ini terdapat ayat yang diajadikan acuan para dokter muslim untuk menangani masalah kesehatan yang dinyatakan sebagai state of equilibrium dan merupakan sumber terbaik menurut Islam pada prinsip sehat (Ernawati & Sangiran, 2013). Terapi murottal ini salah satunya telah dibuktikan oleh Matin, Lutfi & Abdul (2012) di Desa Pegumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan bahwa dalam penelitiannya didapatkan hasil ada pengaruh mendengarkan terapi murottal terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Banyaknya metode yang digunakan yang mana masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing metode tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. B. Rumusan masalah Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dan tidak dapat disembuhkan, sehingga penderita membutuhkan perawatan untuk mengendalikan tekanan darahnya. Untuk mengendalikan tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi farmakologis dan non-farmakologi. Pasien harus meminum obat secara rutin pada terapi farmakologi, sehingga menjadikan pasien hipertensi kurang patuh meminum obat dan ini menjadikan alasan tersering kegagalan terapi farmakologi. Pengobatan non-farmakologi untuk mengendalikan tekanan darah bisa dilakukan dengan hipnoterapi dan terapi murottal seperti pada penelitian yang

5 telah dilakukan sebelumnya. Pengaruh hipnoterapi dan terapi murottal dapat memberikan efek relaksasi sehigga dapat mengaktifkan saraf parasimpatis sehingga dapat mempengaruhi tekanan darah menjadi menurun. Prevalensi hipertensi di Asia termasuk di Indonesia ini terus meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada tahum 2013 jumah pasien hipertensi yaitu sebanyak 7.544 jiwa, pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 9.373 jiwa. Jumlah pasien hipertensi terbanyak di Kabupaten Pekalongan tepatnya berada di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo. Dengan demikian dirumuskan pertayaan penelitian Bagaimanakah perbandingan pengaruh hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Tujuan secara umum dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk menganalisis efektifitas hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. 2. Tujuan khusus a. Membandingkan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan Mean Arterial Pressure (MAP) pasien hipertensi sebelum dan setelah diberi perlakuan hipnoterapi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. b. Membandingkan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan MAP pasien hipertensi sebelum dan setelah diberi perlakuan terapi murottal di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. c. Membandingkan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan MAP antara perlakuan hipnoterapi dan terapi murottal pada pasien

6 hipertensi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. D. Manfaat 1. Bagi institusi pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bacaan dan literatur untuk menambah wawasan tentang manfaat hipnoterapi dan terapi murottal dalam tindakan keperawatan serta dijadikan sebagai referensi bagi peneliti berikutnya. 2. Bagi profesi keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam tindakan keperawatan mandiri non-farmakologi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi. 3. Bagi responden Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada responden tentang manfaat hipnoterapi dan terapi murottal terhadap kesehatan khususnya stres, sehingga responden dapat menjaga kestabilan tekanan darah dan dapat menjaga kesehatannya. 4. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi serta bahan kajian bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian sejenis maupun modifikasi terutama mengenai aplikasi hipnoterapi dan terapi murottal. E. Keaslian penulisan Penelitian ini membandingkan pengaruh hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pada psien hipertensi. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu:

7 Tabel 1.1 Keaslian penelitian Judul No. Nama Peneliti Tahun Penelitian 1 Matin, Lutfi 2012 Pengaruh Terapi Abdul Murottal Terhadap Penurunan pada Lansia Dengan Hipertensi di Desa Pegumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan 2. Sadriyah 2012 Pengaruh Terapi Murottal pada Penurunan Tingkat Stres Pasien Hipertensi di RSUD Kraton Pekalongan 3. Nugroho, Irnawan Andri., Asrin, Sarwono 2012 Efektifitas Pijat Refleksi Kaki dan Hipnoterapi terhadap Penurunan pada Pasien Hipertensi 4. Ernawati 2013 Pengaruh Mendengarkan Murottal Q.S. Ar-Rahman Terhadap Pola Pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta Desain Penelitian pra eksperimen dengan pendekatan one group pretest and posttest design Quasi experiment. Quasi experiment yang menggunkanan two group pretesposttest design. Quasy experiment design dengan pendekatan prepost test with control group Hasil Penelitian Hasil penelitian menggunakan paired sample T-Test didapatkan nilai p- value penurunan tekanan darah sistol sebesar 0,000 dan p-value penurunan tekanan darah diastol sebesar 0,000, sehingga ada pengaruh mendengarkan terapi murottal terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Desa Pegumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian diketahui ada pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tingkat stress pasien hipertensi di RSUD Kraton Pekalongan dengan p-value sebesar 0,000<0,05. Dari hasil penelitian ini adanya perbedaan keefektifan antara pijat refleksi kaki dan hipnoterapi terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Hasil perhitungan statistic pada tekanan darah sistole didapatkan nilai Sig. 0,000 (Sig. < 0,05). Hasil penelitian meunjukkan bahwa nilai tekanan darah sisstol pada kelompok kontrol dan eksperimen sebelum diberi perlakuan adalah 0.117 dan nilai tekanan darah diastole 0.340. Sedangkan nilai tekanan darah sistol pada kelompok kontrol dan eksperimen setelah diberi perlakuan sebesar 0.012 dan 0,049 pana nilai tekanan darah diastole. Kedua nilai dianggap signifikan karena nilai p <0.05.

8 Judul No. Nama Peneliti Tahun Penelitian 5. Widyastuti, 2015 Pengaruh Terapi Maria, Berthy Murottal Surah Ar-Rahman Terhadap Perubahan Pada Lanjut Usia (Lansia) Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Kenanga Wilayah Kerja Upk Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara 6. Wahyuningsih, F. E. 2015 Efektifitas Hipnoterapi Dan Terapi Murottal Terhadap Pasien Hipertensi Di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Desain Penelitian quasy experiment dengan rancangan one group pre-test post-test tanpa kelompok kontrol quasy experiment dengan rancangan one group pre-test post-test tanpa kelompok kontrol Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p tekanan darah sistoik sebelum dan setelah diberikan terapi murottal surah Ar-Rahman adalah 0.000 dan hasil uji Wilcoxon di dapatkan bahwa nilai p tekanan darah diastolic sebelum dan setelah dilakukan terapi murottal surah ar-rahman adalah 0.000. Sehingga ada pengaruh terapi murottal surah Ar-Rahman terhadap tekanan darah sebelum dan setelah diberikan intervensi pada lansia penderita hipertensi. Tekanan darah diastolik dan MAP didapatkan hasil p=0.157>0.05 dan p=0.751>0.05 dengan menggunakan independent t- test. Kesimpulannya tidak ada perbedaan efektifitas hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.