BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS PUNGUTAN SATUAN BESARAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

BAB I PENDAHULUAN. lain melalui perbankan, lembaga pembiayan, dan pasar modal. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal mempunyai peran strategis dalam pembangunan Perekonomian Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PASAR MODAL INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

PASAR MODAL BURSA EFEK MEKANISME PERDAGANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM ERDIKHA ELIT

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. /2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58/POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

I. KETENTUAN UMUM. 1. Dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 2) Kustodian...

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. /2015

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

No Penyempurnaan Peraturan Nomor IX.C.1 tersebut dilakukan untuk tujuan mengurangi duplikasi proses Penawaran Umum dan menghilangkan duplikasi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK YANG DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PELAPORAN DAN

BAB I PENDAHULUAN. berkecimpung dalam mengatur jalannya Pasar Modal dimulai dari tahun 1285

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

Pasar Uang dan Pasar Modal

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

PETUNJUK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN:

Notulen Seminar Pengetahuan Praktis Dan Seluk Beluk Pasar Modal Kadin Indonesia di Kantor Sekretariat Kadin Indonesia Tanggal 12 Maret 2008.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG KETERBUKAAN ATAS INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL OLEH EMITEN ATAU PERUSAHAAN

Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara, baik negara maju maupun negara

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

Bagaimana Menjadi Investor Saham

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berarti bahwa manusia

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PASAR MODAL PERTEMUAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. PIHAK YANG WAJIB MELALUI PROSES PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan uraian yang telah penulis jabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang dapat diidentifikasikan dari tingkat pertumbuhan ekonominya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan : pembelian efek yang ditawarkan oleh emiten di Pasar Modal

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. teratur (Koetin, 2002). Investasi dapat dilakukan pada berbagai instrumen

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas.

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK

STIE DEWANTARA Pasar Modal

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG DOKUMEN PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek, yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 3 Pasar modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan di sisi lain pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. 4 Pihak-pihak yang menjadi bagian pada pasar modal di Indonesia adalah Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia, Kliring Penjamin Efek Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia, Perusahaan Efek, Lembaga Penunjang (Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian, Wali Amanat, Pemeringkat Efek), Profesi Penunjang (Akuntan, Notaris, Penilai, Konsultan Hukum), Pemodal, Emiten, Perusahaan Publik dan 3 Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 4 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

2 Reksadana. 5 Bila dibandingkan dengan negara-negara maju berhubungan dengan bidang Pasar Modalnya, Perusahaan efek merupakan LeadingAgent dalam pengembangan jasa dan produk investasi. 6 Perusahaan efek adalah salah satu pihak di pasar modal yang berfungsi untuk menjadi penghubung antara investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen agar dapat ikut serta di Bursa Efek. Perusahaan efek lebih dikenal sebagai Perusahaan Securities (SecuritiesCompany) hal ini berkaitan dengan adanya kewajiban bagi Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek untuk mencantumkan secara jelas kata Sekuritas pada penulisan namanya dan wajib menggunakan logo. 7 Pengaturan dan pengawasan Perusahaan Efek yang sebelumnya dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sudah digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai dengan Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OJK). 8 Sehingga kewenangan OJK terhadap Perusahaan Efek meliputi kebijakan operasional pengawasan, pemberian izin usaha, izin orang perorangan, pernyataan pendaftaran, persetujuan kegiatan usaha hingga permohonan pernyataan pailit. Kewenangan OJK tersebut, didasari pada 5 Website: http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/strukturpasarmodalindonesia.aspx, diakses tanggal 21 Juni 2016 6 Irsan Nasarudin dan Indra Surya, 2007, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Prenada Media Group: Jakarta, hlm. 144 7 Pasal 7 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 20/POJK.04/2016 8 Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

3 Pasal 9 UU NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OJK, 9 sedangkan untuk permohonan pernyataan pailit perusahaan efek ini diatur pada Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailtan dan PKPU ). 10 Walaupun pengaturan pada UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailtan dan PKPU secara eksplisit menyebutkan bahwa Bapepam-LK yang sudah digantikan OJK tersebut adalah pihak yang secara kewengan penuh terhadap permohonan pernyataan pailit perusahaan efek, namun masih ada putusan pengadilan yang menerima permohonan pernyataan pailit perusahaan efek yang diajukan oleh dua atau lebih kreditor. Hal ini dapat dilihat dari Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat) Nomor 08/Pdt.Sus.Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pusat tentang Kepailitan PT Andalan Artha Advisido Securities (selanjutnya disebut PT AAA Securities). Dalam putusan ini dijelaskan bahwa hakim pengawas Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan permohonan pailit PT AAA Securities yang diajukan oleh dua orang kreditor, yaitu Ghozi Muhammad dan Azmi Ghozi Harharah. Perlu diketahui bahwa PT AAA Securities ini sebelum dinyatakan pailit oleh Majelis Hakim, PT AAA Securities sedang dilakukan 9 Pasal 9 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan 10 Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

4 investigasi oleh OJK dan Kepolisian Republik Indonesia terkait adanya dugaan tindak pidana terkait produk-produk yang dikeluarkan PT AAA Securities 11 dan penggelapan dana nasabah PT AAA Securities. 12 Namun pada penulisan ini, Penulis akan lebih memfokuskan pembahasan pada permasalahan perdata, khususnya mengenai kepailitan PT AAA Securities selaku perusahaan efek. Putusan pernyataan pailit PT AAA Securities ini cukup menarik perhatian bagi para pemangku kepentingan di dunia pasar modal Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan publik di hukumonline.com oleh Deputi Eksekutif Pasar Modal II OJK Nurahman, yang mengatakan bahwa gugatan pailit yang diajukan dua nasabah PT AAA, Ghozi Muhammad dan Azmi Ghozi itu tak sesuai perundangundangan. Ketua Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI) James Purba juga menyatakan keperhatinannya pada putusan majelis hakim Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat yang mengabulkan permohonan pailit PT AAA, tindakan hakim yang mengabulkan gugatan tersebut telah melanggar hukum. James Purba juga mengatakan, seharusnya yang memiliki kewenangan untuk melayangkan gugatan adalah OJK selaku regulator, bukan dua nasabah dari PT AAA. 13 11 Website: http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt55cfe5e1b1d0e/ada-yang-janggal-dalamkasus-pailit-aaa-securities diakses tanggal 24 Juni 2016 12 Website: http://www.gainscope.co.id/polri-mengungkap-kasus-penggelapan-rp700-miliar-ptaaa-securities/ diakses tanggal 24 Juni 2016 13 Website:http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt55fc0566266a1/ojk--putusan-pailit-aaa- Securities-tak-sesuai-uu, diakses tanggal 18 Juni 2016

5 Putusan ini menarik untuk dibahas karena dapat menimbulkan ketidakpastian hukum, yang nantinya akan dapat memberi dampak pada kepercayaan bagi pemangku kepentingan dari Indonesia sendiri maupun Internasional terhadap pengaturan dan pengawasan hukum di Indonesia, dalam hal ini di lembaga jasa keuangan di sektor pasar modal. Maka dari itu untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan tujuan memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan di lembaga jasa keuangan di sektor pasar modal khususnya perusahaan efek secara akademis dengan judul skripsi "TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KEPAILITAN PERUSAHAAN EFEK (Studi Kasus Kepailitan PT Andalan Artha Advisindo Securities). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kewenangan Otoritas Jasa Keuangan terhadap kepailitan perusahaan efek terkait dengan Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat Nomor 08/Pdt.Sus.Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pusat? 2. Apa dasar urgensi pengaturan kepailitan perusahaan efek terkait kewenangan Otoritas Jasa Keuangan?

6 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh Penulis dam Penulisan Hukum ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui dan mengkaji kewenangan OJK terhadap kepailitan perusahaan efek serta menganalisa terkait dengan Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat Nomor 08/Pdt.Sus.Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pusat. b. Untuk mengetahui dasar pemikiran urgensi pengaturan kepailitan perusahaan efek terkait kewenangan Otoritas Jasa Keuangan. 2. Tujuan Subjektif Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan memperoleh pekerjaan di bidang pasar modal. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain : 1. Kegunaan Praktis Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangan dalam memperbanyak referensi ilmu dibidang hukum

7 kepailitan, khususnya mengenai tinjauan yuridis kewenangan OJK dalam pengajuan kepailitan bagi perusahaan efek. Serta OJK membuat aturan khusus mengenai kepailitan perusahaan efek, sehingga tidak terjadi lagi ketidakpastian hukum dan penafsiran yang dapat membingungkan para pelaku di pasar modal. 2. Kegunaan Akademis a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis, sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang sudah diperoleh. b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memperluas dan mengembangkan ilmu hukum dagang yang berkaitan dengan perusahaan efek dan kepailitan E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang telah penulis lakukan diperpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Penulis tidak menemukan satupun penulisan hukum yang pernah membahas topik ataupun menggunakan objek penelitian tentang TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KEPAILITAN PERUSAHAAN EFEK(Studi Kasus Kepailitan PT Andalan Artha Advisindo Securities). Meski demikian, adapun Penulis temukan beberapa penulisan hukum yang cukup relevan dengan milik Penulis namun memiliki judul, rumusan masalah dan tempat penelitian yang berbeda. Penulisan Hukum tersebut adalah:

8 1. Skripsi yang diajukan oleh Halim Jatining Kusumo di Tahun 2015 berjudul Penerapan Asas Actio Pauliana Dalam Perkara Kepailitan (Studi Kasus Kepailitan Dengan Register Perkara Nomor 01/Actio Pauliana/2013//PN.MKS). Skripsi tersebut lebih menekankan penggunaan asas action pauliana pada putusan hakim dan secara spesifik Putusan Pengadilan Negeri Makassar. 2. Skripsi yang diajukan oleh Maddenleo Siagian di Tahun 2016 berjudul Kepailitan Pribadi Direksi dan Perseroan Terbatas sebagai bentuk Pertanggungjawaban Hukum atas Pinjaman ke Kreditur berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Peseroan Terbatas jo. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Kasus Putusan No. 34/Pailit/2011/PN.Niaga.Sby. jo. Putusan No. 35/Pailit/2011/PN.Niaga.Sby.) Skripsi tersebut lebih menekankan pada pertanggungjawaban hukum pribadi direksi dan perseroan atas pinjaman kepada kreditur. Dari kedua penulisan hukum yang Penulis temukan tersebut, Penulis beranggapan bahwa terdapat perbedaan antara penulisan hukum milik Penulis dengan penulisan hukum yang telah ada sebelumnya. Adapun perbedaan tersebut terletak pada: 1) Lokasi Penelitian

9 Lokasi penelitian berada di Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. 2) Objek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada kewenangan Otoritas Jasa Keuangan melihat dari putusan pada Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan urgensi pengaturan terhadap kepailitan perusahaan efek oleh Otoritas Jasa Keuangan. Berdasarkan hal tersebut, Penulis beranggapan bahwa penelitian ini dilakukan dengan itikad baik tanpa adanya maksud untuk melakukan tindakan plagiarisme. Apabila terdapat penelitian yang serupa, maka diharapkan penelitian ini dapat memperkaya penelitian sebelumnya serta memperluas khasanah penulisan hukum yang bersifat akademis.